Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Ajeng Sasha Sepasthika Suryometaram
"Perburuan dan perdagangan merupakan salah satu ancaman yang dihadapi oleh owa jawa. Solusi untuk melestarikan owa jawa yang diperdagangkan dan dijadikan peliharaan adalah dengan rehabilitasi dan reintroduksi. Reintroduksi jarang terjadi sehingga informasi mengenai adaptasi pasangan owa jawa yang lahir di alam tetapi dibesarkan di luar habitat masih sedikit. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui ikatan pasangan (pair-bond) dan area jelajah pasangan owa jawa yang telah direhabilitasi dalam upaya adaptasi di alam liar. Ikatan pasangan dan area jelajah dapat dijadikan parameter kesuksesan reintroduksi. Data ikatan pasangan diambil menggunakan metode focal-animal sampling, sedangkan area jelajah ditentukan berdasarkan koordinat GPS. Pembentukan ikatan pasangan (pair-bonding) dapat diketahui berdasarkan intensitas perilaku sosial dan seksual antar pasangan. Berdasarkan pengamatan selama penelitian ini, ikatan pasangan (pair-bond) merenggang setelah pelepasliaran berlangsung sehingga pasangan berpisah. Jarak jelajah harian Sadewa (jantan) dan Kiki (betina) berbeda, yaitu Sadewa berkisar 0,86--2,13 km, sedangkan Kiki antara 0,95--1,86 km. Area jelajah Sadewa dan Kiki berbeda yaitu Sadewa 16,386 hektare, sedangkan Kiki 7,309 hektare. Perbedaan inidapat disebabkan oleh pengaruh kedekatan jarak dengan manusia dan kecepatan gerak individu

Hunting and trafficking are major threats for javan gibbons existance. Effective strategies to conserve this species are through rehabilitation and reintroduction, especially for traded and kept as pets javan gibbons. However, it was rarely conducted, thus the information of wild-born captive-raised javan gibbon adaptation in the wild is still limited. The aim of this study was to determine the rehabilitant javan gibbon’s pair-bond and ranging area during their adaptation in the wild. Pair-bond and ranging area could be used to estimate the success of failure of a reintroduction program. Pair-bond activities was recorded using focalanimal sampling method and ranging area was calculated based on recorded GPS coordinates. Pair-bonding was determined based on the intensity of the pair’s social and sexual behavior. Pair-bond was observed to be weakened after the release took place, resulted in the pair split up. The daily path range of Sadewa (male) and Kiki (female) were different, Sadewa traveled between 0.86--2.13 km daily, while Kiki traveled 0.95--1.86 km. The ranging area of Sadewa and Kiki were also different, Sadewa 16.386 ha and Kiki 7.309 ha. The differences in both daily path range and ranging area might be influenced by the proximity to humans and the individual’s agility."
Universitas Indonesia, 2014
S54341
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rachmah Salsabila
"Kura-kura leher ular rote (Chelodina mccordi) merupakan spesies endemik dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, yang dinyatakan punah di alam. Pengembangbiakan C. mccordi secara ex-situ dapat menjadi upaya penyelamatan untuk mempertahankan keberlangsungan populasi spesies tersebut melalui program reintroduksi. Salah satu faktor yang memengaruhi kesintasan populasi hasil reintroduksi adalah tingkat keragaman genetik. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji variasi genetik dan hubungan kekerabatan antarindividu terutama bagi individu yang ditujukan untuk program reintroduksi. Penelitian ini menggunakan markah mtDNA spesifik spesies dengan gen target ND2, ND5, dan Cyt b terhadap 30 individu C. mccordi yang berasal dari dua penangkaran. Hasil analisis variasi genetik menunjukkan keragaman haplotipe (hd) dan nukleotida (π) yang tergolong tinggi, yaitu sebesar hd=0,738±0,069 dan π=0,00497±0,00107. Jaringan haplotipe yang direkontruksi memvisualisasikan temuan 9 haplotipe dengan tiga diantaranya (Hap_2, Hap_3, dan Hap_4) dapat ditemukan pada kedua populasi penangkaran. Rekonstruksi pohon filogenetik yang dilakukan dengan metode Neighbor Joining dan Maximum Likelihood menghasilkan topologi yang sama, yaitu keseluruhan sampel penelitian merupakan populasi dari subspesies C. mccordi mccordi.

The Rote snake-necked turtle (Chelodina mccordi) is an endemic species to Rote Island, East Nusa Tenggara, which has been declared extinct in the wild. Ex-situ breeding was set up in an aim to reintroduce the species to its natural habitat. One of the factors that influences the survival of reintroduced populations is the level of genetic diversity. Therefore, this study carried out a molecular approach using mtDNA species-specific markers with the target genes ND2, ND5, and Cyt b to assess genetic variation and kinship relationships among 30 individuals of C. mccordi from 2 captive populations. The genetic variation on haplotype (hd) and nucleotide (π) diversity are relatively high, namely hd=0.738±0.069 and π=0.00497±0.00107. The reconstructed haplotype network visualized the discovery of 9 haplotypes, with three of them (Hap_2, Hap_3, and Hap_4) found in both captive populations. Phylogenetic tree reconstruction carried out using the Neighbor Joining and Maximum Likelihood methods produces the same topology, therefore confirming the subspecies C. mccordi mccordi for all individuals used in this study."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library