Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S6843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S7151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Amelia Tri Monica
Abstrak :
Infeksi HIV/AIDS masih menjadi masalah kesehatan yang besar di Indonesia. Hingga maret 2021 terdapat sebanyak 427.201 orang yang terinfeksi HIV di Indonesia, sedangkan kasus AIDS dilaporkan sebanyak 131.417. Di Bengkulu pada Januari 2021 hingga April 2022 terdapat 199 kasus HIV/AIDS, 108 diantaranya berasal dari Kota Bengkulu. Secara konsisten jumlah kasus HIV pada remaja dengan kelompok usia 15-24 tahun di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya sejak 2012 hingga saat ini. Oleh karena itu, pencegahan HIV pada remaja perlu menjadi perhatian khusus karena diyakini dapat menjadi kunci penting dalam pengendalian penularan infeksi HIV/AIDS. Pentingnya mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang HIV/AIDS agar dapat meminimalisir resiko terjadinya infeksi HIV sehingga dapat menurunkan jumlah kasus dan tingkat penyebarannya. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif-deskriptif dengan pendekatan cross-sectional melalui survei. Sampel penelitian diambil dari 2 SMA Negeri Kota Bengkulu yang berusia 15-18 tahun dengan jumlah sebanyak 100 sampel. Data dikumpulkan dengan metode cluster sampling melalui pengisian kuesioner. Sehingga telah diketahuinya pengetahuan, sikap, dan perilaku Remaja Kota Bengkulu tentang HIV/AIDS di Era Pandemi Covid-19. ......HIV/AIDS infection is still a major health problem in Indonesia. Until March 2021, there were 427,201 people infected with HIV in Indonesia, while AIDS cases were reported as many as 131,417. In Bengkulu from January 2021 to April 2022 there were 199 cases of HIV/AIDS, 108 of them came from Bengkulu City. Consistently the number of HIV cases in adolescents in the 15-24 years age group in Indonesia tends to increase every year since 2012 until now. Therefore, HIV prevention in adolescents needs special attention because it is believed to be an important key in controlling the transmission of HIV/AIDS infection. The importance of knowing the knowledge, attitudes, and behavior of adolescents about HIV/AIDS in order to minimize the risk of HIV infection so as to reduce the number of cases and the rate of spread. This study uses a quantitative-descriptive design with a cross-sectional approach through a survey. The research sample was taken from 2 Bengkulu City Senior High Schools aged 15-18 years with a total of 100 samples. Data were collected by cluster sampling method through filling out a questionnaire. So, the knowledge, attitudes, and behavior of Bengkulu City Adolecents about HIV/AIDS in the Covid-19 Pandemic Era are known
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jati Ismiyatno
Abstrak :
Sejak ditemukan di Indonesia pada tahun 1987 hingga Maret 2013, tercatat 147.106 orang terinfeksi HIV dan AIDS yang terdiri atas HIV 103.759 dan AIDS 43.347 dengan 8.288 kematian. Sebanyak 50,5 % kasus AIDS terjadi pada usia muda 15-29 tahun (Kemenkes RI). Remaja merupakan usia dengan risiko tinggi terinfeksi virus HIV dan cenderung memperoleh informasi mengenai kesehatan reproduksi melalui teman sebayanya (SKRRI, 2007).Remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama teman sebayanya, maka pengaruh teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar daripada pengaruh keluarga (Hurlock,1993).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sumber informasi teman sebaya dengan perilaku seksual remaja tingkat SLTA di Jakarta Timur tahun 2013. Penelitian dilakukan kepada 200 siswa di 4 SLTA dengan metode kuantitatif dan design cross sectional. Penelitian ini sesuai dengan teori Perilaku dari Green, 1980, bahwa perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor: (1) Faktor predisposisi: jenis kelamin, usia dan tingkat pengetahuan, (2) Faktor pemungkin: keterpaparan informasi, dan (3) Faktor penguat: teman sebaya dan pendidikan remaja sebaya. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa siswa laki-laki lebih banyak melakukan perilaku seksual berisiko dari pada siswa perempuan, Siswa dengan tingkat pengetahuan tentang pencegahan HIV AIDS yang kurang baik lebih banyak melakukan perilaku seksual berisiko dari remaja yang memiliki pengetahuan baik. Dan siswa yang kurang terpapar informasi mengenai pencegahan HIV melalui teman sebaya memiliki perilaku seksual beresiko yang lebih tinggi dari remaja yang terpapar informasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa ke 3 faktor tersebut berhubungan dengan perilaku seksual berisiko. ...... Since discovered in Indonesia in 1987 until March 2013, there were 147.106 people are infected with HIV and AIDS. HIV with 103.759 cases and AIDS 43.347 cases, deaths 8.288 cases. In Total 50.5% of AIDS cases occur in younger age 15-29 years (Ministry of health). Teenagers are the high risk HIV infection and tend to obtain information on reproductive health through their peers (SKKRI, 2007). More teens are outside their home with peers, the peer influence on attitudes, conversations, interests, appearance, and behavioris more influence than their family (Hurlock, 1993). This study aims to determine the relationship of peer resources with adolescent sexual behavior in East Jakarta high school level in 2013. Study was conducted to 200 students in 4 senior high school with quantitative methods and cross-sectional design. This research is consistent with the behavior theory from Green, 1980, that behavior is influenced by three factors: (1) predisposing factors: gender, age and level of knowledge, (2) enabling factors: exposure information, and (3) reinforcing factors: peers and peer youth education. From the results of the study, found that male students do more risky sexual behavior than female students, students with the level of knowledge on HIV-AIDS prevention more unfavorable-risk sexual behavior from who have good knowledge. And students who are less expose to information about HIV prevention through peer sexual behavior risk higher than who are exposed to the information. This study suggests that these three factors associated with risky sexual behavior.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharine Mayung Sambo
Abstrak :
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif potong lintang pada pasien remaja di RSCM Jakarta pada bulan Juni 2018. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran masalah psikososial dan hubungannya dengan kepatuhan berobat remaja dengan infeksi HIV perinatal yang diukur dengan kuesioner. Terdapat 46 remaja usia 11-17 tahun yang mengikuti penelitian. Kebanyakan subyek masih bersekolah. Lebih dari setengah 58,7 sudah mengetahui status infeksi HIV mereka, dan 47,8 dianggap mandiri minum obat oleh orangtua atau pengasuhnya. Kebanyakan subyek memiliki setidaknya satu masalah di rumah, sekolah, kebiasaan makan, penggunaan obat/zat adiktif, atau keamanan diri, sementara 8,7 memiliki masalah seksualitas. Gejala emosional didapatkan pada 8,7 subyek, masalah perilaku pada 6,5 , hiperaktivitas pada 6,5 , masalah teman sebaya 6,5 , dan masalah total kesulitan pada 8,7 . Delapan puluh sembilan persen subyek memiliki skor perilaku prososial normal. Kepatuhan berobat tinggi pada 39,1 , sedang pada 37 , dan rendah pada 23,9 . Tidak ada hubungan signifikan antara pengetahuan status infeksi atau masalah psikososial dan kepatuhan berobat.
This is a descriptive, cross sectional study in adolescent patients of RSCM Jakarta done in June 2018. The aim was to describe psychosocial problems and the associations with medication adherence in perinatally infected adolescents, measured by questionnaires. Forty six adolescents enrolled in this study. Most subjects still study at school. More than half 58.7 already know their HIV status, and 47.8 were considered independently adherent to their medication by parents or caregivers. Most subjects had at least one home, school, eating habit, drug substance use, or safety problems, and 8.7 had sexuality problems. Emotional symptoms were found in 8.7 subjects, conduct problems in 6.5 , hyperactivity in 6.5 , peer relationship problems in 6.5 , and total difficulties problems in 8.7 . Eighty nine percent subjects scored normal prosocial behavior. Medication adherence were high in 39.1 subjects, medium in 37 , and low in 23.9 . There were no significant associations between knowledge of infection status or psychosocial problems and medication adherence.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T57768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library