Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfita Virgiana
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keterlibatan ayah dan kesepian pada remaja madya. Alat ukur yang digunakan adalah Nurturant Fathering Scale untuk mengukur keterlibatan ayah domain afektif dan Father Invlovement Scale untuk mengukur keterlibatan ayah domain perilaku oleh Finley dan Schwartz 2004 , sedangkan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kesepian adalah Revised-UCLA Loneliness Scale oleh Rusell, Peplau, dan Cutrona 1980 . Sampel pada penelitian ini berjumlah 429 remaja madya berusia 14 hingga 18 tahun yang tinggal di daerah Jabodetabek. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara keterlibatan ayah dan kesepian pada remaja madya.
The main purpose of this study is to find out the correlation between father involvement and loneliness in middle adolescence. Nurturant Fathering Scale is used to measure father involvement in affective domain dan Father Involvement Scale is used to measure father involvement in behavior domain by Finley and Schwartz 2004 . Loneliness is measured using Revised UCLA Loneliness Scale by Rusell, Peplau, dan Cutrona 1980 . Total sample in this study is 429 middle adolescents who lived in Jabodetabek. The result of this study using Pearson Product Moment showed that there was correlation between father involvement and loneliness in middle adolescence.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Farah Nadhifa
Abstrak :
Pandemi COVID-19 mengakibatkan keadaan menjadi serba tidak pasti yang kemudian menyebabkan meningkatnya gangguan psikologis pada remaja. Salah satu faktor protektif yang dapat membantu remaja selama masa pandemi COVID-19 adalah harapan. Dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan harapan. Salah satu dukungan sosial yang terdekat bagi remaja adalah hubungan orang tua-anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah hubungan orang tua-anak dapat memprediksi harapan pada remaja madya selama masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan pendekatan kuantitatif. Partisipan dalam penelitian ini adalah 651 remaja madya berjenis kelamin perempuan dan laki-laki dengan rentang usia 15-18 tahun (M = 16.33). Hubungan orang tua-anak diukur dengan menggunakan Parent-Adolescent Relationship Scale. Sedangkan harapan diukur dengan menggunakan Adult Hope Scale. Hasil pengujian analisis regresi linear sederhana menunjukkan bahwa hubungan orang tua-anak secara positif signifikan dapat memprediksi harapan pada remaja (p < 0,01) dengan nilai R2 sebesar 18,3% dan dan β = 0,428. Penelitian ini menyarankan untuk membangun hubungan orang tua-anak yang positif guna meningkatkan tingkat harapan pada remaja, terutama pada masa pandemi COVID-19. ......The COVID-19 pandemic left the situation in a state of uncertainty which then led to an increase in psychological disorders in adolescents. One of the protective factors that can help adolescents during the COVID-19 pandemic is hope. Social support is one of the factors related to hope. One of the closest social supports for adolescents is the parent-child relationship. This study aims to see whether the parent-child relationship can predict hope in middle adolescents during the COVID-19 pandemic. This research is a non-experimental research with a quantitative approach. The participants in this study were 651 middle adolescents, female and male, with an age range of 15-18 years (M = 16.33). The parent-child relationship was measured using the Parent-Adolescent Relationship Scale. Meanwhile, hope is measured using the Adult Hope Scale. The test results of simple linear regression analysis showed that the parent-child relationship positively significantly predicted the hope of adolescents (p < 0.01) with an R2 value of 18.3% and and β = 0.428. This study suggests building a positive parent-child relationship in order to increase the level of hope in adolescents, especially during the COVID-19 pandemic.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Maria Permatasari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan resiliensi pada remaja madya dengan status ekonomi sosial rendah di Jakarta. Variabel keterlibatan ayah diukur menggunakan Father Involvement and Nurturant Fathering Scales yang dikembangkan oleh Finley dan Schwartz 2004 yang dilihat dari perspektif anak. Variabel resiliensi diukur menggunakan Resilience Scale 14 item RS-14 oleh Wagnild dan Young 2009 . Partisipan pada penelitian ini sebanyak 207 remaja yang berusia 14 hingga 18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara keterlibatan ayah dan resiliensi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dalam kehidupan remaja perlu diperhatikan karena akan berhubungan dengan kemampuan remaja untuk beradaptasi ketika sedang menghadapi kondisi yang sulit. ...... The purpose of this study is to examine the relationship between father involvement, and resilience among middle adolescence with low social economic status in Jakarta. Father involvement was measured from the child rsquo s perspective using Father Involvement and Nurturant Fathering Scales by Finley and Schwartz 2004. Resilience was measured using Resilience Scale 14 item RS 14 by Wagnild and Young 2009 . The participants are 207 adolescents aged 14 to 18 years old. The result of this research indicated that there is a positively significant relationship between father involvement and resilience. This result showed that the way father involved in adolescent rsquo s life has a correlation with adolescent rsquo s competence in adapting in the wake of life rsquo s misfortunes.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Anisa Maharani
Abstrak :
Hubungan dengan teman sebaya merupakan aspek penting dalam perkembangan remaja. Sejak adanya pandemi COVID-19, keterbatasan interaksi sosial secara langsung menyebabkan menjalin pertemanan bagi remaja terasa melelahkan. Salah satu faktor kunci dalam hubungan teman sebaya adalah relasi anak dengan orang tuanya. Relasi orang tua-anak yang positif dinilai dapat membantu remaja dalam menghadapi situasi pandemi dan meningkatkan kualitas hubungan teman sebaya. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan relasi orang tua-anak dalam memprediksi kualitas hubungan teman sebaya pada remaja madya di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan tipe studi cross-sectional. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 651 partisipan dan merupakan remaja madya berusia 15-18 tahun (M = 16,33, SD = 0,74), berjenis kelamin perempuan (n = 390) dan laki-laki yang berdomisili di Indonesia. Pengambilan data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuesioner Parent-Adolescent Relationship Scale dan Peer Friendship Scale. Hasil analisis statistik regresi linear sederhana menunjukkan bahwa relasi orang tua-anak secara positif signifikan mampu memprediksi kualitas hubungan teman sebaya (p < 0,01) dengan nilai  = 0,41. Disarankan perlunya membangun iklim keluarga yang positif melalui penguatan relasi orang tua-anak untuk meningkatkan kualitas hubungan teman sebaya pada remaja, khususnya pada masa pandemi COVID-19. ......Peer relationship is an important aspect of adolescents’ development. Since the COVID-19 pandemic outbreak, the limited social interactions have made friendships for adolescents feel tiring. One of the key factors in peer relationships quality is child’s relationship with their parents. Positive parent-child relationship is considered to be able to help adolescents in dealing with pandemic situations and improve the quality of peer relationship. Therefore, this study aims to investigate the role of parent-child relationship in predicting peer relationship quality among middle adolescents during the COVID-19 pandemic. This research is a correlational study with cross-sectional design and was conducted on 651 participants who are middle adolescents aged 15-18 years (M = 16,33, SD = 0,74), females (n = 390) and males who live in Indonesia. Data was collected using a quantitative approach by distributing questionnaires Parent-Adolescent Relationship Scale and Peer Friendship Scale. The result of the simple linear regression shows that parent-child relationship positively significant predicted peer relationship quality (p < 0,01) with  = 0,41. It is suggested the need to build a positive family climate through strengthening parent-child relationships to improve the quality of peer relationships in adolescent, especially during the COVID-19 pandemic.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafa Aisyah Istighfarin
Abstrak :
Kemampuan meregulasi emosi secara adaptif sangat penting dimiliki oleh remaja yang sedang berada di periode transisi menuju dewasa, yang umum dikenal dengan periode storm and stress. Penggunaan strategi regulasi emosi yang maladaptif pada remaja berhubungan dengan berbagai masalah tingkah laku yang bersifat internalizing serta externalizing. Keluarga dinilai sebagai salah satu faktor penting bagi perkembangan kemampuan remaja dalam meregulasi emosi. Interaksi remaja dengan orangtuanya juga dapat mempengaruhi pandangannya terhadap diri sendiri, dunia, dan masa depannya, yang kemudian dapat mempengaruhi kecenderungan remaja untuk menggunakan strategi regulasi emosi yang bersifat maladaptif daripada yang adaptif dalam menghadapi pengalaman negatif. Remaja madya berusia 14-17 tahun (N = 335) yang tinggal bersama kedua orangtua diberikan serangkaian kuesioner antara lain: Child’s Perception of Interparental Conflict Scale (CPIC) untuk mengukur persepsi mereka terhadap konflik yang terjadi antara kedua orangtuanya, Cognitive Emotion Regulation Scale (CERQ) untuk mengukur regulasi emosi secara kogntif yang cenderung dilakukan, dan Cognitive Triad Inventory (CTI) untuk mengukur penilaian mereka atas diri sendiri, dunia, dan masa depannya. Hasil analisis regresi mediasi menunjukkan bahwa positive cognitive triad dapat memediasi hubungan antara persepsi konflik interparental dan regulasi emosi kognitif maladaptif secara parsial, selain itu hasil menunjukkan bahwa positive cognitive triad memiliki indirect effect yang signifikan terhadap hubungan antara persepsi konflik interparental dan regulasi emosi kognitif adaptif meskipun hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi konflik interparental dengan regulasi emosi kognitif adaptif. ......The ability to regulate emotions adaptifly is very important for adolescents who are in the transition period to adulthood, or commonly known as storm and stress period. The use of maladaptif emotion regulation strategies in adolescents is associated with a variety of behavior problems that are internalizing and externalizing. Family is considered to be one of the important factors for the development of adolescents' ability to regulate their emotions. Adolescents’ interactions with their parents can affect their view of the self, the world, and the future, which can influence their tendency to use maladaptif emotional regulation strategies rather than adaptif ones when facing negative experiences. Adolescents aged 14-17 years (N = 335) who lived with both parents were given a series of questionnaires including the Child's Perception of Interparental Conflict Scale (CPIC) to measure their perception of conflict between their parents, Cognitive Emotion Regulation Scale (CERQ) to measure the cognitve emotion regulation strategies that tend to be used, and Cognitive Triad Inventory (CTI) to measure their view of themselves, the world, and the future. The results of the mediation regression analysis showed that the positive cognitive triad partially mediates the relationship between perception of interparental conflict and maladaptif cognitive emotion regulation, in addition, the results showed that the positive cognitive triad had a significant indirect effect on the relationship between perception of interparental conflict and adaptif cognitive emotion regulation although the result of Pearson's correlation test showed that there was no significant relationship between the perception of interparental conflict and the adaptif cognitive emotion regulation.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library