Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adlina Nur Fakhrana
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian pada kukang sumatra (Nycticebus coucang Boddaert, 1785) di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI). Tujuan penelitian untuk mengetahui perilaku reproduksi N. coucang betina terhadap jantan di YIARI dengan pengamatan sepanjang siklus estrusnya. Penelitian dilakukan terhadap dua individu kukang sumatra betina dewasa (Ulul dan Lea) dengan perbedaan riwayat melahirkan. Metode penelitian yaitu All Occurrence Sampling dan Ad Libitum Sampling. Penelitian dilakukan selama bulan Oktober hingga November dari pukul 19.00--03.00 WIB. Perilaku reproduksi yang diamati meliputi tiga kategori yaitu atraktivitas, proseptivitas, dan reseptivitas. Hasil penelitian menunjukkan N.coucang betina melakukan hampir seluruh perilaku yang diamati, yaitu vokalisasi (whistle call) (27%), solicit (6%), urine marking (58%), recipient genital sniffing/licking (3%), inverted embrace (1%), menolak kopulasi (5%), sedangkan perilaku menerima kopulasi (0%) tidak teramati. Selain itu terdapat perbedaan perilaku reproduksi antara Ulul dan Lea. Perilaku reproduksi Ulul lebih rendah dibandingkan Lea. Panjang periode estrus Ulul tidak diketahui, sedangkan Lea berkisar antara 10--11 hari dengan lama estrus satu hari. ......Research on sunda slow loris (Nycticebus coucang Boddaert, 1785) has been carried out at the Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI). The aim of the study was to determine the reproductive behavior of N. coucang females against males at YIARI with observations throughout the estrus cycle. The study was conducted on two adult Sumatran slow loris individuals (Ulul and Lea) with differences in delivery history. The research method was All Occurrence Sampling and Ad Libitum Sampling. The study was conducted from October to November from 7:00 to 3:00 WIB. Reproductive behavior observed include three categories, namely attractivity, proceptivity, and receptivity. The results showed that N. coucang females carried out almost all observed behaviors, namely whistle calls (27%), solicits (6%), urine marking (58%), recipient genital sniffing/licking (3%), inverted embrace (1%), refused copulation (5%), while the behavior of receiving copulation (0%) was not observed. In addition there are differences in reproductive behavior between Ulul and Lea. Ulul reproductive behavior is lower than Lea. The length of the Ulul estrus period is unknown, while Lea ranges from 10--11 days with one day long estrus.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irfan Afifudin
Abstrak :
Anoa dataran rendah kini berstatus terancam punah sehingga perlu dikonservasi secara ex-situ seperti di Taman Margasatwa Ragunan (TMR). Ditemukannya kasus perkawinan sedarah anoa di TMR mendorong mereka untuk terlibat dalam program collaborative captive breeding antarhabitat ex-situ di bawah pedoman Global Species Management Plan (GSMP) untuk meningkatkan keragaman genetik anoa. Penelitian ini bertujuan menganalisis perilaku sosial dan reproduksi anoa jantan di TMR untuk mengevaluasi kesiapannya sebelum dipasangkan dengan anoa betina hasil pertukaran. Pengamatan terhadap satu ekor anoa jantan dewasa dilakukan selama 2 bulan (Januari—Maret 2024) dengan metode scan sampling dan ad libitum, mencakup 60 sampling point dari 38 hari pengamatan. Hasil menunjukkan variasi aktivitas harian dan kecenderungan berinteraksi secara sosial dan reproduktif oleh anoa jantan, ditandai dengan perilaku approaching, vocalization, dan sniffing (termasuk flehmen) meski terhalang pagar pemisah dengan anoa betina di kandang sebelahnya. Anoa jantan secara keseluruhan menunjukkan ketertarikan dan pendekatan aktif untuk berinteraksi sosial dan reproduksi, sehingga dapat mendukung potensi keberhasilan program breeding. ......The lowland anoa is an endangered species which requires ex-situ conservation efforts like those at Taman Margasatwa Ragunan (TMR). Inbreeding cases discovered at TMR prompted their participation in a collaborative captive breeding program guided by the Global Species Management Plan (GSMP) aimed at increasing the genetic diversity of anoa. This study focused on observing the social and reproductive behavior of a male anoa at TMR as part of evaluating his readiness to be paired with an exchange-bred female anoa. The observation of one adult male anoa was conducted for two months (January—March 2024) using scan sampling and ad libitum method, covering 60 sampling points from 38 observation days. The results revealed that male anoa engaged in various daily activities and exhibited a propensity for social and reproductive behaviors, such as approaching, vocalization, and sniffing (including flehmen), despite being separated by fences from a female anoa in the adjacent enclosure. The overall observations suggest that male anoa displayed interest and actively sought social and reproductive interactions, supporting the potential success of the breeding program.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library