Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diana Nafri Habib
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam iklim persaingan yang semakin ketat, kelangsungan hidup maupun kesempatan berkembang suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana terutama dana yang dihasilkan secara internal dan akses perusahaan terhadap sumber dana tersel;mt.

Selanjutnya, bukti empiris yang mendasar hubungan antara arus kas dengan pengeluaran investasi (setelah mengkontrol cost of capital) tidak konsisten dengan teori irrelevance-nya Modigliani dan Miller dan teori static trade off dari tingkah laku keuangan. 2 penjelasan terbaru mengenai hubungan ini yang berfokus pada informasi tidak sempurna adalah hipotesa Pecking Order (PO) dan Hipotesa Free Cash Flow (FCF). Hipotesa PO mengidentifikasikan adverse selection problem yang muncul ketika orang dalam perusahaan (pemilik dan manager) memiliki informasi lebih baik dari pada pasar modal tentang nilai perusahaannya. Sedangkan FCF berfokus pada masalah agency yang berpendapat bahwa para manager meningkatkan kesejahteraan diri mereka dengan mengorbankan pemegang saham yaitu dengan cara menginvestasikan arus kas perusahaan pada peluang investasi yang tidak menguntungkan daripada membayarkan dana yang dimiliki dalam bentuk dividen atau membeli kembali debt-financed share.

Tulisan ini bertujuan untuk melihat apakah pentingnya arus kas dalam keputusan investasi dari 20 perusahaan pabrikan di Indonesia yang merupakan sampel dari 144 perusahaan pabrikan yang telah masuk bursa disebabkan perusahaan ingin membuang free cash flow-nya atau karena mereka menghadapi biaya yang cukup tinggi jika menggunakan pembiayaan eksternal. yang diciptakan karena adanya informasi yang tidak simetris.

Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis mengambil sampel sebaganyak 20 perusahaan pabrikan yang telah masuk bursa di Indonesia. Pengklasifikasian perusahaan diambil berdasarkan pengklasifikasian yang dilakukan dalam Indonesian Capital Market Directory tahun 1997 yang mencakup 144 perusahaan pabrikan yang telah masuk bursa yang terbagi dalam 19 pengelompokan. Keterbatasan dalam mengakses data, menyebabkan penulis hanya mengambil data historis 20 perusahaan pabrikan dari tahun 1992 hingga 1996.

Tingkat keseimbangan Tobin q digunakan untuk membedakan keterbatasan likuiditas yang disebabkan oleh informasi yang tidak asimetris dengan managerial overivestment of free cash flow.

Dengan menggunakan sampel di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesa FCF dan PO dapat menjelaskan hubungan arus kas dan pengeluaran investasi. Tingkah laku FCF lebih sering muncul pada perusahaan besar dengan dividen yang rendah ketika perusahaan tersebut berinvestasi pada aktiva berwujud. Sedangkan, hipotesa PQ muncul pada pemsahaan yang lebih kecil, dividen rendah ketika membuat keputusan untuk berinvestasi pada aktiva tidak berwujud. Namun demikian, penulis tidak dapat menyatakan bahwa kesimpulan berlaku bagi perusahaan pabrikan yang telah masuk bursa di Indonesia mengingat jumlah sampel yang diambil dan melihat kecilnya proporsi saham yang dijual di pasar pada tiap-tiap perusahaan
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andria Puja Pratama
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) terhadap profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA), pengaruh pengungkapan ERM terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q Ratio, dan menguji pengaruh mediasi ROA atas hubungan ERM terhadap Tobin’s Q Ratio. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Index IDX80 tahun 2019. Data nonkeuangan yang terkait pengungkapan ERM diperoleh dari laporan tahunan menggunakan pendekatan content analysis, sedangkan data keuangan terkait ROA dan Tobin’s Q Ratio diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan dan situs Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier dengan tingkat signifikansi 5 persen. Hasil penelitian pada 69 sampel perusahaan menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan atas penerapan ERM terhadap ROA, dan ditemukan pengaruh negatif yang signifikan atas penerapan ERM terhadap Tobin’s Q Ratio, disamping itu ROA berpengaruh positif terhadap Tobin’s Q Ratio. Meskipun tidak ditemukan bukti bahwa penerapan ERM berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan, penerapan ERM direspon secara negatif menunjukkan bahwa informasi yang diberikan perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan terkait pengelolaan risiko gagal direspon sebagai sinyal positif oleh investor. Selain itu, ERM mampu secara langsung mempengaruhi Tobin’s Q Ratio tanpa memerlukan mediator dari ROA. ......This study aims to obtain empirical evidence of the effect of Enterprise Risk Management (ERM) disclosure on company profitability proxied by ROA, effect of Enterprise Risk Management (ERM) disclosure on company values proxied by Tobin’s Q Ratio, and evaluate whether ROA mediates the relationship between ERM and Tobin's Q Ratio. The population in this study are companies listed on the Indonesia Stock Exchange on the IDX80 Index in 2019. We gather non-financial data related to ERM disclosure from annual reports using the content analysis approach and financial data associated with ROA and Tobin's Q Ratio from its annual financial statements and the Indonesia Stock Exchange website. We tested the hypothesis using linear regression analysis with a significance level of 5 percent. The results of the study on 69 sample companies showed there is no significant effect on the application of ERM on ROA, but there was a significant negative effect on ERM's application to Tobin's Q Ratio, Meanwhile, the ROA itself has a positive effect on Tobin's Q. Despite there is no evidence that the application of ERM has a negative effect on company profitability, the application of ERM responded negatively indicating that the information provided by the company in the company's annual report regarding risk management failed to be responded as a positive signal by investors. Moreover, ERM is able to directly influence Tobin's Q Ratio without requiring a mediator from ROA.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azeria Ra Bionda
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk dapat memberikan gambaran bagaimana pengaruh kinerja keuangan terhadap Cumulative Abnormal Returns perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, saat sebelum dan setelah merger dan akuisisi periode 2014-2018 berdasarkan perhitungan rasio keuangan dan Cumulative Abnormal Returns dengan menggunakan pendekatan event study. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah memberikan hasil bahwa terdapat sinergi dan nilai tambah pada kinerja keuangan perusahaan berdasarkan perhitungan rasio keuangan yang memiliki pengaruh terhadap Cumulative Abnormal Returns perusahaan sebelum dan setelah aktivitas merger dan akuisisi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018 dengan menggunakan pendekatan event study. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, penelitian ini melakukan perhitungan dengan menggunakan parameter rasio keuangan yaitu, Return on Equity (ROE) dan Tobins Q Ratio. Selain rasio keuangan tersebut, penelitian ini juga melakukan perhitungan Cumulative Abnormal Returns perusahaan dengan periode 30 hari sebelum dan setelah aktivitas merger dan akuisisi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada rasio Return on Equity (ROE) saat sebelum dan setelah merger dan akuisisi. Sedangkan Tobins Q Ratio dan Cumulative Abnormal Returns tidak terdapat perbedaan yang signifikan saat sebelum dan setelah merger dan akuisisi. Rasio Return on Equity (ROE) dan Tobins Q Ratio tidak memiliki pengaruh signifikan secara statistik terhadap Cumulative Abnormal Returns saat sebelum dan setelah merger dan akuisisi.
This research aimed to describe an overview of the analysis effect of financial performance on Cumulative Abnormal Returns of companies listed on the Indonesia Stock Exchange before and after merger and acquisitions for the period of 2014-2018 based on calculation of financial ratios and Cumulative Abnormal Returns using the event study approach. The purpose of this research is providing the result of merger and acquisitions that there are synergies and values added for the Cumulative Abnormal Returns of the companies based on the calculation of financial ratio to the companies financial ratios that have an effect on the Cumulative Abnormal Returns of the companies listed on the Indonesia Stock Exchange before and after merger and acquisitions for the period of 2014-2018 using the event study approach. To calculate the financial performance of the companies, this research using the parameters of financial ratios such as; Return on Equity (ROE) and Tobins Q Ratio. In addition to these financial ratios, this research also calculates Cumulative Abnormal Returns. The results of this research indicate that there is a significant difference in Return on Equity (ROE) before and after merger and acquisitions while Tobins Q Ratio and Cumulative Abnormal Returns have no significant differences before and after merger and acquisitions. Return on Equity (ROE) and Tobins Q Ratio do not have a statistically significant effect on Cumulative Abnormal Returns before and after merger and acquisitions.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizal Fardhani Sigarlaki
Abstrak :
Pemasar kini memiliki peluang untuk dapat meningkatkan perannya dalam perusahaan hingga ke tataran stratejik. Namun untuk dapat melakukannya, pemasar dituntut untuk memiliki kemampuan sehingga dapat mengoptimalkan konfigurasi dari berbagai aset berbasiskan pasar. Berbagai studi telah menunjukkan bahwa aset-aset tersebut seperti inovasi, persepsi atas kualitas jasa, kepuasan, loyalitas, dan aset-aset lainnya, memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan nilai perusahaan.

Seringkali aset-aset berbasiskan pasar bersifat tak berwujud (intangible) sehingga relatif sulit untuk dilakukan penilaian agar selanjutnya dapat direpresentasikan dalam ukuran-ukuran keuangan. Pemegang saham cenderung menilai suatu perusahaan berdasarkan ukuran-ukuran keuangan. Maka apabila seorang pemasar memiliki kemampuan untuk merepresentasikan hasil dari konfigurasi aset-aset tersebut dalam ukuran keuangan, peranan pemasar secara stratejik dapat ditingkatkan.

Studi ini dimaksudkan untuk mengkaji konfigurasi aset-aset tersebut dalam bentuk hubungan sebab-akibat serta keterkaitannya dengan nilai perusahaan khususnya dalam perspektif pemegang saham. Peneliti menemukan bahwa terdapat jalur (path) tertentu diantara inovasi, kualitas jasa, kepuasan dan loyalitas pada konteks industri perbankan. Selain itu data mendukung hipotesa bahwa inovasi memiliki kontribusi positif yang relatif tinggi dan signifikan terhadap aset-aset yang menjadi variabel dalam penelitian ini. Selain itu juga diperoleh bahwa inovasi memiliki hubungan positif, kendati tidak signifikan dengan nilai pemegang saham yang direpresentasikan oleh rasio ......Nowadays marketers have an opportunity to increase their roles in a firm to be at a strategic level. But to take an advantage of this opportunity, they should have had capabilities to optimizing the configuration of the market-based assets (e.g. perceived innovativeness, perceived service quality, satisfaction, loyalty, etc). Earlier studies have shown that market-based assets have a positive effect in increasing the value of the firm.

Market-based assets has characteristic of intangible form, which makes them relatively difficult of being measured, especially to be represented in financial metric. Shareholders often assess the value of the firm in a financial way. Respectively, when a marketers is having capabilities to represent the result from the market-based assets configuration, which meet the needs of what shareholder’s wants, so that marketer would be able to extend their role at a strategic level.

This study proposed to learn and measure how the market-based assets configuration has a cause and effect relationships among them, then assess how they related with shareholder value. Researcher found that there is a certain path among the assets (marketing variables) especially from innovation through service quality and satisfaction and then creating loyalty of the customers. The hypotheses has supported by the data that innovation has a positive effect contributing in increasing of another assets, which is being measured as variables in this research. Besides that, there is a positive relationships among innovation and shareholder’s value (measured by q ratio), although it has not enough to be significant.

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library