Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lawrece, D.H.
London: Williams Heinemann, 1934
823.912 LAW r;823.912 LAW r (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London: Macmillan, 1984
823.912 LAW
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rohayati
"Prevalensi obesitas pada anak usia prasekolah terus meningkat. Obesitas pada anak pra sekolah menurunkan kualitas hidup anak disebabkan dampak fisik, psikologis dan finansial. Masalah obesitas butuh penanganan multisektor baik pada tatanan komunitas dan lembaga pendidikan. Penerapan Pelangi Sabuga diharapkan menjadi pilihan strategi yang dapat digunakan pada tatanan sekolah TK. Penulisan karya tulis ini bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan Pelangi Sabuga dalam pelayanan asuhan keperawatan komunitas dengan mengintegrasikan model Whole School Whole Child Whole Community WSCC dan Health Promotion Model HPM. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan jumlah responden 115 orang. Hasil praktek menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan orang tua 55,7 menjadi 97,4, sikap 63,5, menjadi 73,9 dan keterampilan 45,2 menjadi 67,8. Hasil pengukuran model peran keluarga 41,7 menjadi 57 dan hasil pemantauan konsumsi buah sayur anak sesuai warna pelangi di rumah meningkat dari 47 menjadi 47,8, sedangkan di sekolah 89,57. Pelangi Sabuga dapat menjadi salah satu metode penatalaksanaan obesitas pada tatanan setting sekolah.

The prevalence of obesity in preschoolers is increasing. Obesity in pre school children reduces the quality of life of children due to physical, psychological and financial impact. The problem of obesity requires multisector handling both in the community and educational institutions. The application of Pelangi Sabuga is expected to be a strategy choice that can be used in the kindergarten school setting. The writing of this paper aims to provide an overview of Pelangi Sabuga implementation in the care of community care by integrating Whole School Whole Child Whole Community WSCC model and Health Promotion Model HPM. The method used is case study with the number of respondents 115 people. The result of practice shows that there is an increase of knowledge of parents 55,7 become 97,4, attitude 63,5, become 73,9 and skill 45,2 become 67,8. The result of family role model measurement is 41,7 increase 57 and the result of parent monitoring about children fruit vegetable rainbow consumption at home increased from 47 to 47,8 while in school 89,57. Pelangi Sabuga can be one of obesity management methods in the school setting."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahima Fitriani
"Misalkan G= V,E adalah suatu graf dengan V adalah himpunan simpul dan E adalah himpunan busur. Pewarnaan busur sejati dari sebuah graf G merupakan pemberian warna pada busur-busur di G, satu warna untuk masing-masing busur, dan untuk setiap dua busur bertetangga diberikan warna yang berbeda. Pewarnaan busur optimal merupakan pewarnaan busur sejati dengan menggunakan warna sebanyak bilangan kromatik busur graf. Pada graf yang diwarnai busurnya dapat diperoleh lintasan pelangi atau lingkaran pelangi, yaitu lintasan atau lingkaran dengan seluruh busurnya memiliki warna yang berbeda. Skripsi ini meneliti bagaimana aturan pewarnaan busur optimal diberikan pada graf kipas dan graf roda sehingga diperoleh lingkaran pelangi dengan panjang 3 sampai dengan n.

Let G V,E be a graph with V is a set of vertices and E is a set of edges. A proper edge coloring of graph is assignment of colors to the edges of G, one color to each edge, and for two adjacent edges given different colors. An optimal edge coloring is proper edge coloring that use number of color as many as graph s edge chromatic number. On edge colored graph can be obtained rainbow path or rainbow cycle, that is path or cycle whose all edges have different colors. This undergraduate thesis provide optimal edge coloring rules that can be given to fan graph and wheel graph such that there will be rainbow cycles with length 3 up to n."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Hirawati
"Lintasan pelangi adalah lintasan pada suatu graf yang setiap busurnya diwarnai dengan warna berbeda. Bilangan keterhubungan pelangi pada graf $G$ atau dapat disimbolkan $rc(G)$ adalah warna minimal yang dibutuhkan untuk mewarnai busur-busur pada suatu lintasan pada graf $G$ sehingga setiap pasang simpul dihubungkan oleh suatu lintasan pelangi. Lintasan pelangi geodesic $u-v$ di $G$ adalah lintasan pelangi yang panjangnya sama dengan $d(u,v)$ dengan $d(u,v)$ adalah jarak antara $u$ dan $v$. Graf $G$ dikatakan memiliki keterhubungan pelangi kuat $src(G)$ jika \textit{geodesic} $u-v$ untuk sembarang dua simpul $u$ dan $v$ di $G$ adalah lintasan pelangi. Bilangan keterhubungan pelangi kuat $src(G)$ merupakan banyaknya pewarnaan minimum yang dibutuhkan untuk membuat $G$ terhubung pelangi kuat. Misalkan $G_{1}$ adalah graf dengan ${|V(G_{1})|= p_{1}}$. Suatu korona ${G_{1}\odot G_{2}}$ dari dua graf $G_{1}$ dan $G_{2}$ adalah graf yang diperoleh dengan mengambil satu salinan dari graf $G_{1}$ dan $p_{1}$ salinan dari $G_{2}$, kemudian pada simpul ke-$i$ dari $G_{1}$ dikaitkan, ke setiap simpul salinan ke-$i$ dari $G_{2}$. Pada tesis ini dibahas hasil kajian tentang $rc$ dan $src$ pada beberapa kelas graf yaitu graf kristal ${(CR_{m,r})}$, graf neuro5n ${(NR_{m})}$, dan graf ${K_{m}\odot W_{n}}$.

Rainbow path is a path which each edge colored with different colors. The rainbow connection number of $G$, denoted by $rc(G)$, is the smallest number of colors needed to color the edges of $G$ such that each pair of vertices in $G$ has a rainbow path. Rainbow ${u-v}$ geodesic of $G$ is rainbow path of length $d(u,v)$, where $d(u,v)$ is the distance between $u$ and $v$. A graph $G$ is a strongly rainbow connected if ${u-v}$ rainbow geodesic for any two vertices $u$ and $v$ in $G$. A strong rainbow connected number $src(G)$ of $G$ is the minimum number of colors needed to make $G$ strongly rainbow connected. Let $G_{1}$ is a graph with ${|V(G_{1})|= p_{1}}$. A corona product ${G_{1}\odot G_{2}}$ of $G_{1}$ and ${G_{2}$ is a graph obtained by taking one copy of ${G_{1}}$, and $p_{}$ in copies of $G_{2}$, and then joining the ith vertices of $G_{1}$, to every vertex in the ith copy of $G_{2}}$ . In this thesis we present some results regarding the $rc$ and $src$ for some classes of graphs, that are crystal graph ${(CR_{m,r})}$, neurons graph ${(NR_{m})}$, and ${K_{m}\odot W_{n}}$ graph."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52557
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bahrain Utama Prawira
"Data pengaruh suhu terhadap reproduksi ikan rainbow boesemani (Melanotaenia boesemaniAllen & Cross) diperlukan untuk mendukung upaya optimalisasi budidaya ikan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu air terhadap indeks gonad somatik (IGS) dan kenampakan histologi gonad ikan rainbow boesemani. Sebanyak 75 ekor ikan jantan dan 75 ekor ikan betinadibagi secara merata ke dalam 5 akuarium ikan jantan dan 5 akuarium ikan betina, kemudian dipelihara pada suhu berbeda, yaknitanpa pengaturan suhu air (kontrol), suhu air 260C, suhu air 280C,suhu air 300C, dansuhu air 320C, selama 30 hari. Rerata IGS tertinggi terdapat pada ikan yang dipelihara pada suhu 260C dengan nilai 1,43%(ikan jantan) dan 3,6%(ikan betina), sedangkan rerata IGSterendah terdapat pada ikan yang dipelihara pada suhu 320C dengan nilai 0,82% (ikan jantan) dan 1,33%(ikan betina). Rerata persentase spermatid/spermatozoa tertinggi terdapat pada ikan jantan yang dipelihara pada suhu 280C dengan nilai 23,1% sedangkan yang terendah terdapat pada ikan jantan yang dipelihara pada suhu 320C dengan nilai 18%. Rerata persentase oosit tahap V tertinggi terdapat pada ikan betina yang dipelihara pada suhu 260C dengan nilai 27,4% sedangkan yang terendah terdapat pada ikan betina yang dipelihara pada suhu 320C dengan nilai 10,6%.

Information about the effect of water temperature on reproduction of boesemani rainbowfish (Melanotaenia boesemani Allen & Cross) is needed to support optimalization of its cultivation. This research was done to acknowledge the effect of water temperature on gonadosomatic index (GSI) and gonad histology of boesemani rainbowfish. As much as 75 male and 75 female fish were evenly distributed into 5tank of male fish and 5 tank of female fish, then these fish were kept in various water temperature, namelywithout water temperature arrangement, 260C water temperature, 280C water temperature, 300C water temperature, and 320C water temperature,for 30 days. The highest average of GSI found on fishes kept on 260C by the value of 1.43% (male) and 3.6% (female), while the lowest found on fishes kept on 320C by the value of 0.82% (male) and 1,33% (female). The highest average of spermatid/spermatozoa percentage found on male fishes kept on 280C by the value of 23.1%, while the lowest found on male fishes kept on 320C by the value of 18%. The highest average of level 5 oocyte percentage found on female fishes kept on 260C by the value of 27.4%, while the lowest found on female fishes kept on 320C by the value of 10.6%."
2016
S62606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Nur Afifah
"Suatu graf G terdiri dari himpunan simpul V(G) dan himpunan busur E(G). Pemberian warna pada busur suatu graf G disebut pewarnaan busur. Lintasan pelangi adalah lintasan di mana semua busur pada lintasan tidak memiliki pengulangan warna. Geodesik pelangi merupakan lintasan pelangi terpendek antara dua simpul di G. Pewarnaan pelangi kuat lokal-d, di mana d merupakan jarak antara dua simpul dan berupa bilangan bulat positif, merupakan pewarnaan di mana setiap pasangan simpul di G, dengan jarak maksimal d, terhubung oleh geodesik pelangi. Bilangan terkecil yang digunakan dalam pewarnaan tersebut disebut bilangan keterhubungan pelangi kuat lokal-d, dinotasikan dengan lsrc_d(G). Graf hasil operasi korona antara graf G dan graf H, dinotasikan dengan G\odot H, merupakan graf yang dihasilkan dengan mengambil satu salinan graf G dan m salinan graf H, di mana m adalah orde dari G, kemudian setiap simpul ke-i di G dihubungkan ke setiap simpul pada salinan ke-i dari H. Pada skripsi ini, akan ditentukan bilangan keterhubungan pelangi kuat lokal-d pada graf hasil operasi korona antara graf lingkaran untuk nilai d=2 dan d=3. A graph G consists of vertices set V(G) and edges set E(G).

An assignment of colors to the edges of G is called an edge coloring. A rainbow path is a path where all edges in the path has no color repetition. A rainbow geodesic is a shortest rainbow path between two vertices in G. The d-local strong rainbow coloring, where d is shortened for distance between two vertices and is a positive integer, is a coloring in which every two distinct vertices in G, with distance up to d, can be connected by a rainbow geodesic. The least number of colors used in such coloring is called d-local strong rainbow connection number, denoted by lsrc_d(G). The corona product of G and H, denoted by G\odot H, is a graph obtained by taking a copy of Gand m copies of H, where m is the order of G, then every i-th vertex of G is connected to every vertex in the i-th copy of H. In this thesis, we will determine the d-local strong rainbow connection number of corona product between cycle graphs for d=2 and d=3."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fendy Septyanto
"Bilangan keterhubungan pelangi dari suatu graf G, disimbolkan rc(G), adalah banyaknya warna minimal yang diperlukan untuk mewarnai busur-busur di G sedemikian rupa sehingga setiap pasang simpul dapat dihubungkan oleh suatu lintasan yang warnanya berbeda semua. Bilangan keterhubungan pelangi kuat dari suatu graf G, disimbolkan src(G), adalah banyaknya warna minimal yang diperlukan untuk mewarnai busur-busur di G sedemikian rupa sehingga setiap pasang simpul dapat dihubungkan oleh suatu geodesik (lintasan terpendek) yang warnanya berbeda semua. Diberikan suatu graf H dan suatu bilangan asli m, sebuah graf baru yang disebut m-splitting dari H dibentuk dengan memunculkan m simpul baru ("kloning") dari masing-masing simpul di H, kemudian memunculkan satu busur baru yang menghubungkan setiap simpul kloning dengan setiap tetangga di H dari simpul aslinya. Tesis ini meliputi hasil kajian tentang rc dan src pada hasil konstruksi m-splitting dari graf secara umum maupun dari beberapa kelas graf.

The rainbow connection number of a graph G, denoted by rc(G), is the smallest number of colors needed to color the edges of G such that every pair of vertices is connected by a path consisting of different colors. The strong rainbow connection number of a graph G, denoted by src(G), is the smallest number of colors needed to color the edges of G such that every pair of vertices is connected by a geodesic (shortest path) consisting of different colors. Given a graph H and a natural number m, a new graph called the m-splitting of H is formed by creating m new vertices (?clones?) from each vertex of H, and then forming a new edge connecting each cloned vertex to each neighbor of the original vertex; the new graph is denoted by Splm(H). This thesis contains some results regarding the rc and src of the m-splitting of arbitrary graph in general, and particularly of some specific classes of graph."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Wafa Salsabila
"Misalkan graf G terdiri dari himpunan tak kosong V yang dinamakan sebagai himpunan simpul dan himpunan E yang disebut sebagai busur. Jarak adalah panjang lintasan terpendek antara dua pasang simpul, dan diameter merupakan maksimum jarak antar pasang simpul dalam graf tersebut. Geodesik pelangi pada pewarnaan busur di graf G merupakan lintasan terpendek antara dua pasang simpul yang tidak mengandung pengulangan warna. Pewarnaan pelangi kuat lokal-d pada graf G merupakan pewarnaan dimana terdapat geodesik pelangi untuk setiap antar pasangan simpul dengan jarak maksimum d. Jumlah warna minimum yang dibutuhkan agar graf G memiliki pewarnaan pelangi kuat lokal-d adalah bilangan keterhubungan pelangi kuat lokal-d (d-local strong rainbow connection number) yang dinotasikan sebagai lsrc_d. Misalkan graf G dan H merupakan graf berderajat m, n berturut-turut. Graf hasil operasi korona dari graf G dan H, G ⊙ H merupakan graf yang diperoleh dengan mengambil satu salinan dari graf G dan m salinan dari graf H, lalu tiap simpul dari salinan ke-i graf H dihubungkan dengan simpul ke-i dari graf G. Pada penelitian ini, akan diberikan konstruksi pewarnaan pelangi kuat lokal pada graf hasil operasi korona antara graf berdiameter maksimum dua beserta bilangan keterhubungan pelangi kuat lokalnya.

Let graph G=(V,E) consists of a non-empty set of vertices V and set E that is said to be edge. Distance in graph G is the number of edges of a shortest path between two vertices and the shortest path between two vertices is called geodesic. A rainbow geodesic in an edge-colored graph G is a shortest path between a pair of vertices in which doesn’t contain color repetition. A local strong rainbow coloring of G is a coloring where there is a rainbow geodesic between each pair of vertices with a maximum d-distance. The minimum number of colors required for a graph to have local strong rainbow coloring is called local strong rainbow connection number-d, written as lsrc_d. Suppose that graphs G and H are graphs of degree m and n, respectively. The corona product of G and H, G ⊙ H is a graph obtained by taking a copy of graph G and m copies of graph H, then each vertex of the i-th copy of H is connected to the i-th vertex of G. In this research, we construct the d-local strong rainbow coloring of corona product of graph with maximum diameter of 2 and its local strong rainbow connection numbers."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library