Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Krisnawanti Iswandari
Abstrak :
Dalam usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit QADR Tangerang khususnya unit rawat jalan adalah dengan mendengarkan suara pelanggan yang menggunakan Metode SERVQUAL ? Quality Function Deployment (QFD). Metode SERVQUAL yang terfokus dalam lima dimensi mutu yaitu keandalan, keyakinan, responsif, empati dan berwujud merupakan dasar dalam pembuatan rumah mutu penyebaran fungsi berkualitas/QFD. Selanjutnya desain mutu pelayanan dimasukkan dalam rumah mutu, yang merupakan salah satu alat manajemen mutu yang sudah terbukti dan banyak digunakan di negara maju sebagai alat untuk menterjemahkan suara pelanggan ke dalam bahasa teknis. Penelitian ini bertujuan untuk merancang desain mutu pelayanan di unit rawat jalan rumah sakit QADR dengan berdasarkan suara pelanggan menggunakan metode SERVQUAL?QFD. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan responden sebanyak 100 pelanggan eksternal, dan 50 responden dari bagian manajemen dan petugas rawat jalan. Hasil akhir rumah mutu adalah (1). RS QADR memiliki sistem komunikasi yang baik, (2) Kerjasama dalam memberikan pelayanan yang efektif, (3) Interaksi dan evaluasi rutin antara manajemen, petugas dan pelanggan, (4) Identifikasi kebutuhan dan harapan pelanggan, (5) Promosi yang dilakukan RS QADR. ......In term to elevate service quality in QADR Hospital particularly its outpatient unit with involving voice of customer is using SERVQUAL ? Quality Function Deployment (QFD) method. SERVQUAL method is focusing into five dimensions of service quality; Realiability, Assurance, Responsiveness, Empathy and Tangibles, which are the based for making House of Quality in Quality Function Deployment (QFD). QFD is a part of quality management that has been used by some developed countries to translate voice of customer both internal and external into technical aspect of services. This research's purpose is designing a service quality in outpatient unit of QADR Hospital based on voice of customer using SEVQUAL-QFD methode. This research used both quantitative and qualitative approaches, designed toward 100 respondents (external customers) and 50 internal customers (managements and outpatient staffs). The results of House of Quality produces the following priorities: (1). Improving QADR Hospital organization?s communication, (2). Cooperation, in term to deliver efective services, (3). Interaction and evaluation routinely amongst managemenst, outpatient staffs and customers, (4). Identification of customers need and expectation, (5). Promotion of QADR Hospital.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T21794
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Cynthia Gautama
Abstrak :
Industri telekomunikasi merupakan salah satu infrastruktur nasional yang sangat vital, dimana ketidakmampuan atau kehancuran mereka akan memberikan akibat yang dapat melemahkan ketahanan atau keamanan ekonomi pada negaranya. Ancaman terhadap infrastruktur kritis ini terbagi menjadi 2 kategori yaitu ancaman fisik terhadap tangible property dan ancaman elektronik, frekuensi radio, atau serangan berbasis komputer pada informasi atau komponen-komponen komunikasi yang mengontrol infrastruktur yang kritis (cyber threats). Oieh karena itulah, audit sistem informasi sangat diperlukan oieh perusahaan telekomunikasi sebagai salah satu infrastruktur nasional yang kritis. Pada penelitian ini, digunakan metode pengauditan sistem informasi secara kuantitatif, yaitu dengan menggunakan Quality Function Deployment (QFD), dimana metode tersebut dapat membantu perusahaan telekomunikasi membuat key trade-ojjfs antara apa yang diinginkan oleh customer dalam hai audit sistem informasi dengan apa yang dapat diberikan oleh perusahaan telekomunikasi. QFD dapat membantu auditor untuk mengaudit sistem informasi pada perusahaan telekomunikasi secara efisien dan efektif, Serta untuk mengetahui seberapa besar gap yang terjadi antara kondisi aktual sistem informasi perusahaan lelekomunikasi dengan standar pengembangan sistem informasi.
Telecommunications industry is one of critical national infrastructures, where their incapability or destruction will make a great impact that can decline their national economics’ defense. The threats for this critical national infrastructure can be divided into 2 category, physical threats to tangible property and cyber threats. Therefore, infonnation systems auditing is very needed by telecommunications industry as one of critical national infrastructures. In this research, Quality Function Deployment (QFD) is used as infomation systems auditing method, where this method can assist telecommunications industry to make key trade-offs between what customer wants in information systems auditing and service elements as company‘s responses to customer wants. QFD can assist auditor to audit information systems of telecommunications industry efficiently and effectively, and to know the gap between actual condition of telecommunications industry's information systems and information systems improvement standard.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Sari Nendhya Susanti
Abstrak :
ABSTRACT
Pertumbuhan persaingan perusahaan penunjang telekomunikasi yang semakin ketat membuat perusahaan harus melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas. Perusahaan penunjang telekomunikasi harus mampu melakukan analisis faktor yang mendukung operational excellence mereka, sehingga perusahaan mampu bersaing dengan kompetitor. Metode Quality Function Deployment (QFD) digunakan untuk mengetahui keinginan pelanggan dan tindakan yang harus diambil perusahaan untuk memenuhi keinginan pelanggan, faktor teknis keluaran QFD kemudian dilakukan analisis faktor resiko kegagalan, efek dan cara pengendalian dengan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) sehingga perusahaan mampu melakukan maintenance dan melakukan operasional secara optimum. Penelitian ini menghasilkan analisi faktor yang mendukung operational excellence pada perusahaan pengadaan barang/jasa penunjang telekomuniksi bahwa terdapat empat faktor teknis yang memiliki peluang kegagalan yang besar dan perlu dilakukan perhatian lebih yaitu: Faktor teknis beradaptasi pada tren baru dalam strategi operasional dan pemeliharaan, Faktor teknis redesign process bisnis (business processes redesign), Faktor teknis sinkronkan design dengan strategi, dan Faktor teknis membangun Leaders yang tepat dan mampu.
ABSTRACT
The growing of fierce competition between telecommunication-supporting companies has massively affected these companies in a way that these companies have to keep improving and increasing their qualities. telecommunicationsupporting companies should be able to do the analysis of the factors that support their operational excellence, so that the company will be able to compete with its competitors. Methods of Quality Function Deployment (QFD) is used to determine the customers demand and actions to be taken by the company to meet customer demand. Technical factors, as output of the QFD were then analyzed using the method of Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) in terms of failure risk factors, effects and how to control, therefore the companies will be able to perform maintenance and perform at its optimum operational. The study produced analysis of the factors that support operational excellence in enterprise procurement of goods/services supporting telecommunication. The main concern are the four technical factors with the greatest probability of failure, which are technical factors to adapt to new trends in operational and maintenance strategies, technical factors business processes redesign, technical factors sync with the strategy design, and technical factors leaders establish appropriate and capable
2015
T44479
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Primarini
Abstrak :
Berdasarkan Keppres No 18/1988, penyediaan dan pelayanan pelumas termasuk impor pelumas untuk kebutuhan dalam negeri masih dikuasai pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara yaitu PERTAMINA. Monopoli pasar pelumas ini akan semakin berkurang intensitasnya karena dalam era globalisasi sistem perdagangan dunia menjadi lebih terbuka, tidak terhambat oleh batas-batas negara. Untuk bisa tetap bertahan dan bahkan meningkatkan keuntungan di dalam pasar yang semakin kompetitif ini, PERTAMINA harus menetapkan strategi pemasaran yang jitu. Salah satu hal yang bisa dijadikan acuan dalam menerapkan suatu strategi pemasaran adalah dengan mengetahui keinginan konsumen tentang produk pelumas berikut bauran pemasarannya serta persepsi konsumen tentang produk Mesran saat ini beserta produk pesaingnya. Metode yang digunakan adalah metode multi atribut dengan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk mengetahui karakteristik bauran pemasaran produk pelumas yang diinginkan konsumen, ada tidaknya perbedaan antara keinginan konsumen dengan persepsinya terhadap produk pelumas Mesran dan 4 produk pesaingnya yaitu Top 1, Pennzoil, Shell, Motul, serta perbedaan persepsi kelompok konsumen, dealer, dan bengkel terhadap produk Mesran. Sedangkan QFD (Quality Function Deployment) digunakan untuk membantu menetapkan hal-hal yang dianggap sebagai prioritas untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini sejalan dengan filosofi pemasaran yaitu meningkatkan keuntungan melalui identifikasi kebutuhan konsumen dan menawarkan paket produk yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut, serta lebih mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dibandingkan para pesaing. ......Based on Presidential Regulation No. 18/1988, supplying tube oil include import tube oil for domestic demand is under government control via PERTAMINA, oil and gas company owned by government. Monopolistic market will be decreased along with the global market. For survive and even to increase profit in the competitive market, PERTAMINA has to decide straight marketing strategy. One of this strategy is knowing customer's need especially in tube oil product with its marketing mix, and customer's perception about Mesran and other competitors. Multi attribute method is used with SPSS (Statistical Product and Service Solutions) software to know the difference between importance and perception's customer about Mesran and other competitors such as Top 1, Pennzoil, Shell, and Motul. Beside this, SPSS is used to know the difference among customer's group perception about Mesran. To know information about priority to fulfill customer's need, QFD (Quality Function Deployment) can use as a tool. All these things are suitable with marketing philosophy to increase profit through identification customer's need and offer product to fulfill this need and make customer more satisfier than other competitor.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T5694
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Purwanto
Abstrak :
Aspek safety dewasa ini menjadi issue penting, karena dampak langsung yang dapat terjadi terhadap personal, properti dan lingkungan. Oleh karena itu seluruh produk konsumen, produk industri dan komersial harus dibuat dengan jaminan keamanan dalam pemakaiannya. Pada tahap perancangan dan pengembangan produk harus dibuat dalam arah bagaimana menghasilkan produk yang aman serta dengan babas biaya pertanggungan produk yang harus dikeluarkan dengan menjamin seminimal mungkin terjadinya bahaya saat beroperasi dan selama perawatan dilakukan. Dengan mengambil mesin bubut presisi universal (MBPU) sebagai kasus, analisis bahaya pendahuluan telah dilakukan terhadap produk yang terpakai. Mengacu pada standard dan pertimbangan keselamatan, atau provisi dan regulasi pemakaian peralatan kerja, disusun daftar pertanyaan yang diajukan untuk diisi oleh beberapa kelompok pelanggan. Selain opsi tentang aspek safety, aspek yang lain, seperti; keandalan, efisiensi, kualitas, pelanggan dengan babas dapat menyampaikan keinginan yang diharapkan. Rekapitulasi daftar pertanyaan kemudian diisikan pada diagram QFD, dalam 4 fase. Hasil yang diperoleh adalah substitusi kendali mutu. Kemudian dengan melalui matrik penilaian konsep, dan penjabaran desain subsistem MBPU, beberapa komponen telah ditetapkan karakteristik dan parameter prosesnya, serta dibuat instruksi operasi untuk pengendalian proses dari pembuatan komponen. Oleh karena aspek safety serta aspek panting lainnya pada proses pengembangan MBPU dengan pendekatan QFD, diberikan oleh kelompok pelanggan dengan derajat kepentingan yang berbeda, maka perancangan bentuk arsitektur produk MBPU dirancang dalam bentuk modular, sehingga seluruh keinginan dan kebutuhan kelompok pelanggan dengan mudah dapat dipenuhi oleh fabrikan mesin perkakas. Kontribusi dalam penelitian ini berupa item masukan terhadap perancangan produk MBPU, subsistem, komponen, dan pengendalian proses. Daftar ?selling point" dari produk baru MBPU yang dimaksud, telah disusun, untuk dapat digunakan dalam pemasaran produk, distribusi, serta dalam menentukan strategi promosi.
Nowadays, safety aspect as an importance issue, because the direct impact will occur to the personal, properties, and environment. Therefore all kind of the consumer, industrial, and commercial product must be made with ensure minimal operating hazard to user. The design stage product development in order how to design safer product and limit liability cost which to pay, with assure minimize operational hazard will occur, and during maintenance work. With taken the universal precision lathe (UPL) a: case studies, preliminary hazard analysis will be done through observing the product in use. References to the standard and safety consideration, or provision and use of work equipment regulation, already make the list of questionnaire and then given many customer group for filled Beside of safety aspect option, another option; i.e. reliability, efficiency, quality, can be write and choose requirement and need freely by customer. Recapitulation of questionnaire list, then fill to the QFD diagram, and will done with four phase. The result is target of substitution quality control. Predetermine through matrix scoring concept, and design deployment of UPL subsystem, the characteristic and processes parameter a number of part is determined, and their make the list of operating instruction quality control plan chart. Caused by safety aspect and the others importance aspect of UPL development processes by the QFD approach - with different degree of importance of customer group ---- therefore design of architecture UPL products, designed in modular shape, so that the requirement and needs can satisfy by machine tools builders. The contributions of this research is input items for UPL product design, subsystem, part, and processes plan and control chart. The selling point of new product was listed, that is, advertisable characteristics pertinent to market segment. Based on the point, UPL marketing, distribution, and promotion strategies are decided
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Kusumastuti
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari tesis ini adalah untuk menggambarkan bagaimana fungsi kualitas penyebaran (QFD). Metodologi yang digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan dan harapan pelanggan ke dalam karakteristik kualitas dalam Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Inspektur Ketenagalistrikan. Studi kasus ini menggambarkan bagaimana pendekatan yang ada, integrasi SERVQUAL dan QFD dapat diterapkan untuk peningkatan kualitas. Alumni peserta pelatihan di 2012-2014, terpilih sebagai kerangka sampling. Sebuah model SERVQUAL sebagai titik awal, dan kemudian mengidentifikasi desain pelayanan pada pendidikan dan pelatihan Inspektur Ketenagalistrikan menggunakan pendekatan QFD. Integrasi SERVQUAL dan QFD digunakan di dalam konsep kualitas pendidikan yang telah digambarkan melalui studi kasus.
ABSTRACT
The purpose of this thesis is to describe how quality function deployment (QFD) methodology was employed for translating customer needs and expectations into the quality characteristics in a Functional Training of the Inspector of Electricity. This case study illustrates how an existing approach of SERVQUAL and QFD integration can be applied for quality improvement. Alumni of the training participants in 2012-2014, was selected as the sampling frame. A SERVQUAL model as a starting point, and then identifies service design functional Training of the Inspector of Electricity requirements using a QFD approach. This integration of SERVQUAL and QFD approaches in the conceptual Education of Quality model has been illustrated through a case study.
2015
T43556
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudo Wibisono
Abstrak :
ABSTRAK
Persaingan pasar yang makin keras, membuat pelanggan memiliki banyak altematif dalam membeli produk-produk yang di tawarkan produsen. Agar dapat memenangkan pangsa pasar atau setidaknya mempertahankan diri terhadap situasi tadi, maka produk yang di buat harus disesuaikan dengan keinginan pelanggarn Dengan kata lain mutu dari suatu produk, harus dilihat dari sudut pandang pelanggan sehingga orientasi berproduksi saat ini di arahkan kepada upaya, bagaimana cara agar dapat memenuhi atau memuaskan keinginan pelanggan. Sebagai pengguna akhir produk, pelanggan memiliki kebutuhan yang amat beragarn. Memahami secara baik keinginan pelanggan terhadap suatu pmduk, alcan memudahkan produsen untuk merancang produk yang sesuai dengan persyaratan mereka Dilain pihak produsen memilild keterbatasan-keterbatasan guna memenuhi seluruh keinginan pelanggarmya. Karena keterbatasan tersebut, maka seluruh departemen terkait yang ada harus dilibatkan, agar dapat memenuhi keinglnan pelanggan. Hal ini sesuai dengan konsep Total Quality Management, yang menitik beratkan pada upaya pemenuhan kebutuhan pelanggan, melalui perbaikan proses yang bersinambung serta menyeluruh (melibatkan seluruh sumber daya yang ada di perusahaan).

Salah satu alat bantu dalam Total Quality Management, untuk mendapatkan keselarasan rerbaik, antara keinginan pelanggan dengan kemampuan proses produksi yang ada pada produsen, di kenal dengan nama Quality Function Deployment (QFD). Penerapan konsep ini, terutama sekali di peruntukkan pada proses perancangan produk baru. Dimana di harapkan produk akhir yang nantinya terbentuk, lebih terjamin kesesuaiannya dengan kehendak pelanggan. Penerapan lain dari konsep ini dapat pula di terapkan pada produk yang telah di produksi. Yakni untuk upaya perbaikan mutu produk, melalui penjabaran kembali keinginamkeinginan pelanggan atas produk tersebut. Dengan demikian bagian dari produk yang belum sesuai dengan kehendak pelanggan, dapat di sempumakan oleh produsen, sesuai bentuk perbaikan yang mereka inginkan.
1996
S36672
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Muhammad Adhi
Abstrak :
PT Pos Indonesia perlu untuk meningkatkan kualitas pelayanan paket pos yang dilakukannya untuk dapat bersaing dengan kompetitornya, dan untuk menghindari adanya protes atau keluhan dari pelanggan. Peningkatan kualitas pelayanan yang dibutuhkan adalah peningkatan kualitas pelayanan yang didasari oleh keinginan pelanggan. Qualify Function Deployment sebagai suatu metode/prosedur untuk membantu dalam perencanaan dan pengembangan produk/jasa dan untuk memastikan bahwa produk/jasa terscbut dapat memenuhi atau melebihi dari keinginan pelanggan adalah salah satu metode yang coook untuk dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan paket pos oleh PT Pos Indonesia yang didasari oleh keinginan pelanggan. Langkah awal yang dilakukan dalam penggunaan metode QFD ini adalah dengan mengumpulkan informasi dari pelanggan jasa layanan paket pos melalui penyebaran kuisioner. Informasi yang dibutuhkan adalah informasi mengenai tingkat kepentingan pelanggan dan tingkat kepuasan pelanggan terhadap serangkaian atribut jasa layanan paket pos yang diberikan oleh PT Pos Indonesia dan oleh Perjastip. Informasi ini kemudian bersama dengan infomasi teknis mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh PT Pos Indonesia untuk meningkatkan kepuasan pelanggan jasa Iayanan pakct pos menjadi masukan dari maniks House of Qualify (HOQ). Kemudian dilakukan analisis lerhadap matriks HOQ untuk menentukan prioritas pengembangan dan pelaksanaan dari atribut jasa layanan paket pos dan rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh PT Pos Indonesia tadi. Analisis HOQ menghasilkan tiga atribut jasa layanan paket pos yang diprioritaskan pengembangarmya untuk dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, yaitu atribut keamanan paket; garansi ganti rugi terhadap keterlambatan dan kehilangan; dan kombinasi harga-kccepatan-keamanan isi. Selain itu analisis HOQ juga menghasilkan rencana kegiatan yang perlu diprioritaskan pelaksanaanya untuk dapat memberikan peningkatan kepuasan pelanggan, yaitu (sesuai urutan prioritas) 1) penyempumaan SOP pengiriman surat, 2) peningkatan kinerja dan standarisasi waktu tempuh kiriman pos, 3) pengiriman barang dcngan sarana jejak Iacak, dan 4).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S50421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Kristiani Setiadi
Abstrak :
Proses Quality Function Deployment (QFD) mengkuantifikasikan kebutuhan eksplisit dan implisit dan konsumen, menghubungkan kebutuhan tersebut dengan engineering requirements. Proses Value Analysis (VA) membuat alokasi sumber daya secara optimal menurut level kepenlingan dari fungsi produk. Dengan mengkombinasikan aplikasi roofs QFD dan VA, yang dinamakan QFDVA, maka akan mungkin membuat alokasi biaya yang optimum untuk setiap engineering requirements yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. QFD VA juga memungkinkan evaluasi biaya dari setiap fungsi produk. Lebih jauh lagi, metodologi QFDVA dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam pengembangan produk dan meningkatkan nilai dari produk tersebut. Penelitian skripsi ini menerapkan QFDVA pada pengembangan produk lemari pakaian di PT. Olympic Fumiture. Penerapan QFDVA diiakukan dengan menggali setiap kebutuhan implisit dan eksplisit dari konsumen terhadap produk, mengetahui tingkat kepentingan setiap kebutuhan dan menerjemahkarmya ke dalam engineering requirements, serta menentukan alokasi biaya yang optimum untuk memenuhi setiap kebutuhan konsumen. Penerapan QFDVA ini telah meningkatkan nilai produk Iemari pakaian dari sisi pemenuhan terhadap kebutuhan konsumen dan sisi pengalokasian sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut.
Quality Function Deployment (QFD) process quantities customer explicit and implicit needs, relating them with engineering requirements. Value Analysis (VA) process establishes an optimal allocation of resources according to the importance level of product functions. By combined application of QFD and VA tools, here named QFDVA, it is possible to establish optimum cost values for each engineering requirement according to the customer needs. It is also possible to evaluate the cost of each product Function. Furthermore, the methodology provides a lool that supports decision making in product development and enhance value of products. This study applied QFDVA in product development of wardrobe at PT. Olympic Furniture. Application of QFDVA is done by identifying every implicit and explicit needs of the customer, finding the importance level of every needs, translating the needs into engineering requirements, and determining the optimum costs allocation to fullill every customer needs. The application of QFDVA has improved the value of the wardrobe from the aspect of customer needs’ fulfillment and company’s resources allocation to fulfill the needs.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>