Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Depok: Komunitas Sastra Indonesia, 2000
895.110 SER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Karlgren, Bernhard
Stockholm: The Museum of Far Eastern Antiquities, 1950
808.81 KAR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Edhi Kharitas
"Setelah revolusi kebudayaan berakhir, di RRC muncul aliran puisi baru yang disebut menglongshi. Gu Cheng adalah salah satu pelopor aliran ini. Pendekatan stilistis-sastra digunakan untuk menganalisis lima belas puisi yang ditulis Gu Cheng pada tahun 1968 sampai 1980."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13026
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Sulistini
"Skripsi ini terdiri dari uraian singkat mengenai riwayat hidup Qu Yuan dan terjemahan sajak Lisao sebanyak sepuluh bait. Skripsi ini dimulai dengan bab satu, yaitu pendahuluan, kemudian dilanjutkan dengan bab dua mengenai latar belakang sejarah. Pada bab tiga, terdapat uraian singkat mengenai riwayat hidup Qu Yuan dan perayaan hasil kematiannya. Bab empat merupakan isi dari sajak Lisao. Dalam sajak ini akan dipilih sebanyak sepuluh bait sajak yang akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Akhir dari skripsi ini ditutup dengan kesimpulan pada bab lima. Mengenai ejaan Bahasa Cina, digunakan ejaan Pinyin, suatu sistem ejaan yang menggunakan transkripsi latin untuk menuliskan nama diri, nama tempat, judul sajak dan berbagai istilah lainnya dalam Bahasa Cina. Di Negara Republik Rakyat Cina sistem Pinyin ini sekarang dipakai sebagai standar dalam penulisan aksara Cina. Nama-nama negara tertentu, seperti : Ch'i, Ch'u, Ch'in, Chao dan Tsin jika diterapkan menurut ejaan Pinyin menjadi Qi, Chu, Qin, Zhao dan Jin. Demikian juga untuk nama-nama orang yang semula memakai sistem Wade Giles, seperti : Ch'u Yuan, Sung Yu, Pai Chi, Chin Hsiang, Cheng Hsiu dan Tse Ian jika diterapkan menurut sistem Pinyin menjadi Qu Yuan, Song Yu, Bai Qi, Jin Xiang, Zheng Xiu dan Zi Zan. Nama-nama istilah, seperti : Chankuo Shihtai dan Paichia Chengming jika menggunakan ejaan pinyin menjadi Zhanguo Shidai, Baijia Zhengming dan masih banyak nama-na_ma lainnya yang menggunakan sistem ini. Namun adakalanya sistem ejaan Pinyin ini tidak dipergunakan, seperti pada catatan kaki, kepustakaan dan kutipan-kutipan, dengan pertimbangan bahwa akan dicantumkan sesuai dengan yang diterapkan oleh pengarangnya. Hal ini bisa dilihat pada nama-nama : Liu Wu-chi, Chien Po-tsan dan Tung Chi-ming. Sedangkan huruf-huruf Cina (Hanzi) saya akan tuliskan pada bab empat, yaitu pada bagian terjemahan sajak, juga pada bagian kepustakaan, bagian Glosari dan Indeks."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waley, Arthur
London: George Allen and Unwin, 1956
895.1 WAL y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Made Rahayu Saptari Dewi
"Dalam budaya Cina, puisi seringkali dikaitkan dengan lukisan. Lukisan dan puisi menjadi bagian karya seni dan sastra yang banyak dihasilkan oleh seniman Cina, khususnya pada masa kedinastian. Keduanya tidak jarang ditemukan secara bersamaan, karena dalam karya lukis Cina klasik dapat ditemui guratan aksara berbentuk puisi. Pada awal masa Dinasti Qing (1644-1912), salah satu seniman yang menghasilkan karya lukis dengan guratan puisi didalamnya ialah Shi Tao (石涛). Meskipun demikian, tidak banyak referensi lukisan-lukisan klasik Shitao yang dapat ditemukan. Akan tetapi, penelitian ini berhasil memperoleh beberapa referensi lukisannya melalui pencarian pustaka di perpustakaan, bahkan melalui koleksi buku di kelenteng. Dari tiga lukisan karya Shitao yang diperoleh, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna puisi yang terdapat dalam beberapa lukisan karya Shi Tao serta bagaimana Shi Tao merepresentasikan karya seni dengan gaya lukis impresionismenya.

In Chinese culture, poetry is often associated with painting. Paintings and poems are part of works of art and literature that are produced by many Chinese artists, especially in the days of certainty. Both are not uncommon to be found simultaneously, because in classical Chinese painting we can find stylized characters in the form of poetry. At the beginning of the Qing Dynasty (1644-1912), one of the artists who produced paintings with poetry strokes in it was Shi Tao (石涛). However, there are not many references to Shitaos classic paintings that can be found. Nevertheless, this study succeeded in obtaining several references to his paintings through library searches in the library, even through book collections in temples. From the three paintings by Shitao obtained, this study aims to determine the meaning of poetry that contained in several paintings by Shi Tao as well as how Shi Tao represented his impressionistic artwork."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadjeng Pulungsari Hadi
"Du Fu adalah seorang penyair yang hidup pada masa dinasti Tang. Ia seorang realis dan menganut ajaran Konfusianis. Pada periode kehidupannya, dinasti Tang tengah mengalami kegoncangan politik, akibat tibanya serangan suku barbar. Selain itu, pemerintah juga tengah menjalankan Sistim Ujian Negara untuk menyaring kader-kader pejabat. Karena sistim ini mengutamakan penguasaan bidang sastra, maka tak dapat diingkari, bahwa masa ini melahirkan banyak sastrawan yang secara luas dapat menyalurkan ilhamnya. Du Fu termasuk diantara penyair-penyair kenaman di jaman keemasan tersebut. Karyanya menggambarkan keadaan negara dan banyak bersinggungan dengan masalah sosial. Berdasarkan pengamatan karya-karyanya, maka penulis memilih untuk rnengambil topik 'aspek sosial' dari sajak-sajak Du Fu. Kehidupannya yang tak dapat dikatakan bahagia, telah menuntunnya untuk menciptakan karya-karya yang realis, sehingga dapat memberi gambaran pada pembaca akan situasi saat itu dan dapat membiarkan pembaca untuk lebih jauh lagi menelusuri tapak-tapak sejarahnya. Du Fu, juga mencipta didampingi ajaran Konfusianis yang dianutnya. Hal ini dapat dilihat dari karya-karyanya yang membawa nafas Konfusianis. Berdasarkan hal ini Pula, penulis membahas masalah Konfusianisme dalam sajak-sajak Du Fu. Sehubungan dengan banyaknya penyair kenamaan yang hadir pada masa itu, maka tidak adil rasanya bila tidak menyinggung karya-karya mereka, disamping karya Du Fu. Sajak-sajak Li Bai, Wang Wei dan Bai Juyi, turut penulis hadirkan pada skripsi ini, agar dapat diperbandingkan kekhasan masing-masing. Du Fu, begitu nyata memperlihatkan aspek sosial pada hampir setiap karyanya. Negara, tanah air, rakyat, dan kehidupan masyarakat membaur dalam satu kesatuan kalimatnya dan tersusun dalam baris sajaknya yang indah."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budhi Setiastuti
"Skripsi Bai Juyi dan Syair Lagu Kecapi ini saya ketengahkan untuk mengetahui lebih dalam lagi tokoh Bai Juyi yang dalam sejarah Dinasti Tang termasuk seorang sastrawan yang cukup terkenal. sebagai seorang sastrawan kesibukannya tidak hanya pada penulisan puisi-puisi saja tetapi ia juga banyak mencurahkan perhatiannya pada kemanusiaan. Beberapa jabatan pernah didudukinya dalam pemerintahan dinasti Tang dimana dengan jabatan-jabatan yang dipegangnya ia bisa lebih tahu bagaimana situasi pemerintahan masa itu dan keadaan dari masyarakat yang tertindas akibat dari beberapa pejabat yang korap. Bai Juyi berusaha agar dapat berbuat sesuatu bagi rakyat dan negerinya namun karena ia termasuk seorang yang idealis maka banyak orang yang tidak menyukainya. sebagai akibatnya ia sering diasingkan ke tempat-tempat terpencil dan dengan jabatan yang rendah."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waley, Arthur
London: George Allen and Unwin , 1946
895.11 WAL c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita Eka Dewi
"Skripsi ini membahas mengenai sejarah Ai Qing sebagai penyair Cina dan juga menganalisis mengenai metafora yang digunakan Ai Qing dalam penulisan puisipuisinya Mei de Duihua, Wo Ai Zhe Tudi, Yi Ge Hei Ren Guniang Zai Gechang, dan Guayu Yanjing. Skripsi ini ditulis berdasarkan metode penulisan deskriptifanalitis. Hasil penulisan skripsi adalah Ai Qing adalah penyair yang menulis puisi untuk kepentingan seni dan kepentingan rakyat. Dalam penulisan puisi ia senang sekali menggunakan metafora untuk membangun suasana, menyampaikan makna, atau sebagai kritik sosial.

This writing discusses the history of Chinese poet, Ai Qing, as well as analyzing the metaphors used in the writing of Ai Qing_s Mei de Duihua, Wo Ai Zhe Tudi, Yi Ge Hei Ren Guniang Zai Gechang, dan Guayu Yanjing. This writing is written based on the descriptive-analytical method of writing. Ai Qing is a poet who wrote poetry for the sake of art and the interests of the people. In writing poetry he was delighted to use metaphors to build atmosphere, convey meaning, or as social criticism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S12965
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library