Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jessica
"Obesitas adalah salah satu masalah kesehatan kronik yang dialami oleh sebagian besar survivor LLA. Deksametason digunakan dalam terapi LLA dan memiliki efek samping peningkatan berat badan sehingga diduga memiliki hubungan terdahap risiko obesitas pada anak dengan ALL yang mendapatkan terapi. Data penelitian diambil dari 149 subjek, 43 kasus dan 106 kontrol. Analisis Odds Ratio menunjukkan bahwa dosis kumulatif deksametason berhubungan dengan angka kejadian obesitas pada setiap kelompok dosis dengan nilai paling besar pada dosis 100-200 mg (OR = 4,961 CI = 1,812-13,536). Analisis multivariat menujukan bahwa stratifikasi risiko merupakan faktor risiko obesitas (OR = 7,839 CI = 2,559-24,009), sedangkan usia merupakan faktor protektif (OR = 0,041 CI = 0,008 0,220).

Obesity is one of chronic health conditions that affect a majority of ALL survivors. Corticosteroid is used in the treatment of ALL and has the side effect of weight gain. Hence, the usage of corticosteroid in the treatment of ALL is suspected to be the cause of obesity in ALL survivors. The study was done on 149 subjects, consisted of 43 cases and 106 controls. Odds ratio analysis shows correlation between high corticosteroid dose and obesity in all dose ranges with highest value at 100-200 mg range (OR = 4,961 CI = 1,812-13,536). Multivariate analysis shows that risk stratification is a risk factor for obesity (OR = 7,839 CI = 2,559-24,009) whereas age is protective for obesity (OR = 0,041 CI = 0,008-0,220).
"
Depok: Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Navy Laksmono
"Latar belakang: Society of Thoracic Surgeons – European Association of Cardiothoracic Surgeons (STS-EACTS) mortality score dan category merupakan sistem stratifikasi risiko terbaru yang dikembangkan sebagai prediktor mortalitas dan morbiditas pascaoperasi penyakit jantung bawaan (PJB). Namun belum pernah divalidasi di Indonesia.
Tujuan: Melakukan validasi eksternal STS-EACTS mortality score dan category pada populasi Indonesia.
Metode: Uji validasi dengan studi potong lintang, menggunakan data dari Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita bagian bedah jantung anak dan kongenital dari Januari 2015 – Desember 2019. Nilai sensitivitas, spesifisitas, dan area under curve – receiving operator characteristic (AUC-ROC) menjadi luaran utama dalam menilai kemampuan prediksi mortalitas dan pemanjangan lama rawat pascoperasi (PLRP).
Hasil: Penelitian melibatkan 4139 subjek dengan tingkat mortalitas 5,4% (230 subjek). STS-EACTS score memiliki sensitivitas dan spesifisitas sebesar 65% dan 68% dalam memprediksi mortalitas, dengan 62% dan 71% dalam memprediksi PLRP. STS-EACTS category memiliki sensitivitas dan spesifisitas sebesar 63% dan 68% dalam memprediksi mortalitas, dengan 61% dan 75% dalam memprediksi PLRP. STS-EACTS category memperlihatkan kemampuan diskriminasi yang baik untuk mortalitas dan PLRP (AUC-ROC 0,704 dan 0,701). Sementara pada mortality score hanya memberikan hasil cukup untuk PLRP (AUC-ROC 0,704 dan 0,679).
Kesimpulan: STS-EACTS category merupakan prediktor yang baik dalam menilai luaran mortalitas dan PLRP pascaoperasi PJB.

Introduction: Society of Thoracic Surgeons – European Association of Cardiothoracic Surgeons (STS-EACTS) mortality score and category were the latest risk stratification for congenital heart disease (CHD) surgery, but it hasn't been validated in Indonesia.
Aim: Validate STS-EACTS score and category in Indonesian population.
Methods: Cross-sectional validation study was done using the dataset of Paediatric and Congenital Heart Surgery Department, National Cardiovascular Center Harapan Kita Indonesia, from January 2015 – December 2019. Sensitivity, specificity and area under curve – receiving operator characteristic (AUC-ROC) are used to assess its ability to predict mortality and PHLOS.
Results: This study enrolled 4139 subjects with 5.4% mortality rate. The STS-EACTS score have the sensitivity and specificity of 65% and 68% to predict mortality, with 62% and 71% to predict PHLOS. The STS-EACTS category have the sensitivity and specificity of 63% and 68% to predict mortality, with 61% and 75% to predict PHLOS. The STS-EACTS category shows good discrimination ability in predicting mortality and PHLOS (AUC-ROC 0.704 and 0.701), whereas the mortality score only gives sufficient results in predicting PHLOS (AUC-ROC 0.704 and 0.697).
Conclusions: The STS-EACTS category is a good predictor that can be used in Indonesian population to predict mortality and PHLOS following CHD surgery.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Joselini Corlesa
"Latar Belakang. Kejadian Female Athlete Triad (FAT) merupakan salah satu
permasalahan yang masih umum ditemukan pada atlet remaja perempuan, yang melibatkan
rendahnya ketersediaan energi, gangguan siklus menstruasi, dan rendahnya densitas massa
tulang. Berbagai studi menunjukkan risiko lebih tinggi terkait kejadian FAT ditemukan
pada kelompok cabang olahraga individual yang menekankan pada daya tahan, estetika,
dan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik atlet remaja
perempuan dan stratifikasi risiko FAT terhadap atlet remaja perempuan berdasarkan
masing-masing cabang olahraga yang ditekuni serta hubungannya dengan jenis olahraga
individu maupun kelompok Metode. Studi potong lintang analitik ini dilakukan 88 pada
atlet remaja perempuan berusia 15-18 tahun di Pusat Pendidikan dan Latihan X,
berlangsung sejak Agustus sampai September 2019. Setiap subjek penelitian akan
mengikuti proses wawancara, pemeriksaan fisik, antropometri, pemeriksaan densitas massa
tulang dengan Dual X-Ray Energy Absorptiometry (DXA) yang kemudian dimasukkan ke
dalam stratifikasi risiko FAT Hasil. Dari 88 subjek penelitian, didapatkan sebanyak 75%
atlet dengan risiko rendah FAT, 23,9% risiko sedang FAT, dan 1,1% risiko tinggi FAT.
.Cabang olahraga senam, pencak silat, dan bola voli merupakan cabang olahraga dengan
risiko FAT sedang-tinggi lebih banyak dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya.
Berdasarkan stratifikasi risiko FAT , tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara
jenis olahraga individu kelompok (p=0,609) Kesimpulan. Proporsi risiko rendah FAT
lebih banyak ditemukan pada atlet dalam penelitian ini, namun demikian perlu dilakukan
edukasi lebih lanjut mengenai risiko FAT dan pentingnya asupan kalori kepada atlet,
pelatih dan orang tua atlet. Tidak didadapatkan hubungan antara jenis olahraga dengan
stratifikasi risiko FAT.

Background. Female Athlete Triad (FAT) remains as a common problem on adolescent
female athletes, which is divided in three major aspects, such as low energy availability,
menstrual dysfunction, and low bone mass density. Studies showed higher risk of FAT in
individual sports athletes, focusing in endurance, aesthetic, and weight classification. The
purpose of this study was to determine the associations between type of sports and FAT
risk stratification in adolescent female athletes Method. This cross-sectional analytical
study was conducted on 88 adolescent female athletes aged 15-18 years at the education
and training center, taking place from August to September 2019. Each subject will follow
the interview process, physical examination, anthropometry, examination of bone mass
density with Dual X -Ray Energy Absorption (DXA) then classified using FAT risk
assessment score Results. From 88 subjects, 75% of athletes with low risk of FAT were
found, 23.9% of moderate risk of FAT, and 1.1% of high risk of FAT. Gymnastics, pencak
silat, and volleyball are sports with moderate to high risk of FAT compared to other sports.
Based on FAT risk stratification, no significant relationship was found between the types
of sports-individual and group (p = 0.609) Conclusion. The proportion of low risk FAT
is more found in the athletes in this study, however further education needs to be done
about the risk of FAT and the importance of calorie intake to athletes, coaches and
athletes parents. There is no association between the type of sports and FAT risk
stratification."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library