Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2799 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Wahyu Hidajati DP
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi pasien dinas Polri atas kualitas pelayanan rawat inap kelas III RS. Polpus Sukanto dengan minat mereka untuk memanfaatkan kembali pelayanan tersebut dimasa mendatang. Yang dimaksud pasien dinas pasien yang biaya berobat di RS. Polpus Sukanto ditanggung oleh institusi Polri. Variabel kualitas yang diteliti adalah variabel kualitas fasilitas dan penampilan petugas, kualitas pelayanan perawat, kualitas pelayanan dokter dan kualitas pelayanan makanan dengan cara membandingkan kenyataan yang dirasakan dengan harapan atas pelayanan yang seharusnya mereka terima. Penelitian dilakukan dengan desain kuantitatif cross sectional. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan perawat, pelayanan dokter, dan pelayanan makanan secara signifikan berhubungan dengan minat pasien dinas untuk memanfaatkan kembali pelayanan rawat inap kelas III RS. Polpus Sukanto. Sehingga upaya meningkatkan pelayanan kepada pasien dinas lebih diarahkan pada perbaikan ke 3 pelayanan tersebut, dalam usaha meningkatkan minat pasien dinas yang semakin menurun dalam 4 tahun terakhir. ......This thesis aim is to find out the Association between service quality perception of 3th class in-patient RS.Polpus Sukanto with behavior intention from internal patient. Internal patient is patient that all of his health care debt in RS Sukanto Police Hospital will be paid by Police Department. Variables will be explored are quality of facility, quality of nurse care, quality of doctor’s attitude , quality of food service by comparing their perception of service they get and they want (what it should). The result shows that there are significant association between quality perception of nurse care and behavioral intention, quality perception of doctor’s attitude and behavioral intention, and between quality perception of food service and behavioral intention. The Research conducted in Cross sectional quantitative desain. Result of this research is expected to beoome references for RS. Polpus Sukanto in effort to improve intemal patient enthusiasm which downhill progressively in 4 the last year.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33959
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Barnett, Ronald
New York: Open University Press, 1994
378.01 BAR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Sadikin
Bandung: Lembayung Center Indonesia, 2010
658.562 ISK b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yos Bernardi Soelami
Abstrak :
ABSTRAK Hasil penelitian pada satu industri elektronika menunjukkan kontribusi terbesar kegagalan produk disebabkan masalah kualitas komponen, yaitu sebesar 33% dari kerusakan total. Pada penelitian ini dilakukan pengujian sampel komponen yang berasal dani beberapa sumber untuk membuktikan adanya kualitas komponen yang sangat beragam yang belum tentu sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, proses pengujian pada pemeriksaan barang masuk sangat penting bagi proses produksi. Karena adanya keterbatasan biaya dan jenis komponen sangat banyak, maka pemilihan sarana untuk proses pengujian harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan, yang pada penelitian ini dianalisa berdasarkan pola kerusakan komponen yang tercatat pada akhir proses. Penambahan sarana akan memperbesar biaya pemeriksaan komponen, sehingga secara ekonomis biaya pemeriksaan ini tidak boleh meningkatkan biaya produksi. Dengan menggunakan pendekatan matematis sederhana, estimasi biaya pemeriksaan komponen dihitung berdasarkan biaya perbaikan pada akhir proses. Berdasarkan kualitas komponen dan titik impas biaya penggunaan komponen, dapat ditentukan apakah pemeriksaan dilakukaa secara 100%, sampling atau bahkan tidak diperiksa sama sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum komponen berskala rendah sampai sedang mempunyai andil yang paling besar terhadap tingkat kerusakan. Hal ini berarti sarana pengujian yang harus ada minimal dapat menguji komponen berskala rendah sampai sedang. Titik impas pemeriksaan diperoleh berkisar antara 800 - 1000 ppm. Walaupun tidak dapat menjamin tingkat kerusakan menjadi nol, adanya pemeriksaan awal terhadap komponen secara operasional dapat mengurangi tingkat kegagalan komponen pada proses produksi.
ABSTRACT A research in an electronic industry showed the main cause of 33% production failure was the unstandardized component quality. An experiment to test component samples from many different sources showed the diversity of the component quality that did not always meet the specification. Therefore, a testing procedure in advanced is very important in the production line. Due to cost limitation and component diversity, a facility selection for a testing procedure has to be suitable with the need, i.e the analysis will be based on failure pattern recorded at the end of production process. The addition of a facility selection will add the component testing cost which means also increase the production cost. By simple mathematical approach, the cost estimation of component testing can be calculated based on cost repairment at the end of production process. Based on the component quality and break event point of component cost, the need of testing can be determined whether it has to be the whole testing, sampling nor without testing. In general, the result of testing showed that the component of low to medium scales had the biggest contribution facing the failure grade, which means the need of testing facility of this stage has to be there. The break event point can be ranged around 800 to 1000 ppm. Although the testing procedure does not guarantee that the failure became nil, but at least it will reduce the failure stage on the production process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Kusumastuti
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari tesis ini adalah untuk menggambarkan bagaimana fungsi kualitas penyebaran (QFD). Metodologi yang digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan dan harapan pelanggan ke dalam karakteristik kualitas dalam Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Inspektur Ketenagalistrikan. Studi kasus ini menggambarkan bagaimana pendekatan yang ada, integrasi SERVQUAL dan QFD dapat diterapkan untuk peningkatan kualitas. Alumni peserta pelatihan di 2012-2014, terpilih sebagai kerangka sampling. Sebuah model SERVQUAL sebagai titik awal, dan kemudian mengidentifikasi desain pelayanan pada pendidikan dan pelatihan Inspektur Ketenagalistrikan menggunakan pendekatan QFD. Integrasi SERVQUAL dan QFD digunakan di dalam konsep kualitas pendidikan yang telah digambarkan melalui studi kasus.
ABSTRACT
The purpose of this thesis is to describe how quality function deployment (QFD) methodology was employed for translating customer needs and expectations into the quality characteristics in a Functional Training of the Inspector of Electricity. This case study illustrates how an existing approach of SERVQUAL and QFD integration can be applied for quality improvement. Alumni of the training participants in 2012-2014, was selected as the sampling frame. A SERVQUAL model as a starting point, and then identifies service design functional Training of the Inspector of Electricity requirements using a QFD approach. This integration of SERVQUAL and QFD approaches in the conceptual Education of Quality model has been illustrated through a case study.
2015
T43556
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dana Santoso Saroso
Abstrak :
The study of quality management is associated with improved quality. Improved quality also is basically related to the decision-making at every stage of the production process. The decisions made will determine the success rate of quality improvement can be achieved. To achieve optimal results, we need quality improvement model as a planning program. The impact is related to the cost. This paper reviews several models of quality improvement. The discussion begins with a list of some existing models. Afterwards the models are grouped into a model approach that surveys the impact of quality improvement on the stages in the production process. Analysis is carried out on several models in order to achieve a target of the desired quality. From the analysis and discussion on the models of product quality improvement, it was found that the commercial aspects need to be taken into account in improving the product quality.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2012
UI-IJTECH 3:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Waludi
Abstrak :
PT. Sumi Rubber Indonesia adalah produsen ban dengan merek Dunlop. Dalam menghadapi persaingan dalam era hypercompetition sebagai akibat globalisasi dan overcapacfty perusahaan dituntut untuk selalu berusaha mendapatkan konsumen baru dan yang Iebih penting Iagi adalah mempertahankan konsumen yang telah ada. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan memiliki merek dengan ekuitas yang kuat yang ditunjang dengan kualitas produk yang sesuai dengan harapan konsumen. Langkah pertama dalam mengelola merek adalah mengevaluasi merek dan sudut pandang konsumen. Oleh karena itu, untuk mengetahui sejauh mana kekuatan merek dibenak konsumen, maka diperlukan sebuah penelitian khusus mengenai kekuatan elemen-elemen ekuitas merek. Peneiitian dilakukan di Jakarta dengan menyebarkan kuesioner ke konsumen yang menjadi target market produk ban Dunlop. Pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner disusun berdasarkan empat elemen ekuitas merek, yaitu brand awareness. brand association, perceived quality dan brand loyalty. Survei yang dilakukan di Jakarta dengan sampel sebanyak 200 orang menunjukkan bahwa 200 responden semua Iaki-Iaki dengan usia mayoritas 31 - 40 tahun (36,5%) dengan pendidikan terbanyak adalah sarjana (73%). Sedangkan pekerjaan responden mayoritas adalah pegawai swasta (59.5%) dengan penghasilan rata-rata terbanyak ada di tingkat Rp. 4,0 juta - Rp. 6.0 juta (31,3%). Berdasarkan analisis dan hasil kuesioner terlihat bahwa pertama, brand awareness ban Dunlop menempati peringkat keempat top of mind dalam kategori produk ban. Kedua, brand associatlon produk dibenak konsumen adalah sebagai produk internasional, mempunyai desain / pola telapak menarik, produk berkualitas dan produk teknologi tinggi. Ketiga, perceived quality yang dlperoleh menunjukkan bahwa produk ini belum dapat memenuhi harapan konsumen karena nilai performance yang dicapai masih dibawah harapan konsumennya. Keempat, brand loyalty pelanggan produk ini telah mencapai tingkat satisfied buyer yaitu tahap dimana pelanggan puas dalam menggunakan ban Dunlop. Pencapaian kekuatan elemen-elemen ekuitas merek ban Dunlop sudah cukup baik mengingat merek-merek yang menjadi pesaing utama adalah merek-merek yang sudah Iama meniadi market leader di industri ban Indonesia. Untuk memperbaiki kekuatan mereknya, perusahaan harus memperbaiki kualitas produk dan memberikan pelayanan penjualan yang dapat memberikan kesan mendalam bagi konsumennya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohannes Bosco Andre Marvianta
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sejauh mana dampak hubungan antara kualitas interaksi, kualitas lingkungan fisik, dan kualitas hasil terhadap kualitas jasa secara keseluruhan. Data dikumpulkan antara Mei sampai Juni 2003 dengan kuesioner. Kuesioner disebarkan dan terkumpul 150 sampel. Kuesioner berisi 29 item pernyataan tentang konstruk kualitas interaksi, kualitas lingkungan fisik, kualitas hasil dan kualitas jasa. Data yang diperoleh diolah dengan analisis faktor dan analisis regresi. Hasilnya menunjukkan bahwa sikap dan perilaku berpengaruh pada kualitas interaksi jasa. Kondisi suasana, desain fasilitas dan faktor sosial berpengaruh pada kualitas lingkungan fisik. Tangible/nyata kelihatan dan valence berpengaruh pada kualitas hasil. Berdasarkan jenis kelamin, perilaku dan suasana memiliki pengaruh dalam penilaian kualitas jasa. Berdasarkan angkatan kuliah mahasiswa, subdimensi perilaku, keahlian, faktor sosial dan valence memiliki perbedaan dalam penilaian tentang kualitas jasa. Berdasarkan mean/rata-rata, terdapat perbedaan mean di kesembilan subdimensi terhadap dimensi kualitas jasa. Hal ini berarti sub-subdimensi tersebut harus diperhatikan oleh penyelenggara jasa agar konsumen memiliki penilaian yang positif terhadap organisasi. Sekalipun penilaian disetiap subdimensi memiliki penilaian positif, namun ternyata tidak selalu konsisten dengan penilaian secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan antara subdimensi-subdimensi terhadap dimensi kualitas jasa. Penelitian ini mencoba mengungkapkan dimensi kualitas jasa dengan model yang ditawarkan oleh Brady dan Cronin (2001), namun memiliki hasil yang jauh dari yang diduga dan diharapkan. Hal ini berarti penelitian-penelitian berikutnya dapat mencoba kembali model yang ditawarkan oleh Brady dan Cronin tersebut dalam situasi yang berbeda untuk menguji kesahihan dan konsistensinya model penelitian yang ditawarkan mereka.
The objective of this research analyze the impact of the relationship between the interaction quality, the physical environmental quality, and the outcome quality to the service quality overall. The data tobe collected between Mei until June 2003 with question sire among 150 samples. The data to be analyze with factor analysis and multiple regression. The result shows that the attitude and the behavior influence the service interaction quality. The environment, the facility design and the social factor influence the physical environment quality. The tangible and the valence influence the outcome quality. Basic on sex, the behavioer and the environment influence the service quality. Basic on degree of students, the behavior sub-dimension, the skill, the social factor and the valence make different on the service quality. Basic on means, there is a different between nine sub-dimensions means with the service quality dimension. It means the subdimensions should be attention by the service organization. It can give opportunity for the organization in the future. Though the value on every sub-dimension doesn't positive point, the value for all dimensions doesn't consistent It can be showed by the value between sub-dimensions with the service quality dimension overall.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20275
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Sutjiawan
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S16968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>