Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Giovanni Joshua Ariel
"ABSTRAK
Skripsi ini meninjau rencana perubahan jumlah pembangkit yang pada
jaringan sumur minyak bumi dan gas alam yang berada dibawah pengelolaan
CNOOC SES Ltd yang berlokasi di Blok Widuri, Laut Jawa. Perubahan jumlah
pembangkit sebuah sistem tenaga listrik dapat mengakibatkan koordinasi rele
yang sudah ditetapkan sejak awal menjadi terganggu. Hal ini dikarenakan
perubahan suplai daya di jaringan mengakibatkan perubahan besar arus hubung
singkat yang mungkin terjadi. Arus hubung singkat adalah salah satu parameter
utama dalam menentukan setelan rele arus lebih agar dapat berkoordinasi dengan
baik. Bila besar arus hubung singkat maksimum dan minimumnya mengalami
perubahan sementara setelan rele tetap sama, maka koordinasi antar rele akan
terganggu.
Untuk menentukan setelan rele arus lebih, diperlukan analisis aliran daya
untuk mendapatkan arus beban maksimum yang dialami rele. Kemudian
dilakukan analisis hubung singkat untuk menentukan arus hubung singkat
minimum yang akan menjadi patokan dalam setelan rele yang digunakan. Setelah
itu sistem proteksi akan disimulasikan untuk mengevaluasi koordinasi antar rele.
Baik analisis maupun simulasi koordinasi proteksi akan dilakukan dengan bantuan
perangkat lunak ETAP 7.
Skripsi ini akan menghasilkan setelan rele untuk rele arus lebih gangguan
fasa dan gangguan tanah pada jaringan dengan kondisi terbaru, berupa arus
setelan (Ipickup) rele, waktu kerja (time dial) rele, dan kurva karakteristik rele."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1030
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heraldus Panji Arikson
"Gangguan satu fasa ke tanah terjadi pada kabel bawah laut yang menghubungkan Pabelokan ke Nora. Gangguan ini seharusnya dapat segera diatasi oleh rele arus lebih pada penyulang Pabl – Nora dalam waktu 0,593 sekon. Akan tetapi, hal itu justru tidak terjadi dan malah menyebabkan seluruh area selatan, beberapa daerah area utara juga tengah mengalami pemadaman. Dalam skripsi ini, akan disimulasikan tiga kondisi arus gangguan yang berbeda – beda yaitu 397 A, 795 A dan 1,19 kA yang berasal dari kombinasi kontribusi arus gangguan oleh tiga generator yang bekerja. Ketidakseimbangan tegangan terjadi selama gangguan sehingga menyebabkan surge arrester pada G101B pecah. Kontribusi arus gangguan pun turun menjadi 397 A karena G101C memang tidak diaktifkan untuk bekerja. Nilai arus gangguan yang kecil ini membuat waktu tunda rele arus lebih IAC-53 pada feeder Pabelokan Nora beroperasi setelah 25 sekon. Nilai ini lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan oleh rele SR489 untuk bekerja dengan nilai arus gangguan yang sama yaitu 8,31 sekon. Hal ini menyebabkan generator G101A lebih dahulu mengalami trip karena ground fault rele. Oleh karena itu, pengaturan nilai pick up arus gangguan dan waktu kerja rele pun harus diatur lebih cepat lagi yaitu pada kisaran 5 sekon untuk nilai arus yang sama agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Phase to ground fault happened to the subsea cable that connected Pabelokan to Nora. This fault should be cleared by Over c urrent relay at Pabl- Nora feeder in 0,593 second. Nevertheless, it didn’t work that way instead it caused all the south area and some of central and north area was shutdown. There will be three conditions of fault current that will be simulated on this simulation which are 397 A, 795 A and 1,19 kA that is coming from the combination of three generators that worked. The unbalanced voltage that happened when fault is inserted caused surge arrester in G101B blown up. The current fault decreased and it was 397 A because G101C was not work from the first, due to repairement. The fault current value that is so small caused delay in IAC-53 reay at Pabl-Nora feeder. This rele worked after 25 seconds. This value is longer than the time that SR489 relay needed to work at the exactly same fault current that is 8,31 seconds. It is caused generator G101A tripped by ground fault relay. As the solution, pick up current and time delay setting must be set faster that is about 5 seconds for the same value of current fault so this kind of things is not going to happened again.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zaky Ramadhan
"ABSTRAK
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Cianten merupakan pembangkit berskala kecil dengan kapasitas 0.95 MW. Pembangkit ini menggunakan sistem proteksi rele digital. Salah satu jenis rele yang digunakan adalah rele arus lebih 50/51T, pada rele 50/51T yang terpasang diberikan setelan rele untuk arus maksimal, setelan arus maksimal tersebut merupakan setelan yang sangat penting karena nilai setelan sangat berpengaruh terhadap proteksi alat alat pebangkit yang bernilai investasi tinggi, untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap penyetelan rele proteksi arus lebih 50/51T.Metode yang digunakan dalam menganalisis penyetelan rele arus lebih 50/51T dengan mendapatkan tingkatan karakteristik hubung singkat dan arus lebih menggunakan ETAP 12.6 dengan memberikan nilai gangguan terhadap sistem dari kisaran 10% sampai dengan 100% untuk hubung singkat dan pengasutan motor untuk beban lebih. Setelah didapatkan hasil pengujian penguji menganalisa dengan setelan yang ada. Didapatkan hasil pada pengujian hubung singkat setting rele 50T sudah sesuai dengan hasil pengujian, namun untuk rele 51T hasil pengujian membutuhkan nilai setelan waktu 6.5 detik.

ABSTRACT
Mini hydro power plant (PLTM) Cianten is a small-scale plant with a capacity of 0.95 MW. This plant uses a digital relay protection system. One type of relay is used overcurrent relay 50/ 51T, 50/51T relay mounted given the maximum currents for relay settings, maximum flow setting is a very important setting because the value of the setting is very influential towards the protection tools of mini hydro high investment value. For it needs to be done analysis of overcurrent protection relay settings 50/51T. The methods used in analysing overcurrent relay setup 50/51T by getting short circuit characteristic levels and overload using ETAP 12.6 by giving the value of the disruption to the system from a range of 10% up to 100% for short circuit and for the overload by the starting motor case. After the test results obtained by testers analyse with existing settings. Obtained results on the short circuit relay setting 50T testing is in compliance with the test results, but for relay 51T test results requires the value of the setting time of 6.5 seconds.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destra Andika Pratama
"Dengan menggunakan Electromagnetic Transient Program (EMTP) melalui induktor non-linier nya (Type-96), suatu model transien dari transformator arus dipakai untuk menyelidiki pengaruh kejenuhan CT terhadap rele digital arus lebih. Model ini kemudian divalidasikan melalui pengujian di laboratorium dengan peralatan berbasis mikroprosessor untuk mengevaluasi karakteristik kejenuhan CT salah satunya. Faktor-faktor yang mendorong ke arah CT jenuh didiskusikan dan dievaluasi secara komprehensif dengan menggunakan model rele digital arus lebih, guna menyelidiki pengaruh dari pada beban sekunder, level hubung singkat, gangguan asimetris dengan komponen DC offset terhadap kejenuhan suatu CT. Kemudian dilakukan evaluasi antara hasil pengujian terhadap peraturan yang ditetapkan oleh IEEE dengan Standard C37.110-1996. Penelitian ini juga meliputi studi dampak kejenuhan CT terhadap elemen proteksi instantaneous dan time delay pada rele digital arus lebih serta aplikasinya terhadap rele seting koordinasi pada MV Switchgear. Hasil yang didapat adalah cukup memuaskan dan terdapat pula petunjuk dalam pemilihan CT.

Using Electromagnetic Transient Program (EMTP), nonlinear inductor (Type-96) in order to investigate the effects of CT's saturation on digital overcurrent relays the current transformer transient model was implemented. The model was validated by testing in laboratory use the microprocessor devices for evaluate of characteristic of CT saturation one of them. Factors that lead to CT's saturations were comprehensively discussed and evaluated. A typical digital overcurrent relay was tested in the laboratory to investigate the effects of secondary burden, short circuit level, and asymmetrical fault with dc offset components on CT's saturations. Evaluations of test results against the rules, specified by IEEE Standard C37.110-1996 were evaluated. The research includes studying the impact of CT saturation on both the instantaneous and time-delayed element of digital overcurrent relays and the application of relay coordination on MV Switchgear. The results were satisfactory and guidelines for CT's selection were presented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31912
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Rahadian Fikri
"Untuk menjaga kelancaran kegiatan produksi industri diperlukan sistem proteksi yang memenuhi persyaratan keandalan, selektifitas, sensitifitas dan kecepatan. Semua persyaratan ini bergantung kepada pengaturan peralatan proteksi. Pada skripsi ini penulis menguji kehandalan sistem serta pengaturan rele proteksi pada panel MVMDB C2 Plant PT. Asahimas menggunakan program ETAP dan MELSHORT. Dari hasil simulasi, didapatkan hasil tegangan jatuh terbesar pada LV C2-6 yaitu 95,29%. Analisa hubung singkat pada Trafo TR-4 dengan hasil sebesar 63,3 kA. Lalu ketika disimulasikan gangguan hubung singkat tiga fasa sebesar 0,754 kA, rele arus lebih outgoing C2F4 bekerja selektif dengan waktu trip sebesar 443 ms.

To maintain the running of industrial production, protection system that meets the requirements of reliability, selectivity, sensitivity and speed is needed. All of these depend on the settings of the protective equipment. In this thesis, the authors test the reliability and the protection relay settings on the MVMDB of C2 Plant PT. Asahimas using the ETAP and MELSHORT. From simulation, voltage drop was found with the largest on LV C2-6 with 95.29%. Short circuit analysis on Transformer TR-4 with 63,3 kA. When 0.754 kA short circuit three phase fault occurs, C2F4 overcurrent relay works selectively with 443 ms trip time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Putra Hadianto
"Perencanaan pembangunan Gardu Induk Distribusi 150/20 kV pada Industri Spin Mill membutuhkan sistem proteksi tenaga listrik dari bahaya gangguan. Gangguan yang sering terjadi dan dianggap sangat berbahaya ialah gangguan hubung singkat. Pada perencanaan sistem proteksi ini menggunakan rele arus lebih sebagai pengaman dari gangguan hubung singkat. Dalam menentukan setting rele arus lebih dibutuhkan studi aliran daya untuk mendapatkan nilai arus nominal yang melalui rele. Selanjutnya dilakukan perhitungan arus gangguan hubung singkat tiga fasa untuk menentukan setting arus pada rele arus lebih. Berdasarkan hasil simulasi didapatkan bahwa koordinasi antar rele telah bekerja sesuai dengan letak gangguan yang terjadi dan waktu kerja antar rele berkisar 0,2-0,3 detik.

The planning development of Substation Distribution 150 20 kV on Spin Mill Industry requires electrical protection system from danger of electrical fault. Fault that often occurs and is considered very dangerous is short circuit. In planning this protection system uses overcurrent relay as a safety of short circuit interference. In determining the current relay settings, power flow studies are needed to obtain the nominal current value through the relay. Next step is calculate three phase short circuit current flows to determine the current setting current on overcurrent relay. Based on simulation, the results obtain that coordination between the relay has worked in accordance with the location of fault occurred and the working time between the relay ranges from 0,2 to 0,3 seconds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Febriadi
"Salah satu ciri motor induksi adalah arus start yang beberapa kali dari arus nominal motor. Kondisi normal ini jangan menyebabkan bekerjanya system pengaman arus lebih yang berarti setting waktu kerja rele harus lebih besar dari waktu start motor. Rele arus lebih dan gangguan tanah perlu dikoordinasikan dengan baik sehingga diwujudkan sistem pengaman yang sensitif dan selektif sehingga melindungi kabel dan trafo ketika terjadi gangguan hubung singkat. Pada skripsi ini dibahas mengenai teori dan metodologi untuk menghitung arus gangguan yang mungkin terjadi pada sistem, serta koordinasi rele arus lebih dan rele gangguan tanah untuk menjaga sistem dari arus gangguan tersebut.

One of the induction motor characteristic has starting current which many times from motor nominal current. This condition don?t cause the overcurrent relay work so the relay operation time setting must longer than motor starting time. Overcurrent relay and groundfault relay must be coordinated carefully so we can get protection system sensitively and selectively so that to protect cable and transformator when short circuit fault has done. In this paper will be explained about theory and methodology to calculate fault current which may be done in the system and to get relay setting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.03.08.154 Feb a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Hotlan Kristianto
"Dalam suatu sistem tenaga listrik, tidak lepas dari berbagai masalah. Salah satunya adalah gangguan asimetris pada terminal generator. Gangguan ini mengakibatkan aliran arus yang tinggi dan tidak seimbang dalam sistem tiga-fasa sehingga mengakibatkan penyaluran energi listrik ke beban menjadi terganggu dan merusak generator itu sendiri. Oleh karena itu, gangguan ini menjadi bahan pertimbangan dalam penyetelan relai proteksi arus lebih pada generator.
Skripsi ini membahas evaluasi kinerja tiga jenis rele arus lebih yang terpasang pada generator apabila terjadi gangguan asimetris pada terminal generator. Evaluasi berupa penentuan waktu pickup dan waktu operasi rele. Untuk keperluan evaluasi tersebut, digunakan simulasi dengan pemrograman MATLAB.

In a power system, problems are inevitable. One of them is asymmetrical faults at generator terminal. These faults cause unbalanced high current in a three-phase system so that they can make electrical energy distribution to loads disturbed and damage the generator itself. Hence, these faults become setting considerations for over current protection relays at the generators.
This final project contains duty evaluation of three types of over current relays set at the generator if there are asymmetrical faults at the generator terminal. Evaluation consists of pickup time and operation time determination of the relays. For that purposes, used simulation by MATLAB programming.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51368
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Febriadi
"Salah satu ciri motor induksi adalah arus start yang beberapa kali dari arus nominal motor. Kondisi normal ini jangan menyebabkan bekerjanya system pengaman arus lebih yang berarti setting waktu kerja rele harus lebih besar dari waktu start motor. Rele arus lebih dan gangguan tanah perlu dikoordinasikan dengan baik sehingga diwujudkan sistem pengaman yang sensitif dan selektif sehingga melindungi kabel dan trafo ketika terjadi gangguan hubung singkat. Pada skripsi ini dibahas mengenai teori dan metodologi untuk menghitung arus gangguan yang mungkin terjadi pada sistem, serta koordinasi rele arus lebih dan rele gangguan tanah untuk menjaga sistem dari arus gangguan tersebut.

One of the induction motor characteristic has starting current which many times from motor nominal current. This condition don't cause the overcurrent relay work so the relay operation time setting must longer than motor starting time. Overcurrent relay and groundfault relay must be coordinated carefully so we can get protection system sensitively and selectively so that to protect cable and transformator when short circuit fault has done. In this paper will be explained about theory and methodology to calculate fault current which may be done in the system and to get relay setting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51023
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Armiya
"Jaringan distribusi merupakan bagian sistem tenaga listrik yang paling sering mengalami gangguan. Hal ini terjadi karena jaringan ini merupakan jaringan yang paling besar dan kompleks. Perlindungan terhadap kelangsungan jaringan ini penting untuk melindungi konsumen. Pada jaringan distribusi primer 20kV, proteksi terhadap arus gangguan dilakukan oleh rele arus lebih dan rele gangguan tanah. Fungi rele ini sangat penting agar gangguan tidak terjadi. Parameter rele ditentukan agar fungsi koordinasi dari rele ini dapat bekerja dengan baik dalam hubungan proteksi utama-cadangan. Parameter yang paling susah ditentukan adalah time multiplier setting (TMS).
Pada penelitian ini, perhitungan TMS akan dianalisis berdasarkan metode analitik dan perbandingannya terhadap metode big-M untuk mencapai kinerja rele arus lebih dan rele gangguan tanah yang diinginkan. Penggunaan metode big-M memiliki kelebihan dimana pengguanaan iterasi menjadikan metode ini lebih cocok untuk perhitungan berbasiskan mesin, sedangkan metode analitik lebih cocok untuk perhitungan manual. Sedangkan berdasarkan nilai galat, rata-rata galat menggunakan metode big-M bernilai 2,54% sedangkan metode analitik menghasilkan galat rata-rata sebesar 2,66%. Hal ini menunjukkan secara efisiensi, metode big-M lebih efisien daripada penggunaan metode analitik. Sedangkan berdasarkan pada proses kerja, big-M lebih lama dalam menentukan hasil sebesar 87% berdasarkan pada perhitungan manual. Secara hasil, tidak terdapat perbedaan yang terlalu signifikan antara metode big-M dan metode analitik.

Distribution is the most sensitive part of an electric power system, because of its complexity and as far as he has. Protection of such a system is very important for electricity consumer. The 20kV main distribution is protected only by relays and overcurrent ground fault relay, thus its function is considered very important. Utilization is necessary adjusting for failure points is not acceptable. Parameter settings are set to ensure relay coordination in the backup-primary relationship. The time multiplier (TMS) setting is one the most difficult parameter to measure.
In this study, the time multiplier settings were analyzed based on on the comparison between analytic calculations and the big-M method to meet the desired criteria for overcurrent relays and ground fault relays. The nature of the big-M method makes it the most suitable for machine-based calculations because it utilizes the use of iteration, whereas Analytical calculations are best used for manual calculations. In case of errors, the big-M method produces an average error of 2.54% while analytical methods produce 2.66% an error in general. Based on this fact, the big-M method is done more efficiently than analytically calculation. While based on the steps used to find a solution, the big-M method is proven 87% longer value when compared based on manual calculations. Based on the results, there are there is no significant difference between the big-M method and the analytic method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>