Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marcella Stefania Yunitasari
Abstrak :
Mendominasi pengguna aktif media sosial di dunia, dewasa muda memanfaatkan Instagram guna memenuhi kebutuhan untuk melakukan pengungkapan diri mengenai aspek kehidupan romantis dalam lingkup komunikasi masspersonal. Memiliki kontrol mutlak atas kehadiran digitalnya, dewasa muda dapat menyampaikan aspek kehidupan romantisnya melalui cara yang sesuai dengan kebutuhannya untuk membangun citra diri, salah satunya melalui konten Public Display of Affection (PDA) di Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman dewasa muda dalam memanfaatkan Instagram untuk mengunggah konten PDA serta makna dari pengalaman pengungkapan hubungan romantis dewasa muda melalui konten PDA di Instagram. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti mewawancarai empat perempuan usia dewasa muda yang sedang menjalani hubungan romantis dan kerap mengunggah konten PDA di Instagram. Penelitian ini menemukan bahwa dewasa muda memilih Instagram sebagai media untuk mengunggah konten PDA karena: (1) memenuhi kebutuhan untuk memperoleh eksistensi diri; (2) menawarkan cara berkomunikasi yang lebih mudah dan jelas; dan (3) menawarkan berbagai fitur penyuntingan. Adapun dewasa muda melakukan pengungkapan diri di Instagram mengenai hubungan pacarannya melalui konten PDA untuk: (1) menciptakan citra diri yang positif; (2) memperoleh validasi sosial; dan (3) menunjukkan status kepemilikan atas pacar di hadapan publik. ......Dominating the world's active social media users, young adults utilize Instagram to fulfill the need to self-disclose aspects of their romantic life within the scope of masspersonal communication. Having absolute control over their digital presence, young adults can convey aspects of their romantic life in a way that suits their needs to build their self-image. Currently, they tend to announce it through Public Display of Affection (PDA) content on Instagram. This study aims to find out the experiences of young adults in utilizing Instagram to upload PDA content and the meaning of young adult’s experience of revealing romantic relationships through PDA content on Instagram. Using qualitative approach, the researcher interviewed four young adult women who are in a romantic relationship and often upload PDA content on Instagram. This study found that young adults choose Instagram as a medium to upload PDA content because: (1) it fulfills the need to gain self-existence; (2) it offers an easier and clearer way of communicating; and (3) it offers various editing features. The reasons why young adults self-disclose on Instagram about their dating relationships through PDA content are to: (1) create a positive self-image; (2) obtain social validation; and (3) to show possession over their romantic partner in public.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thasya Adillah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konten pacaran dalam aplikasi TikTok sebagai wujud dari fenomena Public Display of Affection (PDA) di dunia digital. Penelitian ini berangkat dari keterbatasan studi-studi sebelumnya mengenai PDA yang lebih banyak dianalisis dalam perspektif komunikasi dan psikologi, serta melihat PDA hanya dalam konten media sosial secara umum sebagai wujud eksistensi diri akan status hubungan. PDA menggambarkan fenomena baru yang disebut sebagai intimasi digital, dimana dewasa ini intimasi difasilitasi dan dimobilisasi melalui teknologi. Secara sosiologis berdasarkan teori interaksionisme simbolik, budaya dan kewajaran tersebut dihasilkan melalui interaksi sosial, dimana dalam prosesnya individu saling bertukar simbol dan makna dalam interaksi yang terjalin. Aktor yang terlibat dalam proses ini tidak hanya terbatas pada individu di dalam hubungan saja, melainkan juga melibatkan pengguna lain sebagai audiens, serta lingkungan terdekat seperti teman dan keluarga. Peneliti menemukan bahwa feedback dari pengguna lain menjadi indikator atau simbol utama dari keberhasilan individu dalam menggambarkan hubungannya. Peneliti juga menemukan bahwa feedback yang diperoleh dari konten tersebut dapat dimonetisasi melalui kegiatan endorsement, sehingga PDA yang dilakukan tidak hanya terbatas pada keintiman dan relationship. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif studi kasus dengan observasi dan wawancara mendalam bersama beberapa informan yang memproduksi konten PDA di aplikasi TikTok. ......This research aims to analyze dating content on the TikTok application as a manifestation of the phenomenon of Public Display of Affection (PDA) in the digital world. The study departs from the limitations of previous studies on PDA, which were mostly analyzed from communication and psychology perspectives, and considers PDA only in the context of social media content in general as a manifestation of self-existence in relationship status. PDA illustrates a new phenomenon referred to as digital intimacy, where intimacy is currently facilitated and mobilized through technology. Sociologically, based on symbolic interactionism theory, this culture and rationality are generated through social interaction, wherein individuals exchange symbols and meanings in the process of interaction. The actors involved in this process are not limited to individuals in the relationship alone but also include other users as the audience and the immediate environment such as friends and family. The researcher found that feedback from other users serves as the primary indicator or symbol of an individual's success in portraying their relationship. The researcher also found that feedback obtained from such content can be monetized through endorsement activities, expanding the scope of PDA beyond mere intimacy and relationship. This study was conducted using a qualitative case study method with observations and in-depth interviews with several informants who produce PDA content on the TikTok application.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dheandra Khafifa
Abstrak :
Dalam memenuhi kebutuhan emosional yang salah satunya berupa cinta, manusia memiliki berbagai cara untuk mengekspresikannya, termasuk melalui media sosial. Media sosial saat ini bukan hanya sebagai media penyebaran informasi, namun juga sebagai media untuk memamerkan kemesraan di hadapan publik. Di tengah beragamnya alternatif pemilihan media yang ada, setiap individu memiliki motivasi tertentu yang menjadi alasan mereka dalam memilih media guna mencapai tujuan tertentu, salah satunya untuk menunjukkan ekspresi cinta. Melalui Teori Penggunaan dan Kepuasan, dalam tulisan akan membahas motivasi individu, dalam hal ini Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, sebagai Selebriti Indonesia yang disebut powerful couple dalam dunia show business (showbiz), yang kerap menggunakan akun media sosial Instagram guna memamerkan kemesraan sehingga termasuk ke dalam aktivitas public display of affection (PDA) sebagai bentuk ekspresi cinta di antara keduanya. Dengan menghimpun data melalui studi pustaka dan pengamatan pada media sosial Instagram @raffinagita1717, terlihat bahwa 62 juta pengikut di dalamnya merupakan aset yang harus dijaga sehingga diperlukan aktivitas untuk menunjukkan keterlibatan dengan audiens guna mencapai tujuan tertentu. Kemudian, ekspresi cinta di antara keduanya memenuhi 5 (lima) bahasa cinta dan 3 (tiga) komponen cinta berdasarkan teori segitiga cinta yang membuat setiap konten yang diunggahnya mampu meraih jutaan penyuka dan komentar. ......In fulfilling emotional needs, one of which is love, every human being has various ways to express it, including through social media. Social media today is not only a medium for disseminating information, but also as a medium to show off intimacy in public. In the midst of the variety of alternative media choices available, each individual has a variety of motivations that become their reasons for choosing media to achieve certain goals, one of which is to show an expression of love. Through Uses and Gratification Theory, this paper will discuss individual motivations, in this case Raffi Ahmad and Nagita Slavina, as Indonesian celebrities who called powerful couples in show business (showbiz) who often uses social media Instagram to show off their intimacy, so these activities called as public display of affection (PDA) as a form of expression of love between the two. By collecting data through literature studies and observations on social media Instagram @raffinagita1717, it is seen that the 62 million followers in it are an asset that must be maintained so that activities are needed to show engagement with the audience in order to achieve certain goals. Then, the expression of love between the two fulfills 5 (five) love languages and 3 (three) components of love based on the triangular theory of love, which makes every content uploaded able to reach millions of likes and comments.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library