Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Riya Sesana
Abstrak :
Tesis ini membahas upaya Sultan Hamengku Buwono VII di Kesultanan Yogyakarta dalam menghadapi tekanan masalah internal dan eksternal. Faktor internal adalah konspirasi politik para selir dan para putranya yang dibantu dengan bangsawan lain dalam perebutan posisi putra mahkota. Sementara itu faktor eksternal berupa desakan pemerintah kolonial yang terus membatasi kekuasaannya melalui kontrak-kontrak politik yang harus disepakati.
Penelitian ini menggunakan metodologi strukturis, dengan Sultan Hamengku Buwono VII sebagai agen, mampu berperan maksimal dalam struktur yang sudah mapan. Hasil penelitian ini menyimpulkan, bahwa Sultan HB VII adalah sosok yang kuat dan cerdik dalam menyelesaikan semua persoalan yang merintangi. Dalam menghadapi tekanan Belanda, dia tidak menggunakan kekerasan, tapi menggunakan taktik mengulur waktu dan menunda kesempatan untuk membuat kesepakatan baru. Dalam menyelesaikan intrik politik internal kraton, dia mampu menyelesaikannya tanpa ada pihak yang merasa dikalahkan.
This thesis describes the efforts Sultan Hamengku Buwono ( HB) VII in the Sultanate of Yogyakarta in dealing with internal problems and external pressures. The internal factor is the political conspiracy of the mistress and the son who assisted with other nobles in the struggle for the crown prince's position. Meanwhile, external factors such as the insistence that the colonial government continued to restrict his power through political contracts that must be agreed.
This research methodology strukturis, with Sultan Hamengku Buwono VII as an agent, able to contribute the maximum in the structure already established. The results of this study concluded, that the Sultan HB VII is a figure of powerful and clever in solving all the problems that hinder. In the face of Dutch pressure, he did not use violence, but to use delaying tactics to gain time and opportunity to make new deals. In completing the internal political intrigue palace, he was able to finish it without any party who feels defeated.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27480
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Eunike Janet Putri
Abstrak :
The Throne adalah film sejarah Korea yang mengangkat peristiwa Imohwabyeon, yakni tragedi pembunuhan Putra Mahkota Sado. Sedikitnya catatan sejarah membuat narasi tentang tokoh Putra Mahkota Sado beragam. Berbeda dengan film lain, The Throne memiliki keunikan dalam menarasikan tokoh Putra Mahkota Sado. Melalui perspektif dari tokoh-tokoh pendukung, Putra Mahkota Sado seakan ingin digambarkan sebagai sosok humanis, bukan pembunuh, pahlawan, atau korban. Oleh sebab itu, penelitian ini ditulis untuk menjabarkan perilaku humanis tokoh Putra Mahkota Sado dalam film The Throne. Rumusan masalah yang diajukan adalah perilaku humanis yang bagaimanakah yang digambarkan dalam tokoh Putra Mahkota Sado dalam film The Throne? Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan teori representasi sebagai pisau analisis. Penelitian menunjukkan bahwa ada delapan prinsip yang ditunjukkan dalam menggambarkan Putra Mahkota Sado sebagai humanis dalam film The Throne. Prinsip ini muncul secara intuitif akibat ketidaksesuaiannya dengan adat istiadat istana yang mengesampingkan hak asasi manusia.
......The Throne is a Korean historical movie that portrays the assassination of Crown Prince Sado, Imowabyeon tragedy. Limited historical records have resulted in diverse narratives about the character of Crown Prince Sado. Unlike other movies, The Throne offers a unique depiction through the perspectives of supporting characters. He is portrayed as a humanist figure, rather than a murderer, hero, or victim. Therefore, this research aims to elucidate the humanist behaviors of Crown Prince Sado in the movie The Throne. The research question posed is: What kind of humanist behavior is depicted in the character of Crown Prince Sado in the film The Throne? This study employs a descriptive analysis method, utilizing representation theory as analytical tools. Research shows that there are eight humanism principles depicted in portraying Crown Prince Sado’s character as a humanist in the movie. These principles intuitively emerged as a result of his incongruity with palace customs that disregard human rights.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library