Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rattigan-Rohr, Jean
"This book shows quite clearly that preparing effective reading teachers while addressing issues related to (a) readers who struggle (b) parental inclusion, and (c) the inclusion of the wider community can be done quite successfully. "
Rotterdam : Sense, 2012
e20401348
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Angela R. Sutanto-Pekerti
"Penelitian ini berusaha menjawab masalah kendala membaca bahan berbahasa Inggris sebagai bahasa kedua (L2) pada para sarjana Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama (L1). Kendala membaca diteliti melalui efektivitas-efisiensi atau EE baca yang diukur dalam dua komponen membaca yang utama yaitu: kecepatan dan pemahaman membaca. EE baca dipahami dalam kaitannya dengan kecakapan membaca dan kemahiran bahasa. Alih keterampilan lintas bahasa dalam membaca yang terkait dalam masalah penelitian ini ditinjau dari dampak pelatihan membaca efektif-efisien (BEE) dalam bahasa Indonesia terhadap kecakapan membaca dalam bahasa Inggris.
Kaitan antara kecakapan membaca, kemahiran bahasa dan EE baca dicoba dijelaskan dengan landasan teori pemerolehan bahasa, kemampuan komunikatif dan teori-teori psikologi membaca yang kognitif. Dari berbagai kajian mengenai kemampuan bahasa sebagai kemampuan komunikatif disimpulkan bahwa kecakapan membaca berbeda dengan kemahiran bahasa. Ternyata juga bahwa antara kecakapan membaca dan kemahiran bahasa ada kaitan yang simbiotik. Haluan pembelajaran yang kognitif mempertahankan faktor bawaan yang khas manusia pada bahasa dalam sistem kesanggupan intelektual yang luas dan menempatkan unsur-unsur pokok bahasa dalam ranah belajar. Membaca dijelaskan sebagai pelaksanaan beberapa proses membaca yang ditentukan oleh keefisienan distribusi sumber daya olah yang terbatas. Penggunaan sumber daya olah secara efisien untuk proses mental yang kompleks seperti membaca dapat dilaksanakan bila sejumlah komponen membaca bekerja sama secara otomatis. Kerja sama komponen membaca secara otomatis dapat diciptakan dengan pengulangan melalui pelatihan dan peningkatan kesadaran metakognitif akan strategi membaca yang efektif dan efisien.
Pemahaman teoretis ini membuahkan perkiraan berikut: EE baca dalam L1 dan EE baca L2 dapat ditingkatkan dengan memberikan pelatihan BEE dalam L1. Perkiraan ini secara rinci dirumuskan dalam 10 hipotesis. Kesepuluh hipotesis ini kemudian diuji secara empirik dengan rancangan kuasi-eksperimental dengan kelompok kontrol-eksperimental yang diberi prates dan pascates. Kelompok percontoh penelitian terdiri atas 113 sarjana dari berbagai disiplin ilmu. Pelatihan BEE diberikan sebagai perlakuan dalam eksperimen. Pelatihan BEE ini dilaksanakan di Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen, di Jakarta, selama delapan minggu.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa: (a) pelatihan BEE dalam bahasa Indonesia meningkatkan EE baca dalam bahan berbahasa Indonesia dan EE baca bahan berbahasa Inggris; (b) peningkatan EE baca tidak disertai peningkatan kemahiran bahasa; hal ini menunjukkan bahwa kecakapan membaca memang berbeda dengan kemahiran bahasa; (c) meningkatnya EE baca bahan berbahasa Indonesia dan EE baca bahan berbahasa Inggris disertai dengan peningkatan kesadaran metakognitif mengenai strategi BEE bahan berbahasa Indonesia dan strategi baca bahan berbahasa Inggris.
Hasil penelitian ini membawa kesimpulan berikut: Pertama, kendala membaca bahan berbahasa Inggris sebagai L2 bagi sarjana Indonesia yang mempunyai kemahiran L2 yang terbatas dapat diatasi dengan pelatihan BEE dalam bahasa Indonesia sebagai L1. Kedua, kendala membaca bahan berbahasa Inggris pada orang yang mempunyai kemahiran bahasa Inggris yang terbatas antara lain berkaitan dengan terbatasnya kecakapan membaca dalam Ll. Oleh karena itu pelatihan yang semata-mata meningkatkan kecakapan membaca L1 dapat meningkatkan EE baca L1 maupun EE baca L2. Ketiga, pelatihan kesadaran metakognitif mengenai penggunaan strategi BEE dalam bahan berbahasa Indonesia ternyata berhasil mempolakan kegiatan membaca yang interaktif yang secara seimbang menggunakan strategi baca global dan strategi baca rinci sesuai dengan tujuan membaca. Perubahan yang terjadi lebih nyata pada kegiatan membaca bahan berbahasa Inggris daripada pada kegiatan membaca bahan berbahasa Indonesia. Kecakapan BEE ternyata menambah kepercayaan diri pembaca dalam menghadapi bahan berbahasa Indonesia dan Inggris. Keempat, penelitian ini memberikan data yang mendukung pemikiran kognitif dalam psikologi membaca.
Kesimpulan yang dikemukakan di atas menunjukkan beberapa implikasi. Pertama, penguasaan BEE memberi akses yang lebih besar pada kumpulan pengetahuan dan informasi yang terhimpun dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Kedua, jadi penguasaan kecakapan BEE dalam bahasa Indonesia akan mendukung proses pembelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Mengingat pentingnya penguasaan kecakapan BEE terhadap pengembangan diri dan ilmu pengetahuan antara lain disarankan: a) kecakapan BEE diajarkan sedini mungkin pada anak di dalam jenjang pendidikan prasekolah, sekolah, maupun pada orang dewasa di luar sekolah; b) agar penelitian tentang proses-proses psikologis dalam membaca lebih didalami dengan pendekatan yang kognitif.

This research attempts to address the problem of reading English as a second language (L2) in Indonesian graduates whose first language (L1) are bahasa Indonesia. The reading problems were assessed through their reading effectiveness and efficiency, which was measured in the two important components of reading: speed and comprehension. The transfer of reading ability across languages involved in the research problem was investigated through the effect of training effective and efficient reading in Indonesian as L1 on reading English as L2.
Relationships among reading ability, language proficiency, and reading effectiveness and efficiency are explained according to the language acquisition theory, communicative competence and the cognitive theories of reading. Numerous studies about language competence suggest that as a communicative competence language proficiency is different from reading ability. Research concluded that there is a symbiotic relationship between language skill and reading ability. The cognitive learning approach retains the innate species-specific factor of language as a system of broad intellectual potentialities and places the substantive aspects of language in the domain of learning. Reading is proposed as the execution of reading processes limited by the efficient operation of the limited capacity processing system. The efficient utilization of the processing resources for a complex mental process such as reading can be accomplished when a number of reading components interact automatically. The automatic interaction among those components may be achieved through training and the increased metacognitive awareness of effective and efficient reading strategies.
This theoretical understanding of reading produces the following assumption: Effectiveness and efficiency of reading in L1 and L2 may be increased by providing training in effective and efficient reading in Ll. This assumption was elaborated into ten hypotheses. These hypotheses were empirically tested with a pretest-posttest quasi-experimental design using a control and an experimental group. The experiment utilized 113 graduates of various disciplines. The experimental group received treatment in effective and efficient reading in bahasa Indonesia. The training was provided as part of a graduate management program at the Institute for Management Education and Development in Jakarta. The training consisted of 16 ninety-minute sessions over the period of eight weeks.
The results indicate that: (a). Training in effective and efficient reading in bahasa Indonesia increases reading effectiveness and efficiency in both English and Indonesian; (b) increase in reading effectiveness and efficiency is not accompanied by improvement in language proficiency, thus indicating that reading ability is distinct from language proficiency; (c) increase in reading effectiveness and efficiency in English and Indonesian is accompanied by the increase in metacognitive awareness of reading strategies for English and Indonesian texts.
The results of this study produce the following conclusions: First, problems of reading in English as L2 for Indonesian graduates with limited proficiency in English may be surmounted by providing training in effective and efficient reading in bahasa Indonesia as L1. Second, a problem of reading in English as L2 for people with limited proficiency in English is partially explained by deficiencies in reading in L1. Hence, training which improves reading ability in L1 can improve reading effectiveness and efficiency in L2. Third, training in increasing metacognitive awareness of effective and efficient reading strategies is effective in providing patterns for a balanced interactive processing of top-down and bottom-up reading strategies. In addition, effective and efficient reading also increased the subjects' confidence in reading Indonesian and English texts.
These conclusions contain the following implications: First, mastery of effective and efficient reading ability provides greater access to the body of knowledge and information written in Indonesian and English. Second, thus this mastery also enhances the learning of Indonesian and English.
Finally, it is recommended that a) more research should be done on the psychological processes of reading based on the cognitive theories of reading; b) training for effective and efficient reading should be provided as early as possible in the primary and pre-school, as well as in adult schools."
1993
D352
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aeraj Feroz
"ABSTRAK
Malaria is a main public health problem in 109 countries and approximately 14 million people live in malaria endemic provinces in Afghanistan. This study is aimed to identify the independent predictors influencing the use of bed nets and determine the bed net coverage through a cross-sectional study with sample size of 171 households in Badakhshan province of Afghanistan. The result indicated that source of health education, number of rooms, locality of households and reading ability are the significant predictors associated with use of bed net and the coverage of bed net was 18.8% among surveyed population. As a conclusion, the big proportion of people who reported the habit of sleeping under bed net, were the respondents who received malaria related health messages from (TV, radio, newspapers, workplace and mosque), lived in urban area, owned less number of rooms and were able to read."
2011
T30526
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ridha Alfinanianty Setiawan
"Latar belakang: Tingginya konsumsi minuman manis di Indonesia tergolong sangat tinggi yang menempati posisi ketiga di Asia Tenggara. Hal tersebut berpotensi meningkatkan penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular. Risiko tersebut seringkali terjadi pada orang dewasa, terutama karyawan yang bekerja di kantor.
Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi minuman berpemanis pada karyawan PT Diamond Cipta Property Tbk tahun 2024.
Metode: Penggunaan pendekatan kuantitatif dilakukan dengan desain cross-sectional dan menggunakan data primer sebanyak 260 responden.
Hasil: Prevalensi konsumsi minuman manis tingkat tinggi pada karyawan PT Diamond Cipta Property Tbk tahun 2024 sebesar 86,2%. Terdapat hubungan antara jenis kelamin, tingkat stres, tingkat ekonomi, ketersediaan minuman berpemanis, dan media massa terhadap tingkat konsumsi minuman berpemanis. Sementara kemampuan membaca label dan frekuensi online food delivery tidak memiliki hubungan dengan tingkat konsumsi minuman berpemanis .
Kesimpulan: Prevalensi konsumsi minuman berpemanis di tempat kerja tergolong tinggi, sehingga dibutuhkan edukasi bagi para karyawan terkait batasan konsumsi gula harian untuk meminimalisir risiko penyakit pada karyawan.

Background: There is a high consumption of sugar-sweetened beverages in Indonesia, which ranks third in Southeast Asia. It can potentially increase non-transmitted diseases such as diabetes and cardiovascular disease. These risks often occur in adults, especially employees who work in offices.
Objective: This study aims to identify factors that influence the consumption of sugar-sweetened beverages among employees of PT Diamond Cipta Property Tbk in 2024.
Methods:The use of a quantitative approach was carried out with a cross-sectional design and used primary data as many as 260 respondents.
Results: The prevalence of high-level consumption of sweetened beverages among employees of PT Diamond Cipta Property Tbk in 2024 was 86.2%. There is a correlation between gender, stres level, economic level, availability of sugar-sweetened beverages, and mass media on the level of consumption of sugar-sweetened beverages. While the ability to read labels and frequency of online food delivery did not have a correlation with the level of consumption of sugar-sweetened beverages.
Conclusion: The prevalence of sugar-sweetened beverage consumption in the workplace is high, so education for employees regarding daily sugar consumption limits is needed to minimize the risk of disease in employees.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library