Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teuku Reyhan Gamal
Abstrak :
ABSTRAK Latar belakang : Gangguan kognitif sebagai komplikasi dari penyakit serebrovaskular terkait hipertensi merupakan masalah kesehatan global seiring dengan meningkatnya angka harapan hidup. Baku emas diagnostik Vascular Cognitive Impairment (VCI) adalah pemeriksaan neuro imaging. Penelitian ini menggunakan modalitas neurosonologi dimana nilai pulsatility index (PI) arteri serebri media (MCA) berdasarkan pemeriksaan Trans Cranial Doppler (TCD) diharapkan menjadi alternatif prediktor gangguan kognitif pada penderita hipertensi Tujuan : Mengetahui perbedaan nilai PI MCA bilateral antara penderita hipertensi kognitif normal dengan kognitif terganggu. Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah PI MCA dapat menjadi prediktor gangguan kognitif Metode : Penelitian ini bersifat potong lintang dengan subyek hipertensi tanpa komplikasi makrovaskular di poliklinik Saraf RSCM. Terdapat 66 subyek yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Seluruh subyek menjalani pemeriksaan Montreal Cognitive Assesment versi Indonesia (MoCA-Ina) untuk menilai status kognitifnya. Berdasarkan hasil MoCA-Ina seluruh subyek akan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kognitif normal dan terganggu. Kedua kelompok lalu menjalani pemeriksaan TCD untuk menilai PI MCA bilateral Hasil : Kelompok dengan gangguan kognitif memiliki nilai PI MCA lebih tinggi dibanding dengan kelompok kognitif normal (p<0,001). Peningkatan nilai PI MCA kiri lebih besar kecenderungannya untuk mengalami gangguan kognitif dibanding peningkatan nilai PI MCA kanan. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi gangguan kognitif selain nilai PI MCA adalah lama menderita hipertensi, usia dan Diabetes Mellitus tipe 2 (DMT2) Kesimpulan : Terdapat perbedaan bermakna nilai PI MCA bilateral antara kedua kelompok kognitif. Pulsatility Index MCA dapat menjadi prediktor timbulnya gangguan kognitif pada penderita hipertensi.
ABSTRACT Background : Cognitive impairment as neurologic complications of hypertension related cerebrovascular disease has become global health issue due to increasing life expectancy. Gold standard diagnostic of vascular cognitive impairment (VCI) is through radiologic Magnetic Resonance Imaging (MRI) cerebral. This study utilize another modality by using Transcranial Doppler (TCD) pulsatility index (PI) value of middle cerebral artery (MCA) to evaluate peripheral resistance. The purpose of this study was to determine if pulsatility index of MCA can be a predictor for cognitive impairment in hypertensive patients. Methods : This is a cross sectional study conducted in Ciptomangunkusumo Hospital, Jakarta. Sixty six hypertensive subjects which lacked of macrovascular complications were selected and screened using Montreal Cognitive Assesment-Indonesia version (MoCA-Ina) to determine their cognitive status. Scores ≥ 26 were grouped under cognitively normal subjects while scores ≤ 26 grouped under cognitive impairment subjects. Both groups then underwent TCD examination to determine values of PI MCA bilateral. Results : Pulsatility index MCA were significantly higher in cognitive impairment group than normal group (p<0,001). Subjects with elevated left side MCA PI has more tendency to suffer cognitive impairment rather than right side. Other confounding factors related to cognitive impairment would be ages and diabetes mellitus type 2 (DMT2) Conclusion : Cognitive impairment hypertensive subjects has significantly higher PI MCA compared to cognitively normal hypertensive subjects. Pulsatility index of MCA can be a predictor for cognitive impairment in hypertensive subjects.
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Heltara Ramandika
Abstrak :
Latar Belakang: Peningkatan tekanan intraabdomen dapat menurunkan perfusi berbagai sistem organ, terutama organ intraabdomen dengan vaskularisasi tinggi seperti ginjal. Indeks resistensi RI dan indeks pulsatilitas PI ginjal adalah parameter kuantitatif ultrasonografi USG Doppler yang mengukur derajat resistensi atau impedansi aliran darah dan dapat berperan sebagai indikator perfusi ginjal. Dalam kepustakaan masih belum terdapat data nilai korelasi antara RI dan PI ginjal terhadap tekanan intraabdomen melalui insuflasi CO2 pada subjek manusia. Tujuan: Mengetahui korelasi antara nilai RI dan PI ginjal dengan tekanan intraabdomen. Metode: Desain penelitian merupakan potong lintang dan menggunakan data sekunder. Sampel berjumlah 36 data pasien yang telah menjalani laparoskopi nefrektomi donor ginjal hidup di RSUPN Cipto Mangunkusumo RSCM dan RSCM Kencana periode Agustus 2017 hingga Januari 2018. Data pengukuran tekanan intraabdomen (mmHg), RI dan PI ginjal intraoperatif baik sebelum insuflasi baseline maupun saat insuflasi CO2 didapatkan dari rekam medik dan laporan operasi. Hasil: Setiap subjek mendapatkan tekanan insuflasi CO2 yang berbeda, dengan nilai tekanan antara 8, 9, 10, 12, 13 atau 14 mmHg saat laparoskopi. Terdapat perbedaan bermakna (p<0,001) antara rerata nilai RI dan PI ginjal baseline (0,574 dan 0,951) dibandingkan rerata RI dan PI ginjal saat insuflasi CO2 (0,660 dan 1,188). Namun tidak didapatkan adanya korelasi maupun kemaknaan secara statistik antara tekanan intraabdomen terhadap RI ginjal (r=0,16 dan p=0,349) ataupun PI ginjal (r=0,14 dan p=0,429) saat dilakukan insuflasi CO2. Kesimpulan: Tidak terdapat korelasi antara RI maupun PI ginjal dengan tekanan intraabdomen saat dilakukan insuflasi CO2 intralaparoskopi.
Background: Increased intraabdominal pressure may decrease perfusion of various organ systems, especially intraabdominal organs with high vascularization such as kidney. The renal resistance index RI and pulsatility index PI are Doppler ultrasound US quantitative parameters which measure degree of blood flow resistance or impedance and may act as indicators of renal perfusion. Amongst literature yet there is still no data of correlation between renal RI and PI with intraabdominal pressure during CO2 insufflation on human subject. Purpose: To evaluate correlation between renal RI-PI value and intraabdominal pressure. Method: The study design is cross sectional and utilize secondary data. Thirty six samples of renal donor patients data who had undergone laparoscopic nephrectomy procedure in Cipto Mangunkusumo National General Hospital RSCM and RSCM Kencana hospital were acquired from August 2017 to January 2018. Intraoperative measurements data of intraabdominal pressure (mmHg), renal RI and PI, both before baseline and during CO2 insufflation were obtained from medical records and surgery reports. Results: Each subject received a different CO2 insufflation pressure, with a pressure value either 8, 9, 10, 12, 13 or 14 mmHg during laparoscopy. There was a significant difference (p <0.001) between mean of baseline renal RI and PI (0.574 and 0.951) compared to mean renal RI and PI during CO2 insufflation (0.660 and 1.188). There was no correlation between intraabdominal pressure with renal RI (r = 0.16 and p = 0.349) or renal PI (r = 0.14 and p = 0.429) during CO2 insufflation. Conclusion: There was no correlation between renal RI or PI with intraabdominal pressure during CO2 insufflation intralaparoscopy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Uly Indrasari
Abstrak :
Latar belakang - Mikroangiopati serebral merupakan salah satu komplikasi vaskular pada Diabetes Mellitus (DM). Salah satu parameter pada Transcranial Doppler (TCD) yang menilai adanya resistensi distal dari arteri yang diperiksa yang dapat merefleksikan adanya mikroangiopati di otak adalah Pulsatility Index (PI). Penelitian ini menghubungkan antara rerata PI arteri serebri media (Middle Cerebral Artery/MCA) dengan kejadian retinopati diabetik yang merupakan komplikasi yang paling spesifik dan tersering pada DM tipe 2. Tujuan - Untuk mengetahui perbedaan rerata nilai PI MCA pada penyandang DM tipe 2 di otak pada penyandang DM tipe 2 beserta titik potongnya pada kurva ROC dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode - Penelitian ini adalah penelitian potong lintang dengan 60 subyek DM tipe 2 tanpa komplikasi makrovaskular, terdiri dari 29 pasien retinopati dan 31 pasien tanpa retinopati dari poliklinik rawat jalan endokrin RS Cipto Mangunkusumo periode November 2013 ? April 2014. Dilakukan pemeriksaan TCD untuk menilai PI MCA. Usia, riwayat hipertensi, dislipidemia, lama menyandang DM tipe 2 dan HbA1c dianalisis sebagai faktor perancu. Hasil - Pada penyandang DM tipe 2 dengan retinopati memiliki nilai rerata PI arteri serebri media yang lebih tinggi secara bermakna (1,17±0,25) dibandingkan dengan penyandang DM tipe 2 tanpa retinopati (1,05±0,26) dengan p=0,001. Usia, riwayat hipertensi, dislipidemia, lama menyandang DM tipe 2 dan HbA1c tidak berhubungan terhadap perubahan rerata PI MCA (p=0,187; p=0,608; p= 0,734; p=0,159; p=0,548). Titik potong nilai PI MCA pada penyandang DM tipe 2 dengan retinopati adalah pada nilai PI ≥ 1,025 dengan sensitifitas 70% dan spesifisitas 54%. Simpulan - Pada penelitian ini, didapatkan perbedaan rerata nilai PI MCA secara bermakana antara kelompok dengan dan tanpa retinopati dengan nilai titik potong nilai PI MCA pada penyandang DM tipe 2 dengan retinopati adalah pada nilai PI ≥ 1,025 dengan sensitifitas 70% dan spesifisitas 54%. ...... Background - Cerebral microangiopathy is one of the most important complications in diabetes mellitus. Elevation in pulsatility index (PI) as measured by Transcranial Doppler (TCD) have been postulated to reflect increased vascular resistance distal of artery being examined. This study correlate PI mean of middle cerebral artery (MCA) with retinal mikroangiopathy which is the most common and specific in diabetic patients. Objective - To determine differences in PI MCA group with and without retinopathy in type 2 diabetic patients and to find the cuttpoint value at ROC curve. Methods - The study was carried out in sixty diabetic patients (with no other vascular abnormality), divided into 2 group, 29 type 2 diabetic patients with retinopathy and 31 diabetic patients without retinopathy. TCD was performed to record pulsatility index of MCA then analyzed to find the cuttpoint value. Ages, duration of diabetes, HbA1c levels, history of hypertension and dyslipidemia was analyzes as a confonding factor. Results - The PI of MCA are significantly higher in diabetic patients with retinopathy than without retinopathy (P=0.001) with cutt of point at PI> 1,025 with 70% sensitivity and 54% spesificity. Age, HbA1c level, diabetes duration, history of hypertension and dislipidemia does not have a meaningful relationship with change cerebral status (p = 1.000, p = 0.657, p = 0.354, p = 0.538). Conclusions - There are significant differences beetwen mean of pulsatility index in diabetic patients with and without retinopaty. The Cuttpoint are at PI > 1,025 with 70% sensitivity and 54% spesifisity.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Maesadatu Syaharutsa
Abstrak :
Latar belakang: Preeklampsia masih menjadi penyumbang angka kesakitan dan kematian maternal dengan insidens sekitar 8,6 di Indonesia. Pola asuhan antenatal dengan melakukan penapisan awal menggunakan faktor maternal dan biofisik terhadap kejadian preeklampsia diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal dan janin. Tujuan: Memperolah kalkulasi risiko dari faktor maternal dan biofisik terhadap kejadian preeklampsia. Metode: Studi ini merupakan kohort prospektif dengan melakukan consecutive sampling pada setiap ibu hamil dengan janin tunggal hidup dan tak terdapat kelainan kongenital anomali. Telah dilakukan penapisan pada 878 sampel dengan 8,7% mengalami preeklampsia. Setiap faktor maternal dan biofisik dilakukan analisis bivariat dan yang bermakna dilanjutkan dengan analisis multivariat. Variabel yang bermakna hingga analisis multivariat akan menghasilkan persamaan regresi logistik yang nantinya dapat menghitung a priori risk seorang perempuan mengalami preeklampsia. Hasil: Faktor maternal berupa riwayat hipertensi kronik dan riwayat preeklampsia di keluarga meningkatkan risiko preeklampsia. Faktor biofisik berupa indeks massa tubuh > 26 kg/m2, tekanan arteri rerata > 95 mmHg, dan indeks pulsatilitas arteri uterina yang tinggi juga meningkatkan risiko preeklampsia. AU-ROC dengan menggunakan faktor maternal dan kombinasi faktor maternal dan biofisik sebesar 63% dan 75%. Kesimpulan: Kombinasi faktor maternal dan biofisik dapat digunakan untuk menapis seorang ibu hamil untuk mengalami kejadian preeklampsia.
Background: Preeclampsia still contributes for maternal morbidity and mortality with incidence around 8,6% in Indonesia. Antenatal care with screening by using maternal and biophysical factors in predict the preeclampsia event is expected can reduce the number of maternal and fetal morbidity and mortality. Aim: Obtain the calculation risk from maternal and biophysical factors in predicting preeclampsia. Methods: We conducted a prospective cohort by performing consecutive sampling in every pregnant woman with singleton live intrauterine with no congenital anomaly. We screened 878 subjects with 8,7% became preeclampsia. Every maternal and biophysical factors were performed bivariate analysis and if statistically significant it continued to multivariate analysis of logistic regression. The equation of the logistic regression model will be performed to calculate the a priori risk of a pregnant woman becoming preeclampsia. Results: Maternal factors such as chronic hypertension and family history with preeclampsia will increase the risk of preeclampsia. Biophysical factors such as body mass index > 26 kg/m2, mean arterial pressure > 95 mmHg, and high value of pulsatility index of uterine artery will increase the risk or preeclampsia. The AU-ROC value by using maternal factor and combining maternal and biophysical factors were 63% and 75%, respectively. Conclusion: By combining the maternal and biophysical factors, it can be performed to screen a pregnant woman in preeclampsia event.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library