Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alifia Ainayya Salsabila
Abstrak :
Adanya pandemi Covid-19 mengganggu kualitas relasi teman sebaya dengan berkurangnya kesempatan untuk berinteraksi secara langsung. Salah satu faktor yang membantu remaja mengembangkan hubungan pertemanan yang sehat adalah empati. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara empati dengan relasi teman sebaya pada remaja di masa pandemi Covid-19. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja berusia 15-18 tahun yang berdomisili di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental. Partisipan dalam penelitian ini yaitu 651 siswa dari berbagai Sekolah Menengah Atas di kota besar, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar. Alat ukur yang digunakan adalah The Basic Empathy Scale in Adults (BES-A) untuk mengukur empati dan Adolescence-Reported Scale untuk mengukur relasi teman sebaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara empati dengan relasi teman sebaya pada remaja di masa pandemi Covid-19 (r = .376, p<0,01). Disamping itu, ditemukan pula bahwa remaja perempuan memiliki tingkat empati yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan remaja laki-laki. ......The Covid-19 pandemic has disrupted the quality of peer relationship by reducing the opportunity to interact directly. One of the factors that help teens develop healthy friendships is empathy. This study aims to see the relationship between empathy and peer relationship in adolescence during pandemic Covid-19. The population in this study are adolescence aged 15-18 years who live in Indonesia. This research is a non-experimental research. Participants in this study were 651 students from various high schools in big cities, namely Jakarta, Bandung, Surabaya, and Makassar. The measuring instruments used are The Basic Empathy Scale in Adults (BES-A) to measure empathy and the Adolescence-Reported Scale to measure peer relationship. The results of this study indicate that there is a significant positive correlation between empathy and peer relationship in adolescenc during pandemic Covid-19 (r = .376, p<0.01). In addition, it was also found that female adolescennce had a significantly higher level of empathy than male.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kindah Mahdiyyah
Abstrak :
Empati penting dimiliki manusia untuk beradaptasi dalam kehidupan. Untuk beradaptasi di kehidupan sosial, manusia membutuhkan soft skill berupa manajemen perilaku prososial yang baik dan kemampuan dalam membangun relasi teman sebaya. Penelitian ini menggambarkan hubungan empati dengan perilaku prososial dan relasi teman sebaya pada anak sekolah dasar usia 4-14 tahun. Studi dalam penelitian ini yaitu studi potong lintang. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner EQ-C/ SQ-C berbahasa indonesia yang sudah tervalidasi dengan nilai alpha 0,979. Kuesioner EQ-C/SQ-C digunakan untuk mengukur empati anak. Sedangkan, untuk mengukur perilaku prososial dan relasi teman sebaya, peneliti menggunakan kuesioner SDQ. Sejumlah 620 kuesioner diisi oleh orangtua anak sekolah dasar dan dijadikan sampel dari penelitian ini. Orangtua yang dapat mengisi kuesioner memiliki riwayat pendidikan minimal sekolah menengah pertama. Setelah mendapatkan seluruh sampel, dilakukan random sampling dan didapatkan data sejumlah 384 data yang akan dianalisis. Pada proses analisis, brain type dibagi menjadi tiga kelompok, yakni brain type E (Extreme E dan E), brain type B, dan brain type S (Extreme S dan S). Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square menggunakan windows SPSS versi 20. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara empati terhadap perilaku prososial dan relasi teman sebaya (p<0.05).
Empathy is the ability to understand and relate to others feelings or emotion. Empathy is one of the critical skills to alter in life. To adapt in human social life, people requires soft skills in the form of good prosocial behavior and good management in building peer relations. This cross-sectional study describes the relationship of empathy skills with prosocial behavior and peer relations in primary school children aged 4-14 years. The instrument used for this study is Indonesian language EQ-C/SQ-C questionnaire which value 0,979 in Cronbachs alpha to measure childrens empathy skills. To measure prosocial behavior and peer relationships, researchers used the SDQ questionnaire. A total of 620 questionnaires were filled in by parents of primary school children in Indonesia and were sampled for this study. Parents who can fill out the questionnaire have a minimum education of junior high school. Researchers obtained 384 data through random sampling to be analyzed. In the analysis process, empathy skills are devided into three groups, namely type E (Extreme E and E), type B and type S (Extreme S and S). Data analysis was done by Chi-Square test with SPSS program version 20 for both sample. Due to lack of sample (<5) for abnormal prosocial behavior, we look for Fisher test for the result of prosocial behavior. The result shows siginificant outcome. State that there is a relationship between empathy skills with prosocial behavior and peer relationships (p<0.05).
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanya Paramastri
Abstrak :
ABSTRAK
Waktu yang terlalu lama dihabiskan di depan layar media elektronik dapat berdampak negatif pada anak, seperti cenderung kurang peduli terhadap lingkungan sehingga kurang peka terhadap kehadiran teman-teman sebaya disekitarnya. Dengan demikian, hubungan relasi dengan teman sebaya menjadi buruk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran screen time terutama pada pelajar sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Tujuan kedua adalah untuk mencari hubungan antara screen time dan masalah relasi teman sebaya pada pelajar sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang, dan instrumen Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ), yang diisi secara online oleh pelajar SMP dan SMA selama periode Juli-September 2018. Sebanyak 447 data yang terkumpul kemudian dilakukan teknik pengambilan sampel berupa pemilihan acak sederhanadan didapatkan sejumlah 362 data yang akan dianalisis. Analisis dilakukan menggunakan uji Chi-square menggunakan windows SPSS versi 20. Dari penelitian ini didapatkan rerata (SB) usia = 15,88 (1,238), 15,5% SMP, dan 84,5% SMA. Rerata (SB) screen time televisi = 99,66 menit (83,17), rentang = 5-480 menit, median = 60. Rerata (SB) screen time komputer = 133,09 menit (103,95), rentang = 5-600 menit, median = 120. Rerata (SB) screen time telepon seluler = 373,43 menit (216,59), rentang = 15-1080 menit, median = 300. Rerata (SB) screen time tablet = 73,41 menit (85,37), rentang = 5-480 menit, median = 60. Rerata (SB) screen timevideo games = 101,01 menit (89,21), rentang = 10-480 menit, median = 90. Terdapat hubungan antara screen time televisi dengan masalah relasi teman sebaya (OR = 1,8 IK 95% 1,150-2,926, p < 0,05). Terdapat hubungan antara screen time tablet dengan masalah relasi teman sebaya (OR 2,4 IK 95% 1,064-5,413, p < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut, diketahui gambaran screen time paling banyak adalah pada penggunaan telepon seluler. Hubungan antara screen time dengan masalah relasi teman sebaya pada pelajar SMP dan SMA terdapat pada penggunaan televisi dan tablet (p < 0,05). Oleh karena itu, hasil penelitian dapat dijadikan bahan edukasi untuk masyarakat agar muncul kesadaran adanya pengaruh screen time berlebih pada relasi teman sebaya.
ABSTRACT
The amount of time being spent in front of electronical device screen can negatively affect children, such as making them to be ignorant with their environment hence decrease their awareness towards their peers. Due to that, relationship among peers can be worsened. The main objective of this research was to get the idea of screen time especially on junior high school and high school students. The second objective was to find whether there was any relationship between screen time and peer problems among junior high school and high school students. This research used cros-sectional study design and SDQ instrument, which filled online by junior high school and senior high school students during July to September 2018. An initial of 447 data has been collected and was taken for sampling using random sampling method and a final 362 data prepared for analysis. The analysis was done by a Chi-square technique using SPSS windows version 20. From this research, a result of mean (SD) of age = 15.88 (1.238), 15,5% for junior high school students, and 84.5% for senior high school students was obtained. Mean (SD) television screen time = 99.66 (83.17), range = 5-480 minutes, median = 60. Mean (SD) computer screen time = 133.09 (103.95), range = 5-600 minutes, median = 120. Mean (SD) cellular phone screen time = 373.43 (216.59), range = 15-1080 minutes, median = 300. Mean (SD) tablet screen time = 73.41 (85.37), range = 5-480 minutes, median = 60. Mean (SD) video games screen times = 101.01 (89.21), range = 10-480 minutes, median = 90. An association was found between television screen time with peer problems (OR = 1.8 IK 95% 1.150-2.926, p < 0.05). An association was found between tablet screen time with peer problems (OR 2.4 IK 95% 1.064- 5.413, p < 0.05). According to the result, it was identified that the most significant screen time image found in cellular phone usage. Meanwhile, the relationship between peer problems among junior high school and senior high school students significantly existed in television and tablet usage (p < 0.05). Therefore, the result can be applied aseducational aspect for the society to raise awareness of the influence in excessive screen time effects among peers.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library