Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Halomoan, Yopy
Abstrak :
Program Community Development (CD) sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat merupakan program yang bertujuan menciptakan masyarakat yang mandiri. Kemandirian masyarakat yang tinggal di wilayah Industri merupakan penopang keberlangsungan sebuah Industri karena itu program CD yang dilakukan perusahaan merupakan komitmen untuk membangun masyarakat yang semakin mandiri. Tulisan ini menggambarkan bagaimana pelaksanaan dari Corporate Social Responsibility (CSR) eksternal perusahaan Pulp dan Paper di Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Terdapat 4 dimensi dari aspek CSR yang dijelaskan dalam tulisan ini antara lain Akuntabilitas, Community Involvement, Perlindungan HAM, dan Lingkungan. Salah satu bentuk pelaksanaan CSR yang dilakukan adalah program CD. Program CD yang dilakukan oleh perusahaan ini dibagi ke dalam 5 bidang yaitu : Bidang Tenaga Kerja, Bidang Pendidikan, Bidang Keagamaan, Bidang Kesehatan, dan Bidang Sosial Kemasyarakatan. Penelitian ini mengukur efektivitas pelaksanaan CSR dan Program CD dengan menggunakan kriteria efektivitas pelaksanaan CSR dan program CD yang ideal dan dikombinasikan dengan kriteria penerima manfaat kegiatan melalui survey. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan kombinasi teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan survey untuk mendapatkan data kuantitatif. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan cara menarik sampel kepada 20 orang responden secara purposive sampling ? ditetapkan terlebih dahulu wilayah dan masyarakat penerima program untuk dijadikan kerangka sampel kemudian dilakukan pemilihan responden sesuai dengan kriteria yang ditentukan, sedangkan data kualitatif diperoleh dengan cara melakukan wawancara mendalam kepada 16 orang informan. Secara umum perusahaan sudah menjalankan kegiatan CSR dan Program CD secara rutin setiap tahun yang dapat dilihat dari rencana kegiatan perusahaan dan laporan kegiatan tahunan perusahaan. Perusahaan memiliki kegiatan CD yang rutin dan terpola sejak tahun 1993 dan dimulai dengan bidang pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program CD yang dilakukan kurang mendorong masyarakat menjadi mandiri yang dapat dilihat dari beberapa hal berikut : kurangnya penambahan lembaga atau organisasi masyarakat yang menerima program CD, kurang jumlah program CD yang langsung diberikan kepada lembaga atau organisasi masyarakat dan kurangnya ruang dialog antara perusahaan dan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program CD. Ketiga hal ini lah yang harusnya di perbaiki dimasa yang akan datang agar kegiataan CD yang dilakukan lebih mengarah kepada kemandirian masyarakat.
Program of Community Development (CD) as Corporate Social Responsibility to society is program with aim to create self-supporting society. Reliance Society who live in Industrial region is supporter for sustainable a Industry in consequence CD program by company is commitment to develop society which is realiance progressively This article is description how execution of Eksternal Corporate Social Responsibility (CSR) of Pulp and Paper company in District Of Kragilan, Sub-Province Serang, Province Banten. There are 4 dimension of aspect of CSR which explain in this article for example Akuntabilitas, Community Involvement, Protection of HAM, and Environment. One of the execution of CSR is program of CD. Program of CD conducted by this company is divided into 5 area that is : Labour, Educational, Religious, Health, and Social area. This research measure effectiveness execution of CSR and Program of CD by using the effectiveness idealness criterion execution of CSR and program of CD and combined with receiver through benefit criterion by survey. This research use approach qualitative with technique combination data collecting of deep interview and survey to get quantitative data. Quantitative data collecting done by drawing sample to 20 responder people by purposive sampling - before hand by drawing specified area and society receiver of program to be made sample framework sampel is later; then conducted election by random to specify responder goals, while data is qualitative obtained by deep interview to 16 informan people. In general company have run activity of CSR and Program of CD routinely every year which earn to be seen from plan activity of annual activity report of company. Company have activity of CD routine and pattern since year 1993 and started with with educational area. Result of research of showing that program of CD done less push society become self reliance which can be seen from some matters following : lack of addition of society organization or institute accepting program, less amount of programs which is was direct to be passed to society organization or institute and lack of room dialogued between society and company in planning, executing, and evaluating program. Third of this matter must be improve a period to to come so that activity of CD more to society reliance.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T19484
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmat Munawar
Abstrak :
Tingkat fertilitas di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan sejak dimulainya program Keluarga Berencana (KB) secara nasional. Pada periode tahun 1994-1997 terjadi penurunan angka fertilitas yang relatif kecil. Besar kecilnya penurunan fertilitas tergantung dari besar kecilnya perubahan faktor-faktor penentu fertilitas. Penelitian terhadap faktor-faktor penentu fertilitas ini cukup strategis untuk membahas masalah fertilitas di Indonesia. Faktor penentu fertilitas secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu faktor penentu tidak langsung dan faktor penentu langsung. Faktor penentu tidak langsung dalam mempengaruhi fertilitas melalui faktor penentu langsung. Hal ini berarti secara substansi terdapat hubungan yang erat antara kedua kelompok faktor penentu fertilitas tersebut. Faktor penentu fertilitas -baik langsung maupun tidak langsung-- yang menjadi penyebab naik turunnya fertilitas dapat dijadikan sebagai dasar pembinaan. Pembinaan fertilitas yang dilakukan rnelalui program KB, sejak pelita I dilakukan secara bertahap mulai wilayah Jawa dan Bali, wilayah Luar Jawa dan Bali I, dan wilayah Luar Jawa Bali II. Pengelompokan wilayah pembinaan ini tetap dipertahankan, padahal perkembangan jaman telah mampu merubah factor-faktor penentu fertilitas. Tujuan penulisan tesis ini adalah: pertama, mengukur tingkat keeratan hubungan antara kelompok faktor penentu tidak lansung dan faktor penentu langsung secara simultan tahun 1994 dan 1997; kedua, mencari faktor-faktor penentu fertilitas yang dominan baik untuk tahun 1994 maupun tahun 1997; ketiga memeriksa ketepatan pengelompokan wilayah pembinaan program KB di Indonesia berdasarkan faktor-faktor penentu fertilitas tahun 1994 dan 1997; keempat, membuat pengelompokan wilayah altematif berdasarkan faktor-faktor dominan penentu fertilitas tahun 1997. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data publikasi SDKI 1994 dan 1997 dengan unit pengamatan/sarnpel adalah propinsi. Variabel-variabel yang dilibatkan dalam Analisis adalah variabel yang secara substansi merupakan faktor penentu fertilitas baik tidak langsung maupun langsung. Agar tujuan tercapai perlu didukung metade analisis statistik yang memadai yaitu Analisis Korelasi Kanonik, Analisis Diskriminan, Analisis Komponen Utama, Analisis Faktor dan Analisis KelompoklCluster. Hasil-hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa : pertama, terdapat korelasi yang sangat kuat antara faktor penentu fertilitas tidak langsung dengan faktor penentu langsung. Hal ini terjadi pada tahun 1994 dan tahun 1997. kedua, diperoleh lima faktor dominan penentu fertilitas di Indonesia yaitu pada tahun 1994 adalah (1) Program KB, (2) Pendidikan dan Perkawinan, (3) Kemampuan Ekonomi. (4)Pekerjaan dan (5) Kematian Bayi. Pada tahun 1997 juga diperoleh lima faktor dominan,diantaranya adalah (1) Program KB, (2) Pendidikan dan Perkawinan, (3) Kesehatan lbu danAnak, (4) Kemampuan Ekonomi dan (5) Pekerjaan. ketiga, terjadi ketidaktepatan klasifikasi pengelompokan wilayah pembinaan program KB sebesar 33,3% pada tahun 1994 dan 18,5% pada tahun 1997 jika diperiksa dengan faktor-faktor penentu fertilitas. keempat, pengelompokan wilayah yang dibuat berdasarkan faktor dominan penentu fertilitas menghasilkan lima kelompok wilayah. Hal yang menarik adalah propinsi Timor Timur berdiri sendiri dalarn kelompok 5 yang terpisah dengan propinsi-propinsi lain.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Setyani
Abstrak :
Kemandirian klien pemasyarakatan dapat terwujud apabila klien mendapatkan pendampingan yang baik dari orang terdekatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku mandiri klien pemasyarakatan dalam proses pengembangan kemandirian, mengetahui bentuk pendampingan sosial yang diterima oleh klien pemasyarakatan guna pengembangan kemandirian serta pelaksanaan bimbingan kemandirian di Bapas Kelas I Jakarta Pusat guna mendukung pengembangan kemandirian klien pemasyarakatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan studi literatur, wawancara mendalam dan observasi, sedangkan informan dalam penelitian ini adalah tujuh orang klien dewasa yang telah bekerja, dua orang anggota keluarga klien, satu orang tokoh masyarakat, dan tiga orang pembimbing kemasyarakatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada klien yang mendapatkan stigma negatif dari masyarakat, namun klien mampu mengembangkan kemandiriannya berkat pendampingan yang diberikan dari orang terdekatnya. Klien yang telah mandiri memiliki perilaku mampu mengidentifikasi dan memecahkan masalah, menguatkan diri untuk menjadi lebih baik, mampu mengembangkan potensi diri serta mampu mengakses lapangan pekerjaan sesuai keterampilan yang dimiliki. Selain itu, klien juga mendapatkan pendampingan dari keluarga dan pembimbing kemasyarakatannya berupa sikap menerima klien kembali, dukungan, saran serta informasi yang berhubungan dengan pengembangan potensi dirinya. Klien belum mendapatkan pendampingan sosial dari masyarakat karena ada rasa ketidakpedulian masyarakat terhadap upaya klien untuk mandiri. Masyarakat sekitar tempat tinggal klien hanya sebatas memenuhi hak sosial klien dengan menerima kembali keberadaan klien di lingkungan dan belum memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan kemandiriannya.
The self-reliance of correctional clients can be realized if the client gets good assistance from the people closest to him. This study aims to describe the self-reliance behavior of correctional clients in the process of developing self-reliance, to find out the forms of social assistance received by correctional clients for the development of self-reliance and the implementation of self-reliance guidance at Correctional Center in Central Jakarta for supporting correctional client independence development. This study uses a qualitative approach with a descriptive design. Data gathering techniques include literature and documentary search, in-depth interviews and observations, while the informants in this study were seven adult clients who had worked, two members of the clients family, one community leader, and three community counselors. This study result described that there are still clients who get a negatif stigma from the community, but clients are able to develop their self-reliance thanks to the assistance provided from their closest people.The client who has independent has a behavior able to identified and solved their problem, reinforced themselves to be better, be able to developing their potency and be able to has a job accessed which could appropriate with their skills. Moreover, the clients also got a good social assistance from their family and community mentors in the form of accepting returning clients, support, advices and information which connected with their potential development. The client has not received social assistance from the community because there is a sense of public indifference to the clients efforts to be independent.Their neighborhood society just fulfilled client social rights with reacceptance them in society and has not paid more attention to the development of its self-reliance.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glenn, H. Stephen
Rocklin: Prima Publishing, 1989
649.1 GLE r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Letizia
Abstrak :
Pembiayaan operasional Puskesmas di kota Palembang masih mengalami kendala, dimana dana yang ada belum mencukupi kebutuhan. Salah satu cara untuk mengatasi pembiayaan tersebut, maka dikembangkan Puskesmas unit uji coba swakelola di kota Palembang. Puskesmas Plaju sebagai salah satu unit uji coba swakelola, bila dibandingkan 4 puskesmas unit uji coba yang lain mempunyai pendapatan yang paling kecil, jumlah kunjungan sedikit, yang datang kebanyakan dari kalangan ekonomi kurang mampu. Untuk mengetahui apakah Puskesmas Plaju dapat mandiri di masa yang akan datang, make perlu dilakukan penelitian atau analisis potensi kemandiriannya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder untuk mengetahui pendapatan dan biaya, sumber daya manusia, kebijakan tarif Berta potensi provider. Data primer diperoleh dari indepth interview, observasi dan wawancara dengan pelanggan. Hasil penelitian menunjukkan CRR (Cost Recovery Rate) Puskesmas Plaju untuk pendapatan fungsional dibagi biaya total tanpa AFC, gaji, alat dan vaksin sudah cukup tinggi (117,0%). Tinggi rendahnya CRR dipengaruhi pendapatan dan biaya. Pendapatan fungsional Puskesmas Plaju tahun 2003 sebesar Rp 116.661.106, yang bersumber dari PT Askes (41,4%), pelayanan dasar PKPS-8BM BIDKES (27,8%), retribusi (21%) dan Jamsostek (9,8%). Biaya yang digunakan adalah untuk biaya operasional (76,6%) dan biaya tetap atau AFC (23,4%). Penggunaan biaya yang terbesar digunakan untuk gaji 35,7%, biaya obat dan vaksin 31,3%, kemudian AFC gedung (18,8%). Sedangkan biaya yang terkecil dikeluarkan adalah biaya untuk pemeliharaan (0,1%). Kebijakan tarif mendapat dukungan dari pengambil keputusan, pola tarif yang baru sudah diusulkan Dinas Kesehatan Kota Palembang ke Walikota Penyesuaian tarif ini sudah sampai pada tahap adopsi kebijakan, tetapi belum sampai pada implementasi kebijakan. Untuk potensi Provider, kebersihan gedung 80% bersih, 20% cukup bersih. Kenyamanan gedung, 60% nyaman, 40% cukup nyaman. Terdapat penambahan jenis pelayanan dari 13 jenis menjadi 19 jenis. Untuk sumber daya manusia, jumlah dan jenis tenaga sudah sesuai standar, umur dan masa kerja hampir berimbang. Sedangkan untuk pendidikan dan pelatihan terjadi penurunan pads tahun 2003 (38,5%) dibandingkan tahun 2002 (76,9%). Tingkat kepuasan pelanggan terhadap waktu tunggu yang diteliti yaitu di unit pendaftaran (85,4%), pemeriksaan (92,7%), pemeriksaan penunjang (74,2%) dan apotik (31,3%). Kepuasan pelanggan terhadap keramahan petugas yang diteliti yaitu di pendaftaran (86,5%), pemeriksaan (98,0%), pemeriksaan penunjang (98,4%) dan apotik (97,9%). Sedangkan kepuasan pelanggan terhadap biaya yang diteliti yaitu biaya karcis (96,9%), tindakan medis (93,5%) dan pemeriksaan penunjang (92,0%). Rata-rata ATP3 (Rp 20.391,67) dan WTP (Rp 4.660) pelanggan lebih tinggi dari tarif yang berlaku saat ini (Rp 1.000). Kondisi yang mendukung potensi kemandirian, selain CRR adalah kebijakan tarif, potensi provider, somber daya manusia (pendidikan, umur dan masa kerj a), persepsi pelanggan terhadap waktu tunggu (di ruang pendaftaran dan pemeriksaan), keramahan petugas (di ruang pendaftaran, pemeriksaan, pemeriksaan penunjang dan apotik) dan biaya (karcis, tindakan medic dan pemeriksaan penunjang) sera ATPIWTP pelanggan. Kondisi yang kurang mendukung adalah sumber daya manusia (pendidikan dan pelatihan) dan persepsi pelanggan (terhadap waktu tunggu di ruang pemeriksaan penunjang dan apotik). Bila dilihat dan hasil penelitian, maka Puskesmas Plaju mempunyai potensi untuk dapat mandiri di masa yang akan datang. Asalkan kondisi yang kurang mendukung potensi kemandirian segera diatasi.
Analysis of Self-Reliance Potency of the Try Out Unit of Self-management at Plaju Pusks mas, Palembang 2003/2004Operational financing of Puskesmas in the City of Palembang still has constraint where the existing fund falls short requirement. To overcome the problem, the try out unit of self-management Puskesmas had been developed in the City of Palembang. Plaju Puskesmas as one of the try out unit of self-management, when compared to four other Puskesmas try out units whose the smallest revenue, amount of patient was little, and the indigent economic background at most. Therefore the research or independence potency analysis was conducted to assess whether Plaju Puskesmas could earn self-reliance in the future. The research was a descriptive research with qualitative approach. It used secondary data to assess the revenue and expense, human resource, pricing policy, as well as provider potency. Primary data was obtained from in depth interview, observation and interview with customers. The Result of research showed that CRR (cost recovery rate) of Plaju Puskesmas have been high enough (117%). The CRR was influenced by the cost and revenue. The functional revenue at Plaju Puskesmas in 2003 was Rp 116.661.106 which supplied from PT Askes (41,4%), the service of PKPS-BBM BIDKES (27,8%), retribution (21%), and Jamsostek (9,8%). The cost of Puskesmas included operational cost (76,6%) and fixed cost or AFC (23,4%). The highest cost was used for salary (35,7%), vaccine and drug (31,3%), and AFC for building (18,8%). While the most little cost was purposed to the maintenance (0,1%). The pricing policy got support from decision maker which the new pricing pattern have been proposed by the Health Office of the City of Palembang to the Mayor. The adjustment of the pricing have come up with the phase of policy adoption, but not yet come up with the policy implementation. For the potency of provider, the hygiene of building showed 80% was clean, 20% was enough clean. The comfort of building showed 60% was comfortable; the rest (40%) was comfortable enough. There was addition of services from 13 become 19 services. For human resource, its amount and capacity had been appropriate to the standard, however age and duration of work span were almost proportional. While for the education and training showed degradation in the year 2003 (38,5%) compared to year 2002 (76,9%). Level satisfaction of customer in every service was showed as follows; waiting time at the admission unit was 85,4%, examination (92,7%), ancillary unit (74,2%), and drug store (31,3%). The customer satisfaction to the sociability of officer at every unit of service resulted as follow; admission (86,5%), examination (98%), ancillary examination (74,2%), and drug store (97,9%). While the satisfaction of customer to the cost that was observed shoed as follow; ticket fee (96,9%), medical examination (93,5%), and ancillary examination (92%). The average of ATP 3 was Rp 20.391,67 and the average of WTP was Rp 4.660 of which higher than the current tariff. The condition in which supported the self-reliance potency, besides CRR was the tariff policy, potency of provider, human resource (education, age, and duration of work span), perception of customer to the waiting time at admission unit and duration of work span, sociability of officer (at admission unit, examination, ancillary examination, and drug store) and the cost (ticket fee, medical examination, and ancillary examination), and ATP1WTP customer. The condition that was included less supporting; human resource (education and training), and perception of customer to the waiting lime (at ancillary examination and drug store). From the result of research that mentioned before, Plaju Puskesmas have a potency to be self-reliance Puskesmas in the future. So long as the condition that less supporting of self-reliance potency will be immediately overcome.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12894
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Wahyudin
Abstrak :
Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk menunjukkan dan memperlihatkan bahwa kegiatan remaja dalam summer sport camp di Amerika dapat dijadikan media pengembangan kemampuan keterampilan fisik dan pengembangan kemampuan moral etika yang dapat ditunjukkan melalui pengembangan kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif. Permasalahan dalam tesis ini adalah mengenai keikutsertaan remaja di Amerika dalam aktivitas summer sport camp berkaitan dengan pengembangan kemampuan keterampilan fisik dan pengembangan kemampuan moral etika. Masa remaja merupakan masa penuh gejolak sehubungan dengan perubahan hormonal dalam diri remaja. Mengikuti summer sport camp di Amerika merupakan kegiatan yang popular di kalangan anak-anak dan remaja. Selain menawarkan berbagai program dan aktivitas yang menyenangkan, para remaja peserta summer sport camp dapat memanfaatkan keikutsertaannya untuk berlatih mengembangkan kemampuan keterampilan fisik dalam olah raga tertentu, juga dapat digunakan untuk berlatih mengembangkan kemampuan pemahaman tentang moral etika melalui proses praktek berlatih (drill} dan bermain yang menyenangkan atau learning by doing with pleasure. Tesis ditulis menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan metode interpretive dan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan dengan meneliti dan mengkaji konsep-konsep yang berhubungan leisure, summer camp, olah raga, dan nilai-nilai budaya Amerika yang terkandung dalam olah raga. Keikutsertaan remaja dalam summer sport camp menunjukkan dan memperlihatkan perubahan kemampuan remaja dalam penguasaan keterampilan fisik yang dapat ditunjukkan melalui pengembangan kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif yang meliputi pengembangan organ, pengembangan neuromusekuler, Pengembangan intelektual, pengembangan emosi, dan pengembangan kemampuan sosial. Praktek latihan dalam summer sport camp juga merupakan proses sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai budaya Amerika seperti: kerja keras, kompetisi, fairness, prestasi, dan lain-lain. Aktivitas dalam summer sport camp juga merupakan proses pembentukan karakter Amerika seperti self reliance yaitu percaya terhadap kemampuan diri sendiri, mandiri, dan selalu berprestasi untuk menjadi yang terbaik (to be the number one).
Adolescents' Summer Sport Camp in America The purpose of writing this thesis is to show that adolescents' activities in the Summer Sport Camp in America are the media of the development of both physical-skill and moral-ethics capabilities, which are shown through the development of cognitive, psychomotor, affective capabilities. The research problem of this thesis is that the participation of American adolescent in the Summer Sport Camp is related to the development of physical-skill and moral-ethics capabilities. Adolescent time is a critical period because of hormonal changes. In America participating in Summer Sport Camp is popular with adolescents. In addition to a number of amusing programs and activities, Summer Camp participants can make good use of their participation in order to develop physical skills in a certain sport and to practice developing the understanding of moral ethics through drilling and playing (learning by doing with pleasure). This thesis uses the qualitative methodology with the interpretive approach and the library research in data collecting. I study concepts related to leisure, the Summer Camp, sport, and American cultural values in sports. The participation of adolescents in the Summer Sport Camp shows the shift of their capabilities in mastering physical skills, which is shown through the development of cognitive, psychomotor, and affective skills, covering the development of organs, neuromuscular, intellectuality, emotion, and sociability. The exercises in the Summer Sport Camp are also the socialization and internalization of the American cultural values such as hard work, competition, fairness, and merit. Activities in the Summer Sport Camp are a process of developing such an American character as self-reliance, a belief in oneself: independence and ongoing desire to become number one.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T12255
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Femi Kesumawati
Abstrak :
Stroke merupakan kondisi emergency yang terjadi karena iskemi serebral, dengan penurunanaliran darah dan oksigen ke jaringan serebral yang dapat menyebabkan kerusakan otak yangpermanen bahkan sampai dengan kematian. Latar belakang dalam pengambilan kasusStroke dikarenakan terdapat 15 juta orang yang mengalami stroke setiap tahun danmerupakan penyebab kematian kedua diatas usia 60 tahun dan penyebab kematian kelimapada usia 15-59 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara karakteristik,tingkat kecemasan dan ketergantungan dengan penerimaan diri pasien keterbatasan gerakakibat stroke. Hasil penelitian didapatkan terdapat hubungan karakteristik usia dan tingkatkecemasan dengan penerimaan diri pasien keterbatasan gerak akibat stroke. Hasil penelitian merekomendasikan Rumah Sakit umum sebagai pemberi layanan kesehatanyang berfokus pada pelayanan kesehatan fisik hendaknya juga meningkatkan layanankesehatan jiwa dalam memberika asuhan keperawatan yang komperhensif. ...... Stroke is an emergency condition that occured as the cerebral ischemic, with decreased inblood flow and oxygen to the cerebral tissues that can caused permanent brain damaged andeven up to death, basic in decision Stroke cased because there are 15 million people whosuffered stroke each year and the second leading caused of death above the age of 60 yearsand the fifth leading caused of death at the age of 15 59 years. The purpose of this study todetermine the relationship between the characteristics, the level of anxiety and selfacceptancedependence with reduced mobility as stroke patients. The results showed there arerelation characteristics of the age and level of anxiety with self acceptance limitation ofmotion in stroke patient. The results of the study recommended to general hospital as thehealth care provider that focuses on physical health services should be also improving mentalhealth services in providing a comprehensive nursing care.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Assyifa Aulia Rahmadhiani
Abstrak :
Tugas Karya Akhir (TKA) ini akan membahas mengenai perkembangan praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok melalui tinjauan literatur. Penulis melihat bahwa praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok terus mengalami perkembangan, khususnya setelah Tiongkok hadir sebagai negara dengan laju pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang cepat sejak pembukaan ekonominya pada tahun 1978. Sejak bergabungnya Tiongkok ke World Trade Organization (WTO) pada tahun 2001 yang menandai terintegrasinya Tiongkok secara penuh ke tatanan ekonomi internasional, kajian praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok terfokus pada dampak internasional yang diberikan atas perilaku Tiongkok di tatanan internasional. Dalam meninjau perkembangan literatur mengenai praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok melalui metode analisis taksonomi, penulis melakukan tinjauan atas literatur yang membahas mengenai 1) motivasi praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok; 2) karakteristik nasionalisme ekonomi Tiongkok; dan 3) dampak praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok di lingkungan internal dan eksternal. Tinjauan literatur yang penulis lakukan kemudian memunculkan beberapa temuan, yakni 1) praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok dikaji berdasarkan keberadaan tujuan nasional Tiongkok sebagai pedoman perilaku Tiongkok dalam merumuskan kebijakan; 2) akademisi melihat Tiongkok sebagai negara yang menerapkan nasionalisme ekonomi secara adaptif; 3) terdapat tantangan dalam kajian praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok yang berada pada keterbatasan konteks historis; dan 4) adanya peningkatan tren kajian praktik nasionalisme ekonomi Tiongkok berdasarkan dampak praktik terhadap lingkungan eksternal pada abad ke-21. ......This final paper will discuss the development of Chinese economic nationalism practice through a literature review. The author sees that the practice of Chinese economic nationalism is developing continuously, especially after China emerged as a country with a fast paced development and steady economic growth since its economic opening in Deng Xiaoping’s regime in 1978. Since China joined the World Trade Organization (WTO) in 2001 which marked China’s full integration into the international economic order, the study of Chinese economic nationalism practice focuses on the international impact China has in the international order. This literature review aims to understand the development of Chinese economic nationalism practice through a taxonomic analysis model, by selecting the literature that discusses 1) the motivation behind the Chinese economic nationalism practice; 2) the characteristics of Chinese economic nationalism; and 3) the impact of China’s economic nationalism practices on both internal and external environment. Finally, the literature review contributes to several findings, namely 1) the Chinese economic nationalism practice was studies based on the existence of China’s national goals as a guideline for China’s behavior and policies formulation; 2) researchers see China as a country that implements economic nationalism adaptively; 3) there are challenges in studying the Chinese economic nationalism practices mainly due to the limited historical context of China domestic economic development; and 4) there is an increasing trend in the Chinese economic nationalism practice study, which based on the practice’s impact on the external economic environment in the 21st century.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Byt Yundarwin
Abstrak :
Pertahanan negara pada hakekatnya adalah fungsi pemerintahan yang berkaitan dengan pengelolaan potensi dan kekuatan pertahanan negara untuk menangkal dan mengadapi ancaman terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. Pemerintah membutuhkan kebijakan, peraturan perundang-undangan dan industri pertahanan yang memiliki pengelolaan manajemen yang baik dan kemampuan teknologi produksi persenjataan untuk menjamin ketersediaan alat peralatan pertahanan (Alpalhan) dalam rangka menjalankan kewajiban tersebut. Tujuan dari tesis ini adalah menganalisa upaya pemerintah dalam pemberdayaan industri pertahanan nasional berdasarkan kebijakan dan peraturan perundang-undangan. Selain itu, juga meneliti tentang kemampuan komponen teknologi yang dimiliki PT. Dahana, khususnya untuk produksi bahan peledak militer yang telah digunakan oleh TNI Angkatan Udara, yaitu Bomb P-100L. Model teknometrik digunakan didalam penelitian ini. Model teknometrik digunakan didalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan komponen teknologi yaitu technoware, humanware, infoware dan orgaware. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran dengan tipe rancangan sekuensial eksploratori. Metode kualitatatif digunakan untuk menganalisis upaya pemerintah memberdayakan industri pertahanan nasional untuk mencapai kemandirian produksi. Sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis kemampuan komponen teknologi yang dimiliki oleh PT. Dahana dalam rangka mencapai kemandirian produksi. Hasil analisis menyatakan bahwa keberhasilan pemerintah dalam pemberdayaan industri pertahanan adalah dengan terus menopang industri pertahanan melalui kebijakan-kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang jelas dan memiliki kepastian bagi semua pihak. Pada analisis kemampuan komponen teknologi PT. Dahana, hasil analisis menyatakan bahwa klasifikasi kemampuan komponen teknologi yang dimiliki PT. Dahana secara keseluruhan adalah semi modern. Dalam rangka untuk mencapai kemandirian produksi, PT. Dahana harus terus melakukan pengembangan terutama pada kontribusi teknologi yang dinilai rendah. ......National defense is a government's functions related to the utilization of defense potential and defense strength to deter any threats on national sovereignty, territorial integrity and the national security. To implement these obligations, The goverment needs some policies, legal binding and supported by the national defense industry who has a good management and technological capabilities to produce armament in fullfilment of the defense equipment. This thesis will analyze the various aspects of government efforts to empower the national defense industry through some policies and legal binding. It is also analyze the capabilities of the technology component measurement in the PT. Dahana, specifically for the military explosive of Bomb P-100L production that only used by the Indonesian Air Force. The technometric model is used in this measurement. Technometric method will measures the values of all technology component capability based on technoware, humanware, infoware and orgaware. In this research, author uses mixed method with exploratory sequential. The qualitative method used to analyze the government efforts to empower the national defense industry to achieve self reliance production. The quantitative method used to anayze the capability of technology components of PT Dahana within empowerment of the national defense industry to achieve self reliance production. The results of this research states that the government's empowerment efforts to support the national defense industry should be continued through policies and legal binding as clear as possible and have certainty for all parties. The result of the research of the capability of technology component PT. Dahana states that the classification has been in semi modern. Based in this value, the development of PT. Dahana could have done with more focused, especially on low level of the contribution of the technology that has been assessed.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T51722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Budianto
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini adalah agar para Buruh Migran Indonesia (BMI) di Hongkong dapat menemukan prioritas masalah serta solusi yang tepat dalam implikasi pemberdayaan BMI setelah pulang ke tanah air. Dengan metode modifikasi Analytic Network Process (ANP) yang dikombinasikan dengan konsep maqoshid syariah. Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis problematika kemandirian ekonomi BMI di Hongkong secara komprehensif, kemudian menemukan solusi dari setiap permasalahan demi pengembangan kemandirian ekonomi BMI Hk. Prioritas masalah kemandirian ekonomi BMI Hk dalam perspektif maqashid syariah dari aspek BMI adalah tekanan keluarga dan rendahnya keinginan untuk berkembang. Prioritas masalah dari aspek lembaga pemberdayaan adalah kurangnya SDM pendamping dan sistem pelatihan yang kurang profesional. Prioritas masalah dari aspek pemerintah adalah minimnya dana untuk kemandirian dan konsep kemandirian dari pemerintah yang belum optimal. Prioritas solusi kemandirian ekonomi BMI Hk dalam perspektif maqashid syariah dari aspek BMI adalah penguatan orientasi kemandirian dan menyiapkan bekal kemandirian. Prioritas solusi dari aspek lembaga pemberdayaan adalah kerja sama antar lembaga dan meningkatkan kapasitas. Prioritas solusi dari aspek pemerintah adalah optimalisasi sosialisasi kemandirian dan peningkatan anggaran untuk kemandirian
ABSTRAK
The purpose of this study is that the Indonesian Migrant Workers (BMI) in Hong Kong could find the best solutions based on the priority of the problem in the empowerment implications of BMI after returning home. With the modified method of Analytic Network Process (ANP) and combined with the concept of Maqoshid Sharia. This research can determine and analyze the problems of self-reliance economic for BMI in Hong Kong comprehensively, and find the solution of any problem in the self-reliance economic development of BMI Hk. The priority issues of the self-reliance economic of BMI Hk in the Maqhasid Sharia perspective for BMI aspect is family pressure and lack the desire to evolve. While the priority of the problem for the empowerment institution aspect is the lack of Human Resources's assistant and the training system that is less professional. While the priority problem from the government aspect is the lack of funding for self-reliance as well as the concept itself is not optimal. The solution priority of the self-reliance economic of BMI Hk in the Maqhasid Sharia perspective from BMI aspect is to strengthening and preparing the self-reliance orientation. While the solution priority for the aspect of institutions of empowerment is cooperation between institutions and capacity building. And the solution priority from the government aspect is to optimize the socialization as well as increasing the budget for self-reliance
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library