Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moza Halimatus Sadiyah
Abstrak :
Praktik menjual rugi adalah tindakan menetapkan harga yang sangat rendah terhadap suatu produk barang dan/atau jasa dengan maksud menyingkirkan atau mematikan pelaku usaha pesaingnya. Dalam menjalankan usahanya, pelaku usaha senantiasa melakukan tindakan-tindakan yang bertujuan menarik perhatian konsumen, salah satunya adalah pemberian potongan harga atau diskon. PT Shopee Indonesia sebagai E-Commerce nomor 1 di Indonesia dapat menarik perhatian konsumen dengan banyaknya penawaran yang diberikan, salah satunya melalui potongan harga atau diskon yang cukup besar. Bersamaan dengan PT Shopee Indonesia yang menguasai pasar, terdapat salah satu bisnis ritel yang mulai menutup beberapa gerainya yaitu PT Ramayana Lestari Sentosa. Skripsi ini akan membahas apakah pemberian potongan harga atau diskon oleh PT Shopee Indonesia merupakan bentuk praktik menjual rugi yang berdampak terhadap pelaku usaha pesaingnya yaitu PT Ramayana Lestari Sentosa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan pendekatan undang-undang serta bahan-bahan hukum primer dan sekunder yang didukung dengan alat pengumpulan data berupa studi dokumen dan wawancara. Berdasarkan hasil studi dokumen dan wawancara narasumber, pemberian potongan harga atau diskon PT Shopee Indonesia tidak terpenuhi sebagai bentuk praktik menjual rugi. Adapun PT Ramayana Lestari Sentosa sebagai pelaku usaha pesaingnya terbukti tidak sepenuhnya mati dan tersingkir dari pasar. Untuk menjamin kesempatan menjalankan strategi usaha yang sama dan berimbang antara E-Commerce dan bisnis ritel, diharapkan adanya pengaturan atau penjelasan lebih lanjut terkait terknis pemberian potongan harga atau diskon oleh para pelaku usaha di dalam pasar. ......Predatory pricing is the act of setting a very low price for an item and/or service with the aim of getting rid of competitor. In running a business, merchant will take actions aimed at attracting consumers, one of which is through discounts. PT Shopee Indonesia as the number 1 E-Commerce in Indonesia, can attract consumers with the number of offers given, one of which is through a considerable discount. Along with PT Shopee Indonesia which controls the market, there is one retail business that has started to close some of its outlets, namely PT Ramayana Lestari Sentosa. This thesis will discuss whether the discount given by PT Shopee Indonesia is a form of predatory pricing that affect the business of its competitor, PT Ramayana Lestari Sentosa. This research used normative legal research method with legislation approach and the author uses primary and secondary legal materials supported by data collection tools in the form of document studies and interviews. Based on the results of the study documents and interviews, the discounts given by PT Shopee Indonesia are not proven to be a form of predatory pricing. PT Ramayana Lestari Sentosa as a competitor business is not proven to be completely eliminated from the market. To ensure the opportunity to carry out a fair business strategy between E-Commerce and retail businesses, it is expected that there are regulations or further explanations on the technicality of discounting by merchant.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudith Dyah Hapsari
Abstrak :
ABSTRAK
Sektor Ritel adalah sektor yang sangat terkena dampak kerusuhan sosial yang terjadi pada tahun 1998, namun sektor ini cepat sekali bangkit dari kerugian besar yang diderita, bahkan salah satu pelaku di sektor ini yang menderita kerugian sangat besar yaitu PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk bahkan tetap mampu menghasilkan laba pada tahun tersebut.

Tantangan yang dihdapi pelaku sektor ritel terus berkembang Sejak 1998, pemerintah Indonesia telah mencabut Iarangan bagi investor asing untuk memasuki bisnis ritel khususnya supermarket dan hypermarket. Hal ini tidak disia-siakan oleh Carrefour yang terus melebarkan jaringan operasinya. Bukan hal yang mustahil jika AFTA diterapkan, pelaku ritel lokal akan kewalahan menghadapi persaingan dari para peritel asing. Untuk itu peritel lokal dituntut untuk mampu menerapkan strategi yang tepat agar mampu bersaing.

Pada Karya Akhir ini, Penulis mencoba menganalisa kinerja keuangan dari dua pelaku sektor ritel yang yang perdagangan sahamnya di Bursa Efek Jakarta termasuk yang aktif diperdagangkan, yaitu PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk ( RALS) dan PT Matahari Putra Prima, Tbk (MPPA) dengan tujuan untuk melihat perusahaan mana yang memiliki kinerja lebih baik dan strategi apa yang ternyata dilakukan perusahaan tersebut. Berdasarkan analisa Laporan Keuangan 3 tahun terakhir, penulis mencoba membuat proyeksi dari Laporan Laba Rugi.

Dalam menganalisa untuk menghubungkan rasio-rasio keuangan dan untuk mempermudah perbandingan kinerja kedua perusahaan tersebut, pendekatan Return On Equity dipilih.

Dalam analisa ini untuk memudhan analisa perbandingan, Penulis juga mengubah bentuk Laporan Arus Kas RALS untuk tahun yang berakhír pada 31 Desember 2998, karena format yang ada dalam bentuk indirect Cash Flow padahal untuk Laporan Arus Kas tahun berikutnya sudah dalam bentuk Direct cash Flow.

Berdasarkan analisa yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa PT Ramayana lestari Sentosa, Tbk memiliki kinerja keuangan yang lebih baik daripada pesaingnya yaitu PT Matahari Putra Prima, karena : Return On Assets RALS (15,88%) Iebih tinggi dan ROA MPPA (10,01%) ; Finnçil Leverage RALS (Total Assets/Total Equities) 1,83 kali sedangkan MPPA 1,74 kali dan Return On Equity RALS pun menjadi Iebih tinggi dan MPPA (RALS 29,66% dan MPPA 17,64%).

Selanjutnya ketika membuat asumsi dalam proyeksi Laporan Laba Rugi, Penulis mengubah data asumsi yang diberikan oleh investor Relation Manager kedua perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan karena Penulis menganggap kedua perusahaan terlalu optimis terhadap angka pertumbuhan yang selalu didasarkan path angka pertumbuhan penjualan pada tahun 2000, padahal di tahun tersebut Hari Raya Idul Fithri dilaksanakan dua kali dalam setahun sehingga tidaklah mengherankan jika pertumbuhan angka penjualan kedua Perusahaan sangat tinggi. Pertimbangan lain bagi asumsi angka pertumbuhan yang tidak terlalu optimis adalah makin gencarnya peritel asing mengembangkan usaha. Dengan skala usaha yang besar, peritel asing seperti Carrefour maimpu menekan biaya operasi dan berdampak pada penawaran harga jual yang bisa lebih bersaing dan menarik konsumen.
2002
T2364
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Arsyad
Abstrak :
Suatu perusahaan yang hendak melakukan perluasan usaha akan membutuhkan pendanaan untuk melakukan investasi. Salah satu alternatif untuk memperoleh pendanaan adalah melalui mekanisme pasar modal yaitu dengan jalan menjual saham kepada public (Initial Public Offering). Penjualan saham kepada publik banyak diminati oleh perusahanperusahaan yang relatif maju dan mapan karena konsekuensi biaya yang ditimbulkan tidak sebesar berbagai skema pembiayaan lainnya, disamping hal tersebut akan menambah bonafiditas I prestige dari perusahaan yang bersangkutan. PT Ramayana Lestari Sentosa salah satu perusahaan yang berkompetisi dipasar retail ingin melakukan perluasan usaha mengingat prospek usaha eceran di Indonesia diperkirakan sangat cerah dan potensial. Untuk memperoleh pendanaan sehubungan dengan perluasan usaha tersebut PT Ramayana Lestari Sentosa memutuskan untuk menjual sahamnya kepada publik. Pada tahun 1996 PT Ramayana Lestari Sentosa menawarkan saham perdana dengan harga Rp. 3.200,-. Harga saham perdana yang ditetapkan bersama antara emiten dengan penjamin emisi harus merupakan harga saham yang wajar (fair price), dalam arti bahwa harga saham tersebut telah mencerminkan kondisi fundamental perusahaan dan harus dapat menarik minat investor yang akan menanamkan modalnya. Karya akhir ini mencoba menilai kewajaran harga saham perdana yang ditawarkan tersebut dengan menggunakan tiga metode yaitu metode Price Earning Multiples, Free Cash Flow dan Dividend Discount Model. Hasil perhitungan dengan menggunakan metode Price Earning Multiples memperoleh nilai harga saham sebesar Rp 2.988,93 per lembar, sedangkan perhitungan dengan metode Free Cash Flow memperoleh nilai harga saham sebesar Rp 3.233,27 per lembar. Perhitungan dengan metode Dividend Discount Model memperoleh nilai harga saham sebesar Rp 4.132,75 (bila seluruh free cash flow dibagikan jadi dividen) dan Rp 3.719,48 (bila hanya 90 dari free cash flow dibagikan sebagai dividen). Hasil perhitungan dengan menggunakan ketiga metode tersebut memperlihatkan bahwa harga penawaran PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk berada pada harga yang wajar karena nilai harga sahamnya berada diantara Rp 2.988,93 dan Rp 4.132,75. Pada karya akhir ini juga dilakukan perhitungan dengan menggunakan data realisasi terhadap ketiga metode valuation. Hasil perhitungari dengan PIE ratio memperoleh nilai harga saham sebesar Rp 3.426 (1996), Rp 6.739 (1999) dan Rp 3.499 (2000), sedangkan untuk tahun 1997 dan 1998 memperoleh nilai negatifkarena pada tahun-tahun tersebut PT Matahari Putra Prima mengalami kerugian sehingga nilai P/E menjadi negatif. Hasil perhitungan dengan menggunakan metode Free Cash Flow dan Dividend Discount Models memperoleh nilai negatif yang disebabkan karena nilai 'market return' negatif untuk tahun 1997 dan tahun 2000.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library