Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leslie Odelia
"ABSTRAK
Latar Belakang: Temporomandibular Disorders atau yang dikenal dengan TMD
merupakan kumpulan gangguan yang terjadi pada musculoskeletal dan neuromuscular yang
berhubungan dengan otot mastikasi, sendi temporomandibula (TMJ) dan atau struktur yang
lainnya. TMD memiliki etiologi yang multifaktorial, dan cara penentuan diagnosis TMD
dapat dilakukan dengan berbagai cara, melalui pengisian kuesioner, pemeriksaan klinis
maupun pemeriksaan penunjang seperti radiografi. Kuesioner TMD telah banyak
dikembangkan di dunia, dan di Indonesia sendiri, telah dikembangkan ID-TMD dan Indeks
Etiologi Gangguan Sendi Temporomandibula, namun butuh dikembangkan suatu kuesioner
yang mencakup seluruh tanda gejala dan etiologi TMD dengan referensi terkini yang dapat
mempermudah klinisi untuk mendeteksi TMD pada pasien. Tujuan: Mengembangkan
suatu kuesioner Gangguan Sendi Rahang yang valid dan reliabel. Metode: Pengembangan
kuesioner dijalankan dengan dua tahap, yaitu pada tahap kualitatif dilakukan 28 wawancara
terstruktur dan mendalam dengan pasien TMD menggunakan panduan semi-struktur yang
dibuat peneliti dan melewati diskusi pakar. Hasil kuesioner tahap kualitatif dilanjutkan
dengan studi potong lintang pada 126 pasien TMD. Seluruh hasil pengisian kuesioner
dilakukan Exploratory Analysis Factor dan dilanjutkan dengan pengujian validitas dan
reliabilitas menggunakan SPSS untuk mendapatkan nilai Alpha Cronbach. Hasil:
Pengembangan Kuesioner Gangguan Sendi Rahang terdiri atas 56 item pertanyaan yang
memiliki 3 komponen besar yaitu tanda dan gejala sebanyak 14 pertanyaan, kebiasaan
buruk 15 pertanyaan dan stres emosional 27 pertanyaan. Kesimpulan: Pengembangan
Kuesioner Gangguan Sendi Rahang valid dan reliabel.

ABSTRACT
Background: Temporomandibular Disorders, also known as TMD, is a collection of
disorders that occur in the musculoskeletal and neuromuscular that are associated
with masticatory system, temporomandibular joint (TMJ) and or other structures.
TMD has a multifactorial etiology, and the method of determining the diagnosis of
TMD can be done in various ways, through filling in questionnaires, clinical
examinations and investigations such as radiography. The TMD questionnaire has
been widely developed in the world, and in Indonesia itself, ID-TMD and the
Questionnaire to determine the Etiology of Temporomandibular Disorders have been
developed, but a questionnaire is needed to cover all symptoms and etiology of TMD
with the latest references that can facilitate clinicians to easily detect TMD in
patients. Objective: To develop a valid and reliable Temporomandibular Disorder
questionnaire. Method: The development of the questionnaire was carried out in two
stages, namely in the qualitative stage, 28 TMD patient were interviewed using semistructured
guidelines made by researcher and passing expert discussions. The results
of the qualitative stage questionnaire were followed by cross-sectional studies on 126
TMD patients. All the results of filling out the questionnaire were carried out by
Exploratory Analysis Factor followed by testing validity and reliability using SPSS to
produce Cronbach Alpha value. Results: Development Temporomandibular Disorder
Questionnaire has total 56 items (questions) distributed amongst 3 major components,
namely Signs and symptoms consist of 14 items, Bad habits 15 items and Emotional
stress 27 (questions). Conclusion: Development of Temporomandibular Disorder
Questionnaire were valid and reliable."
2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Aditya
"Latar belakang: Teori attachment telah terbukti menjadi suatu dasar dalam mempelajari regulasi emosi dan kesehatan jiwa. Pola attachment yang tidak aman merupakan suatu keadaan yang berisiko dan rentan untuk terjadi gangguan jiwa, sedangkan peningkatan keamanan dalam attachment memberikan dampak perbaikan terhadap psikopatologi yang dimiliki seseorang. Pengenalan terhadap pola attachment ini penting untuk menentukan intervensi yang tepat untuk pasien. Pengenalan ini dapat dilakukan dengan melakukan wawancara psikiatri yang mendalam atau dengan menggunakan kuesioner. Menilai pola attachment menggunakan kuesioner membantu psikiater mengetahui pola attachment pasien lebih cepat.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan instrumen Relationship Questionnaire RQ versi Bahasa Indonesia serta menguji kesahihan dan keandalan instrumen Relationship Questionnaire dalam Bahasa Indonesia.
Metode: Penelitian ini menggunakan disain uji validitas isi dan uji validitas konstruksi. Uji reliabilitas yang dilakukan adalah reliabilitas konsistensi internal dengan mengukur koefisien korelasi dengan nilai Cronbach's ?.
Hasil: Koefisian validitas isi instrumen RQ versi Bahasa Indonesia adalah 1.00. Keandalan instrumen Relationship Questionnaire versi Bahasa Indonesia menurut nilai Cronbach's ? untuk keseluruhan butir instrumen adalah 0,577. Nilai Cronbach's ? untuk pola A secure adalah 0,279; untuk pola B preoccupied adalah 0,619, untuk pola C fearful adalah 0,659, dan untuk pola D dismissing adalah 0,615.
Simpulan: Instrumen RQ versi Bahasa Indonesia memiliki kesahihan yang baik dan dinilai cukup andal.

Background: Attachment theory has proven as one basic to learn emotional regulation and mental health. Insecure attachment styles were risky and vulnerable condition to grow become mental illness, meanwhile attachment security improvement have good healing effect in psychopathology. Detection for someone's attachment styles is important so a psychiatrist can decide which intervention fit the best for the patients. We can know someone's attachment styles through detail psychiatic interview or use an instrument. Using an instrument can help psychiatrist to know the patients'attachment styles faster.
Aims: We did this research to get and to evaluate validity and reliability of Relationship Questionnaire in Bahasa Indonesian version.
Methods: This research use content validity test and construct validity test to evaluate validity of the questionnaire and use Cronbach's to evaluate the reliability.
Results: Construct validity coefisien of the RQ in Bahasa Indonesia version is 1.00. The reliability according to Cronbanch's values for whole item is 0,577 for secure attachment is 0,279 for preoccupied attachment 0,619, for fearful attachment is 0,659, and for dismissing attachment is 0,615.
Conclusion: Relationship Questionnaire in Bahasa Indonesia version have good validity dan reliability.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Listyo Yuwanto
"ABSTRAK
Fortitude merupakan kekuatan atau kemampuan untuk mengelola stres yang terdiri atas self-appraisal, family appraisal, dan support appraisal. Fortitude Questionnaire (FORQ) merupakan alat ukur fortitude yang dikembangkan Pretorius dan Heyns (2005), terdiri atas 20 butir yang mewakili dimensi self-appraisal, family appraisal, dan support appraisal. Sejaub penelurusan literatur yang sudah dilakukan, belum terdapat alat ukur Fortitude Questionnaire versi Indonesia. Validasi meliputi pengujian validitas internal structure dan realibilitas internal consistency. Responden penelitian terdiri atas 249 mahasiswa dengan rata-rata usia 19 tahun. Hasil penelitian menunjukkan Fortitude Questionnaire versi Indonesia terdiri atas 16 butir dengan dimensi self-appraisal, family appraisal, dan support appraisal. Fortitude questionnaire versi Indonesia memenuhi kaidah alat ukur yang valid dan reliabel."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, 2017
150 MS 8:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Anshory
"ABSTRAK
Background WHO ILAR COPCORD Program is a program that aimed to obtain data on joints pain and musculoskeletal diseases in developing countries, one aspect which has not been studied is the ability of COPCORD questionnaire as a screening tool which standardized for screening joint pain and musculoskeletal diseases. Objective of this study is to assess the validity of modified COPCORD questionnaire Indonesian version in screening joint pain and musculoskeletal disease compared to examination by rheumatologists.Methods The initial phase of the research is determining essential points, translation to Indonesian, and back translation. The second stage is testing questionnaires in communities which 100 respondents involved. Dependent variable is the diagnosis of rheumatic diseases and independent variables are pain in less and more than 7 days, high degree pain in less and more than 7 days, history of NSAIDs/Steroids/DMARDs use, and disabilities. Validation test was assessed by calculating the sensitivity, specificity, PPV, NPV, LR, and ROC curve. Bivariate analysis using Chi Square analysis, and multivariate analysis using logistic regression.Results The sensitivity test results is best obtained on the question history of NSAIDs/steroids/DMARDs use 100 percent and specificity is best obtained on the question about disability 98 percent . ROC curve analysis which the results >85 percent obtained on the question of pain >7 days 90 percent , high degree pain >7 days 93 percent , and history of NSAIDs/steroids/DMARDs use 92 percent . LR to diagnose rheumatic diseases found in all questions. Chi square analysis showed that all questions were significant with p <0.05 and odds ratio obtained most on high degree pain more than 7 days OR 180.167, 95 percent CI 38.196 until 849.834 .Conclusion The modified COPCORD questionnaire Indonesian version has been adapted and can be a good tool in the screening of joint pain and musculoskeletal diseases compared to examination by rheumatologists."
Jakarta: University of Indonesia School of Medicine, 2018
616 IJR 10:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Maria Magdalena
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan terjemahan, adaptasi, uji validasi dan
reliabilitas terhadap kuesioner AS-20 menjadi kuesioner AS-20 versi Indonesia.
Selanjutnya mengevaluasi skor kualitas hidup pasien strabismus dewasa pre dan
post operasi dengan kuesioner AS-20 versi Indonesia tersebut dan menilai faktorfaktor
apa saja yang berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien strabismus.
Penelitian ini merupakan pilot study prospektif dengan metode pre-post study
yang menggunakan kuesioner. Sebanyak 30 subjek dengan usia ≥ 17 tahun yang
didiagnosis strabismus manifes secara klinis dengan indikasi operasi yang ikut
dalam penelitian ini. Subjek penelitian akan mengisi kuesioner sebelum operasi dan
mengisi kembali kuesioner yang sama pada 2 bulan pasca operasi koreksi
strabismus.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kuesioner AS-20 versi Indonesia
merupakan kuesioner yang valid dan reliabel sebagai instrumen untuk menilai
kualitas hidup pasien strabismus dewasa di Indonesia (Cronbach Alpha > 0.7). Pada
studi ini, pasien strabismus dewasa menunjukkan kualitas hidup yang lebih rendah
baik secara fungsi maupun psikososial dan operasi koreksi strabismus dapat
meningkatkan skor kualitas hidup pada follow up 2 bulan pasca operasi. Diketahui
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi skor kualitas hidup dalam studi ini antara
lain: jenis kelamin, deviasi dan diplopia.

The aims of this study were to translate, adapt, validation and reliability test of the
AS-20 Questionnaire into Indonesian version of AS-20 Questionnaire. This study
also evaluated the quality of life scores of strabismus adult patient pre and
postoperatively with the Indonesian version of the AS-20 Questionnaire and
assessed any factors that affect the quality of life of strabismus patient.
This study was a prospective pilot study with a pre-post study method using a
questionnaire. A total of 30 subjects, aged ≥ 17 years, who diagnosed clinically
with manifest strabismus and required of strabismus correction surgery were
included in this study. Subjects filled out the questionnaire before surgery and
refilled the same questionnaire at 2 months after strabismus correction surgery.
The result of this study found that Indonesian version of AS-20 Questionnaire is a
valid and reliable questionnaire as an instrument to assessed the quality of life of
adult strabismus in Indonesia (Cronbach Alpha > 0.7). In this study, adult
strabismus patient showed a lower quality of life both functionally and
psychosocially and strabismus correction surgery could improve quality of life
scores at 2 months postoperative follow-up. Factors affecting the quality of life in
this study include: gender, deviation and diplopia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mahaputra
"Mentalisasi merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti perasaan, pikiran dan perilaku diri dan orang lain. Pemeriksaan kemampuan mentalisasi memerlukan wawancara beberapa sesi sehingga waktu yang dibutuhkan cukup lama dan dipengaruhi oleh keadaan emosi dan tingkat resistensi pasien. Reflective Functioning Questionnaire (RFQ) merupakan instrumen yang praktis dan dapat mempercepat waktu pemeriksaan pasien, namun RFQ versi bahasa Indonesia belum ada dan diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan instrumen RFQ versi bahasa Indonesia. Tujuan khusus penelitian ini adalah menentukan nilai kesahihan dan keandalan RFQ54 versi bahasa Indonesia. Penerjemahan instrumen RFQ bahasa Inggris menjadi bahasa Indonesia oleh dua penerjemah independen. Kemudian dilakukan uji kesahihan isi, tampilan dan konstruksi analisis faktor konfirmatorik dengan nilai kecocokan model. Bila belum cocok, dilakukan modifikasi sampai mendapatkan RFQ dengan nilai kecocokan yang sesuai. Uji keandalan dilakukan dengan pengukuran konsistensi internal dengan nilai Cronbach s Alpha. RFQ54 versi bahasa Indonesia kurang baik yang ditandai dengan hasil indeks kecocokan model yakni nilai X 2= 2,44 (X2>2), nilai p <0,001 (P<0,05) dan RMSEA 0,121(RMSEA > 0,06) namun setelah dilakukan modifikasi didapatkan model akhir dengan skala RFQ dibentuk dari 11 butir dengan indeks kecocokan model X 2= 1,16 (X2<2), nilai p = 0,55 (P > 0,05) dan RMSEA 0,041 (RMSEA < 0,06). Keandalan RFQ54 versi bahasa Indonesia untuk subskala RFQc memiliki nilai Cronbach s Alpha 0,821 (α > 0,75), sedangkan untuk keandalan RFQu adalah Cronbach s Alpha 0,857 (α > 0,75). RFQ dengan 11 butir diuji dan didapatkan nilai keandalan Cronbach s Alpha 0,890 (α > 0,75), sedangkan untuk RFQu didapatkan nilai Cronbach s Alpha 0,87 (α > 0,75). Uji kesahihan isi dan tampilan RFQ54 baik namun uji kesahihan konstruksi RFQ54 kurang baik walaupun nilai keandalan RFQ54 untuk subskala yang bersangkutan baik. Modifikasi RFQ menjadi RFQ11 memiliki uji kesahihan konstruksi yang lebih baik dibanding Hasil ini menunjukkan keandalan 11 butir RFQ versi bahasa Indonesia yang membentuk model yang cocok dan memiliki nilai yang baik untuk subskala RFQc maupun RFQu.

Mentalization is a person capability to understand emotion, belief and behavior of himself and others. The assessment of mentalization take a long time and depend on the emotion and the resistence of the patient. Reflective Functioning Questionnaire (RFQ) is a practical instrument and can accelerate the assessment time, but RFQ Indonesian version not available yet it is needed to solve the problem. The objectives of this study is to get RFQ Indonesian version. Specific objectives of this study is to determine the validation and reliability of RFQ54 Indonesian version. Translating the RFQ English version into Indonesian language by two independent translator. The validation method including content validation, face validation and construct validation which is confirmatory factor analysis with goodness of fit value. If the model not fit, modification was done by finding the RFQ model with good fitness. Reliability test was done by assess the internal consistency of the Cronbach s Alpha. RFQ54 Indonesian version has a not fit with index value X 2= 2,44 (X2>2), p value <0,001 (P<0,05) and RMSEA 0,121(RMSEA > 0,06). After model modification, the fit model of 11 items has good value which are X 2= 1,16 (X2<2), p value = 0,55 (P > 0,05) dan RMSEA 0,041 (RMSEA < 0,06). Reliability test of RFQ54 Indonesian Version for RFQc has Cronbach s Alpha value 0,821 (α > 0,75), then for RFQu value is 0,857 (α > 0,75). RFQ of 11 items are tested and the value for RFQc are Cronbach s Alpha 0,890 (α > 0,75), and for RFQu the value is Cronbach s Alpha 0,87 (α > 0,75). Content and face validation of RFQ54 is good but the construction validation of RFQ54 is not fit, the reliability test of RFQ54 for the related subscale is good. RFQ modification of RFQ to 11 items has a good fit value and has a good reliability test for RFQc and RFQu."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Sri Nurtantri
"Latar belakang: Penelitian ini merupakan penelitian penentuan validitas dan realibilitas instrumen Family Questionnaire (FQ) agar dapat digunakan dalam menilai kualitas dan kuantitas ekspresi emosi pada keluarga penderita skizofrenia di Indonesia.
Tujuan: Untuk mendapatkan instrumen Family Questionnaire (FQ) dalam bahasa Indonesia yang sahib dan mengetahui apakah FQ tersebut stabil dan terpercaya untuk digunakan dalam penilaian ekspresi emosi yang dialami oleh keluarga yang merawat penderita skizofrenia di Indonesia.
Metode: Pengambilan sampel keluarga yang merawat penderita skizofrenia sejumlah 97 orang (N = 97) dan sampel pada keluarga yang merawat penderita reumatoid artritis sebagai kontrol sejumlah 94 orang (N = 94). Memenuhi kriteria inklusi dengan metode consecutive yang dilaksanakan di RS Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Pengisian kuesioner dilakukan secara self report. Hasil pengisian kuesioner dianalisis secara statistik dengan alat bantu SPSS versi 13, untuk mendapatkan validitas diskriminan, validitas konstruksi, reliabilitas test retest, reliabilitas interobserver, dan reliabilitas konsistensi internal dari instrumen FQ.
Hasil: Hasil analisis diskriminan menunjukkan kemampuan diskriminasi yang baik dari instrumen FQ. Dari pengujian didapatkan sensitivitas (95,5%), spesifisitas (93,8%) dan akurasi FQ (94,3%). Pada pengujian analisis faktor didapatkan koefisien korelasi antara butir dalam domain yang sama menunjukkan angka yang iebih tinggi dibanding domain yang berbeda. Hasil dari analisis faktor menunjukkan 2 underlying construct yaitu Emotional Over Involvement (EO1} dan komponen Critical Comments (CC). Hasil pengujian reliabilitas memperlihatkan skor Cronbach alpha sebesar 0,896, tidak terdapat perbedaan bermakna pada sebagian besar reliabilitas test-retest (p >0,05) dan reliabilitas interobserver (p >0,05).
Kesimpulan: Pada penelitian ini terbukti bahwa instrumen FQ versi bahasa Indonesia memiliki validitas dan reliabilitas yang baik dan dapat digunakan untuk menilai ekspresi emosi yang dialami oleh keluarga penderita skizofrenia, namun ada beberapa pertanyaan yang perlu diperbaiki, terutama pada tatabahasa agar mudah dipahami.

Background: This study is a research of validity and realibility of the Family Questionnaire (FQ) for evaluating quality and quantity of emotional expression of schizophrenia caregivers.
Objective: To obtain the Family Questionnaire (FQ) in Bahasa and to explore the stability and reliability of the FQ in Bahasa for evaluating emotional expression experienced by family members and relatives as caregivers of schizophrenia patients.
Method: Participants were caregiver of the schizophrenia patients (N = 97) and caregiver of arthritis rheumatoid patients (N = 94) and were recruited consecutively from Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta. The data was analyzed systematically with the SPSS 13 version instrument, to obtain discriminant validity, construct validity, test retest reliability, inter-observer reliability and internal consistency reliability of the family questionnaire.
Result: The FQ has good validity. The sensitivity is 95.5%, specificity is 93.8% and accuracy of the FQ is 94.3%. In the test of the analysis factor it was obtained correlation coefficient between items in the similar domain showed higher figures compared to the dfferent domain. The result of the analysis factor showed 2 underlying construct, (1) emotional over involvement (EOI) and (2) critical commence (CC). The reliability test produced score of the Cronbach 's alpha 0.896, there was no significant difference in most of the test retest reliability (p >0.05) and inter-observer (p >0.05).
Conclusion: The Family Questionnaire in Bahasa has good validity and reliability and can be used to evaluate emotional expression experienced by the relatives/Family members of schizophrenia patients, there are several items have to be reviewed to make the questions more comprehensible for Indonesians.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Laura Sendy
"ABSTRAK
Latar belakang: Kepatuhan terhadap pengobatan multidrug therapy (MDT) merupakan
salah satu kunci utama keberhasilan terapi penyakit kusta. Kepatuhan terhadap
pengobatan akan meminimalkan risiko relaps, mencegah resistensi obat, serta
menurunkan risiko kejadian reaksi kusta dan disabilitas. Untuk memahami perilaku
pengobatan, faktor-faktor penyebab ketidakpatuhan pengobatan, serta untuk efektivitas
usaha meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien, diperlukan penggunaan suatu alat
yang akurat dan praktis secara rutin dalam mengukur kepatuhan pengobatan. Kuesioner
penilaian mandiri untuk menilai kepatuhan pengobatan merupakan metode yang mudah
dilakukan, singkat, nyaman dan dapat diterima pasien, murah, serta dapat memberi
informasi mengenai perilaku dan kepercayaan pasien terhadap pengobatan yang dijalani.
Hingga saat ini belum ada kuesioner yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya dalam
menilai kepatuhan terhadap pengobatan MDT pada pasien kusta.
Tujuan: Menyusun kuesioner penilaian mandiri yang valid dan reliabel untuk evaluasi
kepatuhan terhadap pengobatan MDT pasien kusta tipe multibasiler.
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian metode campuran, yaitu tahap
pertama kualitatif dan tahap kedua kuantitatif. Tahap pertama terdiri atas tahap
pengembangan instrumen dan tahap pre-test instrumen. Tahap pengembangan instrumen
melibatkan 10 orang pakar dengan menggunakan 4 putaran metode Delphi. Butir
penilaian yang dianggap relevan adalah yang memenuhi skala Likert 4-5 oleh minimal
75% pakar atau yang memiliki skor penilaian >3,75. Kami melakukan pre-test instrumen
kepada 10 orang subjek dan kuesioner direvisi jika diperoleh hasil yang tidak valid.
Setelah mendapatkan set instrumen yang valid dan reliabel, dilakukan tahap kedua yaitu
uji coba instrumen kepada 100 orang subjek di 4 fasilitas kesehatan (RSUPN dr. Cipto
Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, RS Sitanala, Puskesmas Kecamatan Cakung).
Hasil: Pada uji validitas internal diperoleh 9 butir penilaian yang valid yang mewakili 9
dimensi penilaian, dengan nilai koefisien korelasi masing-masing butir penilaian >0,3,
dan reliabilitas-Cronbach sebesar 0,723. Pada uji validitas eksternal diperoleh 3 butir
penilaian yang tidak valid. Instrumen yang dihasilkan memiliki sensitivitas 88,46% dan
spesifisitas 78,37%. Berdasarkan penilaian kuesioner, dari 100 orang subjek diperoleh
61% subjek dengan kepatuhan baik dan 39% subjek dengan kepatuhan buruk terhadap
pengobatan MDT.
Kesimpulan: Telah dihasilkan sebuah instrumen untuk evaluasi kepatuhan terhadap
pengobatan MDT yang valid dan reliabel, yang terdiri dari 9 dimensi dan 9 butir
penilaian.
"
2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agatha Pradana
"Latar belakang: Endometriosis merupakan kelainan medis yang menimbulkan beberapa komplikasi biologis, psikologis, dan sosial. Tingkat perawatan yang optimal untuk pasien endometriosis disebut sebagai perawatan yang berpusat pada pasien, namun sangat jarang. ENDOCARE adalah kuesioner yang dikembangkan secara sistematis yang menilai semua aspek perawatan endometriosis yang berpusat pada pasien. Kuesioner ini belum banyak digunakan oleh para klinisi di Indonesia. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan terjemahan bahasa Indonesia dari kuesioner ENDOCARE. Metode: Dari Juli 2020 hingga Desember 2020, 108 pasien endometriosis dari klinik Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta, Indonesia, berpartisipasi dalam studi cross-sectional ini. Pasien dengan masalah komunikasi dikeluarkan dari berpartisipasi dalam penelitian ini. Kuesioner ENDOCARE versi bahasa Inggris diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah dan ahli di bidang kebidanan dan ginekologi sosial, dan kemudian kembali ke bahasa Inggris. Pendekatan PLS-SEM digunakan untuk mengevaluasi validitas dan reliabilitas ENDOCARE versi Indonesia. Hasil: Sebanyak 108 individu berpartisipasi dalam penelitian. Pada 27 dari 38 indikator, nilai outer loading test lebih dari 0,708 7 dari 10 dimensi mencapai Cronbach's Alpha lebih besar dari 0,7 dan reliabilitas komposit antara 0,7 dan 0,95. Tujuh dimensi menunjukkan validitas konstruk dan determinan. Kuesioner ENDocare versi bahasa Indonesia berisi 21 pertanyaan yang mencakup tujuh topik berbeda. Kesimpulan: Kuesioner ENDOCARE versi bahasa Indonesia merupakan instrumen yang valid dan reliabel untuk menilai perawatan endometriosis yang berpusat pada pasien.

Background: Endometriosis is a medical disorder resulting in several biological, psychological, and social complications. The optimal level of care for endometriosis patients is referred to be patient-centered care, however it is extremely uncommon. The ENDOCARE is a systematically developed questionnaire that assesses all facets of patient-centered endometriosis care. This questionnaire has not yet been utilized by Clinicians in Indonesia. Purpose: The purpose of this study is to develop the Indonesian translation of the ENDOCARE questionnaire. Methods: From July 2020 to December 2020, 108 endometriosis patients from Dr. Cipto Mangunkusumo's clinic in Jakarta, Indonesia, participated in this cross-sectional study. Patients with communication problems were excluded from participating in the study. The English version of the ENDOCARE questionnaire was translated into Indonesian by sworn translators and experts in social obstetrics and gynecology, and then back into English. The PLS-SEM approach was utilized to evaluate the validity and reliability of the Indonesian version of ENDOCARE. Results: A total of 108 individuals participated in the research. On 27 of 38 indicators, outer loading test values were more than 0.708 7 of the 10 dimensions attained a Cronbach's Alpha greater than 0.7 and a composite reliability between 0.7 and 0.95. Seven dimensions demonstrated construct and determinant validity. The Indonesian version of the ENDocare questionnaire contains 21 questions covering seven different topics. Conclusion: The Indonesian version of the ENDOCARE questionnaire is a valid and reliable instrument for assessing patient-centered endometriosis care."
Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Putra Jayanegara
"Strabismus merupakan suatu masalah kesehatan yang memiliki dampak negatif yang besar pada kualitas hidup seseorang. Strabimus tidak hanya menyebabkan terjadinya permasalahan dari aspek fungsi, tetapi juga permasalahan pada aspek psikososial. Studi ini bertujuan membandingkan kualitas hidup pada pasien strabismus dewasa yang belum dilakukan operasi koreksi strabismus dan pasien strabismus dewasa yang sudah dilakukan operasi koreksi strabismus menggunakan kuesioner AS-20 versi Indonesia. Studi ini merupakan studi potong lintang perbandingan Terdapat 84 subjek dalam penelitian ini dan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang belum dilakukan operasi koreksi strabismus dan sudah dilakukan operasi koreksi strabismus dengan jumlah tiap kelompok sebanyak 42 subjek.  Setiap subjek dilakukan pemeriksaan mata menyeluruh dan pemeriksaan strabismus. Setelah itu pasien diminta mengisi kuesioner AS-20 versi Indonesia. Hasil studi menunjukan pada pasien strabismus dewasa yang belum dilakukan operasi koreksi strabismus mempunyai kualitas hidup yang lebih rendah secara fungsi dan psikososial dibandingkan pasien strabismus dewasa yang sudah dilakukan operasi koreksi strabismus (p<0,001). Selain itu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian kualitas hidup strabismus dewasa yaitu usia, diplopia dan deviasi.

Strabismus is a health issue that has a significant negative impact on a person's quality of life. Strabismus not only causes functional problems but also psychosocial issues. This study aims to compare the quality of life in adult strabismus patients who have not undergone corrective surgery and those who have undergone corrective surgery using the Indonesian version of the AS-20 questionnaire. This study is a cross-sectional comparative study. There were 84 subjects in this study, divided into 2 groups: the group that had not undergone strabismus correction surgery and the group that had undergone strabismus correction surgery, with each group consisting of 42 subjects. Each subject underwent a comprehensive eye examination and a strabismus examination. After that, the patients were asked to complete the Indonesian version of the AS-20 questionnaire. After that, the patients were asked to complete the Indonesian version of the AS-20 questionnaire. The study results showed that adult strabismus patients who had not undergone strabismus correction surgery had a lower quality of life regarding function and psychosocial aspects compared to adult strabismus patients who had undergone strabismus correction surgery (p<0.001). Additionally, factors influenced the quality of life assessment in adult strabismus: age, diplopia, and deviation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>