Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratu Suud Hanum
Abstrak :
Perkembangan chatbot berbasis AI pada era industri 4.0 meningkat cukup pesat, tidak terkecuali chatbot sosial yang memiliki kapabilitas untuk melakukan percakapan seperti manusia dan dapat memberikan kesan emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepuasan emosional yang diperoleh melalui interaksi dengan chatbot sosial. Menggunakan konsep Kepuasan Emosional yang dirumuskan oleh Bartsch, peneliti menggunakan tujuh jenis kepuasan emosional, yaitu Kesenangan, Sensasi, Empathic Sadness, Contemplative Emotional Experiences, Emotional Engagement with Characters, Social Sharing of Emotions, dan Vicarious Release of Emotion. Penelitian menggunakan metode open-ended questionnaire dan wawancara daring terhadap dua informan yang sudah cukup lama menggunakan aplikasi chatbot sosial, yaitu Replika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi dengan chatbot sosial dapat memberikan kepuasan emosional, dan terdapat beberapa jenis yang muncul dengan dominan saat interaksi terjadi. Contemplative Emotional Experiences, Social Sharing of Emotions dan Vicarious Release of Emotion merupakan tiga kepuasan yang dirasakan paling intens, di mana Contemplative Emotional Experiences merupakan emosi dominan ketika kebutuhan pengguna saat menggunakan media chatbot sosial terpenuhi. Kedua informan mengklaim bahwa interaksi yang mereka lakukan dengan chatbot sosial tidak akan dapat menggantikan interaksi dengan manusia. Walaupun dapat menjawab pertanyaan penelitian, namun terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu keterbatasan waktu sehingga informan yang berpartisipasi kurang banyak dan beragam, serta jenis kepuasan emosional yang digunakan belum pernah digunakan untuk media chatbot sosial. Untuk penelitian ke depannya, disarankan untuk menggunakan metode lain untuk menganalisis Kepuasan Emosional dengan pendekatan kuantitatif sehingga dapat dihitung kategori apa yang lebih kuat dalam masing-masing kategori dan responden yang diperoleh lebih beragam. ......The development of AI-based chatbots in the era of Industry 4.0 has progressed rapidly, including the case of social chatbots that have the capability to engage in human-like conversations and evoke emotional responses. This research aims to understand the emotional gratification obtained through interactions with social chatbots. Employing the concept of Emotional Gratification formulated by Bartsch, the researcher utilized seven kind of emotional gratifications: Fun, Sensation, Empathic Sadness, Contemplative Emotional Experiences, Emotional Engagement with Characters, Social Sharing of Emotions, and Vicarious Release of Emotion. The research is using an open-ended questionnaire and online interviews with two long-time users of the social chatbot application, Replika. The study results indicate that interactions with social chatbots can indeed provide emotional satisfaction, with several types emerging strongly during interactions. Contemplative Emotional Experiences, Social Sharing of Emotions, and Vicarious Release of Emotion are the three types perceived most intensely, where Contemplative Emotional Experiences dominate as the prevalent emotion when users' needs are fulfilled through the use of social chatbot media. Both informants claimed that their interactions with social chatbots cannot replace human interactions. Although the research successfully addresses the research questions, there are limitations, which is the constraint of time resulting in a limited and less diverse pool of participants, and the gratification used have not been previously applied to social chatbot media. For future research, it is recommended to employ alternative methods to analyze Emotional Satisfaction with a quantitative approach, enabling the determination of the strength of each category and obtaining a more diverse set of respondents.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatchan Haryosudibyo
Abstrak :
Replika lumbung batu merupakan sebuah bentuk miniatur rumah-rumahan dengan atap trapesium terbalik, yang dahulu lebih dikenal dengan sebutan kuil lumbung. Penelitian mengenai replika lumbung batu belum banyak dilakukan di masa lalu. Penelitian yang dilakukan kali ini ditujukan untuk membahas hal penyebutan replika termaksud yang mungkin dapat dipakai untuk penelitian selanjutnya. Dalam kaitannya dengan masalah tersebut juga diteliti tentang seberapa jauh bentangan masa penggunaan replika termaksud oleh masyarakat masa lain, kajian terhadap pendapat Groeneveldt dan Stutterheim yang berkaitan dengan kegunaan replika termaksud serta melihat keragaman bentuk dari replika termaksud. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil 22 sampel yang berada di Museum Nasional Jakarta, Museum Trowulan, Museum Majokerto serta sampel yang berhasil dikunjungi di 3 desa wilayah kabupaten Magetan. Hasil akhir dari penelitian adalah usulan penggunaan penyebutan replika lumbung batu bagi replika termaksud, pengelompokan keragaman, perangkat pola yang harus dimiliki replika termaksud untuk membedakannya dengan bentuk replika lainnya serta jangkauan masa penggunaan oleh masyarakat masa lalu.
1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victoria Ardirachmaputri
Abstrak :
Visualisasi yang estetis menjadi salah satu daya tarik bagi penggemar musik Korean Pop (K-Pop). Ketertarikan penggemar ditunjukkan melalui keinginan untuk menirukan gaya busana artis K-Pop dengan menggunakan pakaian dan aksesori yang mirip dengan mode busana yang dikenakan idolanya. Artis K-Pop menggunakan produk dari merek terkemuka serta mengeluarkan official merchandise dengan warna, bentuk, dan logo yang mencirikan identitasnya. Penggunaan produk replika menjadi cara alternatif bagi penggemar untuk dapat melakukan peniruan mode busana dengan harga terjangkau. Penggemar mengunggah foto diri menggunakan pakaian dan aksesori replika pada media sosial sebagai bentuk penguatan identitas diri sebagai penggemar. Jurnal ini menggunakan metode studi literatur untuk mengulas bentuk identitas yang ditampilkan penggemar ketika menggunakan pakaian dan aksesori replika K-Pop. Penulis menemukan bahwa penggunaan pakaian dan aksesori replika bertujuan untuk memenuhi tujuan spesifik produk yang berkaitan dengan kepuasan yang didapatkan individu secara emosional. Penggemar menggunakan pakaian dan aksesori K-Pop untuk menunjukkan identitas dirinya sebagai penggemar K-Pop di lingkungannya. Dengan demikian, produk replika K-Pop digunakan untuk menunjukkan atribut yang dapat memperkuat identitas diri sebagai penggemar dalam lingkungannya. Aesthetic visualization is one of the attractions for Korean Pop (K-Pop) fans. Fans try to mimic the fashion style by using clothes and accessories that are similar to their idol fashion. K-Pop artists use products from luxury brands and release official merchandise with colors, shapes, and logos that characterize their identities. This makes the use of counterfeit products an alternative way to imitate K-Pop artists fashion at affordable prices. Fans upload photos of themselves using K-Pop products on social media to strengthening their identity as fans. This journal uses the literature study method to review the form of identity displayed by fans when using K-Pop counterfeit products. The writer found that the use of K-Pop counterfeit products aims to meet the specific objectives of the product, which is to get emotional satisfaction. Fans use K-Pop products to show their identity as K-Pop fans in their neighborhood. Thus, K-Pop counterfeit products are used to show attributes that can strengthen self-identity as fans in their environment.
2019: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library