Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Una Amanda Priharani
2004
S3324
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyatmiko Adhi Pradhana
Abstrak :
ABSTRAK
Peristiwa putus cinta dapat memunculkan perasaan kehilangan dan grief, menurunkan self esteem, menimbulkan distress, memunculkan perilaku maladaptif, gangguan fisik, hingga gejala depresi seperti misalnya melakukan usaha-usaha melukai diri sendiri. Hal tersebut dapat terjadi ketika seseorang mempunyai coping yang maladaptif dalam menghadapi situasi yang menimbulkan stres. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah terapi untuk mengatasinya. Problem Solving Therapy (PST) merupakan sebuah intervensi kognitif perilaku (CBT) yang berfokus pada melatih sikap dan kemampuan pemecahan masalah yang adaptif. Tujuan terapi ini adalah membantu individu untuk dapat melakukan coping dengan lebih efektif pada situasi atau masalah yang dapat menimbulkan stres dan menurunkan tingkat stres. Penelitian ini menggunakan desain jenis one-group pre-test and post-test design. Pada desain penelitian ini, akan dilakukan pengukuran kepada setiap individu dalam kumpulan partisipan sebelum dan sesudah mengikuti intervensi yang diberikan, dengan menggunakan Beck Depression Inventory (BDI) dan Problem Solving Test. Partisipan yang didapat berjumlah 2 orang wanita berusia 23 dan 27 tahun. Intervensi PST dilakukan sebanyak 4 sesi. Problem Solving Therapy efektif dalam memunculkan coping yang adaptif pada kondisi putus cinta. sehingga pada akhirnya menurunkan tingkat stres pada dewasa muda paska putus cinta.
ABSTRACT
Breakup can cause grief, distress, lowered self esteem, maladaptive behavior, physical disturbance and depression such self-destructive behavior. When there is no adaptive capability to solve breakups, it can worst its effect. Therefore, it will need to be solved immediately. Problem Solving Therapy (PST) is one of Cogntive Behavior Therapy that focused on training the individual to have adaptive problem solving skill. PST can train the coping skill and minimize the level of stress. This research uses one group pre-and-post test design non-experimental. This research also use Beck Depression Inventory and Problem Solving Test as an instrument to measure the therapeutic effect before and after the intervention. There are two female participants had joined this research. They are 23 and 27 years old. The intervention held in 4 sessions. In conclusion, PST is effective to improve adaptive coping style and reduce stress for female young adulthood on breakup.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T38898
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Restu Latifah Hanum
Abstrak :
ABSTRAK
Isu putus cinta merupakan isu yang dekat dengan tahapan perkembangan dewasa muda, yang di dalamnya terdapat isu mengenai intimacy. Intimacy merupakan isu utama pada usia dewasa muda, yaitu saat seseorang membuat sebuah komitmen dengan orang lain. Berkaitan hal tersebut, putus cinta merupakan stresor yang umumnya teijadi pada mahasiswa. Putus cinta lebih banyak dikaitkan dengan efek negatif, salah satunya dengan grief. Grief adalah respon emosional terhadap kehilangan yang dialami oleh seseorang. Grief akibat putus cinta dapat mengganggu fungsi seseorang dalam kehidupan sehari-hari, seperti kurang konsentrasi dalam belajar maupun penurunan kineija, kehilangan nafsu makan, marah, benci, kesepian, serta depresi. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah kajian dari sisi psikologis mengenai penghayatan seseorang wanita dewasa muda terhadap peristiwa putus cinta. Dari penelitian yang menggunakan metode kualitatif ini, peneliti menemukan bahwa partisipan tidak melaluinya fase grief secara linier, melainkan dapat kembali pada fase pertama sebelum bila terjadi hal-hal yang berkaitan dengan mantan pacar. Peneliti juga menemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi grief seseorang adalah signifikasi hubungan, situasi yang mendukung putusnya hubungan, serta makna kehilangan. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemulihan adalah dukungan dari teman, pekeijaan, dan kegiatan di dunia maya.
2010
T37956
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Izzati
Abstrak :
ABSTRAK
Tekanan emosional yang disebabkan oleh putus cinta dapat mengarahkan individu ke hal-hal negatif seperti terganggunya kesehatan atau kesejahteraan diri. Mengungkapkan pengalaman tidak menyenangkan seperti putus cinta merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk bisa membuat individu merasa lebih baik, namun tidak semua orang merasa nyaman dalam berbagi pengalaman pribadi dan tidak semua peristiwa putus cinta dapat diungkapkan dengan mudah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh written emotional disclosure atau pengungkapan emosional tertulis terhadap distres subjektif dan suasana hati individu yang mengalami putus cinta. Dalam pelaksanaannya, 43 partisipan dibagi secara acak menjadi dua kelompok penelitian: kelompok eksperimen yang menulis tentang pengalaman putus cinta dan kelompok kontrol yang menulis tentang topik umum. Pengukuran distres subjektif dilakukan menggunakan adaptasi alat ukur Impact of Event Scale IES , dan pengukuran suasana hati dilakukan menggunakan Profile of Mood States-Revised POMS-R . Melalui teknik analisis statistik independent sample t-test dan mixed ANOVA, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa terdapat perubahan suasana hati yang signifikan pada partisipan dari hari pertama menulis hingga ke terakhir F 1,6 , 65,8 = 10,98, p< 0,001, namun tidak terdapat perubahan distres subjektif dan suasana hati yang berbeda secara signifikan antara dua kelompok penelitian F 1,41 < 1, r= 0,044. Hasil dari penelitian ini mengajukan sejumlah pertimbangan untuk penelitian-penelitian berikutnya guna mengeksplorasi lebih jauh mengenai mekanisme dan manfaat dari pengungkapan emosional tertulis, khususnya pada individu yang mengalami putus cinta.
ABSTRACT
The emotional distress caused by heartbreak can lead one to negative effects such as an increase of the risk of physical illness and stress related diseases. Confiding in others about upsetting experiences such as heartbreak can be one of many ways to help one feel better, but not everyone is comfortable in sharing their personal stories and not every heartbreak story can be easily discussed. This experimental research is conducted to examine the effects of written emotional disclosure to subjective distress and mood on individuals experiencing heartbreak. 15 male and 28 female undergraduates were randomly assigned to experimental group, in which they wrote expressively about their heartbreak, or to a control group, in which they wrote about control topics. Subjective distress was assessed using the adapted Impact of Event Scale IES , and The Profile of Mood States Revised POMS R was used to assess participants rsquo mood. Using independent sample t test and mixed ANOVA, findings of the research indicated there was a significant mood improvement from the first day to the last day of writing session F 1,6 , 65,8 10,98, p 0,001, but there was not a significant difference in participants rsquo subjective distress and mood between the experiment and the control group F 1,41 1, r 0,044. The result suggested several considerations for future research in hopes of further exploration of the written emotional disclosure rsquo s benefits and mechanism, especially on individuals experiencing heartbreak.
2017
S67445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library