Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasbiyallah
Abstrak :
Sampel penelitian adalah sampah industri baja Neomax di Jepang dengan basis ferrite. Identifikasi fase dengan XRD dan XRF memperlihatkan bahwa sampel merupakan senyawa strontium ferrite SrO.6Fe 2O3 fasa tunggal. Kurva XRD menunjukkan waktu milling 5, 10 dan 20 jam tidak signifikan terlihat perubahannya. Mikrograf SEM menunjukkan semakin lama waktu milling jumlah porositas (pori) semakin berkurang dan proses sintering telah memadatkan butiran -butiran grain kristal. Perbandingan Histerisis PERMAGRAPH menunjukkan milling dengan waktu yang lebih lama dan sintering dengan waktu yang lebih lama pada suhu sekitar 1000°C - 1300°C (dibawah titik leleh Fe) dapat meningkatkan nilai remanen magnetisasi Br, dengan kecenderungan nilai koersivitas Hc relatif tetap atau turun dalam batas tertentu.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28941
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widastra Hidajatullah Maksoed
Abstrak :
Telah dilakukan studi analitis perbandingan antara magnetisasi berdasarkan teori Stoner-Wohlfarth yang mengabaikan faktor interaksi antar domain dan perhitungan mikromagnetik magnet nanokomposit menggunakan model kubus dari Fukunaga. Dalam kajian ini dibahas prinsip dasar teori Stoner-Wohlfarth dengan asumsi yang terikat dan implikasinya terhadap hasil perhitungan magnetisasi sebagai fungsi medan magnet luar H. Diketahui bahwa untuk nanostruktur sebagai konsekuensi penghalusan ukuran butir sampai berskala nanometer, hasil pengukuran magnetisasi bertentangan dengan teori Stoner Wohlfarth. Hasil perhitungan magnetisasi berdasarkan model mikromagnetik menunjukkan nanostruktur berimplikasi meningkatnya nilai remanen melebihi nilai yang diizinkan oleh teori Stoner-Wohlfarth. Disimpulkan bahwa diperlukan model baru untuk menjelaskan magnetisisasi dari material ferromagnet dengan nanostruktur. Hal ini perlu untuk mengantisipasi kelas baru dalam elektronika yang memperhitungkan spin pembawa muatan/spintronika. Juga direkomendasikannya model Fukunaga mengingat kedekatannya dengan kenyataan berkaitan dengan struktur kristal yang dibangun atom-atom.
Analytical studies have been carried out a comparison between the magnetization based theory Stoner-Wohlfarth that ignore inter-domain interaction factor and calculation mikromagnetik magnetic nanocomposite using cube models of Fukunaga. In this study discussed the basic principles of the theory of Stoner-Wohlfarth assuming that bound and its implications on the calculation of magnetization as a function of field external magnetic H. known that for nanostructures as a consequence refining the grain size to the nanometer scale. The results of magnetization measurements contrary to the theory of Stoner Wohlfarth. The calculation result magnetization based models show nanostruktur implications mikromagnetik increasing remanent value exceeds the value allowed by the theory Stoner-Wohlfarth. It was concluded that it needed a new model to explain magnetisisasi of ferromagnet materials with nanostructures. It is necessary to anticipate the new class of electronics taking into account the charge carrier spin / spintronika. also direkomendasikannya Fukunaga models given its proximity to the fact relating to crystal structures are built atom.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S29286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Udin Syamsudin
Abstrak :
Baja karbon rendah merupakan material ferromagnetik yang banyak digunakan untuk teras besi transformator, rotor pada generator pembangkit listrik, maupun rotor mesin/ motor listrik. Alat-alat ini diroperasikan dalam waktu yang cukup lama pada temperatur tinggi, akan disertai kenaikan temperatur dari alat, khususnya teras besi tersebut. Kenaikan temperatur ini akan menimbulkan perubahan pada microstruktur, sifat mekanik, dan sifat magnetik. Dilakukan penelitian pada sampel baja karbon rendah untuk mempelajari pengaruh perlakuaan panas secara line heating dan quenching terhadap hysteresis magnet. Sampel diidentifikasi dengan menggunakan peralatan X Ray Diffraksi (XRD) , Scanning Electron Microscope (SEM), Permagraph. Perubahan sifat kemagnetan sampel yang diukur dengan permagraph dinyatakan dalam bentuk kurva hysteresis magnetik, yang mengambarkan proses magnetisasi dan demagnetisasi. Adanya perubahan bentuk kurva mengidikasikan telah terjadi perubahan sifat kemagnetan sampel. Dari kurva hysteresis magnet dapat ditentukan besaran-besaran magnetik diantaranya, remanen magnet, koersivitas magnet, saturasi magnet, permeabilitas maksimum, dan hysteresis core losse. Hasil penelitian menunjukan terjadinya perubahan pada sifat-sifat magnetik setelah dilakukan quenching diantaranya, kenaikan remanen magnet dan koersivitas magnet meningkat dengan adanya kenaikan suhu, tetapi menurun jika waktu penahanan suhu semakin lama. Permeabilitas mencapai harga maksimum pada pemanasan 500°C, dan semakin mengecil pada suhu yang lebih tinggi akibat adanya efek agitasi termal dari molekuk-molekul. Hysteresis core loss mengalami perubahan, dimana besarnya perubahan mengikuti pola perubahan remanen dan koersivitas magnet. ......Low carbon steel is ferromagnetic material which is widely used for magnetic core in transformator, rotor at electricity plant generator, and electrical motor. Devices are operated at a long term and at high temperature, and there is always a temperature raise of the devices especially the magnetic core. The raise of temperature will cause changes on the microstructure, mechanical properties, magnetic properties. A research is conducted to a low carbon steel sample to study the effect of heat treatment by quenching of hysteresis magnetic. Sample will be identified using X Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), and Permagraph. The magnetic properties of the sample measured wiht permagraph is statead in the in the form of magnetic hysteresis loop, describes the process of magnetization, and demagnetization. The change of the magnetic hyeteresis loop form indicates the change of magnetic properties. Magnetic hyeteresis loop determines the quantity of such as remanence magnetic, coercivity magnetik, permeability maximum, magnetic saturation, hysteresis core losses. The result of research show changes on magnetic properties after quenching, that is the raising of magnetic remanent, magnetic coercivity follow with the raisisng of the haeting temperature, but it is opposite of with the holding time. Permeability reaches the maximum point at 500°C heating, and decreases at higer temperature, because of agitasi thermal effect of the molecules, where amount the change of magnetic remanent, and magnetic coercivity.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leyona Tias Ayuputri
Abstrak :
Material stronsium heksaferit memiliki karakteristik yang unik, diantaranya nilai temperature curie Tc sebesar 737K/463°C, nilai konstanta magnetokristain anisotropi K = 3,6 × 102 erg.cm-3, nilai koersivitas JHc = 444,5 kA/m, nilai magnetisasi remanen Mr sebesar 0,245 T dan nilai saturasi magnetisasinya Ms = 0,475 T. Investigasi terbaru pada SrFe11.9In0.1O19 telah menunjukkan nilai ratio antara magnetisasi remanen dan magnetisasi saturasi yang lebih besar dari 0,5, dimana penggunaannnya tepat untuk magnet permanen isotropik. Dalam penelitian ini, material SrFe12-xInxO19 (x = 0,05; 0,10; 0,20; dan 0,50) dengan nilai magnetisasi remanen tertinggi dimodifikasi dengan substitusi Fe+3 terhadap material SrFe11.9In0.1O19 dengan ion Mn dan Ti untuk mengurangi nilai koersivitasnya sehingga tepat untuk digunakan sebagai material absorber. Material magnetik dengan komposisi SrFe11,9-yMny/2Tiy/2In0,1O19 (y = 0; 0,30; 0,60; 1,00 dan 1,20) telah dibuat dengan proses mechanical alloying. Loop histeresis untuk sampel SrFe11,9-yMny/2Tiy/2In0,1O19 menunjukkan bahwa koersivitas berkurang secara progresif dari 292,6 kA/m untuk y = 0 menjadi 90,23 kA/m untuk y = 1,2 dengan nilai magnetisasi remanen yag cenderung konstan. Nilai reflection loss (RL) material penyerap ini terus bertambah besar seiring dengan meningkatnya fraksi ion subsitusi Mn+2 dan Ti+4 hingga mencapai nilai RL tertinggi didapatkan pada y = 1,20 yaitu sebesar 40,23 dB pada frekuensi 11,162 GHz. Dengan nilai RL tersebut gelombang elektromagnetik yang masuk kedalam material dapat diserap hingga mencapai lebih dari 99 % dan hanya kurang dari 1 % intensitas gelombang yang datang direfleksikan kembali. ......Strontium hexaferrite has attracted much attentions due to its unique properties with a large value of curie temperature Tc = 737K, a large magnetocrystalline anisotropy constant K = 3.6 x 106 erg.cm-3, a high coercivity value JHc = 444,5 kA/m, high remanent (Mr) and saturation magnetization (Ms) of 0,245 T and 0.475 T respectively. A recent investigation on In substituted SrFe11.9In0.1O19 has shown excellent remanence to the saturation magnetization ratio value of much greater than 0.5 which most suitable for isotropic permanent magnets. In this work, SrFe12-xInxO19 (x = 0.05; 0.10; 0.20; and 0.50) with the highest value of remanent magnetization was modified by the co-substitution of Fe+3 in SrFe11.9In0.1O19 with Mn+2 and Ti+4 ions to reduce the coercivity which is suitable for radar absorbing applications. A series of magnetic material with SrFe11.9-yMny/2Tiy/2In0,1O19 (y = 0; 0.30; 0.60; 1.00 and 1.20) compositions were prepared by mechanical alloying process. The hysteresis loop for SrFe11.9-yMny/2Tiy/2In0.1O19 samples showed that the coercivity was progressively reduced from 292.6 kA/m for y = 0 to 90.23 kA/m for y = 1.2 with the remanence remained significantly un-changed. The reflection loss (RL) value of such materials continues to increase along with the increase of Mn+2 and Ti+4 fraction until the highest RL value of 40.23 dB at a frequency of 11.162 GHz was obtained at y = 1.20. With this RL value, the electromagnetic waves that enter the material can be absorbed up to more than 99% and only less than 1% of the intensity of the incoming waves is reflected.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library