Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kintari Faza
Abstrak :
Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu dibutuhkan alternatif penyediaan sumber air bersih pada saat musim kemarau, salah satunya dengan menerapkan sistem pemanenan air hujan. Salah satu media dalam sistem pemanenan air hujan yang sering digunakan adalah melalui atap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variasi luas atap terhadap kualitas dan kuantitas limpasan air hujan, serta faktor yang mempengaruhinya. Selain itu juga menentukan kelayakan dari limpasan air hujan yang ditampung berdasarkan standar baku mutu PerMenKes RI No.32 tahun 2017, untuk kebutuhan hygiene sanitasi, pada parameter fisik, kimia maupun biologis. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 kali, dengan total sampel yang dikumpulkan pada setiap minggunya sebanyak 11 sampel melalui atap, dan 1 sampel tanpa melalui atap (secara langsung). Data curah hujan harian selama penelitian dianalisis untuk menentukan kuantitas limpasan air hujan yang ditampung dari berbagai luasan atap yang disimulasikan. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa warna, pH, krom dan E.coli tidak memenuhi standar baku air bersih pada pekan pertama. Pada pekan kedua, parameter yang tidak memenuhi standar baku mutu air bersih yaitu warna, pH, mangan, krom dan E.coli. Pada perhitungan volume limpasan air hujan pertama sebesar 20,59 m3 dan pekan kedua sebesar 14,06 m3 . Adapun lokasi yang memiliki volume limpasan tertinggi, yaitu di Warung Bahari dengan luas permukaan atap sebesar 150 m2 . Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, luas permukaan atap mempengaruhi kualitas limpasan air hujan pada warna dan TDS. Adapun parameter yang memenuhi standar baku mutu kebutuhan air bersih pada kedua sampel yaitu kekeruhan, besi, kesadahan, mangan, nitrat dan nitrit. Parameter yang tidak memenuhi standar baku mutu air bersih yaitu pH, krom, wana, TDS dan E.coli. Kemudian, luas permukaan atap dan curah hujan harian terbukti mempengaruhi volume limpasan air hujan yang dipanen. ......Water is the most important thing to support our daily activities. Therefore, we need other alternative source of clean water when the dry season is coming, such as by rainwater harvesting system. There are many media to support rainwater harvesting system, and one of them is by rooftop catchment area. The purpose of this experience is to analyze the effect of variation in rooftop surface area on the quality and quantity by rainwater runoff and other external factors. The other purpose is to determine the eligibility the rainwater runoff from variation rooftop catcment area by PerMenKes RI No.32, 2017 standard of sanitation hyginen, on physical, chemical and biological parameters. This experience was going 2 times with 11 samples that collected each week from the variation of rooftop catchment area and 1 sample without roof. And then, we need daily rainfall data to determine the volume of rainfall that we can collected by variation of rooftop catchment areas. With daily rainfall data during the study were alayzed to determaine the quantity of rainwater runoff that was collected by variation of rooftop catchment area. Based on research, it was found that the color, pH, chrome and E.coli did not meet the clean water standard in the first week. In the second week, color, pH, manganese, chrome and E,coli did not meet the clean water standard too. For the quantity of rainwater runoff, the highest volume are 20,59 m3 for the first sample and 14,06 m3 for second sample at Warung Bahari with 150 m2 rooftop catchment area. The conclusion of this research is, the variation of rooftop cathment area affects the quality of rainwater runoff in color and TDS parameters. The parameters that meet the clean water standard in two samples are turbidity, iron, hardness, manganese, nitrates and nitrities. The parameters that do not meet the clean water quality standard are pH, chrome, color, TDS and E.coli. Then, the rofftop catchment area and daily rainfall data have been proven to affects the volume of rainwater runoff.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silky Saviega
Abstrak :
Seiring dengan meingkatnya jumlah pembangunan gedung dan infrastruktur di Indonesia menyebabkan lahan kosong yang berfungsi sebagai penyerapan menjadi berkurang. Selain itu tingkat pertumbuhan kendaraan yang cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir ini juga menjadi salah satu penyebab masalah lingkungan di DKI Jakarta dikarenakan limpasan air hujan yang tidak dapat terinfiltrasi ke dalam tanah membawa sedimen. Bioretensi merupakan salah satu teknik Low Impact Development yang dapat diterapkan sebagai salah satu pengelolaan limpasan air hujan diperkotaan serta sebagai pengelolaan untuk menyisihkan polutan yang terbawa oleh limpasan air hujan. Pengamatan karakteristik limpasan serta efisiensi bioretensi dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh debit limpasan air hujan yang terinfiltrasi ke dalam kolam bioretensi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan curah hujan yang terjadi di FTUI kemudian di konversi menjadi debit pengaliran yang terbagi atas 3 level, minimum, medium, dan maksimum, dengan 6 kejadian hujan dan dengan waktu retensi di dalam kolam bioretensi 0 s/d 60 menit. Karakteristik limpasan air hujan lahan parkir mobil EC FTUI memiliki kandungan COD 129 s/d 229 mg/l, TSS 89 s/d 189 mg/l, dan logam Pb 0.019 s/d 0.08 mg/l yang berbeda tiap kejadian hujan berdasarkan tinggi curah hujan dan jumlah kendaraan terparkir, konsentrasi rata-rata dari masing-masing polutan ini selama 6 kejadian hujan adalah melebihi Nilai Ambang Batas NAB pada PP No. 82 Tahun 2001 untuk baku mutu air permukaan yaitu 10 mg/l COD, 50 mg/l TSS dan 0.03 mg/l logam Pb. Semakin kecil debit pengaliran maka waktu retensi yang dihasilkan akan semakin lama, tetapi dapat terjadi penurunan efisiensi penghilangan logam dengan waktu retensi yang semakin lama. Bioretensi dengan debit pengaliran minimum dan pada saat waktu retensi 20 menit merupakan waktu optimum untuk penyisihan logam. ...... As the number of buildings and infrastructure in Indonesia increases, the vacant land that serve as absorption is reduced. In addition, the high growth rate of vehicles in recent years is also one of the causes of environmental problems in DKI Jakarta due to the runoff of rainwater that can rsquo t be infiltrated into the soil carrying sediment. Bioretention is one of the Low Impact Development techniques that can be applied as one of the treatment of urban rainwater runoff as well as the treatment to eliminate the pollutants carried by rainwater runoff. Observation of runoff characteristic and efficiency of bioretention in this research is aimed to know the influence of infiltration of the infiltrated rainwater runoff into bioretention pool. This research is using rainfall which happened in Faculty of Techniques University of Indonesia then converted into flowing flow which is divided into 3 levels, minimum, medium, and maximum, with 6 rin events and with retention time in bioretention pool 0 60 min. The characteristics of rainwater runoff in EC FTUI car park has a COD content 129 to 229 mg l, TSS 89 to 189 mg l, and Pb metal 0,019 to 0,08 mg l that different every rain event according to the rainfall and the number of parked vehicles, and the each average concentration of these pollutants for 6 rain events exceeds the Threshold Limit NAB value of PP. 82 of 2001 for surface water quality standards which is 10 mg l COD, 50 mg l TSS and 0.03 mg l metal Pb. The smaller the drainage flow, the longer retention time will be, but there may be a decrease in the removal efficiency of the metal with the longer retention time. Bioretention with minimum discharge flow and at 20 minutes retention time is the optimum time for metal Pb removal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68710
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library