Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pedroni, Gabriella
Basle: Pharma Information, 1990
362.1 PED s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Suryansyah
Abstrak :
Demam reumatik (DR) dan penyakit jantung reumatik (PJR) masih merupakan masalah kesehatan yang penting di negara berkembang, termasuk Indonesia. Demam reumatik dapat meninggalkan gejala sisa yang permanen, mengganggu tumbuh kembang anak dan dapat pula menimbulkan kematian. Istilah reumatik seolah-olah memberi kesan penyakit sendi, namun pengaruh pada jantung yang membuat penyakit ini penting. Bila DR tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan parut pada katup jantung yang disebut PJR. Demam reumatik merupakan penyebab utama penyakit jantung didapat pada usia anak 5 tahun sampai usia dewasa muda di negara berkembang dengan keadaan sosial ekonomi rendah, dan jarang ditemukan pada anak di bawah usia 5 tahun. Angka kejadian DR/PJR di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya masih tinggi, diperkirakan prevalens PJR di Indonesia sebesar 0,3-0,8.per 1000 anak berusia 5-15 tahun tetapi angka pasti insidens penyakit ini masih sulit ditentukan mengingat sistem pencatatan dan pelaporan kurang memadai.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This book features: current, thorough coverage of important immunology and rheumatology topics, including the immune system in health and disease, disorders of immune-mediated injury, and disorders of the joints and adjacent tissues; delivers insights designed to reduce pain, lesson joint and organ damage, and improve overall patient outcomes and integrates pathophysiology with clinical management.
New York: McGraw-Hill, 2017
616.723 HAR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Summary: Rheumatology Practice in Occupational Therapy is a valuable new handbook focusing on the core area of rheumatology.
Chichester, West Sussex, U.K: John Wiley & Sons, 2013
616.723 RHE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Novery
Abstrak :
Latar belakang: Kriteria klasifikasi ACR 1997, SLICC 2012, dan EULAR/ACR 2019 telah banyak digunakan untuk membantu penegakan diagnosis LES. Sensitivitas dan spesifisitas masing-masing klasifikasi tersebut telah banyak dilaporkan pada populasi dewasa. Akan tetapi, penelitian performa diagnostik pada populasi anak masih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan performa diagnostik ketiga kriteria klasifikasi tersebut pada LES anak. Metode: Rekam medis pasien yang tercatat sebagai penderita penyakit autoimun dengan hasil ANA positif pada periode Januari 2010-Mei 2021 diikutsertakan dalam penelitian. Rekam medis ini kemudian dinilai oleh dua orang konsultan alergi-imunologi untuk penentuan diagnosis LES atau bukan LES. Setiap kasus kemudian diekstrapolasi ke dalam ketiga kriteria klasifikasi, kemudian dinilai performa diagnostik. Hasil: Sebanyak 86 kasus LES (rerata usia saat diagnosis 12,73±2,97 tahun) dengan rasio perempuan : lelaki adalah 11:1 dan 44 kasus bukan LES (rerata usia saat diagnosis 8,86±4,78 tahun) dengan rasio perempuan : lelaki adalah 2:1. Kriteria klasifikasi EULAR/ACR 2019 memiliki sensitivitas tertinggi sebesar 100% dibandingkan dengan ACR 1997 (90%) dan SLICC 2012 (98%). Spesifisitas ACR 1997, SLICC 2012, dan EULAR/ACR 2019 masing-masing 90%, 86%, dan 68%. Nilai prediksi positif ACR 1997 tertinggi dibandingkan SLICC 2012 dan EULAR/ACR 2019 yaitu 94%, 91%, dan 86%. Sedangkan, nilai prediksi negatif EULAR/ACR 2019 tertinggi dibandingkan ACR 1997 dan SLICC 2012 masing-masing 100%, 83%, dan 95%. Simpulan: Kriteria klasifikasi EULAR/ACR 2019 memiliki sensitivitas tertinggi, sedangkan kriteria klasifikasi ACR 1997 memiliki spesifisitas yang paling baik dibandingkan dua kriteria klasifikasi lainnya. Background: The classification criteria of ACR 1997, SLICC 2012, and EULAR/ACR 2019 have been widely used to establish the diagnosis of childhood-onset SLE. The sensitivity and specificity of these classification criteria have been reported in the adult-onset SLE. However, only few studies have been conducted in the childhood-onset SLE. This study aims to compare the diagnostic performance of the three classification criteria in childhood-onset SLE. Methods: Medical records of patients diagnosed with autoimmune diseases who had positive ANA from January 2010 to May 2021 were reviewed.  Each record was assessed by two allergy-immunology consultants to determine the diagnosis of SLE or not SLE. Each subject data was extrapolated to fullfil classification criteria and was calculated of the diagnostic performance. Results: This study consisted of 86 cases of SLE (mean age at diagnosis 12.73±2.97 years), female to male ratio was 11:1. There were 44 subject non-SLE (mean age at diagnosis 8.86±4.78 years), female to male ratio was 2:1. The sensitivity of EULAR/ACR 2019 was 100% (the highest sensitivity) while SLICC 2012 was 98% and ACR 1997 was 90%. The specificity of ACR 1997, SLICC 2012, and EULAR/ACR 2019 were 90%, 86%, and 68%, respectively. The positive predictive value for 1997 ACR was the highest one compare to SLICC 2012 and EULAR/ACR 2019 (94%, 91%, and 86%, respectively).  Meanwhile, the negative predictive value for EULAR/ACR 2019, SLICC 2012, and ACR 1997 were 100%, 95%, and 83%, respectively. Conclusion: The classification criteria of EULAR/ACR 2019 has the highest sensitivity and ACR 1997 has the highest specificity than the other classification criteria.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library