Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Barus, Gidion Suranta
Abstrak :
ABSTRAK
Istilah sistem pembayaran diperkenalkan oleh Visa dan MasterCard untuk menggambarkan jasanya. Produk-produk yang dihasilkan oleh kedua perusahaan ini antara lain adalah transaksi pembelian barang/jasa dan transaksi penarikan uang tunai di mesin ATM dengan menggunakan kartu kredit atau kartu debet.

Di Indonesia saat ini terdapat 7 (tujuh) perusahaan sebagai penyedia sistem pembayaran. Diantaranya terdapat Visa dan MasterCard yang merupakan perusahaan multinasional. Selain itu terdapat 2 (dua) bank yang melakukan hackH'ard integration dengan menyewakan ATM-nya untuk digunakan oleh bank lain. Pelanggan utama jasa sistem pembayaran adalah bank, namun tidak kalah penting adalah faktor jumlah cardholder yang berpotensi memberikan pendapatan dari setiap transaksi yang dilakukan.

Sejak masa krisis, PT. XYZ mengalami peningkatan pendapatan yang disebabkan an tara lain:

a. penentuan standar kualitas layanan sistem pembayaran,

b. pengembangan fitur bill payment (pembayaran tagihan),

c. bank-bank besar mulai bergabung dengan tujuan memperoleh pendapatanfee based, dan

d. perubahan struktur organisasi dimana pada tahun 2001 layanan sistem pembayaran di PT. XYZ dikelola oleh suatu bisnis unit.

Agar dapat memenangkan persaingan di industri sistem pembayaran yang sedang tumbuh (growth), PT. XYZ perlu menerapkan strategi prospector melalui pengembangan produk seperti dibawah ini:

a. Berusaha untuk mendapatkan hak paten dari setiap format message yang telah didefinisikan. Hal seperti ini telah dilakukan oleh Visa dan MasterCard untuk menciptakan entry barrier bagi eaton pendatang baru dan switching cost bagi pelanggan eksisting.

b. Mendefinisikan platform produk sehingga proses pengembangan produk menjadi lebih cepat dan efisien.

c. Secara kreatif menciptakan lini produk baru dari platform produk yang sudah didefinisikan.

d. Melakukan inovasi produk baru melalui pengembangan secara internal sesuai kompetensi yang dimiliki perusahaan ataupun secara kemitraan dengan cara outsourcing atau sistem bagi hasil. Inovasi produk yang direkomendasikan adalah perluasan kanal distribusi seperti POS, mobile banking, dan teller bersama.

e. Menerapkan strategi kemitraan dengan cara melakukan kerjasama interkoneksi dengan PT. POS Indonesia, kerjasama interkoneksi dengan penyedia sistem pembayaran di luar negeri, dan kerjasama interkoneksi dengan penyedia call center untuk layanan phone banking.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bany Akbar
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat adanya pengaruh langsung antara variabel-variabel yang terdapat pada push effects, mooring effects dan pull effects terhadap keinginan dan perilaku berpindah nasabah bank ritel di Jakarta. Variabel yang terdapat pada push effect adalah kualitas, kepuasan, nilai, kepercayaan, komitmen, dan persepsi harga. Sementara Mooring effects terdiri dari sikap terhadap perpindahan, norma subjektif, biaya berpindah, perilaku berpindah sebelumnya, dan pencarian alternatif. Terakhir, pull effects terdiri dari satu variabel yaitu kemenarikakn alternatif. Masing-masing variabel tersebut akan dianalisis pengaruhnya secara langsung dalam menimbulkan keinginan dan perilaku berpindah nasabah bank ritel di Jakarta. Hasil analisa menunjukkan terdapat korelasi antara push effects dan mooring effects terhadap keinginan berpindah, kemudian korelaso antara tiga variabel independen, yaitu persepi harga, biaya berpindah dan pencarian alternatif di dalam mempengaruhi keinginan dan perilaku berpindah nasabah bank ritel di Jakarta.
This study is intended to see the direct impact between various variables concludes in push effects, mooring effects and pull effects toward the switching intentions and at the end switching behavior of the retail banking customers in Jakarta. Push effects consists of quality, satisfaction, value, trust, commitment, and price perceptions variables. Mooring effects consists of attitude toward switching, subjective norms, switching costs, past behavior, and variety seeking variables. Meanwhile pull effects is defined by the variable of the alternative attractiveness of retail banking services. Each variable will be proceed to see the direct impact toward the switching intentions and behavior among the retail banking customers in Jakarta. The research?s results show that there are significant correlation for push effects and mooring effects into the switching intentions, and three variables includes price perception, switching costs, and variety seeking variable; directly impacts the switching intentions and behavior of the retail banking customers in Jakarta.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27290
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rafael Isaiah Rahaynanto
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh Customer Perceived Ethicality nasabah Bank Central Asia terhadap Brand Equity, Brand Affect dan Brand Image serta pengaruh mediasi Brand Affect dan Brand Image terhadap Brand Equity. Penelitian ini telah dilaksanakan dengan mengambil sampel yang merupakan nasabah retail bank konvensional BCA dan bank digital blu by BCA, berusia 17 - 40 tahun dan merupakan nasabah aktif dari kedua bank tersebut selama minimal 6 bulan terakhir. Pengambilan sampel dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dalam bentuk Google Forms yang disebarkan secara online melalui platform media sosial. Penelitian ini berhasil mengumpulkan 243 responden. Seluruh data yang telah dikumpulkan diolah menggunakan metode Partial Least Squares – Structural Equation Modelling (PLSSEM). Hasil dari pengolahan data penelitian menunjukan bahwa Customer Perceived Ethicality memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Brand Image dan Brand Affect. Peran mediasi Brand Image juga menunjukan pengaruh positif antara Customer Perceived Ethicality dengan Brand Equity. Namun, ditemukan sebuah data yang menunjukan bahwa Customer Perceived Ethicality dan Brand Affect tidak memiliki pengaruh positif secara langsung maupun mediasi terhadap Brand Equity. ......This research was conducted to examine the effect of Bank Central Asia's Customer Perceived Ethicality towards Brand Equity, Brand Affect and Brand Image as well as the mediating effect of Brand Affect and Brand Image on Brand Equity. This research was conducted by taking samples which are the retail customers of conventional bank BCA and blu by BCA, aged 17-40 years and have been active customers of both banks for at least the last 6 months. Sampling was carried out by distributing questionnaires in Google Forms which were distributed online through social media platforms. This research managed to collect 243 respondents. All data that has been collected is processed using the Partial Least Squares-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method. The results of research data processing show that Customer Perceived Ethicality has a significant connection to Brand Image and Brand Affect. The mediation role of Brand Image also shows a positive relationship between Customer Perceived Ethicality and Brand Equity. However, another data was found showing that Customer Perceived Ethicality and Brand Affect did not have a direct positive influence or mediation on Brand Equity.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Wahyudi
Abstrak :
Pada masa sekarang ini, industri perbankan nasional mulai melakukan recovery setelah beberapa dekade sebelumnya mengalami krisis sejak pertengahan tahun 1997, diawali dengan terjadinya krisis moneter, akibat dari jatuhnya nilai rupiah terhadap valuta asing sehingga neraca pembayaran menjadi negatif, lalu diikuti krisis perbankan, krisis ekonomi, krisis sosial, krisis kepercayaan dan akhirnya krisis politik. Selanjutnya di bidang perbankan Pemerintah melakukan suatu kebijakan untuk mengatasi krisis perbankan tersebut, antara lain : melikuidasi 16 bank, membentuk BPPN untuk menyehatkan bank-bank, tindakan membekukan bank-bank bermasalah, take over bagi bank yang masih bisa diselamatkan, merger dsb. Diantara kebijakan pemerintah tersebut yang dianggap menarik bagi penulis adalah Pengumuman Pemerintah pada tanggal 21 Agustus 1998 mengenai mergernya empat bank pemerintah menjadi Bank Mandiri, Kredit bermasalah empat bank tersebut diserahkan ke AMU-BPPN, sementara Bank BRI khusus menangani KUK dan bisnis ritel banking untuk mendukung pengembangan usaha kecil dan koperasi. Seperti kita ketahui bersama bahwa pangsa pasar ritel banking saat ini merupakan pasar bagi semua perbankan, mengingat ketangguhannya pada saat krisis moneter, sehingga menjadi pasar yang menarik minat bagi seluruh perbankan nasional, bahkan bank yang berstatus "corporate banking" pun masuk juga ke pasar ritel. Berdasarkan kondisi tersebut diatas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dituntut untuk bersaing, mengembangkan bisnisnya dan tetap eksis dalam percaturan bisnis ritel banking terutama dalam meningkatkan kredit ritelnya. Untuk melakukan strategi pemasaran kredit ritel tersebut, maka di sini Bank BRI perlu melakukan suatu analisis. Analisis SWOT akan memberi informasi mengenai : kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, setelah dilakukan tabulasi dengan menggunakan bobot dan skala, maka akan didapatkan posisi dalam matrik SWOT untuk menentukan grand strategy apa yang harus dilakukaa Dengan melakukan analisis kinerja industri perbankan nasional, seperti : CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR dan rasio-rasio lainnya, maka akan didapatkan posisi Bank BRI dalam peta persaingan perbankan nasional. Selanjutnya dengan melakukan analisis STP (Segmentation, Targeting, Positioning), akan didapatkan suatu gambaran mengenai segmen, target serta posisi apa dan bagaimana produk kredit ritel Bank BRI di benak calon nasabah maupun nasabahnya, sehingga pemasaran kredit ritel tersebut - sebagai implementasi strategi fungsional, dapat mencapai tepat pada sasarannya
In this time, national banking industry starts to recover after hit by crisis since the middle of the year 1997 a few decades before, in which started by monetary crises caused by the fall of rupiah value to the foreign currency until the balance of payment become negative. The crises then followed by banking crisis, economy crisis, social crisis, believe crisis, and then politic crisis. Then in the banking field, the government make a regulation to overcome the banking crises, which are: liquidate 16 banks, create BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional - Indonesian Banking Restructuring Agency) to recover the banks, liquidate banks with problems, take over for the banks that can still be saved, merger, and so on. Between those regulations, one that interesting to the writer is that the government announcement on 21 August 1998 about the merger of four public banks to become Bank Mandiri. Credit problem of those four banks was given to AMU (Asset Management Unit) BPPN, while Bank BRI handle KUK (Kredir Usaha Kecil - small business credit) and banking retail business to carry the developing of small business and cooperation. As we know together that nowadays, the segment of retail banking market is a market for all banking, considering that its strength during monetary crisis, hence become an interesting market for all national banking, in fact banks with status as "corporate banking" also get in to this retail market. Based on above condition PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk is demanded to compete, developing its business and still exist in the field of banking retail business, especially in increasing its retail credit To implement the strategy of the retail credit marketing, Bank BRI need to make an analysis. SWOT analysis will give information about strength, weakness, opportunity, and threat. After doing tabulation using weight and scale, will be drawn a position in SWOT matrix to decide what grand strategy to be done. By doing national work industry banking analysis, such as: CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR, and others ratio, so would be got Bank BRI position in national banking competitiveness map. Then, by doing STP (Segmentation, Targeting, Positioning) analysis, will be resulted a picture about segment, target, and what position, and how Bank BRI retail credit product seen by applicant customer or its customer, until the retail credit marketing, as functional strategy implementation, can reach its real target.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library