Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haris Prawira
Abstrak :
Salah satu permasalahan dengan tenaga surya adalah perubahan-perubahan daya yang dibangkitkan. Karena tidak ada jaminan bahwa sinar matahari akan tersedia untuk semua jam kerja, perlu dipasangkan pada sebuah panel tenaga surya suatu sistim penyimpanan energi untuk memperbesar kualitas daya yang dibangkitkan. Pemilihan jenis dan ukuran baterai yang optimal merupakan suatu permasalahan utama yang akan dibahas di dalam skripsi ini. Sebuah metode pemilihan ukuran baterai yang didasarkan pada profil pembangkitan akan dibahas. Skripsi ini akan mencakup gambaran singkat mengenai PV dan baterai; pembahasan tentang pemilihan ukuran baterai yang sudah ada; metode pemilihan jenis dan ukuran baterai yang baru; dan hasil Simulink dari ukuran baterai yang diusulkan. ...... A major problem with solar power is its intermittency and unreliability. Since there is no guarantee that sunlight will be available during all hours of operations, it is necessary to attach an energy storage system to a PV panel to improve its generation profile. Optimal selection and sizing of the battery becomes an issue which will be discussed in this thesis. A new generation-based sizing method will be discussed. This thesis will include a brief overview on PV and batteries; literature review on existing sizing methods; battery selection and sizing; and Simulink simulations of the proposed battery size.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Athikom Bangviwat
Pathum Thani: Thammasat University, 2019
670 STA 24:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Agus Aditya Pramana
Abstrak :
Modul Photovoltaic (PV) pada sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sering mengalami gangguan berupa titik panas saat beroperasi di lapangan. Metode deteksi yang digunakan saat ini membutuhkan waktu yang lama dan sulit untuk menemukan koordinat titik panas, terutama di area PLTS yang besar. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan meluas, seperti memicu kebakaran pada PLTS dan menyebabkan degradasi pada modul. Penelitian ini menjelaskan mengenai pemodelan matematis metode pemantauan dan deteksi titik panas pada PLTS dengan menggunakan perangkat katadioptrik (CD) yang berpotensi melakukan deteksi cepat dan berkelanjutan. Model matematis yang dibuat memanfaatkan dua citra objek dari posisi CD yang berbeda untuk memperkirakan koordinat titik panas. Kemudian, eksperimen dilakukan untuk validasi akurasi model dan melihat pengaruh variasi parameter. Selain itu, simulasi studi kasus pada pemantauan sistem PLTS dengan area luas juga dilakukan untuk menggambarkan pemantauan titik panas pada PLTS dengan tata letak menyerupai kondisi riil. Simulasi projeksi menunjukkan bahwa model matematis yang dibangun dapat digunakan untuk menentukan koordinat titik panas dengan kesalahan pengukuran yang kecil. Dari hasil studi kasus, ditemukan sembilan kombinasi parameter yang menghasilkan citra PLTS yang simetris dan tidak tumpang tindih dimana rasio citra lebih dipengaruhi oleh posisi kamera daripada panjang fokus. Selain itu, persyaratan minimum sensor ditentukan oleh panjang pusat citra PLTS terjauh untuk memantau semua baris PLTS. Simulasi penentuan koordinat titik panas menemukan bahwa parameter xk berpengaruh pada kesalahan pengukuran rata-rata prediksi koordinat dan gradien kesalahan setiap pasangan sumbu. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa posisi titik panas dapat diperkirakan dengan persentase kesalahan terburuk (PE) kurang dari 10%, dengan kesalahan persentase absolut rata-rata (MAPE), kesalahan absolut rata-rata (MAE), dan root mean square error (RMSE) dalam nilai yang dapat diterima. Selain itu, pola sensitivitas dapat digunakan untuk memantau kondisi CD. ......
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Zuhdi
Abstrak :
Sungai Kapuas dapat menjadi rute transportasi alternatif untuk berbagai kebutuhan termasuk kesehatan bagi masyarakat sekitar sungai. Kapal khusus ambulans menjadi pilihan sebagai alat transportasi pasien. Tingginya biaya operasional hingga dampak lingkungan dari emisi gas buang mesin kapal menjadi salah satu kekurangan dari keberadaan kapal ambulans. Perancangan kapal menggunakan propulsi elektrik dengan sumber listrik generator set dan solar panel dilakukan pada penelitian. Diawali dengan perhitungan kebutuhan propulsi dan kebutuhan listrik kapal, dilanjutkan dengan pemilihan peralatan yang sesuai dengan dimensi kapal. Hasilnya, kapal katamaran dengan LPP 21meter dengan kebutuhan listrik total 1384 kWh dapat menempuh jarak 277 km. Kapal memproduksi listrik dari solar panel sebesar 76,3kW per hari dan sisa kebutuhan listrik termasuk propulsi di tangani oleh generator set. LCOE untuk energi kapal dalam jangka waktu 10 tahun sebesar Rp2.623,19/kWh< ......Kapuas river could be an alternative route fulfilling any needs including health services for society. Ambulance ship becomes an option for its transportation. High operational cost and environmental damage from its engine emission are some drawbacks to its existence. This research focus on designing using electric propulsion with generator set and solar photovoltaic to decrease those drawbacks. Start from calculating the power needs for propulsion and others, then choosing suitable equipment. As the result, ship ambulance with a 21meter LPP could sail for 277 km needs a total of 1384 kWh for maximum load. Solar Photovoltaic could produce 76,3 kW each day and the least covered by the generator set. LCOE for its total ship energy with 10 years investment is Rp2.623,19/kWh
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Danastri
Abstrak :
Energi matahari merupakan salah satu sumber energi yang paling banyak potensinya di muka bumi. Sel surya mengubah sinar matahari langsung menjadi listrik yang kemudian dikenal sebagai fotovoltaik (PV). Saat ini, bifacial pv menjadi sesuatu yang menjanjikan untuk digunakan karena memiliki konversi yang lebih tinggi dari monofacial PV. adanya 2 sisi pada bifacial PV (atas-bawah) akan menghasilkan daya energi yang lebih tinggi, namun permasalahan saat ini konversi energi dari bifacial PV belum maksimal, bagaimanapun penelitian ini tetap penting untuk diteliti lebih jauh. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, bifacial PV membutuhkan desain reflektor yang tepat dengan mengukur sudut kemiringan dari panel surya, jarak antara panel dan reflektor serta warna dari reflektor. Alat ukur seaward PV 200 yang merupakan alat ukur parameter kelistrikan sistem panel surya yang memenuhi standar IEC 62446 dan IEC 61829 juga digunakan agar dapat mengukur daya yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan mendesain modul reflektor untuk panel surya jenis bifacial supaya dapat meningkatkan dan mengoptimalkan performa yang diakibatkan dari pantulan reflektor yang ada di bagian bawah solar panel bifacial. Dari hasil dan analisis pengukuran didapatkan desain modul reflektor dengan sudut kemiringan 5° , jarak antar panel surya dan reflektor 10 cm (panel surya-reflektor tidak sejajar), dengan warna menggunakan warna putih menghasilkan daya terbaik dari pantulan iradiasi matahari, sehingga bisa didapatkan desain yang dapat meningkatkan dan mengoptimalkan panel surya jenis bifacial.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fajar Tofani
Abstrak :
Studi ini menganalisa kelayakan penggunaan sistem PLTS Terapung bersama dengan generator diesel untuk memasok resor di Pulau Kei Kecil, Maluku Tenggara, Indonesia. Sistem PLTS Terapung menggunakan skema off-grid dengan skenario spesifik yaitu dengan membagi baterai menjadi tiga bagian yang sama yang digunakan secara bergantian untuk mengurangi fluktuasi daya output yang dihasilkan oleh PLTD sekaligus untuk memenuhi persyaratan beban harian selama 24 jam. Dampaknya adalah siklus pengisian baterai berubah menjadi dua kali dalam tiga hari, sehingga masa pakai baterai akan meningkat menjadi 1,5 kali lebih lama. Dalam penelitian ini, analisis ekonomi dilakukan dengan bunga pinjaman 10 dan waktu operasi selama 25 tahun. Dengan tarif listrik 1 USD/kWh diperoleh kombinasi kapasitas sistem DG dan SFPV yang paling layak dan menguntungkan adalah masing-masing 130 kW dan 20 kW. Kombinasi ini menghasilkan durasi PBP selama 9 tahun 0 bulan dan 9 hari, NPV 36,545 USD, IRR adalah 11,65 , dan rasio PI 1,016. ...... This study analyses the feasibility of the Sea floating PV SFPV system utilization in conjunction with diesel generator DG to supply the resorts at Small Kei Island, Southeast Moluccas, Indonesia. The SFPV system uses off grid scheme with a specific scenario that is by dividing the battery into three equal parts which are used interchangeably in order to reduce the fluctuation of the output power generated by DG at once to meet the daily load requirement for 24 hours. The impact is the battery charge cycle changed to twice in three days, thus the battery life will increase to 1.5 times longer. In this study, the economic analysis is done with the loan interest of 10 and the operating time for 25 years. With electricity tariff of 1 USD kWh obtained the most feasible and profitable combination of capacity of DG and SFPV systems is 130 kW and 20 kW respectively. The combination yields the duration of PBP for 9 years 0 months and 9 days, NPV of 36,545 USD, IRR is 11.65 , and PI ratio is 1.016.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51639
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resky Agaslian Pramadin
Abstrak :
PLTS merupakan salah satu opsi jenis pembangkitan pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Pulau Bangka diharapkan berkontribusi minimal 1.250 MWp PLTS dalam bauran energi nasional untuk pemenuhan komitmen pemerintah terhadap Kesepakatan Paris. Intermittency menjadi tantangan dalam integrasi PLTS ke dalam sistem kelistrikan eksisting Pulau Bangka. Perkembangan harga PLTS, battery energy storage system (BESS), dan selesainya pembangunan Saluran Interkoneksi Sumatera – Bangka adalah peluang – peluang yang ada dan harus dimanfaatkan. Lokasi PLTS ditentukan berdasarkan desk study menggunakan software Global Solar Atlas, SolarGIS, dan Googel Earth Pro, sedangkan kapasitas optimum PLTS disimulasi menggunakan software DigSilent Power Factory untuk mendapatkan besaran rugi – rugi daya aktif. Sehingga lokasi pembangunan PLTS dan besar kapasitas optimumnya adalah di Pangkal Pinang, Koba, dan Kelapa dengan kapasitas optimum sebesar 6 MW sebelum interkoneksi dan 45 MW setelah interkoneksi. Software HOMER menghitung Cost of Energy untuk skenario – skenario di atas sehingga didapatkan masing – masing 0,222$/kWh dan 0,1679$/kWh, dibandingkan dengan CoE Pulau Bangka saat ini sebesar 0,22365$/kWh. ......Solar PV is one of the options for today or the future of electric generation. In Bangka Island, there is expectation that Solar PV could contribute 1.250 MWp so the Indonesia Government to fullfill the Paris Agreement’s Commitment. The Intermittency is a challenge for integrating The Solar PV to Bangka Island Electricity System. But There is also an opportunity when Sumatera – Bangka Interconnected Transmission System is completed soon. Because it provides stability which is needed for the intermittency. To determine the location of Solar PV used Googel Earth Pro and Combined it with Digital Map of Ministry of Energy and Mineral Resources, while the optimum capacity of Solar PV is simulated by using DigSilent PowerFactory so that active power losses of each scenario could be monitored. Pangkal Pinang was the best option for developing Solar PV, followed by Koba and Kelapa by the simulation. The optimum Solar PV capacity that can integrate in isolated scenario was 6 MW and 45 MW with interconnection system integrated scenario. The HOMER software then calculates the Cost of Energy for both scenarios, as a result it gets 0,222 $/kWh and 0,168 $/kWh, respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herdinal Muhammad Boer
Abstrak :
Penerapan fotovoltaik (PV) sebagai atap pada wilayah Tropis dengan curah hujan yang tinggi memiliki orientasi dan sudut kemiringan atap yang berbeda dengan wilayah Tropis lainnya. Adapun hal yang mempengaruhi penerapan PV sebagai atap pada wilayah Tropis dengan curah hujan tinggi adalah energi yang didapatkan oleh PV, dan kondisi suhu dalam ruang pada bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan orientasi beserta sudut kemiringan atap untuk penerapan PV di wilayah Tropis dengan curah hujan tinggi beserta pengaruh suhu ruangan dan energi yang dapat dihasilkan. Metode penelitian menggunakan simulasi menggunakan software REVIT dan pengukuran secara langsung (suhu lingkungan dan ruangan, energi yang dihasilkan PV). Penggunaan simulasi bertujuan untuk mendapatkan orientasi dan sudut kemiringan atap yang optimal untuk menerapkan PV sebagai atap dan pengukuran secara langsung bertujuan untuk mendapatkan pengaruh penerapan PV sebagai atap pada ruang dan pemanfaatan energi yang dihasilkan PV pada bangunan. Berdasarkan hasil yang didapatkan orientasi dan sudut kemiringan yang optimal pada penerapan PV sebagai atap di wilayah Tropis dengan curah hujan yang tinggi adalah orientasi Timur Laur dengan rentang azimut 70⁰ hingga 40⁰ dan sudut kemiringan 10⁰ hingga 25⁰. Kemudian pengaruh PV sebagai atap menunjukan bahwa suhu di ruangan lebih rendah 0,9⁰C dibandingkan dengan penggunaan atap spandek. Penerapan PV sebagai atap untuk satu unit PV (380 Wp) mampu memenuhi kebutuhan listrik 5 buah lampu DC dengan daya 10 watt selama 5,5 jam. ......The application of photovoltaic (PV) as a roof in tropical areas with high rainfall has a roof design that is different from other tropical areas. The things that affect the application of PV as a roof in tropical areas with high rainfall are the energy obtained by PV, and the temperature of the space in the building. This study discusses the roof design to apply PV based on the orientation and angle of the roof slope, the effect of space conditions on the application of PV as a roof, and the utilization of energy generated by PV for buildings. The research method uses simulation using REVIT software and empirical measurements. The purpose of the simulation aims to obtain the optimal orientation and angle of inclination of the roof to apply PV as a roof and direct measurements aim to obtain the effect of applying PV as a roof to the Building’s temperature and the utilization of energy produced by PV in buildings. Based on the results obtained, the optimal orientation and angle of inclination for the application of PV as a roof in the tropics with high rainfall is an east orientation and a slope angle of 30⁰. Then the effect of PV as a roof shows that the temperature in the room is 0.9⁰C lower than the use of spandek roofs. The application of PV as a roof for one PV unit (380 Wp) is able to meet the electricity needs of 5 DC lamps with a power of 10 watts for 5.5 hours.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Faradilla
Abstrak :
Pemilihan lokasi dan desain sistem energi surya merupakan tahapan yang sangat penting dalam memastikan kelayakan, keberlanjutan, dan operasional yang optimal suatu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam evaluasinya, seperti posisi (spasial) dan kondisi suatu wilayah (geospasial). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan skema atau rancangan pengambilan keputusan untuk pemilihan lokasi PLTS yang sesuai, khususnya di desa tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia dengan metode yang digunakan adalah kombinasi Geographical Information System (GIS) dan pendekatan pengambilan keputusan multi-kriteria (MCDM), serta optimisasi desain sistem PLTS dengan menggunakan perangkat lunak HOMER untuk daerah paling sesuai berdasarkan analisis geospasial GIS-Analytic Hierarchy Process (AHP). Hasil yang didapatkan adalah kriteria yang paling berpengaruh adalah kriteria iklim (GHI 32%, temperatur 21%, dan kelembaban 5%). Daerah yang paling sesuai untuk PLTS adalah Desa Kalibagor, Desa Tulamben, Desa Tolada, Desa Kotaraja, Desa Talaga Tomoagu, Desa Maronge, dan Desa Nelelamawangi, sedangkan desa 3T yang sesuai untuk PLTS adalah Desa Kafelulang, Desa Pendulangan, dan Desa Sampuro. Kapasitas PLTS di daerah paling sesuai berada pada rentang 45,7 s/d 2.973 kW dengan produksi listrik yang dihasilkan sebanyak 69.718 s/d 4.457.825 kWh/tahun, sedangkan di desa 3T 79,4 s/d 146 kW dengan produksi listrik yang dihasilkan sebanyak 97.685 s/d 247.234 kWh/tahun. Rentang nilai Levelized Cost of Electricity (LCOE) untuk daerah paling sesuai adalah Rp4.119/kWh s/d Rp4.639/kWh, sedangkan untuk desa 3T adalah Rp4.201/kWh s/d Rp4.808/kWh. ......Site selection and solar energy system design are very important stages in ensuring the feasibility, sustainability, and optimal operation of a Solar PV Power Plant. Many things need to be considered in the evaluation, such as the position (spatial) and condition of an area (geospatial). Therefore, this study aims to develop a decision-making scheme or design for the selection of suitable solar PV locations, especially in disadvantaged, frontier, and outermost (3T) villages in Indonesia. The method used is a combination of Geographical Information System (GIS) and a multi-criteria-decision-making approach (MCDM), as well as optimization solar energy system design using HOMER software for the highly suitable area based on GIS-Analytic Hierarchy Process (AHP). The results obtained are the most influential criteria are climate (GHI 32%, temperature 21%, and humidity 5%). The highly suitable areas for solar PV power plant are Kalibagor Village, Tulamben Village, Tolada Village, Kotaraja Village, Talaga Tomoagu Village, Maronge Village, and Nelelamawangi Village, while the 3T villages that are suitable for PLTS are Kafelulang Village, Pendulangan Village, and Sampuro Village. Solar PV capacity in the highly suitable area varies between 45.7 and 2,973 kW with electricity production of 69,718 to 4,457,825 kWh/year, while in 3T villages varies 79.4 to 146 kW with electricity production of 97,685 to 247,234 kWh/year. Levelized Cost of Electricity (LCOE) in the highly suitable area varies between 4,119 IDR/kWh to 4,639 IDR/kWh, while in 3T villages varies 4,201 IDR/kWh to 4,808 IDR/kWh.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>