Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Tusi Sasono
2001
S2923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gumgum Gumelar Fajar Rakhman
Abstrak :
Masa remaja ditandai dengan munculnya tingkah laku untu mencoba hal-hal baru untuk memenuhi rasa ingin tahu atau ingin bertingkah laku seperti orang dewasa, antara lain seperti penyalahgunaan obat dan merokok. Kebiasaan merokok dapat kita temui di berbagai tempat di mana saja dan dllakukan saipapun balk Itu lakl-laki ataupun perempuan di dunia in! termasuk juga di kalangan remaja. Pada masa remaja inilah kebiasaan merokok sering kali dimulai seiring dengan perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa (Hurlock : 1980) Sebuah studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok mulai antara umur 11 dan 13 tahun dengan sigaret pertama, dan 85% sampai 90% sebelum berumur 18 tahun (Laventhal et all, 1988). Ada petunjuk bahwa di Indonesia perilaku merokok mulai dalam usia lebih muda. Diketahui pula bahwa semakin muda seseorang mulai merokok, makin banyak ia merokok jika menginjak dewasa (Sih Setija Utama et all, 1993 dalam Bret, 1995). Faktor penentu dari tingkah laku yang tampak (overt) dari individu adalah seberapa besar intensi individu untuk menampilkan atau tidak menampilkan tingkah laku tersebut (Fishbein & Ajzen,1975). Intensi menurut Ajzen (1988) dapat digunakan untuk meramalkan seberapa kuat keinginan individu untuk menampilkan dan seberapa banyak usaha yang direncanakan atau dllakukan individu untuk menampilkan suatu tingkah laku. Intensi adalah lokasi individu dalam suatu dimensi probabilitas subyektif yang meliputi hubungan antara dirinya dengan suatu tindakan. Dalam reasoned action theory oleh Martin Fishbein & leek Ajzen (1975) digambarkan bahwa intensi merupakan fungsi dari dua determinan, yaitu faktor yang bersifat pribadi yang teriihat dari sikap terhadap tingkah laku dan faktor yang mencerminkan pengaruh sosial yaitu norma subyektif. Dalam perkembangan selanjutnya menurut Ajzen (1988) teori di atas belum cukup untuk menjelaskan sepenuhnya untuk terjadinya tingkah laku. Sehingga selain sikap terhadap tingkah laku dan norma subyektif, dia menambahkan faktor ketiga yaitu faktor perceived behavioral control, yang menjelaskan persepsi individu mengenai kontrol yang ia miliki sehubungan dengan suatu tingkah laku. intensi seseorang dapat diramalkan melalui tiga hal utama, yaitu sikapnya tertiadap tingkah laku tersebut, norma subyektif yang dimiliki dan perceived behavioral control (PBC). Dan dalam pengembangan teorinya teori ini disebut theory of planned behavior. Berdasarkan teori ini akan diteliti mengenai intensi remaja untuk merokok. Dengan metode Accidental (non pmbability) sampling, diperoleh 144 subyek sebagai sampel penelitian. Daii data tersebut diolah dengan menggunakan program komputer untuk mendapatkan deskripsi sampel, mean dan hasll anallsis regresi berganda. Hasil penelitian diperoleh bahwa intensi responden untuk merokok baik secara keseluruhan ataupun berdasarkan jenis kelamin berada di bawah mean teoiitis. Berarti secara keseluruhan intensi remaja untuk merokok agak rendah yang artinya agak tidak ingin merokok. Dan dan ketiga variabel intensi, maka sikaplah yang paling berperan dalam intensi remaja untuk merokok. Dengan demikian hipotesis penelitian bahwa sikap terhadap tingkah laku memiliki sumbangan yang signifikan terhadap tingkah laku diterima. Hupotesis yang menyatakan bahwa ada sumbangan yang signifikan daii norma subyektif terhadap intensi untuk merokok diterima. Demikian juga diterimanya hipotesis yang meriyatakan ada sumbangan yang signifikan dari perceived behavior control terhadap intensi remaja untuk merokok.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Surya Indraswari
Abstrak :
ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh faktor kebersamaan orangtua dan remaja serta perilaku merokok orangtua terhadap perilaku merokok remaja menggunakan data 39.227 remaja berusia 10-17 tahun dari Susenas 2012. Hasil regresi logistik biner menunjukkan bahwa kebersamaan orangtua dan remaja serta perilaku merokok orangtua memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku merokok remaja. Ditemukan pula bahwa faktor terkuat yang mempengaruhi perilaku merokok remaja adalah partisipasi sekolah remaja dan bahwa kegiatan keagamaan ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku merokok remaja. Positifnya pengaruh pendapatan remaja terhadap kecenderungan merokok remaja mengindikasikan bahwa harga rokok dapat dijangkau sehingga perlu kebijakan cukai yang dapat mengurangi kecenderungan merokok remaja
ABSTRACT
This study aims to analyze the role of parents on adolescents? smoking behaviour using 39.227 respondents aged 10-17 years from the 2012 Indonesia National Socio-Economic Survey. The results of binary logistic regression show that parents-adolescents relationship and parents? smoking behavior significantly affect adolescents? smoking behaviour. School participation has the strongest effect on adolescents? smoking behaviour, while unexpectedly religious activity has no effect on adolescents? smoking behavior. There is a positive effect of adolescents? income on their likelihood of smoking. It may indicate that the prices of cigarettes may be inexpensive and that appropriace excise policy is needed to reduce the tendency of smoking
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library