Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Apriansyah Saputra
Abstrak :
ABSTRAK
Peremajaan bangunan, wilayah maupun kota sering menjadi solusi dalam masalah penataan kota agar memiliki kualitas yang lebih baik. Kegiatan peremajaan, dalam pengertian yang lebih umum, merupakan kegiatan yang menyangkut upaya untuk menata ulang struktur dan morfologi lahan secara menyeluruh. Jakarta, sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, bisnis, industri, menjadi tujuan utama para pendatang untuk mencari pekerjaan. Hal itu menyebabkan pesatnya peningkatan jumlah penduduk Jakarta dari tahun ke tahun dan ruang kota yang tersedia berbanding terbalik dengan kebutuhan akan perumahan. Keterbatasan ruang kota tersebut ditambah nilai lahan yang tinggi tidak memungkinkan pembangunan perumahan baru di pusat kota. Hal itu menyebabkan masyarakat tidak mempunyai kemampuan untuk memiliki hunian di tengah kota sehingga harus tersingkir ke pinggiraan dan menimbulkan masalah baru seperti kebutuhan biaya transportasi dan waktu yang lama untuk mereka sampai ke lokasi kerja, kemacetan dan polusi udara. Solusi dari permasalah tersebut adalah peremajaan bangunan dengan pemanfaatan bangunan yang sudah ada. Dalam hal ini, penulis mengangkat kasus peremajaan rumah susun Kebon Kacang XI yang sudah hampir memasuki batas umur bangunan dan terlihat kumuh menyebabkan kesenjangan visibilitas antara rusun dengan bangunan lainnya dan dapat mengakibatkan rusun terkena dampak gentrifikasi. Selain itu, rumah susun Kebon Kacang XI terletak di pusat kota Jakarta dan mengalami peningkatan koefisien luas bangunan KLB yang tinggi sehingga bisa memaksimalkan kapasitas unit yang bisa dibangun demi memenuhi kebutuhan penyediaan tempat tinggal yang terjangkau di pusat kota. Tujuan dari paper ini adalah untuk mencari tahu dan membandingkan tiga bentuk peremajaan yang tepat sebagai solusi dari penyediaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah di pusat kota melalui pendekatan revitalisasi, rehabilitasi dan redevelopment.
ABSTRACT
Rejuvenation of buildings, land, and cities are usually being the solution to the problem of arranging the city to have a better quality. Rejuvenation activities, in a more general sense, are activities involving efforts to rearrange the structure and morphology of the land as a whole. Jakarta, as the center of government, commerce, business, industry, became the main destination of migrants to find employment. That caused the rapid increase in the population of Jakarta from year to year and the availability of city space is inversely proportional to the need for housing. The limitation of the city space plus the high value of land does not allow the construction of new housing in the center of city. It causes people have no ability to live in the middle of the city so that it should be pushed out to the outskirts and cause new problems such as the need for transportation costs and a long time for them to get to their workplace, causes traffic jam, and air pollution. This problem can be cured by rejuvenation of buildings with the utilization of existing buildings. In this case, the authors raised the case of rejuvenation Kebon Kacang XI flats that have almost entered the age limit of the building and becoming slum cause the visibility gap between the flats with other buildings in the neighborhood and can lead it to be gentrified. In addition, the Kebon Kacang XI flats are located in downtown Jakarta and have increased the high coefficient of a building so that it can maximize the capacity of units that can be built in order to meet the needs of affordable housing in the city center. The purpose of this paper is to find out and compare three appropriate forms of rejuvenation as a solution of housing procurement for low income communities in the city center through revitalization, rehabilitation, and redevelopment of Kebon Kacang XI flats.
2018
T50859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Wicaksana
Abstrak :
Infrastuktur transportasi dan mobilisasi di Jakarta sedang melalui masa transisi. Fenomena tersebut muncul sebagai respon atas buruknya kualitas lingkungan sebagai hasil dari pengembangan kota berbasis kendaraan pribadi. Pembangunan infrastruktur transportasi publik seperti MRT, LRT, KRL, dan BRT menjadi batu-batu loncatan perubahan yang ada. Untuk mendukung transformasi tersebut, dibutuhkan perancangan Kawasan Berorientasi Transit secara holistik sebagai wujud integrasi moda-moda transportasi yang ada. Harmoni Transit Hub merupakan sebuah proposal desain proyek percontohan berupa transit hub/titik transit yang mengitegrasikan moda MRT dan BRT ke dalam sebuah KBT yang mengedepankan prinsip keberlanjutan. Realisasi proyek kunci ini akan menjadi pemicu pengembangan bangunan-bangunan pendukung lainya dalam KBT Harmoni di masa depan. ......Public transportation infrastructures in Jakarta are undergoing a transformation. This occurence is a response to the poor environmental quality caused by car-oriented city planning. The construction of public transportation infrastructures such as MRT, LRT, KRL, and BRT serves as important milestones for the existing changes. Transit Oriented Development (TOD) is a holistic approach required to integrate the different kinds of transportation modes. Harmoni Transit Hub is a key project proposal which integrates MRT and BRT within a TOD area that prioritizes sustainability principles. The realization of this key project will serve as a catalyst for the development of other supporting structures within the future Harmoni TOD area.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kementerian PPN Bappenas,
711 PPEM
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library