Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Burnout merupakan salah satu respon terhadap lingkungan dan kondisi kerja yang penuh dengan stres, dapat terjadi dalam beberapa bidang pekerjaan, terutama diantara para pekerja/petugas kesehatan yang secara emosional berulang-ulang kontak dengan seseorang yang memerlukan pelayanan perawatan. Burnout dapat terjadi sebagai suatu kelelahan fisik, mental dan emosional, kehilangan komitmen, melepaskan diri dari pekerjaan dan in-efisiensi dalam beradaptasi terhadap kebutuhan melayani lingkungan kemanusiaan.
Intervensi relaksasi progresif merupakan salah satu cara atau tehnik yang dapat dipakai untuk menurunkan gejala/ sindrom burnout yang terdiri dari mental exhaustion, depersonalization dan personal accomplishment. Relaksasi progresif dari Soewondo (1993) bersumber dari Jacobson (1934), yaitu suatu teknik intervensi perilaku untuk mengurangi atau menurunkan derajat ketegangan yang terjadi pada seseorang. Penulis ingin meneliti apakah ada perubahan perilaku burnout pada subjek penelitian, khususnya perawat dimana secara rutin dan monoton menangani pasien jiwa yang cenderung kronik dan tingkat kesembuhannya. Penulis juga ingin mengetahui bagaimana berlangsungnya program intervensi relaksasi hubungannya dengan modifikasi perilaku perawat dj RSMM atas sindrom burnout yang dialami, apa saja yang terjadi pada subjek penelitian selama menjalani intervensi, bagaimana proses berlangsung dan hal lainnya yang dialami perawat dalam menjalani intervensi relaksasi progresif. Metode yang dipakai adalah studi kasus tunggal dengan desain kuasi eksperimen ABA yang terdiri dari fase baseline A, yaitu masa sebelum perlakuan/treatment, fase treatment B yaitu masa menjalani program intervensi relaksasi dan fase follow-up A, yaitu masa setelah intervensi diberikan Pengambilan sample dilakukan dengan menggunakan purposive sampling, dimana subjek dipilih berdasarkan kebutuhan peneliti. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, penilaian subjektif dengan menggunakan self rating scale, alat bantu lainnya lainnya ialah inventory burnout MBI, kuesioner tambahan, petunjuk relaksasi dari Soewondo (1993), fasilitas lain pendukung intervensi relaksasi dan alat-alat yang diperlukan untuk pencatatan. Analisis hasil dilakukan dengan melihat gambaran umum dan bentuk grafik dan table hasil intervensi berdasarkan kepada persyaratan yang dikemukakan Kazdin (1992) tentang studi kasus tunggal kuasi eksperimen. Hasil peneiitian menunjukkan bahwa intervensi relaksasi progresif dapat menurunkan derajat ketegangan yang terjadi pada tujuh orang perawat yang mengalami burnout dalam menghadapi pasien jiwa yang tingkat kesembuhannya minimal. Atas dasar hasil penelitian ini, disarankan agar program intervensi relaksasi progresif dikembangkan di bidang psikologi kesehatan, bagi instansi yang membutuhkan serta para profesional yang melakukan program ini juga diharapkan untuk memperhatikan pentingnya kualitas hubungan antar professional dan klien/partisipan, dengan penuh empati, kerjasama dan pendekatan yang efektif sehingga program intervensi relaksasi dapat dilakukan secara optimal."
[Depok;Depok, Depok]: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T37875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Ramdhani
"ABSTRAK
Dalam olahraga, tuntutan yang besar dari lingkungan kompetitif akan menimbulkan kecemasan pada atlet. Kecemasan yang muncul sebagai respon dari tekanan kompetitif biasa disebut dengan kecemasan kompetitif (Mellalieu, Hanton & Fletcher, 2009). Satiadarma (2000) menjelaskan kecemasan pada atlet akan mengganggu performanya dalam sebuah pertandingan. Tujuan dari penelitian adalah untuk melihat penerapan imagery dan relaksasi progresif dapat mengatasi kecemasan kompetitif pada atlet sepak bola tingkat perguruan tinggi. Penelitian ini dilakukan pada tiga partisipan yang bertanding mewakili universitasnya dalam Liga ASMAJA. Peneliti menggunakan metode wawancara dan kuesioner CSAI-2R untuk mengetahui efektifitas penelitian.
Hasil kuesioner CSAI-2R menunjukkan dua partisipan mengalami penurunan pada skor kecemasan somatik dan kognitifnya, sedangkan satu partisipan tidak mengalami perubahan pada skor kecemasan somatik dan meningkat pada skor kecemasan kognitifnya. Selain itu, ditemukan dua partisipan mengalami peningkatan pada skor kepercayaan dirinya dan satu partisipan memiliki skor kepercayaan diri yang tetap. Meskipun begitu, berdasarkan hasil wawancara ketiga partisipan merasa imagery yang mereka lakukan membantu mereka menjadi lebih tenang, fokus dan percaya diri selama bermain.

ABSTRACT
In sport situation, competitive environment places many demands on participating athletes. This condition will cause anxiety on athletes. Anxiety that comes as a response to competitive demands called competitive anxiety (Mellalieu, Hanton & Fletcher, 2009). Anxiety would interfere athletes performance in a match (Satiadarma, 2000). This research aimed to showing that imagery and progresive relaxation intervention program could help college soccer athletes overcoming their competitive anxiety. The participants are three college athletes who were representing their university in Liga ASMAJA. This research used interviewing method and CSAI-2R questionaire to find effectiveness in intervention program.
Result from CSAI-2R indicated that two participant?s somatic and cognitive anxiety score decreased. Whereas one participant have same somatic anxiety score and increased cognitive anxiety score. Moreover, this study found that two participant?s self-confidence score increased and one participant have same score. Nevertheless, based on interviewing, three participants agreed that imagery intervention helped them to be more calm, focus and confidence in a match.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asminarsih Zainal Prio
"Teknik relaksasi progresif merupakan latihan kontraksi dan relaksasi pada setiap kelompok otot secara sistematis dan dapat digunakan untuk menurunkan nyeri gastritis. Nyeri yang dialami dapat terus menerus mengalami kekambuhan. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas teknik relaksasi progresif dalam menurunkan nyeri dan frekuensi kekambuhan nyeri pada lansia dengan gastritis. Metode penelitian ini adalah quasi experiment dengan pre test and post test design with control group. Pengambilan sampel dengan multistage random sampling dengan sampel 68 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa respon nyeri pada kelompok intervensi sesudah intervensi lebih rendah daripada sebelum intervensi teknik relaksasi progresif, respon nyeri pada kelompok intervensi lebih rendah daripada kelompok kontrol sesudah dilakukan teknik relaksasi progresif (p=0,000) dan frekuensi kekambuhan nyeri pada kelompok intervensi sesudah intervensi lebih rendah daripada sebelum intervensi teknik relaksasi progresif, frekuensi kekambuhan nyeri pada kelompok intervensi lebih rendah daripada kelompok kontrol (p=0,000). Konsumsi obat gastritis berkontribusi terhadap respon nyeri (p=0,000) berarti bahwa respon nyeri tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, pola makan dan konsumsi obat anti inflamasi non steroid tetapi dipengaruhi oleh konsumsi obat gastritis. Jenis kelamin berkontribusi terhadap frekuensi kekambuhan nyeri (p=0,019) berarti bahwa frekuensi kekambuhan nyeri tidak dipengaruhi oleh pola makan, konsumsi obat gastritis, dan konsumsi obat anti inflamasi non steroid tetapi dipengaruhi oleh jenis kelamin. Implikasi penelitian ini adalah agar teknik relaksasi progresif dijadikan kompetensi perawat dan diaplikasikan sebagai intervensi keperawatan dalam mengurangi nyeri gastritis. Direkomendasikan untuk menggunakan teknik relaksasi progresif sebagai strategi koping dalam kehidupan sehari hari.

Progressive muscle relaxation is a systematic contraction and relaxation exercise of muscle that can be used to relieve pain. Elderly population is at risk of experiency gastric pain experience related to degenerative and psychological factors. Gastric pain could happen frequently. This research aimed to examine the effect of progressive muscle relaxation on relieving gastric pain and pain recurrency. The method used in this study was quasi experimental using pretest and posttest design with control group. Data collection was conducted by multistage random sampling to reach 68 participant (34 in intervention group and 34 in control group). The result showed that gastric pain of intervention group was lower than that of control group after progressive muscle relaxation (p=0,000) and pain aecurrency of intervention group was lower than that of control group after progressive muscle relaxation (p=0,000). Medications therapy contributed to gastric pain of elderly (p=0,000),while sex, eating habit, and antiinflamation non steroid drugs were not confounding factors for gastric pain. Sex contributed to pain recurrency in elderly (p=0,019), while eating habit, medications therapy, and antiinflamation non steroid drugs were not confounding factors for pain recurency. This research implied that progressive muscle relaxation can be consider as one of nursing compentencies and applied as a nursing intervention to relieve gastric pain. It is recommended that applying progressive muscle relaxation is necessary to cope with dayly hassles."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riskha Ariane Badri
"ABSTRAK
Tesis ini membahas masalah stres kerja pada beberapa karyawan dan buruh di PT Monier
Tangerang dan manajemen stres kerja untuk membantu mengelola stres kerja mereka.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus terhadap sepuluh
orang karyawan PT Monier Tangerang yang terdiri dari enam orang buruh dan empat orang
karyawan office yang mengalami stres kerja. Hasil penelitian menunjukkan sumber-sumber
stres (stresor) secara umum pada kesepuluh subjek penelitian adalah pekerjaan dan karier,
rancangan pekerjaan dan hubungan dengan atasan atau sesama rekan kerja. Sedangkan efekefek
stres kerja yang dirasakan pada kesepuluh subjek penelitian adalah gangguan fisik
seperti rasa sesak di dada, pusing dan sakit kepala; perubahan sikap seperti menghindari
atasan atau menghindari pekerjaan; perubahan tingkah laku seperti tak bisa konsentrasi;
berkurangnya produktivitas dan efektivitas kerja; kepuasan kerja rendah ; dan absensi. Untuk
intervensi terhadap beberapa karyawan yang bekerja di PT Monier Tangerang dipilih
intervensi berupa pemberian informasi dan teknik relaksasi progresif yang diterapkan dalam
bentuk kelompok. Informasi-informasi yang diberikan mencakup definisi stres kerja, sumbersumber
stres kerja, efek-efek stres kerja dan manajemen stres kerja. Sedangkan teknik
relaksasi progresif bukan hanya diberikan secara teori saja, namun juga dipraktikkan dalam
sesi latihan dengan bimbingan fasilitator untuk kemudian peserta melakukan latihan mandiri
selama tujuh hari setelah diberikan pelatihan. Selanjutnya diharapkan manajemen stres kerja
tersebut dapat diterapkan oleh PT Monier Tangerang untuk membantu karyawan yang
mengalami stres kerja.

ABSTRACT
This thesis addresses the problem of work stress on some of the employees and laborers of
PT Monier Tangerang and work stress management to help manage their work stress. This
study is a qualitative research case study approach to the ten employees of PT Monier
Tangerang consisting of six laborers and four office workers who experience job stress. In
general, the results show that the stressors on ten subjects are job and career, work design and
relationships with superiors or colleagues. While the effects of job stress are physical
disorders such as chest tightness, dizziness and headaches; change in attitude to avoid their
boss or avoiding work demand; changes in behavior such as could not concentrate; reduced
productivity and effectiveness; low satisfaction on employee, and absenteeism. To intervene
against these issues, researcher has selected some interventions such as the provision of
information and progressive relaxation techniques taht applied in the form of the group. The
information provided includes the definition of work stress, stressor, the effects of work
stress and work stress management. While the progressive relaxation technique is not only
given in theory, but also practiced in training sessions with the guidance of facilitators and
participants to exercise self-administered seven days after training. Further work is expected
to stress management can be implemented by PT Monier Tangerang to assist employees who
experience work stress."
2012
T30860
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library