Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pramudyarto
"Sebagai salah satu upaya pemulihan ekonomi Indonesia paska krisis ekonomi, sejak tahun 2002 otoritas moneter melakukan penurunan suku bunga [SBI] sebagai target operasionai kebijakan moneter. Penurunan suku bunga SBI ini diharapkan dapat mendorong meningkatnya fungsi intermediasi perbankan untuk kemudian dapat menggerakkan sektor Suku bunga SBI yang mencapai level terendah saat ini memang telah menurunkan suku bunga dana dan suku bunga kredit perbankan, namun terlihat bahwa fungsi intermediasi perbankan yang ditandai dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan besamya kredit yang dikucurkan kedunia usaha belum meningkat. Idealnya turunnya suku bunga SBI dapat segera diikuti dengan turunnya suku bunga kredit yang kemudian akan menggerakkan sektor riil. Peneiitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kebijakan penurunan suku bunga SBI masih tepat digunakan dalam periode observasi untuk meningkatkan fungsi intermediasi perbankan yang dicerrninkan dalam pemberian kredit kepada dunia usaha. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui mengapa penurunan suku bunga SBI tidak segera mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit kepada sektor rill. Dalam penelitian ini digunakan data sekunder yang telah dipublikasikan oleh Bank Indonesia tahun 1999 sampai dengan tahun 2003. Analisis dilakukan dengan program E -VIEWS 4.0 untuk melakukan uji statistik terhadap model pengaruh suku bunga SBI pada suku bunga kredit, meneliti hubungan antar variabel dan respon perubahan suku bunga kredit terhadap perubahan suku bunga SBI. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga masih merupakan jalur transmisi kebijakan moneter yang siknifikan dalam mempengaruhi tingkat suku bunga kredit. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa SBI berpengaruh terhadap, pembentukan suku bunga kredit. Dan penelitian ini ditemukan adanya tenggang waktu perbankan dalam memberikan respon perubahan suku bunga kredit akibat perubahan suku bunga SBI yang cukup lama yaitu 3 bulan. Relatif lambatnya respon tersebut adalah akibat dari mekanisme penetapan suku bunga yang cukup panjang yang merupakan cerminan dari kehati-hatian perbankan daiam penyaluran kredit, sebagai akibat dari belum selesainya proses restrukturisasi kredit serta persaingan antar perbankan sendiri maupun dengan lembaga keuangan lain seperti perusahaan leasing maupun penerbit reksa dana dalam pembiayaan dunia usaha. Hal ini menyebabkan penurunan suku bunga SBI tidak serta merta dilkuti dengan penurunan suku bunga kredit, Dalam kondisi seperti ini SBI adalah merupakan salah satu alternatif portofolio perbankan yang akhirnya mengurangi besarnya kredit yang dikucurkan ke sektor. Dengan tetap mempertimbangkan kondisi makro ekonomi Indonesia saat ini maka kiranya kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga SBI secara bertahap dan menerapkan asas kehati-hatian sesuai Basle Accord II dinilal sudah cukup balk walaupun kondisi perbankan dan sektor rill yang belum sepenuhnya pulih. Selain itu perlu diupayakan untuk menghilangkan hambatan yang timbu! berkaitan dengan kredit ukuran menengah dan kecil. Untuk kredit jenis ini tampaknya masih dipandang oleh sebagian bank sebagai prioritas yang relatif kurang penting. Hal ini diakibatkan oleh tingginya biaya kredit berkaitan dengan penyediaan tenaga/sumber Jaya manusia yang relatif lebih besar dibandingkan dengan kredit korporasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Taufik
"Kebijakan moneter Indonesia sampai saat ini pada dasarnya masih menggunakan paradigma lama yang mengandalkan mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui pengendalian jumlah uang beredar untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi. Perekonomian Indonesia yang berubah cepat dan semakin terbuka, khususnya sejak langkah-langkah deregulasi di segala bidang sejak tahun delapan puluhan dan di tengah-tengah lingkungan perekonomian dunia yang semakin terintegrasi, telah menyebabkan paradigma lama sistem pengendalian moneter dengan sasaran kuantitas (monetary aggregates targeting) semakin kurang relevan.
Di sisi lain, pasar keuangan dunia yang semkin terintegrasi dan ditunjang oleh semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, telah menyebabkan perpindahan modal bergerak lebih cepat dan seringkali dalam jumlah yang besar mengikuti perkembangan ekonomi dan perubahan kebijakan suatu negara. Misal, di Indonesia terbentuknya sistem pasar uang antar bank yang merupakan sarana bagi industri perbankan untuk kegiatan pinjam meminjam dana.
Untuk itu, tulisan ini ingin mengajukan pendekatan lain dengan menerapkan sistem pengendalian moneter menggunakan suku bunga sebagai sasaran operasional untuk meningkatkan kinerja kebijakan moneter Bank Indonesia terhadap suku bunga deposito industri perbankan. Di mana kebijakan operasi pasar terbuka yang terdiri dari suku bunga SBI, dan intervensi rupiah mempengaruhi industri perbankan dalam menetapkan kebijakan suku bunga depositonya. Selain itu adanya sistem keuangan antar bank berupa pasar uang, juga mempengaruhi suku bunga deposito.
Penelitian ini membandingkan antara metode single equation dan metode pooled data. Hasil yang diperoleh tidak berbeda, selanjutnya akan digunakan metode pooled data dengan berbagai asumsi.
Pengujian pada suku bunga deposito agregat menunjukkan bahwa secara rata-rata semua instrumen moneter berpengaruh terhadap perubahan suku bunga deposito industri perbankan. Sedangkan untuk kelompok tradisional bank dan total aset bank, tidak semua individu memiliki pengaruh yang sama terhadap fluktuasi instrumen moneter Bank Indnesia. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi perbankan yang tidak sehat sehingga respon terhadap kebijakan moneter akan berjalan lamban dan tidak efektif, selain itu adanya segmentasi pasar disektor perbankan yang berasal dari operasional masing-rnasing bank seperti, komposisi aset dan kewajiaban serta posisi CAR-nya.
Oleh karena itu, agar kebijakan moneter dan sistem keuangan pasar uang antar bank menjadi efektif terhadap industri perbankan, Bank Indonesia harus lebih hati-hati lagi dalam menetapkan kebijakan suku bunganya agar tidak terlalu berfluktuasi karena akan menjadi acuan bagi kalangan dunia perbankan dalam menetapkan suku bunga depositonya. Dan melanjutkan program penyehatan perbankan yang telah dilakukan Bank Indonesia selama ini terutama dalam mengatasi masalah permodalan; kredit macet dan efisiensi operasional sektor perbankan. Dengan kondisi kesehatan yang lebih baik diharapkan perbankan akan dapat dengan cepat menyesuaikan diri terhadap sinyal-sinyal kebijakan moneter Bank Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Stevie Constant
"Tujuan dari tesis ini adalah melihat bagaimana hubungan antara beta CAPM dengan beta Multifactor Models. Yang menjadi variabel dependen ialah beta CAPM. Dan variabel independennya ialah beta inflasi, beta nilai tukar, dan beta suku bunga. Sampel yang dipilih merupakan saham-saham yang termasuk kategori LQ45 selama periode 2005-2007 yaitu sebanyak 12 saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya variabel beta inflasi yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap beta CAPM, sedangkan variabel beta nilai tukar dan beta suku bunga tidak
The purpose of this thesis is to see how the relationship between beta CAPM and beta Multifactor Models. The dependent variable is the CAPM beta. And the independent variables are inflation beta, exchange rate beta, and interest rate beta. The sample selected is stocks that are included in the LQ45 category during the period 2005-2007, which are 12 stocks. The results of this study indicate that only the inflation beta variable has a significant effect on the CAPM beta, while the exchange rate beta and interest rate beta do not. Keywords."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25369
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hamid Ponco Wibowo
"Perkembangan perbankan syariah mulai meningkat setelah dikeluarkan UU No. 10/1998 yang merupakan penyempurnaan dari UU No.7/1992 tentang Perbankan. Dalam sekitar 5 tahun saja sejak diberlakukan Dual Banking System, pelaku bank syariah bertambah menjadi 10 bank. Hasil survei Bank Indonesia di beberapa propinsi di Jawa dan Sumatra pada tahun 2000-2001 menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat terhadap perbankan syariah cukup. tinggi. Hasil survey tersebut antara lain menyimpulkan bahwa nasabah potensial bank syariah mencapai 78%. Sejalan dengan hal ini, kinerja perbankan syariah juga mulai menunjukkan perkembangan yaitu dengan meningkatnya asset, Financing to Deposit Ratio atau LDR dan kemampuan untuk memperoleh laba juga cenderung meningkat.
Sebagai lembaga intermediasi, kinerja perbankan syariah pada dasarnya erat berhubungan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam mengendalikan perekonomian. Perubahan variabel ekonomi makro di samping dapat berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian juga dapat berdampak terhadap kinerja perbankan. Pada umumnya, beberapa variabel ekonomi makro yang seringkali digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kegiatan perekonomian adalah Produk Domestik Bruto, Nilai Tukar, dan Suku Bunga.
Untuk melihat pengaruh variabel ekonomi makro terhadap kinerja perbankan syariah, telah disusun model mekanisme transmisi dalam suatu diagram yang menggambarkan pengaruh variabel ekonomi makro tersebut terhadap variabel-variabel internal keuangan perbankan syariah.
Berdasarkan pengujian dengan menggunakan data statistik selama kurun waktu 4 tahun (2001 - 2004) yang diolah dengan menggunakan model persamaan simultan maka pengaruh variabel ekonomi makro terhadap kinerja perbankan syariah selama ini berjalan melalui jalur transmisi beberapa variabel internal keuangan perbankan (Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan) sebelum pada akhirnya berpengaruh terhadap permodalan bank (Capita Adequacy Ratio). Satu hal yang cukup menarik dari hasil penelitian ini adalah perubahan suku bunga tidak begitu berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Jaya Azis, 1953-
"Krugman used the Bernanke-Gertler model to explain the Asian Crisis. This model implies that macroeconomic shocks am decrease credit creation by reducing firms' creditworthiness or by eroding hank capital. Foreign banks in Indonesia should he less likely to restrict credit following macaroeconomic shocks than domestic banks because they employed better risk management practices, they were less vulnerable to disintermediation, and their customers were largely hedged. Thus foreign banks were used as the control group. Wt1 found that interest and exchange rate shocks reduced hunk capital and bunk lending more greatly in domestic batiks than in foreign banks. This indicates that the crisis curtailed the loan supply in Indonesia, forcing firms to reduce spending and output."
2004
EFIN-52-3-Des2004-279
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Peter Golit
"ABSTRAK
We offer new insights on the dynamics of the exchange rate interest rate differential for the case of G7 economies. We show that the nexus is better considered using anasymmetric model, as suggested by a host of previous studies. In addition, we find therole of accounting for structural breaks to be prominent. We also show differences in thenexus between euro and non-euro G7 countries, suggesting heterogeneous monetarypolicies. Thus, we document the strongest evidence for the sticky price hypothesis inJapan and lesser evidence in the euro countries and the United Kingdom, with Canadaconsistently revealing evidence for the flexible price hypothesis."
Jakarta: Bank Indonesia Insitute, 2019
332 BEMP 22:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Milhatun Nisa
"Economic growth is influenced by several factors, both in developing and developed countries, where the indicator of seeing high or low is seen through Gross Domestic Product (GDP). On the other hands, GDP is also influenced by other variables, in this paper the author aims to further review the relationship between GDP and interest rates, exchange rates, and inflation rates in Indonesia using a time-series technique, during the period 2010 Q1 to 2020 Q4. The data for this study were provided by Bank Indonesia and the International Monetary Fund. Since the model has a spurious problem, the error correction model was used to compare the results of the analysis in the long and short run. The cointegration estimation based on trace and max-eigen statistic is greater than the critical value which means it is cointegrated. The findings indicate that in the long run and short run, there are variables insignificantly GDP and there are changes in correlation between variables and GDP in each method that have been used, owing to this further study is needed. When to the one or two aligned macroeconomic variables applied in previous related research, this paper casts an empirical light into understanding the link. Derived from the research results, the Indonesian government should adopt appropriate policies to stabilise the monetary sector, especially the central bank which is deemed essential to improve the flexibility in adjusting and anticipating more economic issues as well as future challenges."
Depok: UIII Press, 2022
297 MUS 1:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Harni
"Investasi merupakan pengeluaran untuk pembelian kapital yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi nasional. Investasi swasta sangat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Sejak dahulu peranan investasi swasta semakin besar, karenanya faktorfaktor yang mempengaruhi investasi swasta menjadi penting untuk diperhatikan.
Tujuan penelitian dari tesis ini adalah untuk mengestimasi besaran koefisien dari variabel-variabel yang mempengaruhi investasi swasta, menguji signifikansi koefisien dari variabel-variabel tersebut, melakukan perarnalan terhadap besarnya investasi swasta, serta mengetahui arah hubungan antara variabel yang dipengaruhi (investasi swasta) dan variabel yang mempengaruhi (suku. bunga, PDB dan investasi asing langsung).
Dalam model umum ekonomi, investasi dipengaruhi oleh pendapatan nasional dan tingkat bunga, penambahan variabel investasi asing langsung adalah sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh James Van Loo pada tahun 1976 di negara Kanada. Dalam tesis ini rancangan model yang digunakan adalah I=ß1SB+B2PDB+B3F(-1)+e. Dengan menggunakan sampel data-data Indonesia yang periode waktunya dari tahun 1970 sampai 2004 dan prosedur yang digunakan dalam menganalisis data dengan prosedur Ordinary Least Square (OLS), serta program yang digunakan untuk membantu analisa adalah E-views versi 4.1, diperoleh hasil sebagai berikut:
I= -2077.440 SB+6.741252 PDB+0.001214 F(-1)+e (1). Dimana Suku bunga berpengaruh negatif terhadap investasi swasta sedangkan produk domestik bruto dan investasi asing langsung periode sebelumnya berpengaruh positip terhadap investasi swasta yang artinya kenaikan suku bunga sebesar 1% akan menyebabkan penurunan investasi sebesar 2077.440 milyar rupiah, kenaikan PDB sebesar 1 milyar rupiah akan menyebabkan kenaikan investasi swasta sebesar 6.741252 milyar rupiah dan kenaikan investasi asing langsung periode sebelumnya sebesar 1 juta rupiah menyebabkan peningkatan investasi swasta sebesar 0.001214 milyar rupiah, dengan asumsi variabel lain tetap."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohmat Nur Istiqlal
"Penelitian ini mencoba menganalisis pengaruh beberapa faktor lingkungan ekstemal perusahaan yang terdiri dari: tingkat inflasi, tingkat bunga, indeks pasar dan kurs terhadap imbal hasil saham di Bursa Efek Jakarta. Saham-saham yang diamati dibagi menjadi sub sampel data, yang terdiri dari saham-saham perusahaan non keuangan dan saham-saham perusahaan keuangan yang memiliki aset diatas Rp.1 trilyun (aset besar) berdasarkan laporan keuangan tahun 2000 dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tahun pengamatan dari triwulan kedua tahun 2000 hingga triwulan ke empat tahun 2001 Baik model untuk sub sampel non keuangan dan keuangan menggunakan 150 observasi. Dengan menggunakan analisis regresi berganda, penelitian ini menunjukkan hasil bahwa faktor inflasi, tingkat bunga, IHSG dan kurs secara bersama-sama mempengaruhi imbal hasil saham perusahaan non keuangan dengan aset besar, sebesar 30,05% dan imbal hasil saham perusahaan keuangan dengan aset besar, sebesar I0,03%.
Pada saham-saham perusahaan non keuangan dengan aset besar, faktor IHSG menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan terhadap imbal basil saham. Sedangkan faktor inflasi berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, faktor tingkat bunga deposito berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, dan faktor kurs berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham.
Pada saham-saham perusahaan keuangan dengan aset besar, faktor kurs berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap imbal hasil saham. Sedangkan faktor inflasi berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, faktor tingkat bunga deposito berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, dan faktor IHSG menunjukkan hubungan yang positif tapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktisa Latif Alfida
"Pertumbuhan keuangan syariah di dunia semakin mendapatkan perhatian baik dari segi keilmuan maupun praktik di dunia nyata. Pengamatan yang dilakukan kebanyakan menggunakan model linear yang kurang sesuai digunakan untuk pemodelan riset keuangan. Selain itu, dinamika pergerakan dari waktu ke waktu seharusnya menjadi perhitungan lebih dalam pengamatan yang dilakukan. Dengan menggunakan estimasi model regresi linear dan Markov regime switching, penelitian terhadap pasar saham syariah di ASEAN, MENA, dan Eropa periode Desember 2008-Desember 2017, penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak atau pengaruh variabel indeks konvensional dan makroekonomi seperti inflation rate dan perubahan interest rate terhadap return saham syariah di negara-negara dengan sistem pasar saham ganda.
Hasil penelitian menunjukkan keberadaan pengaruh return indeks konvensional terhadap return indeks syariah di seluruh regional dan setiap regime. Variabel makroekonomi tidak terlalu menunjukkan pengaruh. Inflation rate hanya signifikan berpengaruh pada sampel Eropa pada model regresi linear dan ketika volatilitas rendah, sementara perubahan interest rate hanya signifikan berpengaruh di ASEAN pada saat volatilitas tinggi dan di Eropa pada model regresi linear.

The growth of Islamic finance increasingly have become focus both in terms of science and practice in the real world. Most observations used a linear model, which was less suitable for financial research modeling. In addition, the dynamics of stock markets over time should be given more consideration while doing the observation. By estimating linear regression model and Markov regime switching, this research on Islamic stock market in ASEAN, MENA, and Europe during December 2008 December 2017 aims to see the impact or influence of conventional index and macroeconomic variables such as inflation rate and interest rate on Islamic stock returns in dual stock market systems.
The results show the existence of the effect of conventional return index on syariah index return across the region and under every regime, meanwhile macroeconomic variables do not show much significance of its effect. Inflation rate only has significant effect on European market in linear regression model and when the volatility is low, while changes in interest rate are only significantly influential in ASEAN at the time of high volatility and in Europe in linear regression model.
"
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>