Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. A. A. Martanagara
Jakarta : Proyek Penerbitan Buku Bacaan [dan] Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,, 1979
899.223 2 MAR w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Sutjipto Wirjosuparto
Djakarta: Bhratara, 1969
899.221 SUT r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Buku ?Serat Rama? ini menceritakan tentang Sri Rama berperang melawan Prabu Dasamuka di Alengka, sampai dengan kembalinya Sri Rama ke Ayodya.
Semarang/Surabaya: G.C.T. van Dorp, 1911
BKL.1094-CW 39
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan , 1998
899.222 3 SER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Serat rama kawi miring punika jasanipun Kjai Jasadipura, panjeratipun kedah saderengipun taun 1842, awit sedanipun nKjai Jasadipura II ing taun punika. serat punika klebet klempakanipun tuwan Th.Pigeaud, mawi tetenger N.R. Hs Th.P. No.135.Ing tapih ngadjeng sisih tengen kaserat mawi basa walandi panggenan saha titimangsa panumbasipun. Inggih punika: Soerakarta 18 Oktober 1931 Isi serat rama kawi miring : Pupuh I ngantos pupuh LXIII
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1961
S11326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aveling, Harry
Abstrak :
This article describes some of the issues that arose during the author’s experience of translating the Malay Hikayat Seri Rama into English, as a literary rather than a philological text. These include the choice of a source text, the nature of the language used in the translation, and the treatment of the most distinctive features of the text, including its focus on Rawana, its setting in a Muslim narrative frame, and its use of the worldview of a medieval Malay court. Linguistic issues are discussed through reference to the concept of “units of translation”. This practice can also be utilized in an expanded sense to refer to larger textual units such as sentences, paragraphs, chapters, and parts of the whole text. Finally, a few recurring stylistic issues are noted, such as the use of a repetitive vocabulary, the use of kinship terms for non-kin, and a small number of places where there are no adequate English equivalents for particular words. The article concludes by suggesting that the approaches of the philologist and the literary translator are sometimes antagonistic but can be mutually beneficial.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
909 UI-WACANA 21:3 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Apriadi Bumbungan
Abstrak :
Jejak kesejarahan masyarakat etnis Toraja di Kota Makassar dan strategi pembentukan identitas diasporanya, salah satunya dapat dilacak melalui kehadiran ruang Kampung Rama. Nama ‘Rama’ acap dikaitkan dengan beberapa akronim yakni Toraja-Makassar, Rantepao-Makale yang merupakan nama dua ibukota Kabupaten Toraja, dan nama salah satu kota di Israel yang diambil dari narasi kitab suci umat Kristen, Alkitab. Penelitian ini menganalisa kontestasi pemaknaan pada narasi nama Kampung Rama dalam mengkonstruksi identitas dan ingatan kolektif masyarakat diaspora Toraja di Kota Makassar. Tujuan penelitian ini untuk melihat konstruksi ideologis dan relasi kuasa yang bermain dalam penamaan Kampung Rama melalui pendekatan toponimi kritis, identitas, dan memori kolektif dari aktor-aktor yang terlibat dalam prosesnya. Data penelitian didapatkan dari hasil wawancara dan obervasi partisipasi pada lingkungan Kampung Rama. Penelitian menunjukkan ketiga narasi penamaan menghadirkan kompleksitas pemaknaan bagi masyarakat, baik dari dalam maupun dari luar wilayah tersebut yang berkelindan dengan identitas migran Toraja pada lanskap Kota Makassar. Pemaknaan dan narasi nama tersebut dikonstruksi oleh aktor-aktor yang memiliki kepentingan politis, ekonomis, dan ideologis, seperti; Gereja Toraja Jemaat Rama, pemerintah, dan masyarakat Makassar yang berada di luar wilayah tersebut. Penelitian menemukan keragaman identitas, peliyanan, jaringan relasi kuasa yang hierarkis, serta strategi penyesuain diri dan unifikasi migran Toraja pada wilayah ini maupun terhadap masyarakat kota Makassar secara umum.
The migration history of the Toraja in Makassar, the their present mobility and the way the Toraja in Makassar construct their diasporic identities can be traced in the very name of a Torajan village in the heart of the city of Makassar, Kampung Rama. The word “Rama” designates different meanings for different segments of population, within the village and the city of Makassar. The word Rama stands for Toraja-Makassar, thus signifying the relations between the two ethnic groups. For some Torajans in the village and Makassar, the word Rama stands for Rantepao-Makale, the capitals of two main districts in Toraja. The third and most pervasive meaning amongst the Christian elites in the village, however, is biblical, a reference to a city in Israel. This article investigates the way different interpretations of the same name, Rama, reflects not only different strategies of positioning the Toraja diaspora within the city of Makassar, but also internal differences within the community in constructing their identity and their collective memory. Through ethnographic method, namely interviews and participation observation, the researchers map and categorizes the way different actors: Church elites, government officials, inhabitants of Kampung Rama and outsiders construct their narratives about Kampung Rama. Different interpretation of the name also reveals positionality within the history of migration (between old and new settlers), and also social structures (educated, Church elite and the lower classes), the ones originating from the two main districts in the homeland and those from less visible villages, and the role of government in promoting “Little Toraja” tourism. The findings reveal diversity within the migrant communities, and layers of othering, hierarchical structures with its power relations, as well as strategies in creating unity within and with the Makasarese.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Young, Eun Chun
Abstrak :
Apabila kita mengingat bahwa bahasa Indonesia secara historis merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa Melayu, pendekatan linguistik terhadap bahasa Melayu sangat diperlukan. Dalam skripsi ini dibicarakan mengenai hubungan semantis antarklausa dalam teks bahasa Melayu, khususnya Hikavat Sri Rama dan Undang-undang Melaka yang telah ditransliterasi oleh Achadiati Ikram dan Liaw Yock Fang. Untuk itu penelitian ini dilandaskan pada pendapat Longacre. Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan semantik antarklausa dalam ragam cerita dan ragam undang-undang, serta alat-alat sintaktis yang dipakai untuk mengungkapkan hubungan tersebut. Di samping itu, untuk melihat persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam ragam tersebut. Berdasarkan analisis, secara garis besar dapat disimpulkan seperti berikut:
1. Hubungan antarklausa yang dominan dalam HSR adalah hubungan waktu, parafrase, penyambungan dan deiksis; sedangkan dalam UUM adalah hubungan deiksis dan implikasi.
2. Baik dalam HSR. maupun dalam UUM terdapat hubungan penyambungan (penggabungan dan pertentangan), alternasi, waktu (urutan dan tumpang tindih), implikasi (syarat dan sebab-akibat), parafrase, deiksis dan tujuan; dan tidak terdapat hubungan penyambungan (perbandingan), implikasi (kontrafaktualitas dan peringatan), ilustrasi (persamaan dan perbedaan), atribusi dan frustrasi.
3. Alat sintaktis yang dipakai untuk mengungkapkan hubungan semantis, baik dalam HSR maupun UUM tidak banyak memperlihatkan perbedaan yang mendasar.
4. Biasanya dalam UUM lebih sering diungkapkan dalam hubungan hipotaktis daripada hubungan parataktis; sedangkan dalam HSR hampir lama persentasenya. Diharapkan bahwa penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi pemahaman tentang ragam bahasa dan membantu untuk memahami hubungan antarkalimat dalam tingkat wacana. Diharapkan pula skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan linguistik, khususnya dalam bahasa Melayu.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Fara Praditya
Abstrak :
Skripsi budaya berjudul Dunia Batin Wanita Jawa dalam Film Opera Jawa karya Garin Nugraho di bawah bimbingan Bp. Prapto Yuwono, M.Hum. Program Studi Jawa FakuItas llmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007. Film Opera Jawa adalah fiilm terbaru karya sutradara Garin Nugroho. Film ini adalah hasil intrepretasi modem Garin Nugroho terhadap cerita Ramayana yang hadir di Jawa. Berkisah tentang Siti, Setyo dan Ludiro yang merupakan representasi dari Dewi Sinta, Rama dan Rahwana. Dalam film Opera Jawa, Garin Nugroho menggunakan kesenian dan kebudayaan Jawa sebagai medium dalam mengungkapkan gagasan dan ekspresinya. Oleh karenanya, film ini merniliki bentuk sebagai sebuah film musikal gamelan yang menggunakan gamelan sebagai musik pengiring film dan tembang-tembang Jawa sebagai dialog dalam film. Dalam skripsi ini penulis melakukan analisis terhadap simbol-simbol yang hadir dalam film Opera Jawa. Analisis yang dilakukan oleh penulis menggunakan teori Hermeneutik dari Dilthey dan Scheieiermacher. Dari kesebelas simbol yang diangkat, disimpulkan makna-makna simbolis dari setiap unsur simboI. Makna _makna simbolis tersebut digunakan untuk melihat nilai-nilai yang terkandung dalam setiap unsur simbol yang berkaitan dengan tokoh wanita dalam Opera Jawa, yakni tokoh Siti. Nilai-nilai tersebut menjelaskan tentang dunia batin tokoh Siti, yang merupakan seorang wanita Jawa, dalam film Opera Jawa.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S12355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dien Rovita
Abstrak :
Penelitian ini membahas masalah kemilikan dalam bahasa Melayu, khususnya kemilikan dalam naskah Hikayat Sri Rama, Hikayat Muhammad Hanafiyyah, dan Sejarah Melayu. Penelitian ini secara umum bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan konstruksi frase nomina milik (FNM) yang terdapat dalam bahasa Mclayu. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan pelapisan, penanda, dan ciri-ciri semantis pemilik yang terdapat di dalam konstruksi FNM tersebut, serta menjelaskan jenis kemilikan dalam bahasa Melayu. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam data ditemukan beberapa pola kostruksi FNM, yang memiliki beberapa kesamaan yaitu (1) tersusun atas satuan termilik diikuti satuan pemilik (kecuali konstruksi yang mendapat penanda empunyaÂ?satuan pemilik diikuti satuan termilik) dan (2) satuan termiliknya dapat berupa nomina, frase I. e nomina milik, dan frase bukan milik, sedangkan satuan pemiliknya dapat berupa nomina, frase nomina milik, frase nomina bukan milik, dan pronomina. Dalam analisis juga dapat disimpulkan bahwa konstruksi FNM dapat tidak mengandung pelapisan, mengandung satu tingkat pelapisan, dan dua tingkat pelapisan. Dalam konstruksi FNM ditemukan beberapa penanda yaitu penanda Â?nya, daripada, pada, kepada, oleh, empunya, dan yang empunya. Berdasarkan analisis ciri semantis terungkap bahwa satuan termilik dan pemilik dapat berupa nomina bernyawa dan tak bernyawa. Penelitian ini juga mengungkapkan jenis kemilikan pada konstruksi frase nomina milik bahasa Melayu. Berdasarkan jenis kemilikan keteralihan/ketakteralihkan dan kebernyawaan terungkap jenis kemilikan tak bernyawa tak teralihkan, tak bernyawa teralihkan, bernyawa tak teralihkan, dan bernyawa teralihkan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T37413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>