Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nisa Pratiwi
"Salah satu komponen sistem proteksi yang digunakan pada saluran transmisi 500 kV Jawa bagian barat antara gardu induk Suralaya hingga Suralaya Baru adalah proteksi relai jarak dengan setting yang telah ditentukan oleh PT. PLN (Persero). Dalam studi ini, berdasarkan setting tersebut, dilakukan analisis dengan beberapa skenario gangguan hubung singkat dengan lokasi yang berbeda dengan tujuan untuk mempelajari koordinasi zona proteksi relai jarak dalam mengatasi gangguan tersebut. Selain itu, studi juga akan memperhitungkan impedansi saluran yang akan diproteksi terkait penentuan zona kerja relai jarak. Dengan menggunakan simulasi berbantuan perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory serta acuan standar IEEE C37.113.2015 dan NPAG Alstom, dilakukan pembahasan terhadap hasil skenario gangguan hubung singkat tiga fasa dan analisis jangkauan kerja relai jarak melalui plot R-X diagram. Hasil simulasi DIgSILENT menunjukan terjadi jangkauan kurang proteksi (underreach) yang menyebabkan relai terlambat dalam mengamankan gangguan. Kondisi underreach tersebut terjadi pada zona 2 relai RB-F (Jawa 7 bay LBE) dengan impedansi setting sebesar 16,45 ohm (27,21% kurang dari standar) dan pada zona 1 relai RE-R (Suralaya Baru bay LBE) dengan impedansi setting sebesar 0,182 ohm (20% kurang dari standar). Setelah dilakukan resetting sesuai standar, proteksi gangguan dapat dilakukan dengan lebih cepat, dengan impedansi resetting zona 2 relai RB-F sebesar 21,349 ohm (meningkat dari 92,46% menjadi 120%), serta impedansi resetting zona 1 relai RE-R sebesar 0,304 ohm (meningkat dari 48,42% menjadi 80%).

One of the protection system components used on the western Java 500kV transmission line between the Suralaya to Suralaya Baru substations is distance relay protection with settings determined by PT. PLN (Persero). In this study, based on these settings, an analysis was carried out with several short circuit fault scenarios at different locations with the purpose of studying the coordination of the distance relay protection zone in overcoming the fault. Moreover, this study will also consider the impedance of the line to be protected in relation to the determination of the working zone of distance relay. By using a simulation assisted by the DIgSILENT PowerFactory software and standard reference IEEE C37.113.2015 and NPAG Alstom, a discussion of the results of three-phase short circuit fault scenarios and analysis of the working range of the distance relay through R-X diagram plots are carried out. The DIgSILENT simulation results show that there is underreach which causes the relay to be late in securing the fault. The underreach condition occurs in zone 2 of the RB-F relay (Jawa 7 bay LBE) with a setting impedance of 16.45 ohms (27.21% less than the standard) and in zone 1 of the RE-R relay (Suralaya Baru bay LBE) with impedance setting of 0.182 ohm (20% less than the standard). After resetting according to standards, fault protection can be done more quickly, with the resetting impedance of zone 2 of the RB-F relay of 21.349 ohms (increased from 92.46% to 120%), and the resetting impedance of zone 1 of the RE-R relay of 0.304 ohms (increased from 48.42% to 80%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Wahyudhia
"Pada sistem tenaga listrik, terdapat tiga komponen penting yang berperan dalam menyalurkan energi listrik, yaitu sistem pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Dalam beberapa kasus, digunakanlah saluran hibrida yang menggabungkan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan saluran kabel bawah tanah (SKTT) dengan pertimbangan tertentu seperti keterbatasan biaya dan pertimbangan lingkungan. Namun, perbedaan karakteristik antara kedua jenis saluran tersebut dapat menyebabkan kesalahan dalam deteksi lokasi gangguan. Untuk meningkatkan keandalan sistem, digunakan sistem proteksi yang bertugas mengamankan sistem tenaga listrik dengan melakukan identifikasi dan pemindaian terhadap gangguan yang terjadi, sehingga dapat meminimalisasi kegagalan pasokan listrik yang dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem. Dilakukan pengujian antara relai jarak dengan relai gelombang berjalan untuk mendeteksi lokasi gangguan menggunakan perangkat lunak MATLAB. Data hasil simulasi menunjukkan Rata-rata persentase kesalahan deteksi lokasi gangguan pada sistem gelombang berjalan ujung tunggal adalah sekitar 1,12%, sedangkan pada sistem gelombang berjalan ujung ganda hanya sekitar 0,36%. Di sisi lain, relai jarak menunjukkan tingkat kesalahan yang jauh lebih tinggi, dengan rata-rata sekitar 33,73%. Dari penelitian ini terungkap bahwa sistem proteksi gelombang berjalan ujung ganda lebih efektif dalam mendeteksi lokasi gangguan dibandingkan dengan sistem gelombang berujung tunggal dan sistem proteksi relai jarak.

In the electrical power system, there are three crucial components that play roles in delivering electrical energy, namely generation, transmission, and distribution systems. In some cases, hybrid channels combining high-voltage overhead lines (SUTT) and underground cable channels (SKTT) are utilized with certain considerations such as cost limitations and environmental concerns. However, differences in characteristics between these two types of channels can lead to errors in fault detection. To enhance system reliability, a protection system is employed to secure the power system by identifying and scanning disturbances that occur, thus minimizing power supply failures that could lead to system instability. Testing is conducted between distance relays and traveling wave relays to detect fault locations using MATLAB software. Simulation data shows that the average error percentage of fault location detection in the single-ended traveling wave-based system is approximately 1.12%, while in the double-ended traveling wave-based system it is only about 0.36%. On the other hand, distance relays exhibit a much higher error rate, averaging around 33.73%. This research reveals that the double-ended traveling wave protection system is more effective in detecting fault locations compared to the single-ended traveling wave system and the distance relay protection system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library