Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wemphy Hanafi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S34850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Koesoemo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S34849
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdy E. Moezwar
"Usaha penemuan inovasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi beton terus dilakukan untuk mencari_kombinasi material yang paling menguntungkan relatif terhadap keperluan yang ingin dicapai. Salah satu aspek utama yang ditinjau adalah aspek ekonomi, dimana dengan menggunakan beton ringan akan lebih menguntungkan terhadap biaya keseluruhan pembangunan suatu struktur. Hal ini bisa terjadi karena beton ringan memiliki berat isi yang lebih kecil bila dibandingkan dengan beton biasa, sehingga beban yang ditanggung oleh pondasi suatu struktur akan menjadi lebih kecil pula.
Salah satu cara untuk membuat beton ringan adalah dengan menggantikan agregat kasar dan biasa dari beton dengan agregat kasar ringan, salah satu macamnya pula adalah batu apung jenis pumice. Batu apung jenis ini memiliki berat yang relatif lebih ringan bila dibandingkan dengan batu kali yang biasa digunakan sebagai material pembentuk beton.
Inovasi yang ingin dilakukan oleh peneliti pada saat ini adalah penambahan suatu admixture atau bahan tambahan yang diharapkan akan memberikan suatu keuntungan atau bahkan lebih terhadap material beton. Bahan tambahan yang akan digunakan adalah lateks alam pekat hasil sadapan atau keratan dari kulit pohon karet (Hevea Brasilliensis) yang dipekatkan untuk menjadi bahan tambahan pada beton. Sifat yang dimiliki oleh lateks ini adalah lentur dan elastis, serta sifat kedap air.
Dalam penelitian ini yang ditinjau adalah perubahan-perubahan pada beton dengan mengamati sifat-sifat mekanis yang dimiliki oleh beton setelah dicampur dengan bahan tambahan. Bahan tambahan ini dicampur dengan kadar yang bervariasi sehingga diharapkan akan terlihat kadar pencampuran bahan tambahan yang relatif optimal, dimana kadar yang dipilih adalah 0%, 2%, 4%, dan 6%. Sifat-sifat mekanis yang ditinjau adalah kuat tekan, kuat lentur, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S35020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Anisa Amalia
"Gunung Krakatau merupakan salah satu gunungapi di Indonesia yang memiliki sejarah erupsi panjang dan mematikan. Anak Krakatau sebagai kelanjutan proses vulkanik Gunung Krakatau memiliki potensi akan adanya erupsi besar terjadi kembali. Mitigasi bencana erupsi Gunungapi Anak Krakatau perlu ditingkatkan, salah satunya dengan mengetahui sejarah erupsi yang pernah terjadi pada Gunung Krakatau. Erupsi eksplosif yang terjadi pada Gunung Krakatau menghasilkan produk berupa endapan piroklastik dengan fragmen berupa pumice. Endapan tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi sejarah erupsi di masa lampau dengan menggunakan metode stratigrafi, sebaran ukuran butir, komponentri, petrografi, dan geokimia. Analisis sebaran ukuran butir menujukkan bahwa endapan piroklastik mengalami mekanisme aliran dan jatuhan. Komponen penyusun pada endapan piroklastik tediri atas lima jenis pumice (Krakatau White Pumice – Kwp, Krakatau Transparent Pumice – Ktp, Krakatau Grey Pumice – Kgp, Krakatau Pink Pumice – Kpp, dan Krakatau Banded Pumice – Kbp) dan dua jenis litik (Krakatau Litik Beku – Klb dan Krakatau Litik Alterd – Kla). Kelima pumice tersebut tersusun atas gelas dan mineral plagioklas, pyroxene, serta opak. Hasil dari analisis geokimia diketahui bahwa magma penyusun pumice memiliki tipe rhyolite.

Mount Krakatau is one of the volcanoes in Indonesia that has a long and deadly eruption history. Anak Krakatau as a continuation of the volcanic process of Mount Krakatau has the potential for a major eruption to occur again. Disaster mitigation of the eruption of Anak Krakatau volcano needs to be improved, one of which is by knowing the history of eruptions that have occurred on Mount Krakatau. Explosive eruptions that occur on Mount Krakatau produce products in the form of pyroclastic deposits with pumice fragments. These deposits can be used to identify the history of past eruptions using stratigraphic, grain size distribution, componentry, petrographic, and geochemical methods. Analysis of grain size distribution shows that pyroclastic deposits experienced flow and fall mechanisms. The constituent components in pyroclastic deposits consist of five types of pumice (Krakatau White Pumice - Kwp, Krakatau Transparent Pumice - Ktp, Krakatau Grey Pumice - Kgp, Krakatau Pink Pumice - Kpp, and Krakatau Banded Pumice - Kbp) and two types of lithics (Krakatau Litik Beku - Klb and Krakatau Lithik Alterd - Kla). The five pumices are composed of glass and the minerals plagioclase, pyroxene, and opaque. The results of the geochemical analysis showed that the magma that formed the pumice was of the rhyolite type."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"The photocatalytic degradation of methylcyclohexane (MCH) in two phases (aqueous and vapor) was examined using modified titania that was immobilized on pumice and performed in the system of a specific condition. The photodegradation system that used a particular configuration reactor and modified catalyst could facilitate the two-phase photodegradation of MCH simultaneously. The photocatalyst was prepared by the mechanical mixing of urea and TiO2 P25 with mass ratios of 1:3 and 2:3, respectively and then calcined at 350 and 450oC. This modified photocatalyst was then immobilized on pumice and finally used for the photodegradation of MCH. The Infrared spectra studies revealed that modified titania with urea successfully incorporated a non-metal dopant within the TiO2 lattice. The catalyst that spread evenly across the surface of the pumice can be seen from Scanning Electron Microscope (SEM) characterization. The loading of 7.5% mass photocatalyst that immobilized on pumice degraded MCH in two-phases simultaneously during a 120 minute period and can be considered the optimum condition."
2017
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"The photocatalytic degradation of methylcyclohexane (MCH) in two phases (aqueous and vapor) was examined using modified titania that was immobilized on pumice and performed in the system of a specific condition. The photodegradation system that used a particular configuration reactor and modified catalyst could facilitate the two-phase photodegradation of MCH simultaneously. The photocatalyst was prepared by the mechanical mixing of urea and TiO2 P25 with mass ratios of 1:3 and 2:3, respectively and then calcined at 350 and 450oC. This modified photocatalyst was then immobilized on pumice and finally used for the photodegradation of MCH. The Infrared spectra studies revealed that modified titania with urea successfully incorporated a non-metal dopant within the TiO2 lattice. The catalyst that spread evenly across the surface of the pumice can be seen from Scanning Electron Microscope (SEM) characterization. The loading of 7.5% mass photocatalyst that immobilized on pumice degraded MCH in two-phases simultaneously during a 120 minute period and can be considered the optimum condition."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfadhli
"
ABSTRAK
Beton, sebagai salah satu bahan dalam pembangunan sarana dan prasarana semakin dirasakan manfaatnya, seiring dengan laju perkembangan dan pertumbuhan yang semakin pesat. Bahan pembentuknya berupa semen, air, agregat kasar dan halus dapat bersatu menjadi massa yang kompak dan kuat. Kebutuhan beton yang banyak menyebabkan konsumsi semen melonjak naik sehingga harga semen pun beranjak naik. Gejala ini dapat menghambat pertumbuhan perumahan-perumahan sederhana dan sangat sederhana yang dikembangkan oleh pengembang yang diwajibkan oleh pemerintah dewasa ini. Saat ini P.T. Indocement Tunggal Perkasa sebagai salah satu produsen mengeluarkan jenis semen baru yaitu Semen Cap Rumah yang diperuntukkan bagi pembangunan perumahan sederhana dan sangat sederhana bagi penduduk yang relatif lebih murah dibandingkan dengan semen Portland lainnya.
Penelitian tentang Semen Cap Rumah dengan agregat kasar Pumice mengenai kekuatan dan sifat-sifat mekanisnya telah dilakukan pada penelitian sebelumnya oleh Puslitbang Pemukiman Departemen PU Bandung dan peneliti mahasiswa lainnya. Penelitian ini berupa kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang menitikberatkan pada pengaruh kenaikan temperatur terhadap sifat-sifat mekanis beton ringan Pumice yang menggunakan Semen Cap Rumah.
Penelitian ini terdiri dari pengujian terhadap kuat tekan, kuat tank belah, kuat tank lentur, modulus elastisitas dan angka perbandingan Poisson pada beton yang dibakar maupun yang tidak dibakar. Pembakaran dilakukan pada variasi temperatur 200ºC, 300ºC, 500ºC dan 800ºC.
Penelitian ini akhirnya bertujuan untuk mengetahui pengaruh sifat-sifat beton ringan Pumice dengan Semen Cap Rumah ini akibat kenaikan suhu pada struktur, apakah masih kuat dalam menerima beban setelah mengalami pembakaran. Hasil tes yang didapatkan dari benda uji yang telah dibakar selanjutnya akan dibandingkan dengan hasil tes benda uji yang tidak mengalami pembakaran.
"
1997
S34648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Kurniadji
"Perkembangan teknologi beton yang demikian pesat dan penyempurnaan terus menerus hingga sekarang ini memberikan pemilihan banyak bagi konsumen untu memilih yang terbaik. Selain itu dari aspek struktur yang menjadi pertimbangan bagi konsumen, aspek ekonomi juga sangat berperan dalam pemilihan ini.
Nilai ekonomis tersebut bisa didapatkan dengan mengurangi berat sendiri dari beton tersebut. Untuk itu digunakan agregat yang memiliki berat yang relatif ringan. Salah satunya dengan menggantikan agregat kasarnya dengan batu apung pumice, dimana memiliki berat yang relatif ringan dibandingankan dengan batu kali yang biasa digunakan. Selain itu untuk meningkatkan mutu digunakan bahan tambahan, salah satunya adalah lateks alam pekat yang banyak terdapat dipasaran.
Dalam penggunaan beton ringan pumice dengan tambahan lateks alam pekat perlu diantisipasi terhadap bahaya kebakaran, maka perlu diteliti perilaku beton ringan tersebut terhadap temperatur tinggi.
Sasaran utama yang ingin dicapai dari penelitian tersebut adalah diperolehnya pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaruh temperatur tinggi terhadap sifat-sifat mekanis beton ringan pumice dengan tambahan lateks alam pekat pada persentase berat lateks tertentu terhadap berat semen, yang mempunyai kekuatan optimum, sehingga nantinya didapatkan suatu gambaran mengenai kuat tekan, kuat tarik belah, kuat lentur, dan hubungan tegangan-regangan dari beton tersebut setelah dipengaruhi temperatur 200ºC, 300ºC, dan 500ºC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustinus Iwan K.
"Pada saat seperti ini di mana untuk membangun sebuah sarana maupun prasarana infrastruktur dibutuhkan biaya yang cukup mahal yang disebabkan karena harga material yang tinggi dan tidak menentu, sehingga pembuatan beton untuk struktur-struktur yang membutuhkan sifat mekanis tertentu dapat dibuat dengan menggunakan material-material yang murah dan mudah di dapat.
Material-material tersebut baik sebagian material maupun keseluruhan yang di pergunakan menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah di dapat dengan maksud sama yaitu meningkatkan sifat-sifat mekanis beton tersebut. Salah satu yang menarik dari penggunaan bahan-bahan tersebut adalah penggunaan bahan tambah serat kawat binddraad pada beton ringan pumice.
Penelitian terhadap penggunaan bahan tambah serat kawat binddraad terhadap beton ringan pumice mengacu kepada penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Fakultas Teknik Universitas Indonesia yaitu penelitian mengenai beton ringan pumice dan pengaruhnya apabila digunakan bahan tambahan berupa serat.
Menurut penelitian sebelumnya mengenai penggunaan bahan tambah seratpada campuran beton dapat meningkatkan kuat tekan, kuat lentur dan kuat tarik belah serta pada penelitian beton ringan pumice diketahui bahwa agregat kasar ringan pumice memiliki kekuatan yang relatifkecil, dimana prosentase keausannya yang cukup besar.
Maka pada penelitian kali ini dititikberatkan kepada penambahan serat kawat binddraad pada beton ringan pumice yang ditujukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis beton ringan dan seberapa besar kekuatan yang di hasilkan. Parameter penelitian yang digunakan adalah pemberian serat kawat binddraad dengan menggunakan persentase dari berat semen per meter kubik beton mulai dari 0, 2.5 %, 5 %, 7.5 % dan untuk mutu beton ringan digunakan 22.5 Mpa. Dilakukan pengujian terhadap kuat tekan, kuat tarik belah, kuat tarik lentur, pengujian hubungan tegangan-regangan dan nilai modulus elastisitas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Chaterina U.G.
"Beton merupakan salah satu material yang, sangat penting dan banyak dipergunakan pada pelaksanaan keperluan konstmksi di berbagai tempatjmulai dan konstruksi rumah tinggal, gedung bertingkat banyak dan prasarana lainnya. Kuat tarik beton yang rendah, memerlukan material tambahan yang berlimgsi menggantikan posisi baton untuk menahan tegangan tarik yang bekelja pada penampang slruktur. Tulangan baja merupakan material yang sesuai untuk memenuhi kepentingan atas. Adanya lekatan yang baik antarakedua material dengan kecepatan memuai yang hampir sempa, menyebabkan beton dan baja dapat bekerja sama.
Dengan dihasilkannya Semen Cap Rumah oleh PT Indocement, perkembangan teknologi beton diarahkan untuk meneliti kemampuan beton bertulang (reinforced concrele), yang mempergunakan Semen Cap Rumah sebagai bahan dasar pengganti Semen Tipe 1, dalam memenuhi kriteria kekuatan dan Iayan elemen struktural. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dinyatakan bahwa konstruksi beton bertulang pada struktur balok dengan bahan dasar Semen Cap Rumah dengan agregat batu pecah normal mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menahan lentur. Terobosan ini sangat sesuai dengan proyek pembangunan mmah sederhana, karena konstruksi rumah sederhana merupakan konstruksi ringan, yang tidak memerlukan mutu beton yang tinggi. Selain itu biaya pembangunan yang dikeluarkan harus rendah.
Untuk itu, pada penelitian ini diuji perilaku dan kemampuan struktur balok bertulang yang mempergunakan Semen Cap Rumah yang dikombinasikan dengan agregat kasar ringan Pumice, dalam menahan beban lentur murni. Pemakaian agregat ringan Pumice pada belon bertujuan agar stmktur yang dihasilkan mempunyai berat sendiri yang lebih ringan, sehingga dimensi tulangan yang dibutuhkan serta beban kumulatif yang disalurkan ke pondasi akan lebih kecil. Selain itu Pumice, sebagai agregat ringan alami yang banyak terdapat pada sekitar daerah gunung berapi, tidak sulit diperoleh meskipun masih belurn tereksploitasi secara merata Dengan demikian biaya pembangunan konstruksi rumah sederhana dapat relalif lebih murah.
Desain yang dilakukan pada balok uji untuk tes lentur murni didasarkan pada kondisi lapangan, khususnya dalam pemilihan kombinasi tulangan. Sedangkan pemilihan dimensi penampang balok berdasarkan persyaratan lendutan. Penelitian mempergunakan sampel balok berdimensi 15 x 25 x 330 cm sebanyak 5 buah, dengan variasi perbandingan tulangan tekan terhadap tulangan tarik sebesar 25%, 39%, 44%, 56%, dan 100%.
Campuran beton terdiri dari Semen Cap Rumah, Pumice, pasir, dan air dengan rasio air semen berkisar 0,441 dan ∫'c sekitar 20 MPa. Sedangkan diameter tulangan utama yang dipergunakan adalah ϕ12 dengan ∫y sebesar 3200 kg/cmz, ϕ16 dengan ∫y sebesar 2400 kg/cm2, dan 11:19 dengan ∫y sebesar 4700 kg/cm2.
Penelitian yang dilakukan meliputi test material, beton segar (Slump Test), kuat tekan silinder, Modulus Elastisitas, dan tes lentur balok. Pada tes lentur, balok dibebani secara bertahap dengan tingkat kenaikan yang sama untuk semua balok. Untuk setiap kenaikan beban diperhatikan perilaku regangan beton yang diukur dengan alat ukur regangan baton manual (D-Max), regangan tulangan berdasarkan pembacaan strain gages, pola penjalaran retak yang terjadi, serta lendutan balok pada areal tengah bentang balok dan sekitarnya.
Berdasarkan analisa hasil pengujian balok terhadap beban lentur dinyatakan bahwa balok beton ringan Pumice struktural temyata mampu menahan beban lentur yang melampaui beban rencana. Selain itu lendutan yang dihasilkan meneapai lendutan ijin ketika beban yang bekerja telah melampaui beban rencana. Hanya saja balok rentan terhadap initial crack dan retak berikutnya yang terjadi secara bertahap. Sehingga demi kesempumaan hasil penelitian, diperlukan pengujian lanjutan terhadap peningkatan kuat tarik belon ringan Pumice struktural."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>