Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinaga, Euodia Adriana
Abstrak :
Program Pensiun Manfaat Pasti PPMP yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja DPPK merupakan program pensiun yang mendominasi di Indonesia, namun jumlahnya menurun dalam beberapa tahun terakhir. Keberlangsungan serta kualitas pendanaan DPPK-PPMP bergantung pada pengelolaan dana pensiun. Skripsi ini membahas tentang penempatan aset investasi dana pensiun dalam aset berisiko, maturity, serta penetapan asumsi discount rate di DPPK-PPMP di Indonesia. Bagian pertama penelitian ini menemukan pengaruh maturity terhadap penempatan dalam aset berisiko yang positif dan signifikan. Selanjutnya, penempatan dalam aset berisiko berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap penetapan asumsi discount rate, sementara maturity tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penetapan asumsi discount rate. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Data diperoleh dari laporan keuangan tahunan serta laporan aktuaris tahunan penyelenggara. Peneliti menyarankan penyelenggara Dana Pensiun untuk melakukan penempatan aset investasi sesuai dengan tahapan maturity agar hasil investasi dapat memenuhi kewajiban penyelenggara untuk membayar manfaat dengan tepat waktu. Penetapan asumsi tingkat bunga hendaknya mencerminkan keadaan maturity Dana Pensiun serta mencerminkan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan penyelenggara.
Defined Benefit DB Pension Plan is primarily used in Indonesia, but the number of DB plan is rapidly decreasing over the recent years. This research discusses the fund's allocation to risky assets, maturity, and the determination of discount rate assumption in DB plan in Indonesia. The first part of this study found a positive and significant effect of maturity on allocation to risky assets. Furthermore, allocation to risky assets has a negative and significant effect on the determination of the discount rate assumption, while maturity has nosignificant effect on the determination of the discount rate assumption. This research is quantitative descriptive interpretive. The data were collected from the sponsor's Financial and Actuarial Annual Report. Researcher suggests that DB sponsor should allocate its assets in accordance with maturity. The determination of liability discount rate assumptions should both reflect the maturity of the Pension Fund and the expected return on investment.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renta Wachya
Abstrak :
Dewasa ini investor mempunyai beberapa alternatif untuk menginvestasikan dananya dalam instrumen investasi. Secara garis besar ada 2 jenis instrumen investasi yang dapat dipilih oleh investor yaitu investasi berisiko (risky assets) dan investasi bebas risiko (risk free assets). Investasi pada risky assets berarti investasi tersebut nempunyai ketidakpastian dalam tingkat pengembalian di masa depan seperti saham dan obligasi. Sedangkan investasi pada risk free assets berarti investasi tersebut mempunyai kepastian tingkat pengembalian di masa depan seperti deposito, SBI dan surat berharga komersial. Namun investor juga dapat memilih risky dan risk free assets sekaligus melalui instrumen investasi yang disebut dengan Reksa Dana. Berdasarkan portofolio investasinya, Reksa Dana yang dipasarkan saat ini oleh Manajer Investasi ada 4 jenis yaitu Reksa Dana pendapatan tetap, Reksa Dana saham, Reksa Dana pasar uang dan Reksa Dana campuran. Dan keempat jenis Reksa Dana tersebut Reksa Dana saham merupakan Reksa Dana dengan nilai pengelolaan terkecil, hal ini dikarenakan risiko yang terdapat pada Reksa Dana saham lebih besar dibandingkan dengan jenis Reksa Dana lainnya. Indikasi tersebut menandakan bahwa tipikal investor Indonesia lebih menyukai investasi dengan risiko seminimal mungkin bahkan kalau bisa tanpa risiko sama sekali. Tetapi dengan kondisi dimana tingkat suku bunga Setifikat Bank Indonesia (SBI) yang semakin tinggi dengan nilai diatas 10%, nilai pengelolaan Reksa Dana yang ada khususnya Reksa Dana pendapatan tetap semakin mengecil dikarenakan banyaknya yang melakukan redemption secara besar-besaran. Dengan melihat kondisi dimana Sertfikat Bank Indonesia (SBI) yang cenderung naik, apakah kemampuan Reksa Dana saham masih dapat memberikan return lebih tinggi bagi investor. Berdasarkan data yang diperoleh dan Biro Pengelolaan Investasi dan Riset (PIR) Bapepam terdapat 16 Reksa Dana saham yang secara aktif diperdagangkan selama 5 tahun berturut-turut yaitu sejak Januari 2001 sampai dengan Desember 2005 dengan nilai average return bulanan positif. Dari ke 16 Reksa Dana saham tersebut akan dibentuk suatu portofolio yang optimal dengan menggunakan Metode Markowitz dimana pembentukan portofolio tersebut untuk mendapatkan return yang sesuai dengan risikonya. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa investor dapat melakukan investasi portofolio sepenuhnya yaitu 100% pada Reksa Dana Schroder Dana Prestasi Plus. Dengan menginvestasikan 100% pada Scroder Dana Prestasi Plus maka akan mendapatkan tingkat return portofolio sebesar 42,33% dengan standard deviasi 23,19% serta indeks Reward to Variability Ratio sebesar 1,2953. Selanjutnya penulis juga akan melakukan pengukuran kinerja Reksa Dana saham dengan menggunakan empat metode, keempat metode adalah metode Sharpe, Traynor, Jensen (Alpha) dan Appraisal Ratio. Setelah rasio keempat pengukuran ini didapat maka untuk pengukuran kinerja apakah buruk atau tidak, akan dibandingkan dengan benchmarknya yaitu kinerja pasarnya (menggunakan keempat pengukuran juga). Jika outperformed terhadap pasar berarti Reksa Dana tersebut baik sedangkan'sebaliknya jika underperformed berarti buruk. Dari hasil penelitian terhadap pengukuran kinerja dengan metode Sharpe, terdapat 7 Reksa Dana saham yang kinerjanya berada di atas pasar. Ketujuh Reksa Dana tersebut adalah Reksa Dana Schroder Dana Prestasi Plus, Si Dana Saham, Rencana Cerdas, Phinisi Dana Saham, Panin Dana Makisma, Citereksadana Ekuitas, dan Bahana. Begitu juga untuk kinerja portfolio yang mempunyai kinerja jauh diatas pasar. Untuk kinerja portofolio memiliki kinerja yang terbaik dibandingkan dengan Reksa Dana saham jika berdiri sendiri-sendiri.
Currently, investors have some alternative for investing their fund within investment instrument. Globally, there are two types of investment instruments to be elected by investors those are both risky and risk-free assets. Risky assets means there is uncertainty investment return rate in the future such as stocks and obligation. Whereas, risk-free assets means there is certainty investment return rate in the future such as deposits, SBI and other commercial bonds. But investors may choose both of them simultaneously by investment instruments so called Mutual Fund. Based on its investment portfolio, Mutual Fund having been marketed by Investment Manager is four types for Fixed Income, Equity, Money Market, and Balancing. From which Mutual Fund for Equity is the smallest one of management values, because its risk is larger than other varied Mutual Fund. Typically, such indication remark that Indonesia investor preferred investment with as minimal as possible investment risk or even without risk. But, as result of condition in which interest rate of Indonesia Bank Certificate (SBI) being increasingly high, i.e. more than 10%, value of Mutual Fund Management specially, for Fixed Income being decreasingly because so many investor had done redemption massively. By such condition in which SBI trend to rise, whether Mutual Fund may remain higher return for their investors. Based on the data obtained from Bureau of Research and Investment Management (PIR) of Bapepam there are 16 Equity Fund had been dealt actively for five (5) years consecutively, from January 2001 through December 2005 with monthly average return is positive. From those 16 Equity Fund will be formed any optimal portfolio using Markowitz Method in which such portfolio establishment to get return suitable with its risk. By research result had indicated that investors fully, they may invest to portfolio, i.e. 100% to Equity Fund of Schroder Dana Prestasi Plus. By investing 100% in it, then, investors will get portfolio rate of return is 42,33% with standard of deviation is 23,19% and index Reward to Variability Ratio of 1.2953 Hence, the author also will measure performance of Equity Fund using four methods those are Sharpe, Treynor, Jensen, and Appraisal Ratio. Then, upon obtaining those four measurement ratios, for measuring whether or not that performance is bad, it will be compared with its benchmark, i.e., its market performance (using those four measurements as well). If outperformed against market, it means such Equity Fund is good and conversely, it will be bad if it is underperformed. From research results of performance by Jensen Method, there are 7 Equity Fund which if performance is above the market. Those are Schroder Dana Prestasi Plus, Si Dana Saham, Rencana Cerdas, Phinisi Dana Saham, Panin Dana Maksima, Citareksadana Ekuitas, and Bahana Dana Prima. As well as portfolio which have performance more above the market. For performance of portfolio which has the best one compared to Equity Fund if it is autonomy.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18270
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library