Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Margaretha Pranata
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frangky Septiadi
"Berdasarkan fakta, gedung bertingkat jika mengalami keadaan darurat seperti terjadinya kebakaran, gempa bumi atau hal lain sering menimbulkan korban jiwa akibat situasi darurat di gedung tersebut. Sekalipun gedung tersebut sudah memiliki sistem teknologi yang canggih.Mengacu pada fakta tersebut, maka diperlukan suatu sistem tanggap darurat yang dapat mengatasi situasi-situasi darurat yang terjadi pada suatu gedung sehingga dapat meminimalisir risiko jatuhnya korban jiwa. Untuk itu standarisasi tentang tanggap darurat sudah dilakukan oleh International Safety Rating System (ISRS) yang merupakan suatu lembaga yang mengatur tentang persiapan keadaan darurat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa persiapan menghadapi keadaan darurat di Gedung Pusat Telekomunikasi PT. SIEMENS-INDONESIA ditinjau dari standar ISRS. Pencarian data menggunakan observasi dan wawancara dengan sumber-sumber terkait yang mengacu pada standar tanggap darurat yang dilakukan oleh ISRS.
Dari penelitian yang dilakukan berdasarkan ISRS diperoleh nilai kesiapan dalam menghadapi keadaan darurat di Gedung Pusat Telekomunikasi PT. SIEMENS-INDONESIA adalah 66,5%. Hasil yang didapat menunjukkan persiapan keadaan darurat yang dilakukan perusahaan tersebut masuk kategori cukup dibandingkan nilai tertinggi yang ditetapkan oleh ISRS.

Pursuant to fact, storey building if experiencing of emergency situation like fire, earthquake or something else often generate the victim of soul of effect emergency situation in that building. Even the building had owned the sophisticated technology system. Relate at the fact, is hence needed by a system emergency which can overcome the emergency situation that happened at one particular building so that earn the reduce risk fall the of soul victim. For that standard of about listening carefully emergency have been conducted by International Safety Rating System (ISRS) representing an institute arranging about emergency eparation.
This research is aims to analyze system immediacy emergency telecommunication centre building PT. SIEMENS-INDONESIA based on standard of ISRS. Data livelihood uses observation and interview with related sources that threatens in standard of emergency that done by ISRS. From research that done got value 66,5% from evaluation result based on ISRS.
Result that got to show mergency preparation that done in that company only enter category ough compared highest value that appointeds by ISRS."
2008
S35874
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2007
S33959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Fitriana Astuti
"Penilaian kinerja dalam suatu organisasi adalah cara untuk mengukur pencapaian kinerja yang sebenarnya dibandingkan dengan target atau tujuan yang ditentukan secara berkala. Penilaian kinerja memiliki implikasi terhadap karier, kesempatan pelatihan, remunerasi, dan hubungan interpersonal. Organisasi perlu menangkap dan memahami bagaimana sudut pandang pegawai dalam mengimplementasikan sistem penilaian kinerja yang berlaku, sehingga dapat memenuhi ekspektasi tujuan penilaian kinerja. Dalam hal ini khususnya bagi para manajer lini baru yang memiliki pengalaman pertama menjabat di posisi manajerial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode studi kasus. Data penelitian diperoleh dengan wawancara secara mendalam terhadap 14 orang manajer lini pertama yang baru dipromosikan di salah satu instansi pemerintah di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi bagaimana manajer lini baru memaknai sistem penilaian kinerja yang berlaku, memaknai proses penilaian kinerja yang telah dilakukan, dan memaknai penilaian kinerja yang objektif kepada bawahan. Data wawancara diolah dan dianalisis menggunakan analisis tematik. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa manajer lini baru memaknai sistem penilaian kinerja yang berlaku sebagai sistem penilaian kienerja yang rumit, merupakan cara aman untuk meminimalisasi komplain dari bawahan, dan persepsi objektif yang masih dipahami secara parsial.

Performance appraisal in an organization is a way to measure the actual achievement of performance compared to targets or goals that are determined on a regular basis. Performance appraisal has implications for careers, training opportunities, remuneration, and interpersonal relationships. Organizations need to capture and understand the employee's point of view in implementing the applicable performance appraisal system so that it can meet the expectations of the performance appraisal objectives. This is especially the case for new line managers who have their first experience of serving in managerial positions. This research uses a qualitative approach through the case study method. In-depth interviews with 14 newly promoted first-line managers in one of Indonesia's government agencies yielded the research data. The purpose of this study is to identify how new line managers interpret the applicable performance appraisal system, interpret the performance appraisal process that has been carried out, and interpret objective performance appraisals for subordinates. Interview data was processed and analysed using thematic analysis. The research findings reveal that new line managers interpret the performance appraisal system as a complicated performance appraisal system, as a safe way to minimize complaints from subordinates, and as an objective perception system that is still partially understood."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Mukhlisa
"Kredit adalah bisnis utama dari perbankan. Kecenderungan beberapa tahun terakhir ini kualitas kredit Bank X menurun jika dibandingkan dengan beberapa bank pesaing. Tesis ini membahas penggunaan Internal Rating System pada proses aplikasi kredit produktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penggunaan Internal Rating System dalam proses aplikasi kredit Bank X, mengevaluasi faktor lain yang menentukan dalam memutuskan kelayakan suatu debitur atau calon debitur untuk tetap dapat mendapatkan fasilitas kredit di Bank X serta mengetahui komponen Internal Rating System manakah yang harus selalu diperbaiki dalam proses analisa kredit Bank X dan merumuskan saran-saran perbaikan untuk memperbaiki kelemahan Internal Rating System. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian didapati bahwa penggunaan Internal Rating System belum dilakukan secara benar dalam proses aplikasi kredit Bank X mengingat input
komponen penentu skor Customer Risk Rating masih dilakukan secara manual. Hal ini mengakibatkan terjadinya ketidaksesuaian antara laporan keuangan debitur dengan input komponen penentu skor Customer Risk Rating. Atas penggunaan Internal Rating System, komponen yang harus selalu diperbaiki dalam proses aplikasi kredit Bank X adalah komponen keuangan

Credit is the main business of banking. The tendency of the last few years, the
credit quality of Bank X decreased when compared to some competitor banks. This thesis discusses the use of Internal Rating System on the credit application process. This study aims to analyze the use of an internal rating with a value of Non-Performing Loan Bank X. Its also evaluate other factors in deciding the feasibility of the debtor to continue to earn credit facility with Bank X. Its also know the components of Internal Rating System Which must always be fixed in X bank credit analysis process and formulate suggestions for improvement to fix the flaws Internal Rating System.This research is a descriptive study with a quantitative approach. The results found that the use of Internal Rating System has not been done correctly in the Banks loan application process X because the input component scores of decisive Customer Risk Rating is still done manually. This has led to a mismatch between the financial statement of the debtor with the input component scores determinant Customer Risk Rating. For the use of the Internal Rating System, a component that should always be fixed in the Bank X's loan application process is a financial component.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T53309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukrisrich Putra
"Permainan video telah menjadi temuan yang mempengaruhi kultur kekinian dan tak bisa diabaikan. Perkembangan permainan video yang semakin realistis dalam menggambarkan realitas dan interaktif menimbulkan banyak permasalahan. Permasalahan seperti terhambatnya perkembangan anak-anak dan paparan terhadap konten dewasa sebelum waktunya mempengaruhi anak-anak, yang di mana banyak permainan-permainan video tersebut sejatinya dipasarkan untuk kaum dewasa, ketimbang anak-anak. Untuk melindungi anak-anak dari dampaknya permainan video game yang memiliki konten dewasa, pemerintah melakukan pelbagai cara, terutama cara yang koersif seperti mengundangkan produk hukum tertentu, yang di mana tidak jarang tidak tepat sasaran dan mempengaruhi para pelaku industri permainan video, di mana ruangan untuk kebebasan berekpresi melalui permainan yang mereka buat dibatasi.Upaya yang dilakukan dalam mencapai tujuan negara dalam melindungi anak di bawah umur dari dampak negatif permainan video tidak harus selalu dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang bersifat memaksa, namun dengan menggunakan sistem klasifikasi yang dikelola oleh organisasi otonom yang didekasikan khusus dalam ranah ini, yang di mana akan diikuti oleh para pelaku usaha. Metode ini juga merupakan metode yang mungkin digunakan untuk menyeimbangkan kepentingan negara dan pelaku usaha tanpa perlu menciptakan rintangan yang dapat dieliminasi.

Video game has become an invention that shapes modern culture that cannot be ignored. As video game becoming more realistic in depicting elements that are close to its real-life counterpart and real-time interactivity come a great cost. These costs follow such as disruption of minor’s development and early exposures of materials that are only befitting for adults, as in fact many of video games that are available commercially meant to be sold to mature audience, instead of minor. In protecting minors from negative effect of mature-rated video game, there are attempts taken by the State, especially coercive measure via enactment of laws, which many of them are inaccurate and harm the interest of video game companies, especially their right of express themselves freely through their works, which important to create variation of video game that is available in the market. Attempts to serve the state interest is not always limited to enactment of legal instrument, such as rating system, operated by autonomous institution that will be complied by video game companies, as this is one of the feasible method to be pursued to regulate video game industry that serve interest of most stakeholders, namely government and video game industry as a whole without putting any parties at unnecessary obstacles."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Sahrir
"SPBU merupakan prasarana umum yang disediakan oleh pengelola untuk masyarakat luas guna memenuhi kebutuhan bahan bakar. Sebagai fasilitas publik, SPBU seharusnya dapat memberikan jaminan keselamatan dan keamanan bagi pekerja, pelanggan dan masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar di area tersebut. Untuk memastikan tingkat keselamatan terhadap kebakaran dan ledakan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia, diperlukan suatu sistem penilaian yang diakui, sehingga terdapat akuntabilitas publik terhadap tingkat keamanan suatu SPBU. Tujuan dari studi ini adalah menghasilkan suatu sistem pemeringkatan (rating system) yang dapat digunakan untuk menilai tingkat keselamatan kebakaran dan ledakan untuk Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Sistem pemeringkatan yang dihasilkan diberi nama Safety Assessment of Fire and Explosion (SAFE) Rating, yang terdiri dari persyaratan-persyaratan utama yang harus dimiliki oleh SPBU untuk memastikan keselamatan terhadap kebakaran dan ledakan. Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak terkait, yaitu badan regulasi dan pemberi lisensi, untuk mengembangkan lebih lanjut sistem pemeringkatan keselamatan di SPBU.

Petrol filling station is facility provided for public to meet their demand for fuel. As their role as public facility, the petrol station must assure safety and security for their customers workers and community. The petrol filling station need to be assessed for their safe level of petrol station against fire and explosion risk as part of their accountability for the public. This study is aimed to develop a rating system that recognized to assess the safe level of petrol stations against fire and explosion risk. The rating system, namely Safety Assessment of Fire and Explosion (SAFE) Rating, contains requirements which useful for the management of petrol filling stations to manage safety of their facility from fire and explosion. Result of this study is intended to be input for those interest in the safe operation of petrol filling station, particularly the regulatory body and license holder, to further develop the rating system to assess the safe level of petrol filling stations in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T32522
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita Pratiwi
"Tesis ini membahas fokus pekerjaan Internal Audit Division (IAD) BNI Syariah di Kantor Cabang BNI Syariah yang saat ini melakukan pekerjaan auditnya pada temuan (audit findings) dengan berdasarkan control based audit dimana metodologi dan pendekatan audit difokuskan pada semua kontrol dengan perhatian yang sama, baik low risk maupun high risk dengan pemeriksaan audit disamakan per area sesuai dengan fungsi auditor hanya menguji dan mengevaluasi kontrol, maka pelaporan hanya berisi kelemahan kontrol. Dengan pelaksanaan kegiatan audit tersebut kelemahannya adalah pengalokasian sumberdaya audit yang terbatas tidak dapat maksimal, waktu pelaksanaan audit relatif lama dan anggaran biaya pelaksanaan audit pun cukup besar, padahal di sisi lain perkembangan BNI Syariah semakin tahun semakin pesat, baik dalam peningkatan jenis produk, peningkatan aktivitas bisnis sehingga menimbulkan semakin beragamnya obyek audit, sampai kepada peningkatan jumlah outlet/cabang yang pada umumnya sulit terkejar oleh penyediaan tenaga auditor baik dalam kuantitas, maupun kualitas. Dengan melihat hal tersebut maka penulis menganalisa implementasi Risk Based Audit (RBA) yaitu simulasi implementasi kegiatan audit pada risiko-risiko utama dalam proses bisnis yang dapat diterapkan pada proses pembiayaan di Kantor Cabang BNI Syariah. Dalam implementasi Risk Based Audit (RBA) dilakukan perencanaan audit tahunan yaitu menetapkan audit universe, membuat metode penentuan risk rating kemudian ditemukan prioritas audit pada annual audit plan atau rencana audit tahunan beserta jadwal auditnya, kemudian dibuatlah individual audit plan, fieldwork audit, audit rating system dan workbook dan monitoring. Dari implementasi Risk Based Audit (RBA) diketahui hasilnya bahwa jika Risk Based Audit (RBA) diterapkan maka proses audit dapat dilaksanakan memperoleh nilai tambah dikarenakan pekerjaan auditor IAD lebih efektif dan efisien, dapat lebih memfokuskan sumber daya terbatas yang dimiliki untuk area audit yang berisiko tinggi sehingga risiko tersebut dapat dikelola dengan baik.

This thesis describes the focus of the work of Internal Audit Division (IAD) BNI Syariah Branch Office BNI Syariah currently doing work on the findings of the audit (audit findings) with a control-based audit based audit approach where focused of methodology is on all the control with the same attention, either low risk or high risk with comparable per area of audit in accordance with the auditor function only test and evaluate controls, it contains only reporting control weaknesses. With the implementation of the audit activities are the disadvantage of limited audit resources allocation can not be maximal, a relatively long time of the audit and the audit of budget implementation is quite large, but on the other hand the development of BNI Syariah growing more rapidly, both in the improvement of products, increase business activity giving rise to increasingly diverse audit object, to the increase in the number of outlets / branches which are generally difficult to be overtaken by the provision of auditors both in quantity and quality. By looking at the matter, the authors analyze the Risk Based Audit (RBA) is the model of audit activities on key risks in the business processes that can be applied to financing at BNI Syariah Branch Office. Initial analyzes of the annual audit plan that establishes the audit universe, making the method of determining the risk rating is then found the audit priorities in the annual audit plan, then made individual audit plan, audit fieldwork, the audit rating system and workbooks and monitoring. From implementation Risk Based Audit (RBA) is known result that if the Risk Based Audit (RBA) is applied, the audit process can be carried out more effectively and efficiently because the IAD can better focus limited resources held for high-risk audit areas so that risks can be managed well."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library