Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ira Naulita
"Skripsi ini mengenai Pemanfaatan perpustakaan Sabili untuk menunjang aktivitas redaksi. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini mendapatkan gambaran mengenai pemanfaatan sebuah perpustakaan media massa dalam menunjang kebutuhan redaksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa posisi pustakawan dalam keredaksian merupakan mitra kerja yang sangat penting bagi wartawan dan redaktur yang bertugas menulis berita. Oleh karena itu, pustakawan pun harus memiliki pengetahuan dasar jurnalistik untuk mengoptimalkan tugasnya dalam mendukung redaksi. Pemanfaatan koleksi perpustakaan untuk kebutuhan redaksi sebesar 39,5%. Artinya, sebagian besar sumber informasi redaksi SABILI didapatkan dari koleksi di luar perpustakaan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S15396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zackya Yahya Setiawan
"ABSTRAK
Latar belakang dan tujuan
Pekerja redaksi merupakan aset utama bagi suatu perusahaan media cetak. Mereka bekerja dengan deadline yang sangat ketat, oleh karena itu mereka harus senantiasa sehat secara fisik, mental dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan stres kerja dan hubungannta dengan kecenderungan gejala gangguan mental emosional.
Metode
penelitian ini menggunakan desain potong melintang dengan analisis perbandingan internal. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik sosiodemografi responden, karakteristik lingkungan kerja, data pengukuran stres kerja dengan menggunakan kuesioner Survey Symptomp Check List 90 (SCL-90), serta data pengukuran tingkat kebisingan, pencahayaan, dan suhu kelembaban di lingkungan kerja.
Hasil
Dari 100 responden didapatkan prevalensi kecenderungan gejala gangguan mental sebesar 38% dengan kecenderungan gejala terbanyak adalah psikotism 36%, somatisasi dan paranoid masing-masing 33% serta obsesif-konvulsif 29%. Stres kerja bermakna berhubungan dengan kecenderungan gejala gangguan mental emosional melalui stresor pengembangan karir (p 0.00, OR 13,75, CI 3.69.51.11). Jenis stres kerja yang dominan terhadap stres kerja adalah beban kerja berlebih kuantitatif 83%. Faktor karakteristik yang bermakna berhubungan dengan stres kerja adalah pendidikan pada stresor beban kerja berlebih kuantitatif (p 0.00, OR 0.17, CI 0.05-0.52), asa kerja pada stresor konflik kerja (p 0.04, OR 2.72, CI 1.04-7.09), dan olah raga pada stresor tanggung jawab terhadap orang lain (p 0.00 OR 4.66 CI 1.66-13.08 ). Faktor kebiasaan yang bermakna berhubungan dean stres kerja adalah merokok pada stres tanggung jawab terhadap orang lain (p 0.00 OR 4.77, CI 1.37-11.64).
Kesimpulan
Stres kerja mempunyai hubungan bermakna dengan kecenderungan gejala gangguan mental emosional melalui stres pengembangan karir. Pendidikan merupakan faktor protektif terhadap stres kerja pada stresor bebas kerja berlebih kuantitatif. Masa kerja pada stresor konflik peran dan olah raga pada stresor tanggung jawab terhadap orang lain berisiko mengkonsumsi rokok empat kali lebih banyak dibanding dengan responden yang tidak stres.

Background and Objectives
The joumalist is a valuable asset for publishing company. They work with a very strict deadline and that requires them to have a good state ol' physical, mental, and social health. This research aims to find out the existance of work-related stress and its relationship with die tendency of acquiring symptom ot' mental emotional disorder.
Method
This research uses a cross sectional design with internal comparison analysis. The data collected were respondent?s characteristic of sociodemograplty, work envirenmcnfs characteristic, measurement of work-related stress by using Survey Disgnostic Stress questionnaire, data of the tendencies of acquiring symptom of mental emotional disorder by using Sympromp Check Lis! 90 (SCL-90), and data measurement of noise, lighting, and moisture level within work environment.
Result
From 100 respondents, it was found that the prevalence ofthe tendency of acquiring symptom of mental emotional disorder is 58% with tendency of phsyeotism 36%, somatisation and paranoid symptoms each of 33%, and obsesive-convulsive 29%. There is signilieant relationship between work-related stress and the tendency of acquiring symptom of mental emotional disorder on stressor of carrier development (p 0.00, OR 13. 7.5, CI 3.69-51.11 ). The dominant stressor is role of overload quantitative 83%. The significant characteristic relationship to work-related stress is education on stressor of role of overload quantitative (p 0.00. OR 0.17, CI 0.05-052), work period on stressor of role of conflict (p 0.04, OR 2.72, CI L04-7.09), and time spent on exercise on strcssor of responsibility for people (p 0.00, OR 4.66, C7 1.66-l3.08). Smoking has significant relationship to work-related stress on stressor of responsibility for people (p 0. 00, OR 4. 77, CI 1.37-11.64).
Conclusion
Work-related stress has a signilieant relationship with the tendency of acquiring symptom of mental emotional disorder on strcssor of carrier development. Education is a work-related stress protective factor on strcssor of role of overload quantitative. Work period on stressor of role of conflict and time spent on exercise on strcssor of responsibility for people have a siginificant relationship to stress at work. Respondent who experiences work-related stress because of stressor of responsibility for people has a greater tendency to smoke tour times more than one who does not experience it.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
D773
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Iskandar
"Permasalahan tesis ini difokuskan pada peran para awak redaksi dalam memproduksi isi media, khususnya dalam rapat redaksi, mengingat rapat tersebut dapat merupakan mekanisme yang memungkinkan munculnya preferensi ideologis dalam menempatkan berita, terutama di halaman depan. Dalam konteks Indonesia, khususnya & dalam masa transisi, mekanisme demikian belumlah terlalu jelas arah preferensi ideologisnya. Kalau demikian halnya, bagaimana awak redaksi memadukan nilai-nilai tematis, kebijakan surat kabar secara konsisten, lalu mengklaim menggunakan kriteria berita objektif untuk memutuskan penetapata (priming dan framing) berita? Bagaimana pula peran faktor lainnya?
Aspek yang ditelaah dalam kerangka teori adalah seputar text dan talk sebagai sebuah wacana dengan perspektif ekonomi-politik kritis. Karena itu, text dan talk tidak hanya dianalisis secara tekstual, tetapi juga diintertekstualitaskan dengan produksi dan konsumsi teksnya. Terakhir, diintelektualitaskan dengan praktek sosial budaya, khususnya berkenaan dengan pers di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai proses produksi isi media dalam rapat redaksi.
Secara metodologis, permasalahan tersebut dikaji dengan pendekatan kritis dengan menerapkan teknik observasi partisipan, wawancara mendalam, analisis framing, aralisis percakapan dan analisis intelektual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Media Indonesia cenderung menampilkan pemberitaan kasus Bank Bali dalam frame "skandal money politics" dibanding frame "pemulihan ekonomi" maupun "prosedur legal formal". Frame 'skandal' senyatanya merupakan akhir dari rantai komunikasi yang pada tahap rapat redaksi telah dipancangkan. Bahwa pilihnn `skandal' merupakan suatu kesengajaan, dengan mengelaborasi eksemplar-eksemplar `skandal' yang melibatkan orang nomor satu, ketika menugaskan awak redaksi yang berposisi paling rendah. Bahwa priming atas kasus Bank Bali lebih merupakan inisiatif pemilik Media Indonesia yang merangkap menjadi Pemimpin Umum dan kesediaan bawahannya (awak redaksi) menjalankan inisiatif tersebut karena alasan ekonomis, di antaranya. Bahwa kesediaan para editor bukanlah tanpa perjuangan melawan keseragaman isi media, sehingga priming isi Media Indonesia merupakan dinamika struktur dalam memproduksi isi Media Indonesia.
Tehadap pemberitaan kasus Bank Bali, banyak perhatian yang diberikan khalayak Media Indonesia di Jabotabek, karena kasus ini dikaitkan dengan para pemegang kekuasaan yang tengah mendapat sorotan tajam dari publik dan sejalan dengan semangat reformasi. Di samping itu, kasus ini pemulihan ekonomi yang menjadi keprihatinan seluruh lapisan masyarakat. Dengan memberitakan kasus Bank Bali diharapkan oplah Media Indonesia meningkat. Nyatanya tidak selalu demikian.
Di sisi lain, kemenangan PDI Perjuangan dari Golkar (dalam pemilu Juni 1995 telah memberi landasan untuk mengungkap sisi buruk Golkar yang selama 32 tahun lalu tak bisa diungkap dengan leluasa. Sebaliknya, memberi landasan untuk bergantung pada PDI Perjuangan, dengan membingkai PDI-P sebagai pahlawan. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tubagus Aditya Nugraha
"ABSTRAK
Pemilihan Kepala Daerah Pilkada 2017 di Jakarta merupakan salah satu pemilihan kepada daerah yang berbeda dari yang lainnya. Isu SARA menjadi salah satu masalah yang mewarnai kostetasi ini. imbasnya bukan hanya ke masyarakat, namun juga ke media. Banyak Metro TV menjadi salah satu stasiun TV yang terkena dampaknya, stasiun TV ini dicap sebagai TV pendukung Ahok ndash; Calon gubernur yang diduga melakukan penistaan agama. Akibatnya, banyak aktivitas yang menolak TV ini, dari mulai petisi, perusakan alat, sampai penyerangan ke jurnalis. Dari sini peneliti ingin mengetahui siapakah yang berperan dalam pembentukan berita tersebut di dalam Metro TV dana pa saja yang faktor-faktor yang membentuk frame pemberitaan tersebut. Penelitian ini menggunakan konsep frame building yang terdiri dari tiga faktor yaitu individual level, routines level, dan external level. Informan pada penelitian ini adalah staf-staf pemberitaan yang terlibat dalam redaksi Metro TV. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus, serta pengumpulan data melalui observasi dan depth interview. Penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwa ketiga faktor frame building yaitu individual level, routines level, dan external level saling terkait dan mendukung dalam pembentukan frame pemberitaan Ahok di Metro TV.

ABSTRACT
The election of governor Pilkada 2017 in Jakarta is one part of the other. The issue of SARA is one of the problems that characterizes this election. the impact is not only to the community, but also to the media. Metro TVs became one of the affected TV stations, this TV stations labelled as supporters of Ahok the candidate who suspected doing blasphemy. Many activities that reject this TV, from petition, the destruction of broadcast tool, and attack to journalist. Researchers want to know who took in the formation of the news frame in Metro TV and also the factors that provide the frame of the news. This study uses a conceptual framework consisting of three factors individual level, level of routine, and external level. Informants in this study are the staff involved in Metro TV editorial. This research uses qualitative research type, with observatory and in depth interview. This research is conducted that factor of individual level, level of routine, and external level are interrelated and supportive in the frame of news about Ahok in Metro TV. "
2018
T51221
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanum Kusuma Dewi
"Sirkulasi koran mulai turun sementara pembaca media online terus berkembang. Tren tersebut terjadi di perusahaan media di Indonesia sehingga mendorong surat kabar untuk menerbitkan versi online dan menimbulkan konvergensi. Konvergensi mempengaruhi pola alur kerja jurnalistik dalam ruang redaksi. Penelitian ini bertujuan menggambarkan pola dan alur kerja dalam ruang redaksi berkonvergensi di Bisnis Indonesia, sebuah surat kabar harian ekonomi nasional. Metode penelitian kualitatif dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan observasi untuk mengambil data. Informan adalah pekerja jurnalistik dalam struktur redaksi Bisnis Indonesia, terdiri dari pemimpin redaksi, dua redaktur pelaksana, satu redaktur berita, dan dua reporter. Hasil penelitian menemukan adanya konsep multi-skilled journalist, pembagian konten bersama (content sharing), rolling deadlines, dan alur kerja yang menyatu. Selain itu, ditemukan juga istilah newsroom 2.0 yang merupakan proses ruang redaksi yang menuju ke arah konvergensi.

Newspaper circulation globally was seen declining while the number of online readers was rising. The trend happened in Indonesian media companies and encouraging newspapers to publish their online version, leading to convergence. Convergence influenced the pattern and workflow of journalism in a newsroom. The study aimed at describing the pattern and workflow of journalism in a converged newsroom at Bisnis Indonesia, a national daily business paper. A qualitative research method was done by doing in-depth interviews and observations to get the data. Informants were journalists working in Bisnis Indonesia?s newsroom, including the editor in chief, two managing editors, one news editor, and two reporters. The research found that the concept of multiskilled journalist, content sharing, rolling deadlines,and converging workflow existed. Moreover, there was the idea of newsroom 2.0, which showed a newsroom leading to a convergence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30462
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mangatur Trinovita
"ABSTRAK
GM merupakan salah satu divisi dari kelompok penerbitan KG, yang bergerak di bidang media informasi berupa media cetak maupun online serta bidang usaha lain yang mendukung bidang utama. Saat ini GM menaungi 41 unit kerja yang terdiri atas 31 unit redaksi, 4 unit bisnis, dan 6 unit pendukung dengan keseluruhan jumlah karyawan adalah 1100, di mana 20% di antaranya berada di level manajerial.
Sejalan dengan semakin maraknya bisnis media cetak yang berarti pula semakin meningkatnya tingkat persaingan antar usaha penerbitan pers, maka demi mengantisipasi para kompetitor dan memperkuat eksistensinya di pasar media, GM harus menjalankan beberapa strategi. Salah satu strategi yang paling sering dilakukan adalah segera menerbitkan media-media baru, baik lokal (buatan sendiri) maupun licensed (media luar negeri yang diadaptasi).
Oleh karena proses menyiapkan media-media tersebut harus dilaksanakan dalam tempo yang sangat singkat: 2-3 bulan, sementara orang-orang yang harus membuat dan mengelola produk baru tersebut belum dipersiapkan, terutama di posisi-posisi manajerial, maka persoalan pun muncul setiap kali harus mengisi posisi-posisi manajerial tersebut, baik di unit-unit redaksi yang akan dibuat maupun unit-unit redaksi yang sudah ada, manajemen selalu mengalami kesulitan dalam memastikan ketersediaan kandidat, baik secara jumlah maupun kualitas, yang sesuai dengan tuntutan perkembangan dan percepatan bisnis media.
Menanggapi persoalan ini, tercetus beberapa pemikiran sebagai berikut: bahwa sulitnya memastikan ketersediaan kandidat tersebut bisa disebabkan oleh nature of business dunia penerbitan pers yang memang sangat menuntut kecepatan yang tinggi dalam mempersiapkan ketersediaan SDM agar sanggup memenuhi kebutuhan perkembangan bisnis media yang cenderung progresif, bahwa belum dikelolarnya data-data kekaryawanan yang ada di unit SDM menjadi sebuah informasi ke-SDM-an yang terpadu bisa menjadi penyebab sulitnya menentukan kandidat-kandidat yang dapat segera disiapkan dan diproses untuk mengisi kebutuhan jabatan-jabatan manajerial, karena manajemen mengalami kesukaran dalam memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang kualifikasi para karyawan yang ada, dan bahwa belum adanya sistem promosi jabatan serta sistem kaderisasi yang sistematis memunculkan persoalan bagi manajemen untuk menyiapkan kandidat-kandidat secara komprehensif dan terpadu untuk memenuhi kebutuhan SDM di level manajerial dalam waktu singkat.
Berlandaskan hal-hal di atas, tampaknya akar persoalan sulitnya manajemen dalam memastikan ketersediaan kandidat untuk level manajerial di unit-unit redaksi tersebut berasal dari belum adanya suatu sistem perencanaan SDM yang terpadu khusus jabatan-jabatan manajerial yang mampu memenuhi tuntutan percepatan bisnis media.
Opsi yang ditawarkan menyangkut persoalan tersebut adalah dibuatnya suatu sistem succession planning, dengan pilihan merancang sistem succesion planning tanpa membuat sistem informasi sumber daya manusia (human resource information system HRIS) atau merancang sistem succesion planning dengan membuat sistem informasi sumber daya manusia (human resource information system -HRIS).
Mengingat bahwa succession planning merupakan bagian yang tidak akan pernah terpisahkan dari proses memastikan ketersediaan sumber daya manusia pada level manajerial di perusahaan, dan keberadaan data-data serta informasi yang diperlukan secara cepat, akurat, dan komprehensif mengenai karyawan merupakan kunci penting dalam proses pengambilan keputusan succession planning, maka kehadiran sistem penunjang succession planning, yakni sistem informasi sumber daya manusia (human resource information system HRIS) menjadi suatu keharusan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maudey Khalisha Setyakusuma
"Meningkatnya permintaan audiens jurnalisme olahraga atas produk digital mendorong jurnalis olahraga untuk beradaptasi dengan menerapkan konvergensi ruang redaksi. Pergeseran menuju jurnalisme online tidak luput dari penggunaan elemen multimedia, hyperteks dan interativitas sebagai elemen utama produksi berita, serta melibatkan media sosial. Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana liga Formula 1 menerapkan elemen multimedia dalam penyajian jurnalisme online sebagai upaya adaptasi era digital. Liga formula 1 berhasil secara konsisten menerapkan tiga atau lebih elemen multimedia dalam setiap produksi berita jurnalisme online baik di website Formula1.com maupun di media sosial yang meliputi teks, video, foto, audio dan grafis.

The increase of demand by the sports audience for digital products encourages sports journalists to adapt by implementing newsroom convergence. The shift towards online journalism includes the use of multimedia elements, hypertexts, and interactivity as the main elements of news production, as well as adding social media into the equation. This journal aims to understand how the Formula 1 league applies multimedia elements in producing online journalism as an effort to adapt to the digital era. The Formula 1 league has succeeded in consistently implementing three or more multimedia elements in every online journalism news production in the Formula1.com website as well as in social media which includes teks, video, audio and graphic."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Meta Meidiana
"ABSTRAK
Saat ini media-media berita di Indonesia mulai menerapkan jurnalisme presisi. Jurnalisme presisi merupakan kegiatan jurnalistik yang menggunakan metode penelitian ilmu sosial untuk mendapatkan informasi. Penggunaan penelitian dapat menghasilkan informasi yang lebih reliabel. Penerapan jurnalisme presisi pada media berita mempengaruhi bentuk manajemen media dan redaksional. Pelaksanaan penelitian menjadi inti dalam proses redaksional. Hasil informasi yang reliabel membuat penerapan jurnalisme presisi seringkali dikaitkan dengan kredibilitas media. Makalah ini membahas bahwa penerapan jurnalisme media pada satu media dan media lain dapat berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh keadaan organisasi media serta sumber daya yang dimiliki. Penerapan jurnalisme presisi dapat mendukung dimensi kredibilitas media yaitu akurasi, objektivitas, dan dapat dipercaya.

ABSTRACT
Recently, many Indonesian news media start to apply precision journalism. Precision journalism is journalistic activity that uses social research method to get information. The uses of research can results more reliable information. The application of precision journalism in news media could affect the media and newsroom management form. The practice of research is the core in newsroom process. This paper examine the differences that may occur in terms of application of precision journalism in news media. The differences are cause by the condition of organization and resources that owned by the media. The application of precision journalism could support the accuracy, objectivity, and trustworthiness dimensions of media credibility."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library