Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syahirul Alim
Abstrak :
NU sebagai salah satu kekuatan sosial-politik di Indonesia memiliki serangkaian pengalaman yang panjang, baik ketika menjadi organisasi sosial keagamaan maupun ketika berubah menjadi organisasi politik. Organisasi yang pernah dicap sebagai "tradisionalis" oleh sementara kalangan ini ternyata mendapat tempat cukup penting dalam perkembangan demokratisasi di Indonesia. Paling tidak, berbagai karya ilmiah yang dilakukan untuk mengamati perkembangan sosial-politik di Indonesia akhir-akhir ini menempatkan NU sebagai fenomena menarik ketika dihadapkan dengan proses perubahan sosial di Indonesia. NU tidak lagi menjadi kekuatan sosial-politik yang marjinal terutama setelah tumbangnya rezim Orde Baru. Bahkan, salah seorang pemimpin utamanya, K.H. Abdurrahman Wahid diakui sebagai salah satu tokoh popular yang disegani semua pihak, sehingga kepiawaiannya dalam membangun NU, berhasil membawanya ke kursi kepresidenan dalam suatu pemilihan umum yang demokratis pada 1999. Perubahan sosial-politik yang terjadi pasca Orde Baru diakui telah berhasil membuka peluang yang cukup besar bagi proses liberalisasi politik, sehingga semua elemen masyarakat yang tersebar dalam berbagai kelompok kepentingan, organisasi politik maupun organisasi sosial mulai melibatkan diri secara aktif kedalam kegiatan politik. Reformasi jelas telah mendorong secara luas peran politik masyarakat yang didentifikasikan melalui fenomena bermunculannya partai politik. (Huntington: 2003). NU sebagai salah satu elemen dari bangsa ini ternyata terdorong untuk kemudian terjun kembali secara aktif kedalam dunia politik, hal ini jelas .dari munculnya beragam partai yang juga berafiliasi kepada NU. Kemunculan beberapa partai politik yang berafiliasi NU juga telah merubah pola perjuangannya selama ini dari gerakan kultural menjadi gerakan struktural. Perubahan strategi perjuangan yang dilakukan NU dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh suatu keadaan dimana perubahan sistem politik terjadi pasca Orde Baru semakin membuka peluang kebebasan masyarakat untuk mengartikulasikan kepentingan politiknya. Keadaan ini biasanya ditandai oleh peningkatan partisipasi politik dalam masyarakat serta kesediaan individu untuk mengidentifikasikan dirinya dengan sistem politik yang ada (Welch: 1995). NU memang telah mengalami perubahan-perubahan yang sangat penting, terutama dimulai sejak dekade 80-an, ketika NU dibawah pengaruh kuat KH. Abdurrahman Wahid menjalankan manuver Khittah. Strategi ini diambil NU untuk mengurangi tekanan politik pemerintah Orde Baru yang semakin membesar. Oleh karena itu, Khittah tidak pernah menyurutkan semangat berpolitik NU. Politik NU dilaksanakan melalui strategi kultural yang bertujuan untuk mengembangkan kesadaran politik warganya. Upaya cerdik NU jelas merupakan bagian dari survival NU dalam menghadapi setiap perubahan zaman. Terbukti, NU tetap bertahan sebagai organisasi massa yang sangat besar dan berpengaruh dalam wacana perkembangan sosial politik di Indonesia. Namun, ketika tatanan sosial politik mulai direkonstruksi dan diperbaharui pasca Orde Baru, NU nampaknya mengambil bagian dari proses pembaruan tersebut. Strategi kultural yang selama ini dijalankan mulai mengalami pergeseran ke arah strategi struktural dengan ditandai oleh pembentukan partai politik yang berafiliasi NU sebagai aktualisasi dari peran politik NU selama ini. Kajian mengenai perubahan orientasi NU pasca Orde Baru akan dibahas dengan serangkaian penelitian yang mengungkap fenomena yang menyebabkan mengapa NU melakukan perubahan orientasinya dari gerakan kultural manjadi gerakan politik. Pengungkapan fenomena ini terkait dengan pendekatan kualitatif yang melibatkan pengalaman pribadi, pengamatan teks sejarah serta melibatkan serangkaian wawancara dengan orang-orang yang terlibat langsung dalam objek kajian yang sedang diteliti. Dari serangkaian penelitian ini, dapat diungkap sebab-sebab mengapa NU melakukan perubahan terhadap strategi perjuangan politiknya: 1. Terpinggirkannya NU oleh sistem politik Orde Baru yang selama hampir 15 tahun NU benar-benar berada dalam kondisi politik yang terjepit. NU misalnya dipaksa untuk berfusi dengan PPP sehingga mengakibatkan aspirasi politik NU yang dititipkan kedalam PPP tidak sepenuhnya terakomodasi 2. Keputusan Khittah yang kontroversial mengakibatkan ketidakjelasan arah politik NU, antara menerima Khittah dan meninggalkan politik praktis, atau menolak dan terus terlibat secara aktif dalam politik. Khittah mengakibatkan kepolitikan NU tidak memiliki pijakan yang pasti karena munculnya tekanan, baik dari kalangan internal maupun eksternal NU 3. Pasca Orde Baru yang ditandai oleh liberalisasi politik, sehingga memungkinkan lahirnya partai politik berjumlah banyak. NU, dalam hal ini tidak rela jika harus kehilangan lebih dari tiga juta suara warganya yang akan menjadi ajang rebutan beragam partai politik. Akibatnya, NU mendirikan partai politik sendiri yang sedianya dapat menampung seluruh aspirasi politik warga NU, yaitu PKB. Bahkan, akibat pluralitas po1itik warga NU, muncul juga beberapa partai yang juga mengidentifikasikan dirinya partai warga NU. (Rincian Isi Tesis: ix, 158 halaman, Bibliografi: 65 buku, 4 jurnal, 9 artikel)
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Wiega Permana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana queer muslim memproduksi ruang alternatif melalui praktik reorientasi pemahaman mengenai gender dan seksualitas dalam Islam. Interpretasi Islam tradisional yang cenderung heteronormatif mengkooptasi ruang dan mode pertukaran narasi yang dapat digunakan oleh kelompok queer muslim sehingga menciptakan perasaan disorientasi. Untuk itu, queer muslim membangun ruang alternatif sebagai situs bagi mereka untuk menukarkan narasi-narasi Islam yang akomodatif. Penelitian ini menemukan bahwa queer muslim menjadikan pengalaman marginalisasi sebagai alat untuk mengonstruksi identitas dan ruang alternatif. Ruang tersebut tidak bersifat eksklusif dan separatis, tetapi dihidupi oleh kelompok queer dan hetero, terutama ustad atau ulama melalui praktik reorientasi dengan cara membaca ulang pengalaman marginalitas dan narasi Islam. Pengetahuan mengenai Islam yang dipertukarkan berakar dari prinsip-prinsip keadilan dan kesetaraan, serta rahmatan lil alamin. Namun, ruang alternatif tidak bersifat vakum dari heteronormativitas sehingga memaksa queer muslim dan ulama melakukan taktik-taktik yang meliputi penavigasian diri dalam jejaring sesama dan struktur heteronormativitas yang dalam kapasitas tertentu menciptakan jarak antara kedua kelompok. Peran orang perantara yang mampu masuk ke dalam jaringan kedua kelompok dan mengorganisasikan sumber daya menjadi penting untuk bisa memperluas dan membuka ruang-ruang alternatif baru. ......This study seeks to explore how queer muslims create alternative spaces by reorienting understandings of gender and sexuality in Islam. Traditional Islamic interpretations, which are typically heteronormative, co-opt the spaces and modes of narrative exchange that are used by queer groups, resulting in a sense of disorientation. For this reason, queer muslims create alternative spaces where they can exchange inclusive Islamic narratives. This study discovers that queer muslims use marginalization experiences as a tool to construct identities and alternative spaces. These spaces are neither exclusive or separatist, but are inhabited by queer and hetero groups, particularly ustad or ulama, through reorientation practices that involve rereading marginalized experiences and Islamic narratives. The knowledge of Islam that is shared is rooted on the principles of justice and equality, as well as rahmatan lil alamin. However, alternative spaces are not a vacuum of heteronormativity, therefore forcing queer muslims and ulama to engage in tactics such as navigating between group networks and heteronormativity structures, which can create a gap between the two groups. Intermediary persons who can access both groups' networks and coordinate resources become important in expanding and opening up new alternative spaces.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Jacob Saleh
Abstrak :
Think outside the box", This phrase is increasingly heard currently when we want to make a breakthrough that has never been thought before. When a company wants to progress there must be an innovation brought up by not forgetting evaluation on itself that has been done before. Normally innovation is brought up when there is an opportunity to win a competition. ABS is a company that has existed more than 100 year when this writing is made. This proves that this company is very mature in running its business. Every company has the goal of gaining profits as much as possible by running its business efficiently and effectively. So is the case with ABS that desiring to going towards middle-down business segment. Nevertheless, is ABS ready to reenter middle-down business class? For that reason, all that is only rhetoric if ABS is incapable to evaluate its internal and external environment factor. To do all that, ABS must comprehend the competency capable for in-depth evaluation, what strategy must be carried out, and why it has to be done. The goal of writing this thesis is to analyze the strategy of preparing ABS foreign payment in welcoming middle-down business class reorientation. The method used in this writing is started by carrying out interviews with related parties and secondary data collection. The results of this research shows that ABS has resources and technology not sufficient to support the strategies to be run, either from the aspect of Human Resource, the use of wide networks, or its technological investments. The suggestion that we can give is: ABS should evaluate the strengths it has and its existing weaknesses and then fixing them in order to have added values for the coming competition.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library