Ditemukan 101 dokumen yang sesuai dengan query
Mack, Eric
Adelaide: Rigby, 1976
398.2 MAC r
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Anastasia Sarma Ramalo
"Studi ini memberikan pemahaman bagaimana perempuan melakukan adaptasi di dalam subkultur musik cadas sebagai ranah maskulin. Penelitian ini juga memberikan pemahaman mengenai alasan di balik adaptasi yang dilakukan oleh penggemar perempuan tersebut. Penelitian mengenai adaptasi perempuan di dalam ranah maskulin dilakukan terutama karena adanya kuasa laki-laki sebagai bentuk hegemoni maskulinitas di dalam ranah-ranah tertentu yang membuat identitas mereka menjadi norma. Subkultur musik cadas di Indonesia menggambarkan adanya kuasa laki-laki tersebut, baik sebagai musisi maupun sebagai penggemar. Padahal, subkultur ada sebagai ruang perjuangan melawan nilai-nilai dominan, namun kenyataannya subkultur justru melanggengkan patriarki sebagai budaya dominan. Dalam menganalisis mengenai adaptasi perempuan terhadap maskulinitas, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif serta menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi partisipan. Penelitian kritis ini berhasil membuktikan bahwa perempuan di dalam subkultur musik cadas mengakui, mengizinkan, dan justru turut melanggengkan dominasi laki-laki sebagai bentuk hegemoni maskulinitas. Maskulinitas kemudian menjadi norma dalam hierarki identitas. Perempuan di dalam subkultur musik cadas pun melakukan adaptasi perilaku dan gaya berpakaian agar menyesuaikan dengan penggemar laki-laki di dalam subkultur musik cadas.
This study provides an understanding on how women adapt in a rock subculture as a masculine terrain. This study also sheds an understanding about the reason behind the said adaptation done by female fans. The discourse on women's adaptation in a masculine terrain is conducted particularly due to men's power as a hegemonic masculinity in some particular terrains that renders their identity as a norm. Indonesian rock subculture helps delineate male power, as a musician and a fan. Ironically, subcultures are established as a form of struggle against dominant cultures, but really subcultures even perpetuate patriarchy as adominant culture. In analyzing women's adaptation to masculinity, this study employs qualitative approach as well as in-depth interviews and participant observation methods. This critical inquiry manages to prove that women inside rock subculture acknowledge, permit, and even help perpetuate male's domination as a form of hegemonic masculinity. Masculinity then becomes the norm in a hierarchy of identity. Women inside rock subculture then mimic men's behaviors and clothing style in order to appropriate themselves with men inside the rock subculture."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S59318
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Moesdarjono Soetojo
Surabaya: ITS Press, 2009
624.151 MOE t
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Goodman, Richard E.
Englewood Cliffs: Prentice-Hall, 1985
624.151 31 GOO b
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Farah Suraya
"Musik dapat mempengaruhi emosi dan beberapa fungsi tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pajanan musik rock terhadap nafsu makan pada tikus galur Wistar jantan dengan metode eksperimental. Selama 15 hari, tikus diberi pajanan musik rock selama empat jam per hari, dan diukur jumlah makanan yang dikonsumsi tiap tiga hari. Data dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan dan didapatkan bahwa pajanan musik rock secara signifikan berhubungan dengan perubahan nafsu makan pada tikus galur Wistar; nilai p = 0,007. Kesimpulannya, Pajanan musik rock selama empat jam dalam waktu 15 hari berpengaruh terhadap peningkatan nafsu makan tikus galur Wistar.
Music affects emotion and some body functions. The aim of this research is to know whether rock music exposed to Wistar-strained rats is linked to their appetite using experimental method. Each rat was exposed to rock music four hours a day in 15 consecutive days and measured for their food consumption every three day. The data were analyzed statistically with independent-t test. In conclusion, rock music was significantly linked to the change of appetite on Wistar-strained rats; p value: 0.007. Rock music exposure to Wistar-strained rats for four hours in 15 consecutive days resulted in the increase of their appetite."
2009
S09046fk
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Samosir, Andrey E.V.
"God Bless merupakan salah satu pelopor pergerakan musik rock di Indonesia. Setelah Koes Bersaudara memperkenalkan musik rock kepada masyarakat Indonesia lewat lagu-lagu The Beatles, God Bless pun mulai memperkaya khasanah musik rock di Indonesia lewat lagu-lagu bercorak Genesis dan Deep Purple. Pada awal terbentuknya, God Bless merupakan gabungan dari beberapa anak tnuda yang merupunyai visi yang sama dalam bermusik, yaitu memainkan musik rock yang tidak mengikuti selera pasar. Melalui God Bless, individu-individu yang terlibat di dalamnya mulai bereksplorasi untuk memperoleh warna musik rock God Bless sebenarnya. Dalam perjalanan karimya, God Bless juga tidak terlepas dari bantuan beberapa orang lain yang turut mendukung keberhasilan rnereka. Kerja kolektif dari beberapa individu ini yang kemudian memungkinkan bagi para pendengar musik di Indonesia untuk menikmati lagu-lagu God Bless. God Bless tidak hanya piawai dalam mengaransemen musik rock, namun juga rnelalui link lagu mereka mencoba untuk peduli terhadap keadaan sosial yang terjadi di masyarakat Indonesia. Lirik lagu mereka merupakan himbauan kepada setnua pihak di masyarakat agar dapat membangun negara Indonesia rnenjadi lebih baik. Perjalanan panjang dan eksistensi God Bless selama 24 tahun merupakan salah satu factor yang men jadikan mereka sebuah legend di blantika musik rock Indonesia.
God Bless is one of a pioneer in the movement of rock music in Indonesia. After Koes Bersaudara introduced the rock music scene in Indonesia with The Beatles' songs, later God Bless began to introduce the rock music scene in Indonesia with songs from Genesis and Deep Purple.At first, God Bless was a unity of several teenagers who have the same vision in music, which is to play rock music without concerning the music industry demand. In God Bless. every member in the band gets involved in exploration of sound ;aid musical characters to obtain the true character of God B!: s' music. In its career, some persons also supported the success of God Bless. These persons work collectively with every member of God Bless which later also being a determinant factor of the success of God Bless. Their collective action, which is. enables all of the fans and audiences to listen to God Bless' songs in CD's or cassettes. God Bless not just good in arranging music, but God Bless made its lyrics very well. Most of its lyrics are about social condition in Indonesia, and God Bless try to be concerned with all these matters. With songs, they want to share their thoughts and visions with all their audience. God Bless try to make an improvement in the society, especially the way of living among the citizens and to make Indonesia a better country to live in. 24 years of their journey in rock music scene in Indonesia, is one of the factors that made God Bless a legend in rock music scene in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T39134
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Paytress, Mark
Bath: Parragon, 2011
R 781.66 PAY h
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Hyndmann, Donald W.
New York: McGraw-Hill, 1985
552.1 HYN p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Gueguen, Yves
New Jersey: Princeton University Press, 1994
552.06 GUE i
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library