Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heri Irawan
Abstrak :
Salah satu contoh sektor perekonomian di bidang informal adalah warung tradisional atau biasa disebut warung rumah tangga atau warung kelontong. Selain mudah untuk mendirikan sebuah warung tradisional dengan modal yang tidak besar, bidang informal ini berpotensi untuk menjadi salah satu bidang usaha yang menghasilkan keuntungan secara langsung. Usaha tradisional secara umum merupakan bisnis keluarga yang tidak menutup kemungkinan dapat juga menyerap tenaga kerja. Seiiring berkembangnya jaman, warung tradisional semakin lama semakin mengalami kemunduran. Hal ini terjadi karena munculnya mini market dan ritel asing di sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara penurunan omzet pedagang tradisional terhadap kehadiran ritel asing di sekitarnya. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yang diperoleh merupakan data dari wawancara dan kuesioner. Teknik pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak antara pedagang tradisional dengan ritel asing merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap perubahan omzet pedagang tradisional.
One example of the informal sector of the economy is in a traditional merchant or grocery shop. In addition to easy to set up a traditional merchant with no large capital, informal sector has the potential to be one of the business sectors that generate profit directly. Traditional business in general is a family business that did not rule can also absorb labor. In line growth in time, traditional merchant go down. This happens because of the emergence of modern stores assessed potential by retail businesses. Based on this, the study aimsto analyze the relationship between the decline of the traditional merchant turnover of foreign retail presence in the vicinity. Data used in this study is primary data. Primary data is the data obtained from interviews and questionnaires. Data processing techniques used in this study is the Multiple Linear Regression. The results showed that the distance between traditional and foreign retail traders are factors that significantly affect the change in the traditional merchant turnover.
2014
S54404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Luthfia
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan dampak langsung dan tidak langsung (dimediasi melalui loyalitas pengecer) kesadaran pengecer, asosiasi pengecer, dan persepsi kualitas pengecer terhadap niat pembelian kembali. Tujuh hipotesis dikembangkan dengan dukungan literatur yang relevan. Hipotesis diuji dengan data primer (n = 211) yang dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur menggunakan non-probability convenience sampling dari konsumen Ace Hardware usia 17 tahun ke atas yang tinggal di Jakarta atau Depok. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Structural Equation Modeling. Dari tujuh hipotesis yang dikembangkan, hanya ditemukan tiga hipotesis yang dapat diterima. Temuan yang tidak terduga adalah persepsi kualitas pengecer tidak berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pengecer dan niat pembelian kembali. Ditemukan pula bahwa hanya kesadaran pengecer yang memiliki dampak langsung terhadap niat pembelian kembali. ...... The purpose of this study is to determine the direct and indirect impacts (mediated through retailer loyalty) of retailer awareness, retailer association, and retailer perceived quality on repurchase intention. Seven hypotheses were developed with relevant literature support. The hypotheses were tested with primary data (n=211) collected through structured questionnaire using non-probability convenience sampling from Ace Hardware customers of age 17 years old and above who live in Jakarta or Depok. Structural equation modeling statistical technique was used to test the hypotheses. Out of seven hypotheses, only three hypotheses were supported. A somewhat unexpected finding is that retailer perceived quality did not significantly influence retailer loyalty and repurchase intention. In addition, it is found that only retailer awareness that has a direct impact on repurchase intention.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Suryanetti
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam penelitian ini, dikembangkan suatu sistem penyaluran BBM di Kepulauan Selayar. Untuk mendapatkan kebutuhan BBM dengan proyeksi menggunakan regresi liner multivariabel terhadap realisasi penyaluran BBM. Dari hasil proyeksi kebutuhan BBM sampai tahun 2026 dilakukan analisis terhadap kebutuhan penyalur. Untuk mendapatkan kebutuhan sub penyalur digunakan metode AHP Analytical Hierarchy Process dalam penentuan kriteria lokasi sub penyalur sehingga didapatkan pembobotan per kecamatan dan diperoleh kebutuhan BBM per kecamatan. Hasil perhitungan keekonomian sub penyalur dengan IRR Internal Rate of Return sebesar 15 , didapatkan volume minimal sebesar 358 kl/tahun, NPV Net Present Value sebesar Rp.36.247.871,- dan Payback Period selama 6 tahun. Untuk karakteristik daerah kepulauan dengan sebaran penduduk yang tidak merata, sistem penyaluran BBM di Kepulauan Selayar adalah dengan penyaluran BBM melalui 4 APMS penyalur yang sudah ada dan melalui mekanisme sub penyalur sebanyak 29 sub penyalur. Kata kunci : BBM, kepulauan, penyalur, sub penyalur, kepulauan Selayar.
ABSTRACT
In this research, we developed a system of distribution oil fuel in selayar island. To obtain the oil fuel necessity projection by using multi variable linear regression toward the realization of oil fuel distribution. From the result of oil fuel necessity projection up to the year of 2026, an analysis is being done toward the retailer necessity. To obtain the sub distributor necessity, AHP Analytical Hierarchy Process is used in weighing criteria for sub retailer location and resulted in weighing per subdistricts and oil fuel necessity per regency. The output of the sub retailer economic calculations with IRR internal rate of return of 15 resulted minimum volume of 358 kl year, NPV Net Present Value is Rp.36,247,871, and payback period of 6 years. For island regions with characteristic of uneven population spread, the oil fuel distribution system in selayar island is by oil fuel distribution via existing 4 APMS retailer and through sub retailer mechanism of 29 sub retailer. keywords fuel, public, island, retailer, sub retailer, selayar island
2017
T48206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Yudha Pratama
Abstrak :
ABSTRAK
Pada dunia ritel grosir, keragaman pembelian barang oleh pelanggan berkaitan erat terhadap laba. Pembelian satu barang yang sama dalam jumlah besar akan mendapatkan potongan harga yang lebih besar. Pemotongan harga ini mengurangi laba dari perusahaan ritel. Oleh karena itu, pelanggan selalu diharapkan untuk membeli banyak barang yang berbeda. PT Lotte Shopping Indonesia telah menetapkan target pencapaian untuk keragaman pembelian barang pada segmen pelanggan ritel dan horeka. Namun saat ini target tersebut masih belum dapat terpenuhi. Kesulitan yang dialami adalah menawarkan barang yang tepat kepada pelanggan. Inovasi yang dapat diterapkan adalah pengembangan sistem rekomendasi untuk menawarkan barang yang relevan. Penelitian ini menggunakan pendekatan collaborative filtering untuk membangun model sistem rekomendasi. Penelitian dilakukan terhadap data penjualan 2,5 tahun terakhir dengan jumlah transaksi mencapai 4,6 juta. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa metode memory-based k-Nearest Neighbors mengungguli metode model-based Singular Value Decomposition. Selain itu ditemukan bahwa segmentasi pelanggan tidak berhasil meningkatkan kinerja sistem.
ABSTRACT
The variety of goods purchased by customer closely related to retailer rsquo s profit. When an item purchased in large amount, it will get a larger discount which hurts retailer rsquo s profit. Big retailer chain always tries to entice customer to buy many different set of items. PT Lotte Shopping Indonesia has targets for variety of goods purchased in their retail and horeca segments. This target has not achieved regularly. Marketing team have trouble in offering right products. Recommendation system used in many e commerce retailers to offer relevant products. This study uses collaborative filtering approach to build recommendation system. The study conducted on sales data in the last 2.5 years with numbers transactions of 4.6 million. The result shows that memory based k Nearest Neighbors method outperformed the model based Singular Value Decomposition method. In addition, it was found that customer segmentation could not improve system performance.
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Dulkiah
Abstrak :
Dalam konteks transaksi, biasanya antara penjual dan pembeli selalu dikaitkan dengan perhitungan untung rugi dalam bentuk tawar-menawar. Seorang penjual berharap barangnya dapat dibeli dengan harga yang tinggi, begitu pun pembeli, berharap mendapatkan barang yang sesuai dengan keinginan dan harganya. Hubungan mereka biasanya hanya sebatas menjual dan membeli barang, tidak lebih dari itu. Namun, ada juga pola transaksi yang tidak hanya bertujuan pada pembelian dan penjualan barang dalam jangka pendek semata, tetapi lebih mengarah pada pola transaksi yang sifatnya jangka panjang. Pola transaksi model ini biasanya disamping melakukan transaksi jual-beli, juga menerapkan hubungan relasional untuk mempertahankan kelangsungan usaha mereka. Dan prasyarat yang paling dominan dalam membangzm hubungan relasionaI ini adalah adanya saling percaya (mutual trust) dari masing-masing pihak yang menjalin hubungan tersebut. Mengenai bagaimana cara membuat dan mempertahankan kepercayaan adalah permasalahan tersendiri yang dihadapi oleh para pedagang. Karena itu, penelitian ini berusaha untuk menelusuri pola-pola kepercayaan yang terbentuk dan terpelihara dikalangan pedagang serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, khususnya yang terjadi diantara pedagang grosir dan eceran di Pasar Induk Tegal Gubug Cirebon. Secara metodologis, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mendasarkan pada metode deskriptif Ada tiga teknik metode penggalian informasi pada penelitian ini, diantaranya: Pertarna, menggunakan studi dokumentasi, kedua, observasi di lapangan, dan ketiga, wawancara mendalam (indepth interview). Sedangkan landasan teori yang digunakan adalah teori radius of trust Francis Fukuyama. Konsep ini meniscayakan adanya kriteria keberhasilan suatu kerja sama sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya kepercayaan yang terbangun diantara pihakpihak yang melakukan kerjasama tersebut. Kerja sama akan berhasil bertahan lama jika didukung oleh norma-norma atau nilai-nilai yang mengandung derajat kepercayaan tinggi. Sebaliknya, kerja sama akan mullah hancur jika norma-norma atau nilai-nilai yang mendukungnya memiliki derajat kepercayaan rendah. Dari penelitian ini ditemukan beberapa hal diantaranya: Pertama, hubungan relasional yang dilakukan para pedagang berupa penyediaan barang dan pembayaran dilakukan atas dasar saling percaya (mutual trust) dalam bentuk kesepakatankesepakatan informal. Mutual trust secara informal ini, terlihat dalam proses penyediaan barang dan pembayaran sistem kredit yang berfungsi bukan hanya memberikan pinjaman semata, tetapi lebih diorientasikan untuk menstabilkan hubungan. Dan untuk memperoleh besar kecilnya kredit pada gilirannya ditentukan oleh tingkat reputasi dan status sosialnya (haji dan kaya). Kedua, interaksi yang dilakukan para pedagang untuk membangun jaringan temyata masih menggunakan ikatan-ikatan sosial kekerabatan(kekeluargaan, pertemanan (sebelum/sesudah berdagang), dan ketetanggan. Untuk ikatan kesukuan atau etnis tidak begitu ditonjolkan oleh para pedagang. Alasan paling dominan kenapa ikatan-ikatan sosial semacam ini yang diterapkan adalah karena ikatan-ikatan tersebut lebih acceptable, terutama jika dilihat dari segi norma yang berlaku serta kemampuan personal untuk memperluas jaringannya. Ketiga, hubungan relasional antara pedagang yang dilandasi mutual trust temyata tidak hanya diterapkan pada dimensi ekonomi saja (an economic dimension), namun juga diperluas pada dimensi sosial (social dimension). Dan dimensi sosial ini, seperti adanya arisan, solidaritas sosial dilingkungan pasar dan sekitar pasar, dan partisipasi di masyarakat (RT/RW dan desa), mengisyaratkan bentuk moral pedagang yang masih memiliki kepedulian terhadap lingkungan sosialnya. Dan mutual trust yang tercermin dari dimensi sosial ini dapat dianggap sebagai modal sosial yang dimiliki oleh para pedagang. Dengan pola relasional ini, kepercayaan dapat bermanfaat pada beberapa hal, diantaranya: Pertama, mengurangi Maya transaksi karena adanya sikap saling memudahkan dalam hubungan perdagangan. Kedua, mengurangi keperluan mengurus kontrak karena tidak perlu adanya kesepakatan-kesepakatan formal, tetapi cukup secara informal. Ketiga, munculnya kesadaran untuk saling memahami terhadap situasi yang dihadapinya, baik dari segi ekonomi maupun dari segi sosial. Sedangkan kesimpulan teoritik dalam penelitian ini pada dasarnya berupa penguatan terhadap "kebenaran" teori. Kenyataan bahwa hubungan yang dilandasi oleh rasa saling percaya dan didukung oleh norma-norma atau nilai-nilai yang ada, akan mampu merekatkan hubungan kerja sama. Hal ini dibuktikan oleh para pedagang di Tegal Gubug yang mengembangkan hubungan relasional dengan radius of trust yang cukup tinggi. Tetapi diakui, ada beberapa kenyataan yang berbeda dari teori ini, terutama pada piranti pendukung berupa ikatan-ikatan primordial seperti kekerabatan, yang oleh Fukuyama dianggap kurang memberikan kontribusi pada mutual trust, ternyata temuan dilapangan menemukan kenyataan yang sebaliknya. Karena itu penggalian lebih jauh terhadap penerapan teori ini perlu ditinjau kembali, disesuaikan dengan tempat dan situasi yang dimiliki oleh masing-masing komunitas.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10835
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurullita
Abstrak :
Resistensi malaria di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam cukup tinggi, yaitu sebesar 25%. Sedangkan Annual Malaria Incidence tertinggi berada di Kota Sabang, sebesar 146,48 %o. Menurut Kamal Saiful, 2001 bahwa proporsi penderita malaria klinis yang mencari obat malaria di warung sebesar 56,4%. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa 2 dari 5 warung di Kota Sabang menjual obat malaria dan obat malaria yang tersedia di warung adalah Chloroquine diphosphate and Sulfadoxin pyrimetamine dengan harga jual per tablet Rp. 500,-. Sehubungan dengan hal tersehut di atas, perlu dilakukan suatu penelitian tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Praktek Penjaja Warung dalam Pengobatan Malaria di Kota Sabang Tahun 2003. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu Bulan Juni Tahun 2003 diseluruh warung yang menjual obat malaria di Kota Sabang. Sedangkan dalam pengumpulan data, peneliti dibantu oleh 2 orang staf, masing-masing 1 orang dari Dinas Kesehatan Kota Sabang dan 1 orang staf Puskesmas Sukajaya yang telah dilatih terlebih dahulu. Data primer berupa hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner yang ditanyakan kepada para penjaja warung. Desain penelitian non eksperimental dengan menggunakan studi cross sectional, dan seluruh populasi penjaja waning yang menjual obat malaria dijadikan sebagai responden. Pengolahan data dengan menggunakan Program Epi Info. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa 75% waning di Kota Sabang menjual obat malaria; 60,3% penjaja warung adalah laki-laki;sebesar 50,8% berumur lebih atau sama dengan 39 tahun; 55,6% pendidikan terakhir tamat SMU ke atas; 52,4% statusnya sebagai kepala rumah tangga: motivasi menjual obat 92,1% berasal dari permintaan masyarakat, bahan utama warung 68,2% non rokok, sumber perolehan obat dari toko lain/depot sebesar 96,8%.Penjualan obat per minggu 65,1% minimal 4 tablet; per bulan 50,8% minimal 15 tablet; omset per minggu 60,3% minimal Rp. 2.000,-: per bulan 50,8% minimal Rp. 7.200,-; permintaan per minggu 74,6% lebih atau sama dengan 2 kunjungan; permintaan per bulan 50,8% minimal 6 kunjungan. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara permintaan obat per minggu dengan praktek penjaja warung dalam pengobatan malaria dan ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan praktek penjaja warung dalam pengobatan malaria di Kota Sabang Tabun 2003. Dapat disimpulkan bahwa; peran warung cukup tinggi dalam menjual obat malaria; diperlukan suatu intervensi dari Dinas Kesehatan untuk memberikan penjelasan perihal malaria, obat-obat malaria, dosis serta cara pemakaiannya; penjaja warung mempunyai potensi untuk dibina lebih lanjut. Dinas Kesehatan diharapkan dapat membina para penjaja warung tentang penyakit malaria, jenis-jenis obat malaria beserta dosis dan cara pemakainnya serta kalimat-kalimat yang harus disampaikan kepada pembeli obat malaria. Kemudian warung juga dapat difungsikan sebagai Pos Obat Desa dan distribusi obat yang semula berasal dari toko lain atau depot, dapat diambil alih oleh Dinas Kesehatan, jika sudah berbentuk Pos Obat Desa.
The resistance of malaria in Nanggroe Aceh Darussalam Province is fairly high, namely 25%; while the highest Annual Malaria Incidence occurred in Sabang in 2001, namely 146,48 %o. According to Kamal Saiful, 2001; that the proportion of clinical malaria patients that seek malaria medication in the booth is 56,4%, Preliminary survey results indicate that in Sahang City, 2 of 5 of the booth sell malaria medicine and the malaria medicine available in the booth is Chloroquine diphosphate and Sulfadoxin pyrimetamine with the selling price Rp. 500,- per tablet. In relation to the above matters, a research regarding the factors related to the Peddler Booth practice in treatment of malaria in Sabang City in the year 2003 is needed. This research is done for one month, namely in June 2003 in all booths that sell malaria medicine in Sabang City. While in the data collection, I was assisted by 2 staff, 1 staff from the Health Office of Sabang City and 1 staff from the Community Health Center of Sukajaya, which was trained previously. The primary data in the form of interview by using questions which was asked to the booth peddlers. The non-experimental research design is cross sectional study and the whole of booth peddlers that sell the malaria medicine were used as respondents, namely 63 respondents. The data processing was done, by using Epi Info Program. The univariate analysis results indicate that: 75% booths in Sabang City sell malaria medicine; 60,3% the booth peddlers are men; 50,8% the respondents have the age of 39 years or more; 55,6% of their latest education level is graduated from high school or more; 52,4% of their status is as head of household; their motivation of selling the medicine is 92,1% due to demand from the people; the main items sold by the booth is 68,2% is non-tobacco, the source of the medicine from other stores/depots is 96,8%. The weekly medicine sales is 65,1''A minimum 4 tablets; 50,8% per month minimum 15 tablets; the weekly sales is 60,3% minimum is Rp. 2.000,-; monthly sales 50,8% minimum is Rp. 7.200,-; the weekly demand for 74,6% or more is equal with the 2 visits; the monthly demand 50,8% is minimum 6 visits. The bivariate analysis results indicate that there is significant relationship between the weekly demands for the medicine with the booth peddlers in the malaria treatment and there is a significant relationship between the attitude with the practice of the booth peddler practice in treatment of the malaria in Sabang City in the year 2003. It can be concluded that the role of booth is quite important in selling the malaria medicine; and intervention from the Health Office to give explanation regarding the malaria disease, malaria medicines. dosage and its usage; the booth peddlers have the potential to developed further. It is expected that the Health Office can alert the booth peddlers regarding the malaria disease, types of malaria medicines and dosage and method of usage and the sentences that must be said to the buyer of the malaria medicine. Then, the booth can also used as the Village Medicine Post and medicine distribution which previously resulted from other stores or depot. which can be taken over of the Health Office, if it has become a Village Medicine Post.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12950
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Trinanda Akhbar
Abstrak :
Pertumbuhan yang pesat dan toko eceran (retailer) selama beberapa tahun terakhir merupakan suatu fenomena yang menarik untuk diteliti. Persaingan yang ketat membuat setiap toko eceran hams berupaya semaksimal mungkin tidak saja untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada, tetapi juga bagaimana agar pelanggan yang sudah ada tersebut dapat merekomendasikan kepada orang lain mengenai toko eceran tersebut. Kepuasan (satisfaction) seringkali dianggap sebagai suatu variabel yang paling menentukan apakah konsumen akan memiliki keinginan untuk melakukan kunjungan kembali ke toko eceran (repatronage intention) dan juga merekomendasikan toko eceran tersebut kepada orang lain (positive word of mouth communication). Dengan memasukkan variabel ketertarikan terhadap toko eceran (retailer interest) sebagai mediasi, penelitian ini mencoba melihat apakah variabel tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam hal repatronage intention dan positive word of mouth communication. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah positive affect, involvement, satisfaction, retailer interest, repatronage intention, dan positive word of mouth communication. Perangkat lunak LISREL 8.3 digunakan untuk pengolahan data dan melihat pengaruh antar variabel tersebut. Hasil pengolahan data menunjukkan adanya variabel yang mempengaruhi variabel lainnya secara positif dan ada juga yang tidak mempengaruhi secara positif. Positive affect mempengaruhi retailer interest dan satisfaction secara positif, involvement mempengaruhi retailer interest secara positif, retailer interest mempengaruhi repatronage intention dan positive word of mouth communication secara positif. Variabel satisfaction hanya memiliki pengaruh positif pada retailer interest, sedangkan terhadap repatronage intention dan positive word of mouth communication variabel satisfaction tidak memiliki pengaruh yang positif. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa konsumen yang hanya merasa puas terhadap toko eceran tidak memiliki keinginan untuk melakukan kunjungan kembali dan merekomendasikan kepada orang lain, berbeda halnya jika konsumen tersebut merasa puas dan juga memiliki ketertarikan terhadap toko eceran tersebut.
The ever emerging growth of retailers in the past years has been an interesting phenomenon and a field for researchers. The strong competition has affected each retailer to perform in its highest capacity not only to retain existing customers, but also to make those customers to recommend to others about the retailer. Satisfaction is often viewed as a key variable to predict whether customers will engage in repatronage intention and also whether they will recommend the retailer to others in the form of positive word of mouth communication. By implementing the retailer interest variable as a mediating role, this study tried to find whether this variable will affect consumer behavior with regards to repatronage intention and positive word of mouth communication. The variables used in this study are positive affect, involvement, satisfaction, retailer interest, repatronage intention, and positive word of mouth communication. This study used the LISREL 8.3 software to explore the data and see the effects amongst those variables. Findings of the study show that there are not only positive but also non positive relationships between some variables one another. Positive affect has a significant effect on retailer interest and satisfaction, involvement has a positive effect on retailer interest, retailer interest has a positive effect on repatronage intention and positive word of mouth communication. Whereas satisfaction has only a positive effect on retailer interest, but not on the repatronage intention and positive word of mouth communication variables. Some conclusion drawing are customers that only feels satisfied with retailer do not have any significance impact on repatronage intention and do not engage themselves in recommending the retailer to their relatives or colleagues, thus the case would be different to when customers are satisfied and at the same time have an amount of retailer interest towards the retailer.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Melisa Halim
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang pengaruh store image dan anchor brand terhadap private label brand di Matahari Department Store. Dimensi store image yang mempengaruhi private label brand quality dan affective (liking) adalah service, convenience, product quality, dan variety. Sedangkan kehadiran anchor brand tidak mempengaruhi private label brand di Matahari Department Store secara signifikan. Konsumen membedakan private label brand dengan anchor brand di Matahari Department Store. Private label brand dinilai sebagai produk tersendiri yang diproduksi dengan harga terjangkau namun dengan model dan kualitas yang menyerupai anchor brand.
The focus of this study is to investigate the influences of store image and anchor brand to private label brand at Matahari Department Store. Several dimensions of store image significantly influenced private label brand quality and affective (liking), included service, convenience, product quality, and variety. Whereas the presence of anchor brand at Matahari Department store does not significantly influence private label brand. The consumer distinguished the private label brand and anchor brand at Matahari Department Store. Private label brand is assumed as a separated product with affordable price but the model and quality has a similarity with anchor brand.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Hassanti Tamin
Abstrak :
ABSTRAK
Seiring dengan berkembangnya teknologi, fenomena internet memiliki peran yang sangat penting. Di Indonesia sendiri, fenomena internet cukup berkembang sangat pesat dalam 12 tahun terakhir ini. Salah satu fenomena yang berkembang seiring dengan peningkatan penggunaan internet adalah tumbuhnya e-commerce. Salah satu tipe situs e-commerce di Indonesia yang sedang marak adalah situs e-retailer. Walaupun e-commerce di Indonesia meningkat setiap tahunnya ternyata masih banyak sekali orang yang masih ragu untuk melakukan transaksi pada suatu situs online. Menurut salah satu penelitian mengatakan bahwa konsumen memberanikan diri untuk berbelanja pada suatu situs yang memiliki rekomendasi yang baik. Sehingga kepuasan pelanggan memiliki peran sangat besar. Oleh karena itu perlu kiranya dilakukan analisa preferensi konsumen terhadap atribut situs e-retailer secara komprehensif yang ditinjau dari faktor teknologi, faktor berbelanja dan faktor produk. Penelitian ini dilakukan terhadap 124 pengguna situs e-retailer yang tinggal di Jabodetabek. Adapun metode yang digunakan adalah Conjoint analysis serta Cluster analysis untuk menentukan segmentasi. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa urutan aspek dari yang paling penting pada sebuah situs e-retailer adalah keragaman produk yang ditawarkan, keamanan situs e-retailer, kepercayaan konsumen, Kenyamanan berbelanja, nilai dari produk yang dibeli, pengiriman produ, privasi data konsumen dan yang terakhir adalah fitur dan desain situs.
ABSTRACT Along with the development of technology, the Internet phenomenon has a very important role in our everyday life. In Indonesia, this phenomenon is developing very rapidly in the past 12 years. Another phenomenon that is growing along with the use of the Internet is e-commerce. One of e-commerce sites that are emerging in Indonesia is e-retailer. Although e-commerce in Indonesia is increasing every year there are still many people who are reluctant to do transactions on an online site. According to a research, consumers are more attracted to a site that has a good recommendation. So the customer satisfaction has a very important role. Therefore, it would needed to analyze comprehensively the consumer preferences for attributes of the e-retailer sites in terms of technology factors, shopping factors and product factors. This study was conducted on 124 users of e-retailers who live in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi Area. The method used is Conjoint analysis and Cluster analysis to determine segmentation of consumers. The results of this study is that the three most important aspect of an e-retailer in order to increase the level of customer satisfaction is the diversity of products offered, followed by the security of e- retailers, and consumer’s trust. These are followed by shopping convenience, the value of the product purchased, shipping, data privacy and features of the site.
2014
S53126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Luthfia Fitriani
Abstrak :
Pertumbuhan internet di Indonesia memberikan perubahan terhadap bisnis ritel dalam menarik perhatian pelanggannya. Sebagian besar retailer melakukan ekspansi menjadi perusahaan multichannel, dimana pelanggan dapat mengunjungi retailer dari berbagai platform menggunakan smartphone untuk mencari informasi, melakukan pembelian dan pembayaran secara online. Pembayaran berbasis mobile dibutuhkan untuk mempermudah retailer dalam menjalankan bisnisnya secara online. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi niat penggunaan mobile payment dari perspektif retailer. Target responden pada penelitian ini adalah penjual online yang pernah atau akan menggunakan aplikasi mobile payment sebagai alat transaksi pembayaran. Hasil pengumpulan data melalui kuesioner online selama dua bulan yaitu terkumpul sebanyak 671 responden. Data tersebut kemudian di analisis menggunakan metode CB-SEM dengan bantuan software AMOS 21.0. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi niat penggunaan mobile payment dari perspektif retailer di Indonesia adalah government regulation, trust on platform, retailer engagement, brand value, network externalities, dan retailer satisfaction. Pada penelitian ini, trust on platform memengaruhi retailer satisfaction secara langsung dan memiliki nilai korelasi paling tinggi diantara variabel lainnya. ......The growth of the internet in Indonesia is making a difference to the retail business in attracting the attention of its customers. Most retailers are expanding into multichannel companies, where customers can visit retailers from various platforms using a smartphone to find information, make purchases and pay online. Mobile payment is needed to make it easier for retailers to run their business online. This research was conducted to find factors that influenced user intention to use mobile payment from a retailer’s perspective in Indonesia. The target of the respondents in this study are online retailers that used or want to use mobile payment application as payment transactions method. From the results of data collection through an online questionnaire for two months, the author managed to collect 671 respondents. The data then analyzed with CB-SEM method using AMOS 21.0 software. The result of data processing shows that the factors influence intention to use mobile payment from the retailer’s perspective are government regulation, trust on platform, retailer engagement, brand value, network externalities, dan retailer satisfaction. In this research, trust on platform directly affects retailer satisfaction and has the highest correlation value among other variables.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>