Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taufiqur Rohman
Abstrak :
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak bersubsidi ini ke seluruh wilayah Indonesia kegiatan Penyediaan merupakan kegiatan yang sangat penting. Penyediaan adalah kegiatan menyediakan BBM, baik dari kilang dalam negeri maupun impor, dan menyalurkannya sampai ketangki-tangki penyimpanan bahan bakar minyak di Terminal Transit/Terminal/Depot menggunakan sarana transportasi seperti jalur pipa, tanker, dan tongkang. Dalam penelitian ini dirancang sebuah simulasi rantai suplai BBM bersubsidi untuk jenis bensin Premium, minyak tanah dan solar. Simulasi rantai suplai ini melibatkan seluruh aspek yang terkait serta mengintegrasikannya mulai dari sumber pasokan dari kilang, alat angkut, dan depot BBM serta jalur penyediaan BBM dari Kilang Plaju ke Depot Tanjung Pandan dan Depot Pangkal Balam di Bangka Belitung. Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan didapatkan faktor dominan terlambatnya pasokan BBM bersubsidi dari sumber ke Depot di Bangka Belitung disebabkan kondisi dimana kedalaman air laut yang hanya 6 meter pada kondisi air laut pasang tertinggi, sehingga alat angkut BBM berupa tangker atau tongkang BBM hanya bisa membawa BBM dengan maksimum kapasitas 1500KL di depot Pangkal Balam dan 500KL di Depot Tanjung Pandan. Berdasarkan coverage day hasil simulasi terlihat bahwa kondisi di Bangka Belitung rata-rata masih di bawah coverage day ideal, yaitu di bawah 21 hari. Dimana 14 hari digunakan sebagai cadangan operasional dan 7 hari digunakan sebagai cadangan BBM Nasional. Untuk menanggulangi tidak terganggunya pasokan BBM di daerah Bangka Belitung dapat dilakukan usaha seperti menambah frekwensi pemesanan BBM dari sumber, atau menambah fasilitas penyimpanan BBM di Bangka Belitung agar tercapai coverage day minimum 21 hari. Dengan total waktu pendistribusian melalui jalur sungai (muara) dan jalur laut untuk masing-masing Depot Tanjung Pandan dan Depot Pangkal Balam selama 27 jam dan 13 jam, dapat dijadwalkan pengiriman bahan bakar minyak dilakukan sebelum terjadinya air surut.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25864
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Abdurrohman
Abstrak :
Integrasi rantai suplai delivery mobil di Indonesia dan kontribusinya dalam menunjang keunggulan kompetitif rantai suplai belum banyak di teliti oleh peneliti kontenporer di indonesia. Permodelan rantai suplai dengan sistem dinamis ditujukan untuk memahami perilaku dari  sistem sehingga dapat menunjang aktivitas analisa problem, dan menunjang proses perbaikan rantai suplai agar tercipta rantai delivery mobil yang efektif dan efisien di Indonesia. Dengan membangun model dan menganalis hasil simulasi di dapatkan sebuah konseptual model yang menunjukan peranan Integrasi sistem informasi, dan integrasi penggunaan fasilitas bersama di antara pabrik, distributor, pelabuhan, gudang mobil, dan outlet penjualan mobil terhadap penurunan waktu tempuh dan penurunan stok dalam rantai suplai. Hasil simulasi ini diharapkan dapat memberikan dukungan ilmiah dalam proses pengambilan keputusan  maupun proses desain strategi rantai suplai deliveri mobil  yang efektif dan effisien di Indonesia. ...... Cars supply chain Integration in Indonesia and its contribution to supporting supply chain competitive advantage has not been widely studied by contemporary researchers in Indonesia. Supply chain modeling with a dynamic sistem aims to understand the behavior of the sistem. With understanding sistem behavior will support problem analysis activities, and support the supply chain improvement process in order to create an effective and efficient vehicle supply chain in Indonesia. By building a model and analyzing simulation results, a conceptual model produced to shows the role of information sistem integration, and the integration of shared facilities between factories, distributors, ports, car warehouses, and car sales outlets in order to reduce delivery time and decrease stock in the supply chain. This study produces a casual loop diagram model for explaining the structure of the sistem so that it can support the supply chain company in the decision making process and supply chain strategy design process in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fian Ady Saputro
Abstrak :
Pertumbuhan kendaraan di Surabaya terus meningkat setiap tahunnya akan berpengaruh terhadap jumlah konsumsi BBM di Surabaya. Bila kondisi ini terus dibiarkan maka kondisi ini akan mengganggu ketahanan energi nasional dan APBN. Berkaitan dengan hal itu maka pemerintah memanfaatkan CNG sebagai salah alternatif kebijakan diversifikasi energi sebagai bahan bakar pengganti BBM untuk kendaraan umum pada sektor transportasi jalan. Namun, kebijakan ini terkendala dengan minimnya infrastruktur CNG meliputi keterbatasan jaringan pipa gas dan SPBG CNG di Surabaya. Hal ini menyebabkan distribusi CNG menjadi tidak dapat dikembangkan secara menyeluruh sehingga menyebabkan biaya distribusi dan harga jual CNG menjadi tinggi di Surabaya. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengembangan sistem distribusi CNG untuk mengatasi keterbatasan ini. Pada penelitian ini, pengembangan sistem distribusi dilakukan dengan menentukan sistem pendistribusian CNG yang sesuai dengan wilayah Surabaya serta membentuk rantai suplai distribusi CNG secara efisien. Hasil dari pengembangan ini dihasilkan sistem distribusi CNG mengunakan sistem pendistribusian mother and daughter station. Melalui mekanisme subsidi pemerintah dihasilkan harga jual CNG sebesar Rp. 2.154,- /lsp dan biaya distribusi rata-rata sebesar Rp. 503,-/lsp. Sedangkan melalui mekanisme business as usual dihasilkan harga jual CNG sebesar Rp. 3.608,-/lsp dan biaya distribusi rata-rata sebesar Rp. 1.394,-/lsp.
The growth of in Surabaya vehicles continues to increase each year and will have an effect on the amount of gasoline consumption in Surabaya. If this condition is neglected then this condition will disturb national energy security and state budget. In that regard, the government utilizing CNG as alternative energy diversification policies as a fuel substitute fuel for public transport in the road transport sector. But, this potential is constrained by the lack of CNG infrastructure limitations include gas pipelines and CNG gas fuel stations in Surabaya. But, this policy is constrained by the lack of CNG infrastructure limitations include gas pipelines and CNG gas fuel stations in Surabaya. This causes the CNG distribution can be fully developed, causing the cost of distribution and a high selling price of CNG in Surabaya. Therefore, Surabaya requires a development of CNG distribution system to solve this problem. In this study, the development of the distribution system is done by determining the of CNG distribution system in accordance with the Surabaya region and establish of CNG distribution supply chain efficiently. The result of this development is to make a distribution system of CNG using mother and daughter stations distribution system. Through the mechanism of government subsidies produced CNG selling price of 2.154 IDR/lsp and distribution costs an average of 503 IDR/lsp. While the mechanism through business as usual, selling price of CNG generated at 3.608 IDR/lsp and distribution costs an average of 1.394 IDR/lsp.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Rakhmawan
Abstrak :
Tantangan utama dalam proses pendistribusian gas di wilayah Indonesia Timur adalah kondisi geografis daerahnya dimana terdiri dari berbagai pulau yang tersebar, variasi jumlah kebutuhan gas dan ketersediaan infrastruktur perpipaan yang kurang memadai. Transportasi gas bumi dalam bentuk rantai suplai Mini LNG sampai ke titik pembangkit listrik adalah salah satu opsi yang potensial untuk menggantikan minyak diesel sebagai bahan bakar. Optimisasi logistik digunakan untuk mendapatkan skenario transportasi LNG yang terbaik dengan biaya suplai terendah. Berdasarkan analisa dan hasil perhitungan optimisasi logistik disimpulkan bahwa pembagian 4 zona distribusi di Indonesia Timur adalah yang paling optimal dengan menggunakan metode transportasi Milk and Run. Kapasitas kapal pengangkut LNG untuk daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan masing-masing adalah 1 buah kapal berkapasitas 30.000 m3. Daerah Maluku memiliki 1 buah kapal berkapasitas 19.000 m3 dan untuk daerah Papua adalah 3 buah kapal masing-masing berkapasitas 30.000 m3, 10.000 m3 dan 2.500 m3. Jumlah dan kapasitas Tangki Regasifikasi untuk daerah Sulawesi Tengah adalah 4 buah tangki berkapasitas 7.000 m3, 5.000 m3, 4.000 m3 dan 4.500 m3. Daerah Sulawesi Selatan terdiri dari 2 buah tangki 4.000 m3, 2 buah tangki 3.000 m3, dan 2 buah tangki 5.000 m3. Daerah Maluku terdiri dari 2 buah tangki 2.300 m3, 8 buah tangki 1.200 m3 dan 4 buah tangki 600 m3. Untuk Daerah Papua memiliki 4 buah tangki 7.500 m3, 1 buah tangki 2.500 m3, 9 buah tangki 1.200 m3 dan 1 buah tangki 600 m3. Biaya suplai tertinggi untuk 4 wilayah tersebut sebesar 13,48 USD/MMBTU (Maluku) yang mana masih dibawah harga suplai minyak diesel sebesar 15.6 USD/MMBTU. ......The main challenge in the process of gas distribution in Eastern Indonesia is the geographical conditions of the region which consists of scattered islands, a variety of natural gas demand and the lack of the existing piping infrastructure. Gas transportation in the form of supply chain with small scale LNG delivered to the Power Plant is a potential option replacing diesel oil as a fuel. Logistics optimization is used to find the best scenario of LNG transportation with the lowest supply cost. Based on analysis and the results of the logistic optimization calculations concluded that 4 distribution zones in the Eastern Indonesia are the most optimal distribution area by using of Milk and Run?s transportation methods. The Small LNG carrier capacity for Sulawesi Tengah and Sulawesi Selatan region each are 1 unit of 30.000 m3. Maluku region has 1 unit of 19.000 m3 and Papua region has 3 vessels which has a capacity of 30.000 m3, 10.000 m3 and 2.500 m3 respectively. The number and capacity of LNG Storage Tank in the Regasification Terminal for Sulawesi Tengah are 4 Tanks which has a capacity of 7.000 m3, 5.000 m3, 4.000 m3 and 4.500 m3 respectively. Sulawesi Selatan region consists of 2 units of 4.000 m3, 2 units of 3.000 m3, and 2 units of 5.000 m3. The Maluku region consists of 2 units of 2.300 m3, 8 units of 1.200 m3 and 4 units of 600 m3. And for Papua region has 4 units of 7.500 m3, 1 unit of 2.500 m3, 9 units of 1.200 m3 and 1 unit of 600 m3. The highest Supply Cost of each region is 13,48 USD/MMBTU (Maluku) which is still lower than supply cost of diesel oil about 15.6 USD/MMBTU.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Mahendra
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sistem rantai suplai pemanfaatan BBG dan efektifitas pembakaran BBG pada mesin kendaraan serta memperoleh komposisi BBG yang aman pada sistem pembakaran kendaraan. Tahapan yang dilakukan meliputi pemodelan sistem rantai suplai, pengujian kinerja pembakaran dan penentuan komposisi CNG dan LGV untuk mesin kendaraan. Metode kinetika oksidasi dan pembakaran merupakan metode yang digunakan untuk menentukan komposisi CNG dan LGV dengan membanding hasil ignition delay time yang didapat. Hasil penelitian ini menunjukan pengembangan infrastruktur bahan bakar gas di pulau Jawa membutuhkan 8 CNG Mother Station, 56 CNG Daughter Station dan 11 SPBG LGV. Berdasarkan data harga minyak bumi pada tahun 2012, harga keekonomian CNG Rp.3.344/LSP untuk skenario pembiayaan BaU dan Rp. 2.069/LSP untuk skenario pembiayaan pemerintah. Sedangkan harga keekonomian LGV Rp. 8.392/LSP untuk skenario BaU dan Rp. 8.035/LSP untuk skenario pembiayaan pemerintah. CNG dengan atom karbon lebih sedikit memiliki pembakaran lebih sempurna. LGV yang memiliki komposisi propana terbesar menghasilkan kinerja terbaik. Hasil simulasi komposisi CNG adalah metana minimal 80%, etana maksimal 10% serta propana dan hidrokarbon berat lainnya maksimal 15%. Sedangkan LGV dengan komposisi propana minimal 30 % dan butana maksimal 70%.
This study aims to obtain supply chain system of CNG and LGV utilization and effectiveness of these fuels combustion in vehicle engine as well as to obtain the best composition of CNG and LGV for vehicle ignition system. Steps being taken include the modeling of supply chain systems, combustion performance testing and determination of the composition of CNG and LGV for vehicle engines. Oxidation kinetics and combustion method is a used method to determine the composition of CNG and LGV by comparing the results of ignition delay time. These results indicate that fuel gas infrastructure development in Java requires 8 CNG Mother Stations, 56 CNG Daughter Stations and 11 SPBGs LGV. Based on data from the price of oil in 2012, the economic price of CNG is Rp.3.344/LSP and Rp. 2069/LSP for financing scenarios BAU and for government financing scenarios, respectively. Meanwhile, the economic price of LGV is Rp. 8392/LSP and Rp. 8035/LSP for BAU scenario and for government financing scenarios, respectively. CNG with fewer carbon atoms shows more complete combustion, and LGV which has the largest propane composition produces the best performance. Simulation results show that the best CNG composition is at least contains of 80% methane, maximum 10% of ethane and propane and up to 15% of other heavy hydrocarbons. Meanwhile, the best LGV composition must contain at least 30% of propane and maximum 70% of butane.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
D2009
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berry Elen
Abstrak :
Sebagai suatu bangsa yang besar, Indonesia tentu barus memiliki strategi untuk menjamin ketabanan energi nasional. Saat ini, konsumsi energi di Indonesia didominasi oleh penggunaan bahan bakar minyak (BBM). BBM ini digunakan oleh seluruh elemen dalam masyarakat dalam kehidupan sehari­-hari. Tingginya konsumsi ini juga membuat pemerintah terpaksa melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan di tengah menipisnya cadangan BBM yang tersisa di Indonesia. Salah satu sektor yang membutuhkan konsumsi BBM di Indonesia adalah sektor transportasi. Di pulau Batam, meningkatnya pertumbuhan kendaraan juga semakin meningkatkan konsumsi BBM setiap tahunnya. Maka diperlukan suatu terobosan untuk membantu menurunkan konsumsi BBM seperti dengan penggunaan gas bumi sebagai alternatif bahan bakar untuk sektor transportasi. Salah satu pemanfaatan gas bumi sebagai alternatif bahan bakar ialah CNG (Compressed Natural Gas). Alokasi pemanfaatan CNG ini telah diatur dalam Peraturan Menteri No.l9 Tahun 2010. Namun, alokasi pemanfaatan CNG ini masih terkendala dengan minimnya infrastruktur di pulau Batam. Mininmya infrastruktur ini menyebabkan sistern distribusi CNG tidak dapat menjangkau dan memenuhi seluruh kebutuhan bahan bakar di pulau Batam. Untuk itu, perlu dikembangkanlah sistem pendistribusian CNG melalui penentuan metode suplai CNG, lokasi serta jumlah stasiun pengisian CNG untuk menjangkau seluruh potensi konsumen CNG dan meminimalisir harga jual CNG di tangan konsumen. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode distribusi CNG yang sesuai adalah mother & daughter system dengan I mother station yang melayani 5 daughter station. Sistem seperti ini akan menghasilkan harga jual kesetaraan CNG di pulau Batam sebesar Rp. 2.321,-­/lsp untuk metode pendanaan subsidi dan Rp. 3.426,-/lsp untuk metode pendanaan business as usual.
As a great nation Indonesia needs to have a strategy to ensure national energy security. Currently, the energy consumption in Indonesia is dominated by the use of fuel oil BBM. This fuel is used by all elements of society in everyday life. The high and rising consumption of fuel oil also makes the government resorted to import them to meet the needs of the community. This is very worrying in the middle of the depletion of oil reserves left in Indonesia. One sector that requires fuel consumption in Indonesia is the transportation sector. On Batam Island, increased growth of economic also annually increases the vehicle 39's fuel consumption. A breakthrough to help lower fuel consumption as the use of natural gas as an alternative fuel for the transportation sector came into urgency. One of the utilization of natural gas as an alternative fuel is CNG (Compressed Natural Gas). The use of CNG has been allocated in the Ministry Policy Number 19 on 2010. However, the utilization of CNG allocation is still hampered by the lack of infrastructure on Batam island. This lack of infrastructure leads to problem onto the CNG distribution system where can not reach out and meet all the fuel demand in Batam Island. As a solution, a CNG distribution system is developed through the method of determining the supply methods of CNG, the location and number of CNG, filling stations for CNG, reach all potential consumers and minimize the selling price of CNG. This study concludes that the method of distribution is the appropriate with the current infrastructure condition is CNG mother and daughter station system with 1 mother daughter station that serves 5 daughter stations. Such system will result in the selling price of CNG in Batam Island of Rp. 2.321,-/lsp for subsidized funding method and Rp. 3.426.-/lsp for business as usual funding method.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Rahmania
Abstrak :
Penyimpanan Liquified Natural Gas (LNG) dapat terjadi Boil-off Gas (BOG) karena suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu LNG sehingga berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas LNG. Banyaknya BOG yang terbentuk disepanjang rantai suplai, berubah terhadap waktu. Penelitian ini bertujuan mengetahui banyaknya BOG yang terbentuk dan perubahan kualitas LNG seperti wobbe index, methane number dan heating value yang terintegrasi disepanjang rantai suplai serta untuk mengetahui pengaruh jarak shipping. Metode yang digunakan yaitu proses simulasi dengan sistem dinamik menggunakan software UniSim Design R390.1. Dari hasil yang didapat, Pada proses loading LNG, BOG yang terjadi sebanyak 2.966 m3 atau sekitar 2,7% dari total LNG yang dibawa. Pada shipping 4.118 m3 atau sekitar 4%. dan pada unloading LNG 2.545 m3, sekitar 2,63% dari sisa LNG setelah proses shipping. Semakin lama waktu shipping maka dapat meningkatkan nilai heating value dan Wobbe index serta menurunkan methane number. ......Storage of Liquified Natural Gas (LNG) can occur Boil-off Gas (BOG) because the ambient temperature is higher than the temperature of LNG, it affects on the quantity and quality of LNG. The number of BOGs that are formed along the supply chain changes with time. This study aims to determine the amount of BOG formed and changes in LNG quality such as the Wobbe index, methane number and integrated heating value along the supply chain and also to determine the effect of shipping distance. The method used is a dynamic system simulation process using UniSim Design R390.1 software. From the results obtained, in the LNG loading process, the BOG that occurred was 2,966 m3 or about 2.7% of the total LNG carried. At shipping 4,118 m3 or about 4%. and on LNG unloading of 2,545 m3, around 2.63% of the remaining LNG after the shipping process. The longer shipping time can increase the heating value and Wobbe index and reduce the methane number.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Muhammad Kahfie
Abstrak :
Pemanfaatan bahan bakar nabati dewasa ini menjadi salah satu solusi dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak yang semakin tinggi. Sebagai contoh, kebutuhan gasoline untuk sektor transportasi dapat digantikan oleh bioetanol. Bioetanol dapat dijadikan campuran di dalam gasolin yang juga disebut biogasolin. Pemanfaatan bioetanol sebagai bahan bakar tersebut tidak diiringi dengan kesiapan infrastruktur dan sistem rantai suplai. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan luaran mengenai infrastruktur rantai suplai yang perlu disiapkan dan mengetahui biaya rantai suplai biogasolin. Dalam penelitian ini dirancang sistem rantai suplai biogasolin sebagai bahan bakar untuk sektor transportasi di daerah DKI Jakarta. Rantai suplai ini melibatkan seluruh entitas yang terkait dalam penyelenggaran bahan bakar biogasolin yaitu: petani perkebunan singkong, pabrik bioetanol, kilang, depo (unit blending), dan SPBU. Terdapat empat skenario yang digunakan pada penelitian ini. Pada Skenario 1 biogasolin akan mensubstitusi 10% konsumsi gasolin di Jakarta pada 22 SPBU dari total 221 SPBU di Jakarta. Komposisi bioetanol pada skenario ini adalah 5% volume. Pada Skenario 2 biogasolin akan mensubstitusi 10% konsumsi gasolin di Jakarta dengan komposisi bioetanol sebesar 5% volume. Skenario 3 adalah skenario bahan bakar alternatif dimana biogasolin menjadi bahan bakar alternatif pendamping gasolin. Kandungan bioetanol pada Skenario 3 adalah 5% volume. Skenario 4 juga merupakan skenario bahan baker alternatif dengan komposisi bioetanol sebesar 20% volume. Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan didapatkan biaya rantai suplai terendah pada Skenario 2 dengan rata-rata sebesar Rp 10.559 per liter. Pada akhir tahun 2025 diperkirakan biaya rantai suplai Skenario 2 mencapai Rp 13.032 per liter. Secara umum biaya rantai suplai Skenario 3 dan 4 lebih tinggi dibandingkan Skenario 1 dan 2 dengan selisih rata-rata Rp 1.386 per liter pada tahun 2008. Di awal tahun 2008 dibutuhkan satu buah unit blending untuk melakukan pencampuran boetanol dan gasolin. Pada tahun yang sama juga dibutuhkan tangki timbun dan dispenser untuk menjalankan skenario 3 dan 4. Berdasarkan hasil perhitungan tidak perlu ada penambahan infrastruktur seperti: SPBU, unit blending, pabrik bioetanol dan kilang. Berdasarkan hasil analisa sensitivitas, variable yang paling berpengaruh terhadap biaya rantai suplai adalah biaya gasolin.
The utilization of biofuel becomes one of major solution to meet energy demand for transportation. As an example, gasoline needs for transportation can be substituted to bioethanol. The utilization usually mixed with gasoline that usually called biogasoline. The development of this fuel is not supported by infrastructure development and supply chain system. This research is implemented to provide some output for supply chain infrastructure preparation and also cost of supply. In this research, the case study is designed to meet transportation fuel demand in DKI Jakarta. This supply chain involves all of the entity that related to the provision biogasoline which are: cassava farming, bioethanol plant, oil refinery, blending unit and gas station. There are four scenarios that used in this research. In Scenario 1, biogasoline will substitute 10% of non subsidized gasoline consumption on 22 SPBU from total 221 SPBU in Jakarta. The composition of bioethanol in this scenario is 10% volume. In Scenario 2 biogasoline will substitute 10% of non subsidized gasoline consumption in Jakarta with 20% volume. Scenario 3 is alternative fuel scenario, biogasoline is planned to enter market besides gasoline fuel. The bioethanol composition for this scenario is 5% volume. Scenario 4 is also alternative fuel scenario with 20% volume of bioethanol. Based on simulation result, the lowest cost of supply for biogasoline is get from Scenario 2 average Rp 10.559 per liter. In the late 2025 the cost of supply of Scenario 2 is estimated about Rp 13.032 per liter. Generally Scenario 3 and 4 average cost of supply is Rp 1.386 higher than Scenario 1 and 2 in 2008. In early 2008, there is a need for a blending unit construction to blend bioethanol and gasoline. In the same time it also need underground storage and dispenser to implement Scenario 3 and 4. Based on the calculation, there is no need for new infrastructure as gas station, blending unit, bioethanol plant, and oil refinery until 2025. Based on sensitivity analysis the most influential variable for cost of supply is the cost for gasoline.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49708
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Perdana Surya
Abstrak :

Abstrak

 

Nusa Tenggara adalah termasuk wilayah Indonesia bagian tengah dengan dua provinsi yang memiliki rasio elektrifikasi dibawah 90%. Akhir tahun 2017 rasio elektrifikasi daerah Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur adalah 84,11% dan 60,82%. Pembangunan pembangkit listrik tenaga gas bumi akan dilakukan oleh pemerintah di wilayah nusa tenggara. Suplai gas bumi yang dibutuhkan oleh pembangkit di Nusa Tenggara akan dilakukan dalam bentuk LNG atau liquefied natural gas. Asumsi yang digunakan adalah suplai diberikan oleh Badak LNG dan Tangguh LNG. Permintaan Listrik yang tidak tinggi sehingga volume LNG yang ditransportasikan relatif kecil, dapat dikategorikan sebagai Small Scale LNG (SSLNG). Penelitian ini akan memberikan analisis keekonomian yang dilakukan dari setiap skema distribusi SSLNG yang direncanakan hingga diperoleh harga jual LNG di tempat penerimaan. Metode distribusi yang diteliti adalah milk run, hub spoke, dan gabungan keduanya akan dibuat kedalam 10 skenario. Metode terbaik yang digunakan adalah metode milk run dengan dua kluster, dengan LNG disupplai dari Badak LNG yang memiliki harga $13,12/MMBTU sebagai plant gate price dengan permintaan 12,010,942.87MMBTU/Tahun.

 

Kata kunci: Distribusi LNG, LNG Skala Kecil, Rantai Suplai LNG, harga jual LNG, Nusa Tenggara.

 


Abstract

 

Nusa Tenggara is in the central part of Indonesia with two provinces which have electrification ratio below 90%. Electrification ratio of the West Nusa Tenggara and East Nusa Tenggara regions was 84.11% and 60.82%. Construction of a natural gas power plant will be carried out by the government in Nusa Tenggara region. Supply of natural gas needed by the plant in Nusa Tenggara will be carried out in the form of LNG or liquefied natural gas. assuming the supply is provided by Badak LNG and Tangguh LNG. Because electricity demand is low, so the volume of LNG transported is relatively small and categorized as Small-Scale LNG (SSLNG). This study will provide economic analysis carried out from each SSLNG distribution scheme planned to obtain LNG selling prices at the receiving place (plant gate price). Distribution methods used for study are milk run, hub spoke, and combination of those two methods. uses milk run methodology with two clusters for the Nusa Tenggara region. Based on the feasibility study conducted, demand for Nusa Tenggara overall is 12,010,943 MMBTU/Year. The LNG will be supplied from Badak LNG in Bontang with $13.12/MMBTU as Plant Gate Price.

 

Key word: LNG Distribution, Small Scale LNG, LNG Supply Chain, Plant Gate Price, Nusa Tenggara.

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Kusuma Dewi
Abstrak :
Ketergantungan dan kelangkaan bahan bakar fosil adalah masalah energi yang akan dihadapi di masa yang akan datang berikut dampaknya terhadap lingkungan. Pengembangan dan pemanfaatan sumber energi alternatif merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam rangka mengantisipasi masalah energi dan lingkungan tersebut. Salah satu jenis energi alternatif yang telah banyak berkembang di Indonesia adalah biodiesel. Diberlakukannya Keputusan No.3675K/24/DJM/2006 perihal diperbolehkannya pencampuran bahan bakar minyak solar dengan biodiesel membuka pangsa pasar biodiesel sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Namun, belum ada suatu sistem pendistribusian biodiesel yang terstruktur dan terintegrasi yang dapat mengoptimalkan pemanfaatannya dan menjaga keberlangsungan persediaannya dari segi biaya dan energi. Dalam penelitian ini dirancang sebuah simulasi daur hidup energi dan rantai suplai biodiesel sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan bermotor dengan studi kasus di DKI Jakarta. Simulasi rantai suplai ini melibatkan seluruh aspek yang terkait serta mengintegrasikannya mulai dari perkebunan kelapa sawit, pabrik CPO, pabrik olein, pabrik biodiesel, depot, sampai SPBU. Terdapat dua skenario yang digunakan dalam simulasi ini. Pada skenario pertama biodiesel digunakan sebagai bahan bakar substitusi BBM solar sepenuhnya sedangkan skenario kedua mempertimbangkan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif yang menjadi pilihan disamping BBM solar dengan dua alternatif pilihan rute. Rute pertama melalui pabrik olein sebagai bahan baku biodiesel sedangkan rute kedua bahan baku biodiesel langsung berasal dari CPO tanpa diolah menjadi olein terlebih dahulu. Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan didapatkan nilai efisiensi daur hidup energi tertinggi dan rasio energi fosil tertinggi diperoleh pada Skenario Alternatif b yaitu 78,7% dan 1,3. Sedangkan nilai emisi CO2 yang terendah di atmosfir diperoleh pada Skenario 1.b. Didapatkan pula harga biodiesel terendah diperoleh pada Skenario 1.b yaitu antara Rp 4785,00 ? Rp 5041,00. Dari hasil simulasi tersebut didapatkan Skenario 1.b dengan pasokan CPO utama di Sumatera Selatan dan pabrik biodiesel di Cikupa, Tangerang dapat menjadi pilihan untuk menanggulangi masalah energi dan lingkungan.
Dependency and the lack of fossil fuel are problems from the energy crisis in present and in the future plus the impact on the environment. To develop and to use alternative energy has been an important effort in anticipating the crisis of energy and environment. One of the alternative energies that is already being developed in Indonesia is biodiesel. Government regulation No.3675K/24/DJM/2006 that allows the mixing of diesel fuel with biodiesel, enables biodiesel to be used as a transportation fuel and further expand its market. However, there isn?t any structurized and integrated system for the distribution of biodiesel that can optimized the usage of biodiesel and sustain its availability from an energy and cost based point of view. In this research, the simulation of biodiesel energy life cycle and supply chain as an alternative fuel for land transportation is designed with case study in DKI Jakarta province. This simulation involves all aspects that are related to biodiesel production, integrating it from its beginning at palm nursery, CPO producer, olein industry, biodiesel industry, depot, with the final stage at the gas station (SPBU). There are two scenarios that are used in this simulation. In the first scenario, biodiesel is used as a substitution for all diesel fuel. In the second scenario, biodiesel is used as an option to diesel fuel. Each scenario have two alternative routes. In the first route, the raw material for making the biodiesel is obtained from olein industry, while in the second route, the raw material is comes directly from CPO. Based on the simulation, the highest life cycle energy efficiency and fossil fuel ratio are obtained from Scenario with Alternative b which are 78.7% and 1.3 ratio. The lowest CO2 emission released to atmosphere is obtained from Scenario 1.b The simulation also resulted the lowest price of the biodiesel which is get from Scenario 1.b around Rp 4785,00 ? Rp 5041,00. The simulation concludes that Scenario 1.b with CPO supply from South Sumatera and biodiesel plant on Cikupa, Tangerang could be a scenario that can help to overcome the crisis of energy and environment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49687
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>