Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutabarat, Mulabasa
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Jatmika Nurahsid
"ABSTRAK
Asuransi jiwa adalah suatu pertanggungan yang menyediakan maslahat tertentu untuk
ahli waris yang ditunjuk oleh pemegang polis setelah pemegang polis atau tertanggung
meninggal duma, atau untuk pemegang polis atau tertanggung apabila pemegang polis atau
tertanggung masih hidup pada saat masa pertanggungan asuransi berakhir.
Kinerja perusahaan asuransi jiwa seperti umumnya kinerja perusahaan-perusahaan
sektor industri latnnya dapat dilihat pada laporan keuangan yang dikeluarkan. Untuk
meningkatkan minat masyarakat umum khusunya para investor dan pemegang saham terhadap
perkembangan industri asuransi jiwa, malca unsur-unsur yang ada dalam laporan keuangan
perlu dibuat dengan mengacu pada kondisi saat ini, sehingga laporan keuangan yang
dihasilkan menggambarkan kondisi realistis perusahaan.
Cadangan premi merupakan salah satu unsur terpenting dalam laporan keuangan
perusahaan asuransi jiwa. Cadangan premi adalah cadangan wajib yang harus dibentuk oleh
perusahaan asuransi jiwa untuk membayar inanfaat yang telah diperjanjikan kepada pemegang
polis dimasa yang akan datang. Cadangari premi merupakan unsur terbesar di dalam total
kewajiban (liabilities) yang terdapat dalam neraca perusahaan asuransi jiwa. Cadangan teknis
lainnya yang dibentuk oleh perusahaan asuransi jiwa adalah cadangan kiaim (Claim Reserve)
termasuk Incurred But Not Reported (IBNR) Reserve.
Pembentukan cadangan premi yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan asuransi
jiwa di Indonesia termasuk perusahaan yang telah go public didasarkan pada metoda Statutory
Reserve yaitu metoda pembentukan cadangan premi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 48IIKMLO17/1999, yang akan menghasilkan
cadangan premi yang umumnya lebih besar dan kondisi pada saat cadangan premi dibentuk.
Hal ini berdampak pada tìngkat solvabilitas dan tingkat profitabilitas perusah asuransi jiwa
yg tidak mencerminkan kon?itisi yaiìg sebenarnya.
Untuk mengatasi hal tersebut maka untuk kepentingan investor dan pemegang saham
perusahaan asuransi jiwa perlu membentuk cadangan premi yang mendekati kondlisi
sebenarnya dengan menggunakan metoda Generaly Accepted Accounting Principles Reserve
(GAAP Reserve). Pembentukan cadangan premi dengan sistem ini menggunakan asumsi
asumsi yang lebih moderat dan mendekati kondisi going concern, sehingga cadangan premi
yang dihasilkan memberikan gambaran yang realistis mengenai kewajiban perusahaan
terhadap pemegang polis.
Di Indonesia ketentuan-ketentuan mengenai pembentukan cadangan premi dengan
GMP Reserve belum ditetapkan. Oleh karena itu dalam karya akhir ini dibentuk cadangan
premi dengan menggunakan US GAAP Reserve. Pembentukan cadangan premi dengan metoda
ini menggunakan asumsi-asumsi berdasarkan perkiraan terbaik aktuaris (Best Estimate
Assumption) yang disesualkan dengan kondisi pada saat pembentukan eadangan premi.
Asuxnsi-asumsi ini disesuaikan dengan menggunakan Provision Adverse Deviation (PAD).
Untuk membandingkan hasil perhitungan cadangan premi berdasarkan metoda ini
dengan cadangan premi berdasarkan Statutory Reserve digimakan produk asuransi jiwa
berjangka kombinasi yang berasal dan sebuali penisahaan asuransi jiwa. Produk tersebut
menggunakan mata uang Dollar Arnerika Serikat dan mempunyai 3 jangka waktu asuransi
yaitu jangka waktu 12 tahun yang berisikan 116 peinegang polis, jangka waktu 15 tahun
sebanyak 41 pemegang polis, dan j angka waktu 18 tahun sebayak 60 pemegang polis.
Dengan menggunakan asumsi terbaik (Best Estimate) maka GAAP Reserve yang
dibentuk untuk jangka waktu asuransi 12 tahun, 15 tahun dan 18 tahun adalah sebesar US$
219.704,50, USS 53.567,96, dan US$ 59.534,40. Sedangkan cadangan premi yang dibentuk
dengan menggunakan Statutory Reserve untuk produk asuransi dwiguna tersebut a4alah untuk
jangka waktu asuransi 12 tahun, 15 tahun dan 18 tahun sebesar US$ 332.652,12, uss
101.859,61, dan US$ 120.696,30.
Perbedaan ini terutama disebabkan karena asumsi-asumsi yang digunakan dalam
Statutory Reserve berlaku sepanjang masa asuransi dan jauh lebih konservatif dibandingkan
dengan asumsi-asumsi berdasarkan perkiraan terbaik aktuaris yang digunakan dalam GAAP
Reserve.
Mengingat perkembangan perekonomian yang semakin cepat dan sangat sulit untuk
diprediksi dalam jangka panjang, Pemerintah kiranya perlu mengkaji kembali dasar
penggunaan asumsi secara flat dalam perhitungan cadangan premi dengan metoda Statutory
Reserve.
"
2002
T5091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Burgess, W. Randolph
New York: Harper & Brothers , 1946
332.11 BUR r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yu, Yan, compiler
Beijing China: Intercontinental Press, 2008
SIN 639.9051 YUY k (1);SIN 639.9051 YUY k (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yu, Yan, compiler
Beijing China: Intercontinental Press, 2008
SIN 639.9051 YUY b (1);SIN 639.9051 YUY b (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Irawati
"ABSTRAK
Salah satu komponen yang mempengaruhi laba rugi sebuah perusahaan asuransi jiwa adalah cadangan polis (policy reserve). Cadangan polis dicatat pada sisi kewajiban dalam laporan keuangan perusahaan, dan kenaikan cadangan polis akan dibukukan sebagai biaya perusahaan.
Cadangan polis dapat dikatakan sebagai kewajiban masa datang atas sejumlah manfaat asuransi yang dijanjikan perusahaan untuk dibayarkan kepada pemegang polis sesuai dengan yang ditetapkan dalam polis.
Karena adanya unsur ketidakpastian dalam kewajiban tersebut, maka terdapat lebih dari satu metode yang dapat digunakan untuk menghitung cadangan, yang akan menghasilkan cadangan yang berbeda pula. Dengan demikian perbedaan metode penghitungan cadangan akan menghasilkan laba akunting yang berbeda.
Secara intuitif dapat diduga bahwa seharusnya cadangan polis tidaklah mempengaruhi laba secara keseluruhan karena cadangan bukanlah arus kas. Juga sebelum pertanggungan dimulai dan setelah pertanggungan selesai, tidak ada cadangan yang diperlukan bagi pertanggungan tersebut, sehingga besarnya cadangan polis adalah nihil, apapun metode pencadangan yang digunakan.
Tulisan ini bertujuan untuk memperhatikan perbedaan arus laba yang terjadi karena perbedaan metode pencadangan. Selain itu juga akan dibuktikan bahwa dalam kondisi tertentu, perbedaan metode tersebut hanya terjadi pada arus laba (earning emergence), sedangkan nilai sekarang dan laba tersebut akan bernilai sama dan tidak dipengaruhi oleh metode pencadangan.
Pengamatan dilakukan terhadap suatu perusahaan hipotetis (hypothetical company) yang memiliki sebuah kohor dengan produk dwiguna 10 tahun. Selain terhadap perbedaan metode pencadangan, pengamatan juga dilakukan untuk liga skenario premi bruto yang berbeda: premi dengan marjin positif, premi tanpa marjin dan premi dengan marjin negatif.
Metode pencadangan yang digunakan adalah metode pencadangan earning reserve di Indonesia dan metode pencadangan statutory reserve di Indonesia. Sebagai pembanding lainnya juga dipilih Policy Premium Method (PPM).
Pemilihan PPM sebagai pembanding didasarkan pada dua hal. Pertama, metode ini merupakan metode premi bruto, yang secara teoretis memiliki kelebihan dibandingkan metode premi murni, yang digunakan untuk earning reserve dan statutory reserve Indonesia. Kedua, metode ini pernah digunakan sebagai earning reserve sekaligus statutory reserve di Kanada, sehingga diasumsikan bahwa metode ini dapat mempertemukan dua kepentingan yang berbeda, yaitu pihak investor dan pihak regulator.
Pengamatan menunjukkan bahwa ternyata cadangan PPM memberikan arus Laba yang paling konsisten, yaitu memiliki pola menarik. Selain itu juga dapat dibuktikan bahwa nilai sekarang dan laba mendatang yang dihitung dengan tingkat bunga investasi riil akan memberikan hasil yang sama, tidak dipengaruhi oleh metode pencadangan yang digunakan."
2002
S-Pdf (sedang dalam proses digitalisasi)
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Riana Magdalena
"Skripsi ini membahas tentang asuransi kumpulan ekawarsa dan berusaha menghitung tingkat mortality profit sharing (MPS) yang terjadi pada jenis asuransi tersebut. Metode penelitian yang dipakai terutama adalah studi literatur yaitu dengan membaca sebanyak mungkin referensi yang diperlukan untuk membangun kerangka teori. Selain itu juga diadakan studi kasus dengan data riil yang diambil dari dua perusahaan asuransi jiwa di Jakarta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gian Nathaniel
"Laporan magang ini membahas mengenai pelaksanaan prosedur audit yang dilakukan oleh KAP HLV pada PT NSJ, sebuah perusahaan asuransi milik pemerintah. Prosedur audit yang akan dibahas sebagai fokus laporan magang adalah prosedur audit atas akun estimasi cadangan klaim OCR. Pembahasan ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian praktik audit dengan kerangka evaluasi yang berlaku (termasuk PSAK dan Standar Audit terkait estimasi cadangan klaim). Penulisan laporan magang ini juga bertujuan untuk merefleksikan perasaan dan pikiran penulis selama menjalani proses magang. Dalam penulisan laporan evaluasi ini penulis menyimpulkan bahwa prosedur audit yang dilakukan oleh KAP HLV atas akun estimasi cadangan klaim OCR PT NSJ telah diterapkan sesuai dengan standar audit dan konsep audit yang berlaku. Namun, terdapat kekurangan dalam tahap pelaksanaan prosedur audit. Kekurangan tersebut terletak pada metode penyusunan listing oleh manajemen, pemilihan metode sampling, keamanan data, dan ketidakkonsistenan bukti audit. Penulis memberikan rekomendasi sebagai tanggapan atas kekurangan yang ditemukan. Rekomendasi penulis mencakup mensyaratkan manajemen menyusun listing secara lengkap, menggunakan metode sampling statistik, memperjelas permintaan dokumen, membatasi akses data bagi karyawan PT NSJ, dan menyamakan penggunaan dokumen pendukung. Pengalaman magang yang dilakukan penulis menimbulkan berbagai perasaan positif dan negatif, termasuk perasaan cemas, bangga, senang, hingga sedih. Setelah dilakukan evaluasi, penulis menyadari bahwa perasaan positif dan nilai yang didapat penulis dalam melaksanakan magang melampaui perasaan negatif yang dirasakan penulis.

This internship report discusses the implementation of audit procedures carried out by KAP HLV at PT NSJ, a government-owned insurance company. The audit procedure that will be discussed as the focus of the internship report is the audit procedure for OCR estimated claims reserve. This discussion aims to evaluate the suitability of audit practices with the applicable evaluation framework (including PSAK and SA regarding estimated claims reserve). The internship report also function as a reflection of the author's feelings and thoughts during the internship process. In writing this evaluation report the author concludes that the audit procedures carried out by KAP HLV on PT NSJ's OCR estimated claims reserve account have been implemented in accordance with applicable audit standards and audit concepts. However, there are deficiencies in the implementation stage of audit procedures. These deficiencies lie in the method of compiling the listing by management, the selection of sampling methods, data security, and inconsistent audit evidence. The author provides recommendations in response to the deficiencies found. The author's recommendations include requiring management to compile a complete listing, using statistical sampling methods, clarifying document requests, limiting data access for PT NSJ employees, and equalizing the use of supporting documents. The author's internship experience gave rise to various positive and negative feelings, including feelings of anxiety, pride, joy, and even sadness. After carrying out the evaluation, the author realized that the positive feelings and value the author got from carrying out the internship outweighed the negative feelings felt by the author.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Tandiono
"[ABSTRAK
Penting bagi perusahaan asuransi untuk memastikan kecukupan modalnya untuk menanggung risiko yang ada. Salah satu risiko yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah risiko munculnya kewajiban klaim dimasa yang akan datang.
Peraturan yang saat ini berlaku untuk mengukur kecukupan modal perusahaan adalah Modal Minimum Berbasis Risiko yang diatur oleh OJK. Dalam ketentuan ini, diatur risiko investasi, risiko mata uang, risiko underwriting, dan beberapa risiko lainnya. Risiko underwriting diukur dalam Risiko Liabilitas Asuransi dengan mempertimbangkan premi dan klaim.
Dalam ketentuan Solvency II, risiko pasar, risiko kredit, dan risiko underwriting juga diukur oleh perusahaan asuransi untuk memastikan kecukupan modal dengan mengukur tingkat kerugian maksimum pada tingkat kepercayaan tertentu. Faktor-faktor di dalam risiko underwriting yang perlu diperhitungkan adalah risiko premi, risiko cadangan, dan risiko katastropik. Formula standar sesuai solvency II dapat dijadikan patokan untuk mengukur risiko underwriting dan melihat kecukupan modal perusahaan.

ABSTRACT
It is vital for insurance companies to ensure the adequacy of its capital to cover potential risks. One of the risks that need to be considered by the company is the risk of claims liability in the future.
Regulation currently in force for measuring capital adequacy of the company is the Risk-Based Capital Adequacy regulated by the Financial Services Authority (OJK). In this provision, it takes into consideration regulated investment risk, currency risk, underwriting risk, and other risks.
While stated in Solvency II provisions, market risk, credit risk and underwriting risk is also need to be measured by the insurance company to ensure capital adequacy. This is done by calculating the maximum level of loss at certain level of confidence. Factors in the underwriting risk which need to be taken into account is premium risk, reserve risk and catastrophic risk. Appropriate standard formula solvency II can be used as a benchmark to measure its underwriting risk and ensure capital adequacy.
, It is vital for insurance companies to ensure the adequacy of its capital to cover potential risks. One of the risks that need to be considered by the company is the risk of claims liability in the future.
Regulation currently in force for measuring capital adequacy of the company is the Risk-Based Capital Adequacy regulated by the Financial Services Authority (OJK). In this provision, it takes into consideration regulated investment risk, currency risk, underwriting risk, and other risks.
While stated in Solvency II provisions, market risk, credit risk and underwriting risk is also need to be measured by the insurance company to ensure capital adequacy. This is done by calculating the maximum level of loss at certain level of confidence. Factors in the underwriting risk which need to be taken into account is premium risk, reserve risk and catastrophic risk. Appropriate standard formula solvency II can be used as a benchmark to measure its underwriting risk and ensure capital adequacy.
]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>