Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Krishna Astu Yuwono
Abstrak :
Pembahasan mengenai pengaruh laporan keuangan tahunan terhadap harga saham sudah dilakukan sejak lama. Namun Ball & Brown (1968) mengemukakan bahwa informasi keuangan tahunan kalah dari media lain yang lebih cepat seperti laporan keuangan interim. Chatterjee & Adinarayan (2020) juga menambahkan bahwa rata-rata investor menahan investasi sahamnya telah bergeser menjadi jangka waktu bulanan. Penelitian ini menyelidiki signifikansi dari keempat aspek laporan keuangan melalui rasio Price Earning, Return on Equity, Sales Growth, dan Debt Equity pada rentang waktu per kuartal. Selain itu penelitian juga menggunakan dummy masa COVID sebagai variabel kontrol. Penelitian ini menggunakan data perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2017 –2021 pada kesebelas sektor. Analisis regresi menggunakan model data panel untuk melihat pengaruh rasio-rasio keuangan pada return saham. Hasil penelitian menunjukkan adanya signifikansi yang berbeda dari tiap variabil pada masing-masing sektor. Aspek valuasi perusahaan misalnya, yang ditunjukkan melalui rasio Price Earning (P/E), mampu tercermin dengan cepat pada hampir seluruh sektor. Aspek profitabilitas pun yang diwakili oleh rasio Return on Equity (RoE) dapat tercermin dengan baik pada hampir seluruh sektor kecuali sektor Bahan Baku, Barang Konsumen baik Primer maupun Non-Primer, dan Transportasi. Aspek lainnya seperti pertumbuhan perusahaan yang ditunjukkan dengan rasio S/G juga memiliki pengaruh signifikan pada sektor Energi, Keuangan, Teknologi, Infrastruktur dan Transportasi. Sementara itu rasio Debt Equity yang mewakili aspek solvabilitas hanya mampu tercermin dengan baik pada tiga sektor saja yakni sektor Energi, Properti, dan Transportasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh signifikan antara rasio keuangan dengan imbal hasil saham di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2017-2021. ......Discussions of the effect of annual financial statements on stock prices have been carried out for a long time. However, Ball & Brown (1968) argues that annual financial information loses out to other, faster media such as interim financial reports. Chatterjee & Adinarayan (2020) added that the average investor holding his stock investment has been shifted to a monthly period. This study focus on the significance of the four aspects of financial reports through the ratios of Price Earning, Return on Equity, Sales Growth, and Debt Equity in quarterly timeframes. In addition, the study also used the COVID period dummy as a control variable. This study uses company data listed on the Indonesia Stock Exchange from 2017 – 2021 on all eleven sectors. Regression analysis used the panel data model to see the effect of financial ratios on stock returns. The results of the study show that there is a different significance of each variable in each sector. Valuation aspect, for example, which are shown through the Price Earning (P/E) ratio, is able to be reflected quickly in almost all sectors. The profitability aspect as represented by the Return on Equity (RoE) ratio can be well reflected in almost all sectors except the Raw Materials, Consumer Goods both Cylical and Non-Cylical, and Transportation sectors. Other aspects such as company growth as indicated by the S/G ratio also have a significant influence on the Energy, Finance, Technology, Infrastructure and Transportation sectors. Meanwhile, the Debt Equity ratio, which represents the solvency aspect, is only well reflected in three sectors, namely the Energy, Property and Transportation sectors. Therefore it can be concluded that there is a significant influence between financial ratios and stock returns on the Indonesia Stock Exchange during 2017-2021.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Manufacture industries decline in 2006 was caused by 3 big obstructions, its instability in macroeconomics, uncertainty policy and corruptions. This condition caused the payment of dividend manufactures companies decline year to yearand some companies didn't paid the dividend for 3 years respectively. The objective of the research is to find out and analyzes the influence of Cast Ratio, Net Profit Margin (NPM), dan Return on Investment (ROI) to dividend payout ratio at manufactured industry in Indonesia and which factor will be the most dominant to Dividend Payout Ratio (DPR). The data used in this research is from the yearly financial report of the thirty one manufactured industries listed at the Indonesia Stock Exchange (IDX) at 2001 to 2006. The types of research are descriptive and quantitative with the explanatory research method. The analysis of method used in this research is the multiple linear regressions method. The hypothesize test used the statistical of F-test and the statistical of t-test with confident interval 95% and level of significant 5%. The statistical of F-test shows that all independent variables simultaneously influence DPR at the determinant coefficient (R2) 62,1% its shows that research independent variables able to explain 37,9% to DPR while the remaining of 56,7% explained by independent variables that were un-research. The statistical of t-test shows that only ROI partially influence DPR. Return on Investment is the most variable that influence DPR.
JUORMAN
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Melzatia
Abstrak :
Prinsip-prinsip good corporate governance saat ini telah diwajibkan oleh PT Bursa Efek Jakarta untuk diimplementasikan oleh perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa. Melalui penelitian ini, ingin diketahui apakah pengimplementasian good corporate governance tersebut mendapat tanggapan dari para investor, yang terlihat dari adanya pengaruh terhadap return saham dan volatilitasnya. Didalam penelitian ini, data yang dipergunakan adalah data saham harian dari perusahaan-perusahaan manufaktur yang telah memenuhi ketentuan PT BEJ mengenai pengangkatan Komisaris Independen dan penunjukan Komite Audit, dengan periode penelitian tahun 2001, 2002, dan 2003. Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan return harian baik saham maupun IHSG, yang kemudian dijadikan dasar untuk memperoleh Beta portofolio, expected return, dan abnormal return, serta standar deviasi return. Pengujian untuk hipotesis dilakukan atas abnormal return dan standar deviasi dengan menggunakan pengujian t-test two samples. Dari hasil pengujian hipotesis, diketahui bahwa pengimplementasian good corporate governance tidak mempengaruhi retun saham dan volatilitasnya. Artinya, setelah tiga tahun kewajiban pengimplementasian good corporate governance berjalan, masih belum mendapatkan respon dari investor. Good corporate governance hingga saat ini masih sebatas pedoman, yang hanya mengatur level atas dari para pengelola perusahaan. Dampaknya tidak dapat dilihat secara langsung, sebagaimana kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu, para investor yang selama ini lebih tertarik pada angka-angka didalam laporan keuangan, kemungkinan belum berminat atau enggan untuk melihat penerapan good corporate governance pada emiten sebagai salah satu ukuran didalam menilai kinerja perusahaan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Dinaya
Abstrak :
Basle Accord 2 yang memasukkan risiko pasar dan risiko operasional selain risiko kredit dalam perhitungan CAR bank, telah mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Penelitian ini mencoba meneliti korelasi antara risiko kredit dan risiko pasar terhadap return saham bank-bank di Indonesia pada tahun 2002-2003. Risiko pasar dibagi menjadi dua yaitu risiko tingkat bunga dan risiko nilai tukar. Dalam penelitian ini return saham dicerminkan sebagai investor. Variable terikat adalah return saham bank dan variabel bebas adalah risiko kredit, risiko tingkat bunga, dan risiko nilai tukar. Variabel-variabel ini diregresi dengan multiple regression. Sampel yang diambil adalah bank-bank umum swasta devisa yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2002-2003. Hasil yang diperoleh yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara return saham bank dengan risiko kredit, risiko tingkat bunga, dan risiko nilai tukar. Dari nilai R2 sebesar 0.134 menunjukkan bahwa hanya 13,4% dari return saham dijelaskan oleh risiko kredit dan risiko nilai tukar sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Standard deviasi return saham sebesar 0,0063 lebih kecil nilainya dibandingkan dengan standard error of estimate yang sebesar 0,0069. Dari perbandingan ini dapat dikatakan baliwa model II kurang bagus dalam bertindak sebagai predictor, dan sebaliknya return saham itu sendiri yang lebih bagus sebagai prediktornya. Dari hasil ini menggambarkan bahwa investor pada saat ini masih memprediksi return saham dari data return saham historikalnya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T15704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irna Susanta
Abstrak :
Dalam berinvestasi saham mengharapkan keuntungan (return) dari pembagian deviden dan mendapat capital gain. Keuntungan dari deviden akan diperoleh jika perusahaan penerbit saham mendapatkan keuntungan dari hasil usahanya, sedangkan capital gain akan didapat dari selisih yang positif antara harga beli dan harga jual. Dan biasanya untuk mendapatkan capital gain seorang investor melakukan aktivitas perdagangan saham dipasar sekunder, dengan membeli saham pada saat harga saham mulai meningkat dan menjualnya pada saat harga saham akan turun. Sedangkan untuk memprediksi kapan harga saham akan naik ataupun akan turun itu tidak gampang. Pergerakan harga saham dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro dan ekonomi mikro. Untuk kondisi ekonomi mikro dapat dilihat pada kondisi fundamental perusahaan penerbit saham dan kondisi tersebut hanya dapat mempengaruhi harga saham tertentu. Adapun kondisi ekonomi makro akan berdampak pada pergerakan harga saham secara keseluruhan, termasuk harga saham di sektor pertambangan. Pergerakan harga saham sektor pertambangan di Jakarta Stock Exchange (JSX) cukup tinggi responnya terhadap perubahan kondisi ekonomi makro di Indonesia. Variabel-variabel utama yang signifikan mempengaruhi harga Saham Pertambangan adalah tingkat suku bunga riil SBI, permintaan saham pertambangan, Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) dan tingkat suku bunga US$. Selama terjadi kenaikan tingkat suku bunga SBI dan suku bunga dollar Amerika Serikat ternyata menyebabkan penurunan harga saham sektor pertambangan di JSX. Permintaan saham pertambanan dan IHSG juga mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham pertambangan. Dari keempat variabel makro diatas variabel tingkat suku bunga SBI adalah variabel yang paling sensitive karena elastisitasnya paling besar, artinya pada saat terjadi perubahaan pada tingkat suku bunga SBI, maka harga saham pertambangan akan dengan cepat merespon terhadap perubahaan tersebut.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang Analisis Mean Variance Portofolio Investasi yang dimiliki Dana Pensiun X periode 2006-2010. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mean Variance yang diperkenalkan oleh Markowitz. Dalam analisis ditemukan bahwa selama periode berlangsung, Portofolio Dana Pensiun X belum merupakan portofolio yang efisien dan optimal. Untuk itu, selanjutnya pengurus Dana Pensiun dapat menggunakan Pendekatan efficient Frontier untuk menemukan portofolio yang optimal.
This thesis focused on Mean Variance Analysis of Investment Portfolio of Pension Funds owned X period 2006-2010. This research applied Mean Variance Model proposed by Markowitz. Based on analysis, It has found that during the period, X Pension Fund?s Portfolio has not been an efficient and optimal portfolio. Therefore, in the next period, pension fund can utilize the Frontier efficient approach to find the optimal portfolio.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T30418
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Eliaska
Abstrak :
Pelaksanaan program pelatihan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai suatu investasi di dalam bidang tenaga kerja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengembalian investasi pelatihan atau return on investment (ROI) pelatihan bagi perusahaan tersebut. Dengan diketahuinya ROI pelatihan tersebut akan menjadi pedoman atau pertimbangan manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan tentang perlu atau tidaknya program pelatihan tersebut diteruskan di masa yang akan datang. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa perhotelan yaitu Sheraton Bandung Hotel and Towers. Cara mengumpulkan data penelitian ini yaitu melalui riset lapangan dengan cara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur, review dokumentasi dan riset kepustakaan. Data yang dikumpulkan tersebut digunakan untuk menganalisa dan menghitung ROI pelatihan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROI pelatihan yang diperoleh Sheraton Bandung dari pelatihan yang diselenggarakan pada tahun 2001 adalah sebesar 348%. Besamya ROI yang diperoleh tersebut menunjukkan pelatihan tersebut efektif dimana kepuasan tamu hotel pada tahun 2001 meningkat demikian pula halnya dengan perolehan profit hotel tersebut.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Djuwita
Abstrak :
Industri jasa telekomunikasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan suatu industri tidak lerlepas dari persaingan para pelaku di dalamnya. Slruktur industri mempunyai pengaruh yang kuat dalam menentukan aturan permainan. Telekomunikasi merupakan wahana yang menghubungkan seseorang dengan orang lain melalui media telekomunikasi. Sesuai dengan fungsinya tersebut, maka jika diidentifikasi ada beberapa jasa pengganti yang dapat mengambil alih Cungsi tersebut Bari jasa telekomunikasi, salah satunya adalah jasa transportasi. Kondisi seperti ini mengakibatkan terjadinya persaingan dalam lingkungan bisnis yang kompetitif. Upaya yang dapat dilakukan perusahaan untuk memenangkan persaingan adalah dengan meningkatkan kinerja perusahaan, karena sebagai perusahaan yang telah go public, bail; buruknya kinerja perusahaan akan mempengaruhi nilai perusahaan tersebut di mala investor. Kekayaan pemegang saham ditentukan oleh internal performance dan external performance. Variabel yang digunakan untuk mengukur internal performance perusahaan dapat dihitung berdasarkan prinsip-prinsip accounting based atau economic based. Return on investment (ROI) merupakan salah satu ukuran infernal performance yang perhitungannya mendasarkan pada prinsip akuntansi, sedangkan economic value added (EVA) jugs lermasuk ukuran internal performance yang dihitung berdasarkan prinsip ekonomi. Kinerja eksternal perusahaan dapat diukur dengan menggunakan marker value added (MVA), vaitu metode yang tergolong baru berdasarkan pada value based management. Penentuan shareholders value creation dengan menggunakan metode MVA dilakukan melalui usaha dan keputusan yang dibuat oleh pihak manajemen perusahaan dalam menginvestasikan modal yang dipercayakan invest. Jika perusahaan menunjukkan kinerja yang balk dari waktu ke waktu, maka book value perusahaan tersebut akan meningkat, dan kemungkinan investor akan menawar saham perusahaan tersebut dengan harga yang tinggi dengan harapan memperoleh earning yang tinggi di masa yang akan datang, sehingga menyebabkan marker value perusahaan meningkat. Bila marker value perusahaan dibandingkan dengan modal yang dikoniribusikan oleh investor menunjukkan hasil yang positif (the excess price tag), hal itu merupakan akibat dari keberhasilan operasi pada masa yang lalu atau dengan kata lain merupakan hasil kinerja yang baik. Penelitian ini bermaksud untuk menguji kembali pengaruh antara ROI dengan MVA dan anlara EVA dengan MVA. Konsep EVA memang menawarkan banyak kelebihan dalam mengukur penciptaan nilai suatu perusahaan, tetapi perlu diteliti apakah konsep EVA tersebut dapat diterapkan oleh investor di Indonesia. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah 10 perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta yang termasuk dalam kategori sektor jasa yang terdiri dad 3 perusahaan yang bergerak dalam industri telekomunikasi dan 7 perusahaan dalam industri Transportasi. Perhilungan return on investment (ROI) masing-masing perusahaan untuk periode 2003-2005 dengan menggunakan data yang berasal dari laporan keuangan masing-masing perusahaan pada periode 2003-2005. Economic Value Added (EVA) masing-masing perusahaan untuk periode 2002-2005 dihitung dengan terlebih dahulu menghitung net operating profit after taxes (NOPAT), invested capital, dan cost of capital. Sedangkan perhitungan market value added (MVA) masing-masing perusahaan untuk periode 2003-2005 dapat dilakukan dengan lebih dahulu menghitung marker value dan invested capital. Selanjutnya dilakukan uji korelasi, uji regresi, dan uji koefisien korelasi antara ROI dengan MVA dan antara EVA dengan MVA. Hasil perhitungan kinerja masing-masing perusahaan berdasarkan metode ROI menunjukkan bahwa PT. Indonesian Satellite Corporation mencapai ROI tertinggi yaitu sebesar 23,34% pada tahun 2003 sedangkan ROI terendah dihasilkan oleh PT. Mitra Rajasa yaitu sebesar -32,79%, PT. Infoasia Teknologi Global pada tahun 2004 mencapai ROI tertinggi sebesar 12,01%, sedangkan PT. Steady Safe menghasilkan ROI terendah sebesar -20,04%. Pada tahun pengamatan 2005 ROI tertinggi dicapai oleh PT. Telekomunikasi Indonesia sebesar 12,86%, dan pada tahun tersebut PT. Steady Safe kembali menghasilkan ROI terendah sebesar negatif 16,84%. Hasil perhitungan kinerja masing-masing perusahaan berdasarkan metode EVA menunjukkan bahwa standardised EVA terbesar pada tahun 2003 yaitu sebesar 0,6449 dicapai oleh PT. Indonesian Satellite Corporation. Sedangkan Standardised EVA terendah tahun 2003 dicapai oleh PT. Mitra Rajasa dengan nilai sebesar -0,2518. PT. Infoasia Teknologi Global pada tahun 2004 menghasilkan standardised EVA tertinggi sebesar 0,1467, sedangkan PT. Steady Safe menghasilkan standardised EVA terendah sebesar -0,4389. selanjutnya pada tahun 2005 PT. Samudra Indonesia menghasilkan standardised EVA terbesar sebesar 0,1148 dan PT. Mitra Rajasa menghasilkan standardised EVA terendah yaitu sebesar -0, 2176. Hasil perhitungan kinerja masing-masing perusahaan berdasarkan metode MVA menunjukkan bahwa standardised MVA terbesar pada tahun 2003 dicapai oleh PT. Steady Sale dengan nilai standardised MVA sebesar 3,3137, sedangkan pada tahun 2004 standardised MVA terbesar dicapai PT. Infoasia Teknologi GIobal sebesar 3,7904 dan pada tahun 2005 standardised MVA PT. Steady Safe sebesar 3,1601. Sedangkan standardised MVA terendah selama periode penelitian dicapai oleh PT. Humpuss Intermoda Transp. sebesar -0,6886 pada lahun 2003, kemudian untuk tahun 2004 standardised MVA terendah dicapai oleh PT. Centris Multi Persada yaitu sebesar -0,6266 dan pada tahun 2005 dicapai oleh PT. Mitra Rajasa yai lu sebesar -0,5874. Hasil perhitungan kinerja perusahaan dengan ketiga metode (ROI, EVA, dan MVA) dapat dikelompokkan menjadi empat model, yaitu model A yang mans baik ROI atau EVA maupun MVA bemilai positif, model B yang mana ROI atau EVA bernilai negalif sedangkan MVA bemilai positif, model C yang mana ROI alau EVA bemilai positif sedangkan MVA bemilai negatif, serta model D yang mana bail: ROI atau EVA dan MVA bemilai negalif. Berdasarkan uji korelasi diperoleh hasil bahwa terdapat korelasi yang lemah dan searah antara ROI dengan MVA dan antara EVA dengan MVA Sedangkan uji regresi menunjukkan hasil bahwa baik ROI maupun EVA tidak mempengaruhi MVA.
Nowadays, the telecommunication industry has grown very rapidly. The grow f an industry always influenced by the contribution degree of its players. The industrial structure also has a great affect on determining the rules of the game. The telecommunication is a mean to connect a person to the others through a communication medias. As the function to connect people, there are several services that able to take over it function, such as: the transportation services. This leads to the competitiveness within the competitive business environment. The effort which the company could take in order to win this competition is to keep its performance rising, because as a public company, its performance will affect its value investor's eyes. The shareholders' wealth are measured by internal performance and external performance. The variables used as internal performance yardsticks are can be calculated using either accounting based or economic based. Return on investment (ROI) is one of the internal performance measurements using the principals of accounting, whilst the EVA also is one the internal performance measurements using the principals of economics. External performance of company is measured by market value added (MVA). MVA is new method using value based management. In management's attempts and decision making to Increase shareholder value as measured by the market value of a company, they continuously influence, directly or indirectly, those variables that affected shareholder wealthy. The company's performance increasing significantly, the book value of company will also increase, and the probability of investor bargain for its stocks on higher price to earn more capital gain and dividend will increase too, and it makes the company's market value increases. As this occurs, the different between the company's market value and the capital contributed-by investors (MVA) represents the excess price tag the marker assigns to the company as a result of it past operating successes. This research goal is to test again the relationship between R01 with M VA and EVA with MVA. The EVA concept offer many advantages in estimating the value of the company, but it requires further observation whether the concept can be applied by investor in Indonesia. The company's sample are 10 companies that listed in Jakarta Stock Exchange and from service sector, there are 3 companies of telecomunication industry and 7 companies of transportation industry. The calculation of return on investment (ROI) in each of companies in 2003-2005 can be had by using each of companies finance report in its time. Economic Value Added (LVA) of each company /or periocle 2002-2005 have to he calculated first by compute net operating pro/it after tares (NOPA1). invested capital, and cost of capital, And calculation of market value added (MVA) ,for each company jbr periode 2003-201)5 can he done by calculating market value and invested capital. Furthermore. we can do correlation rest. Regression test and correlation coeficiency test between ROI and MVA as also between EVA and MVA. The result of performance calculation of each company shown that PT Indonesian Satellite Corporation reached 29.48% as it is the highest R0I in 2003 while the lowest ROl came from PT. Mirra Rajasa, -32,79%. PT Infoasia Teknologi Global reached highest ROI 12.01% in 2004 and PT Steady Safe resulted the lowest ROI of -20.04%. In analyzing year of 2005, the highest ROI came from PT. Telekomunikasi Indonesia of 12,86%, while in the same year, PT Steady Safe again had the lowest RO1, of-16.84%. Performance calculation result of each company based EVA method shown that PT. Indonesian Satellite Corporation reached 0,6449 as it is the highest standardized EVA in 2003 while the lowest standardized EVA came from PT. Mitra Rajasa, -0,2518. PT lnfoasia Teknologi Global reached highest standardized EVA 0.1467 in 2004 and PT Steady Safe resulted the lowest Standardized EVA of -0,4389. In analyzing year of 2005, the highest standardized EVA came from PT: Samudra Indonesia of 0.1148, while in the same year, PT. Mitra Rajasa again had the lowest standardized EVA, of -0,2176. The result of each company's performance based on MVA method shown that the biggest MVA in 2003 was reached by PT. Steady Safe with value of standardized MVA of 3,3137, while the biggest standardized MVA resulted by PT. Infoasia Teknologi Global of 3, 7904 in 2004 and by PT Steady Safe in 2005 as it reached its value of 3,160I. The result also shown that the lowest of standardised MVA during research time was reached by PT. Hwnpuss Internoda Transp. of -0,6886 in 2003, and followed by PT. Centris Multi Persada of -0,6266 in 2004 and PT. Mitra Rajasa of -0,5874 in 2005. The result of each company's performance based on those method (ROI EVA, and MVA) can be classified into four model, these are A model which is ROI or EVA is positive and so is MVA, B model which is ROI or EVA is negative but MVA is positive, C model which is ROI or EVA is negative but MVA is positive, and D model which is all of RO1, EVA, and MVA are negative. Based on correlation test, a weak correlation between ROI and MVA as well as EVA and MVA, the relationship are positive. But based on regression test, we come to a conclusion that both ROI and EVA did not influence MVA.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Nurul Hakim
Abstrak :
Penelitian evaluasi program ini bertujuan untuk menemukan model evaluasi yang mampu menjelaskan kaitan antara dampak dan keberlanjutan program CSR dengan menggunakan kombinasi metode evaluasi Main Analytical Categories (MAC) dan Social Return On Investment (SROI). Studi sebelumnya menunjukkan kecenderungan implementasi program CSR perusahaan yang diharuskan memberikan dampak secara signifikan. Sementara, program yang bersifat pemberdayaan pada perusahaan ekstraktif masih sulit menghasilkan dampak dan keberlanjutan secara optimal karena minimnya upaya metode evaluasi. Fokus penelitian ini ingin melihat konsep pemberdayaan masyarakat sebagai karakteristik program CSR. Dibutuhkan studi evaluasi terhadap program Desa Mandiri Energi (DME) menggunakan model Main Analytical Categories untuk melihat konsep dampak dan keberlanjutan menjadi fokus keberhasilan program. Selain itu, untuk menghitung monetisasi dampak program menggunakan model pengukuran SROI melalui studi wawancara mendalam. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa program sangat baik dalam hal relevansi, efektivitas, efisiensi, dampak, dan keberlanjutan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti penyadaran manfaat potensi biogas, pemberian kapasitas manajemen sapi perah, serta pemberian wewenang masyarakat terhadap pengelolaan program. Pengelolaan program menunjukkan keberhasilan terhadap dampak dan keberlanjutan, namun replikabilitas program masih perlu dimaksimalkan. Program menghasilkan rasio nilai dampak sebesar Rp. 1:4.43, dari setiap Rp. 1,- nilai investasi yang menghasilkan Rp. 4,43,- dampak sosial program. Hasil keberhasilan program dipengaruhi oleh perencanaan dan pendampingan program yang mampu memproduksi input secara efektif dan efisien serta kesadaran kolektif penerima manfaat dalam mencapai modal sosial masyarakat. ......This program evaluation research aims to find an evaluation model that is able to explain the link between the impact and sustainability of CSR programs by using a combination of Main Analytical Categories (MAC) and Social Return On Investment (SROI) evaluation methods. Previous studies have shown a tendency for the implementation of corporate social responsibility programs to have a significant impact. Meanwhile, programs that are empowering in extractive companies are still difficult to produce optimal impact and sustainability due to the lack of evaluation method efforts. The focus of this research looks at the concept of community empowerment as a characteristic of the CSR program. An evaluation study of the DME (Energy Independent Village) program is needed using the Main Analytical Categories model to see the concept of impact and sustainability, which is the focus of the program's success. In addition, to calculate the impact monetization of the program using the SROI measurement model through in-depth interview studies. The evaluation results show that the program is very good in terms of relevance, effectiveness, efficiency, impact, and sustainability which is influenced by several factors such as awareness of the potential benefits of biogas, provision of capacity to manage dairy cows, and granting of community authority over program management. Program management has demonstrated success in terms of impact and sustainability, but program replication still needs to be maximized. The program produces an impact value ratio of Rp. 1:4.43, from every Rp. 1, - investment value that generates Rp. 4.43,- the social impact of the program. The program's success results are influenced by program planning and assistance that is able to produce inputs effectively and efficiently as well as the collective awareness of beneficiaries in achieving community social capital.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhaena
Abstrak :
Dengan kesadaran bahwa sumber daya manusia penting untuk mempertahankan eksistensinya, Bank BNI secara konsisten melakukan investasi pada program-program sumber daya manusia seperti terlihat dari beban tenaga kerja dan tunjangan yang terus mengalami kenaikan sejak tahun 1999. Namun Bank BN1 belum secara spesifik melakukan pengukuran kontribusi atas investasi sumber daya manusia yang telah dilaksanakannya. Padahal pengukuran ini merupakan hal yang penting karena menurut Mayo (2001, bal. 3) investasi sumber daya manusia juga memiliki sejumlah resiko dan kelemahan bahkan lebih beresiko dibandingkan dengan physical capital karena human capital bukan milik perusahaan. Penelitian yang bertujuan untuk mengukur kontribusi investasi sumber daya manusia Bank BNI ini menggunakan pendekatan ROI Human Capital Scorecard (Jac Fitz-enz , 2000) pada 3 level pengukuran yaitu level I pencapaian sasaran perusahaan, level 2 proses bisnis dan level 3 penambahan nilai dari human capital itu sendiri. Pengukuran level 1 dilakukan dengan mengolah sejumlah data skunder dari data keuangan dan data kepegawaian dengan rumus indikator keuangan seperti HCRF, HEVA, HCCF dan HCROI. Pada level 2, indikator pelayanan, kualitas dan produktifitas proses bisnis diolah menggunakan data skunder yang bersumber dari laporan keuangan, laporan hasil survey kinerja pelayanan dan laporan basil survey kepuasan pelanggan yang telah dilaksanakan oleh Bank BNI pada tahun 2002. Sementara itu level 3, indikator pengelolaan sumber daya manusia pada kegiatan acquiring, maintaining, developing dan retaining diolah dari data skunder (dari laporan keuangan, laporan hasil rekrutmen, laporan data kepegawaian dan laporan pelatihan) dan data primer berupa survey reaksi pegawai (kuesioner kepuasan pegawai dari Minnesota), dan survey reaksi para pelaksana dan pengguna jasa rekrutmen dan seleksi (kuesioner yang disusun mengacu pada SERVQUAL). Data primer diolah dengan program SPSS 10.0 for windows untuk mengukur reiiabilitas dengan metode cronbach, mean skor tingkat kepuasan, uji perbedaan mean skor t-test dan uji varians tingkat kepuasan berdasarkan perbedaan karakteristik responden (F-test). Hasil penelitian pada level 1 menunjukkan bahwa meskipun biaya human capital mengalami kenaikan sebesar 5.8% namun investasi sumber. daya manusia memberikan kontribusi terhadap pencapaian sasaran perusahaan seperti terlihat dari kenaikan laba bersih di tahun 2002 sebesar 29.97%, peningkatan pendapatan per pegawai sebesar 44%, profitabilitas per pegawai di tahun 2002 meningkat 24.41% dan rasio keuntungan yang diperoleh dari investasi sumber daya manusia di tahun 2002 sebesar 1 : Rp. 3.28,- (naik 33.88% dari tahun 2001). Analisa pada level 2 dengan Performance Matrix menunjukkan bahwa meskipun survey kepuasan pelanggan yang dilaksanakan Bank BNI menghasilkan kepuasan tergolong cukup (CSI = 56.95) namun indikator pelayanan (hasil survey kinerja pelayanan oleh Bank BNI) menunjukkan bahwa kinerja proses bisnis dalam hal waktu respon terhadap antrian dan menjawab telepon tergolong buruk. Hal ini didukung oleh hasil penelitian penulis pada indikator produktifitas proses bisnis yang menunjukkan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional tahun 2002 belum mencapai target atau belum mencapai tingkat efiensi yang diinginkan Bank BNI. Hasil penelitian pada level 3 menunjukkan bahwa meskipun investasi pada kegiatan rekrutmen dan seleksi berhasil mempercepat proses rekrutmen dan seleksi, namun belum dapat memuaskan para pelaksana maupun pengguna jasa rekrutmen dan seleksi. investasi pada program pemeliharaan, meskipun terdapat peningkatan biaya gaji, biaya pengelolaan per pegawai dan komposisi biaya kompensasi dan tunjangan dari total biaya operasional, namun pegawai belum menunjukkan kepuasan. Sementara itu investasi pada kegiatan pengembangan menunjukkan peningkatan jumlah waktu training di tahun 2002 meskipun jumlah peserta training mengalami penurunan. Massive training menjadikan kesempatan pegawai mengikuti training lebih merata yaitu mencapai 84% dari jumlah pegawai. Namun investasi pada kegiatan pengembangan pegawai belum menunjukkan kontribusi berarti pada kesempatan promosi yang hanya dinikmati oleh 29.31% pegawai. Pegawai yang mengundurkan diri dari Bank BNI memang relatif kecil yaitu 0.84% dari jumlah pegawai. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan investasi sumber daya manusia di Bank BNI memiliki kontribusi terhadap pencapaian sasaran perusahaan, namun belum sepenuhnya berkontribusi terhadap proses bisnis dan pengelolaan sumber daya manusia. Pengukuran dengan pendekatan ini perlu dilakukan secara berkesinambungan sehingga Bank BNI dapat melakukan investasi pada program-program sumber daya manusia yang tepat untuk mendukung visi dan misinya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T11580
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>