Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1349 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dirgantara Putra
"ABSTRAK
Undang-undang telekomunikasi No.36 tahun 1999 yang diberlakukon sejak bulan
September 2000 telah memberikan dampak yang cukup besar dalam tataran bisnis
telekomunikosi di Indonesia. Hak eksklusif yang dimiliki PT. Telkom dan PT. Indosat akan
dicabut dan kedua perusohaan ini akan bersaing secara bebas sebagai penyedia
layanan telekomunikasi Iengkap. Pemerintah juga membuka kesempotan bagi sektor
swasta untuk mendapatkan perijinan dalam mengoperasikon layanan telekomunikasi
tanpa kerja sama dengan kedua perusahaan milik negara ini.
Undang-undang baru ini juga merupakon bagian dan implementasi cetak biru sektor
telekomunikasi yang akan menghapus monopoli dan memberikan kebebasan didalam
industri telekomunikasi dan diharapkan akan menarik perusahaan asing untuk
melakukan investasi didalam industri telekomunikasi dengan kebebasan untuk mengatur
operosinya secara bebas.
Didalam undang-undang yang baru, pengoperasian telekomunikosi dibagi menjadi tiga
bagian yaitu pengoperosion jaringan telekomunikasi, pengoperasian jasa telekomunikasi
dan pengoperasian telekomunikosi khusus. Penyedia jaringan telekomunikosi dibolehkon
untuk menjadi penyedia jasa telekomunikasi dengan perusohaon yang berbeda. Individu,
instansi pemerintah atau badan hukum lainnya dapat menyelenggarakan telekomunikasi
khusus yang dipergunakan untuk kepentingan sendiri.
Lisensi untuk operator jaringan telekomunikasi sepenti jaringan telepon tetap atau telepon
seluler, diberikan pemerintah melalui proses seleksi. Sedangkon ijin bagi operator jasa
telekomunikasi, pemerintah akan membuat suatu prosedur untuk mendapatkan ijin dan
akan memberikan pemberitahuan bagi operator yang mengajukan aplikasi dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
"
2002
T5563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhendar Ismail
"Par être émis le décret du numéro 3/1989 d0UU au sujet de la règle d'investation qui exige d'entourer l'entreprise d'etat (PT. Telkom et PT. Indosat) dans le secteur de télécommunication et qui donne le permis opérationnel de (ÌSM-900 aux plusieurs fournisseur de télécommunication, signale le début du développement mobile de télécommunication en Indonésie, Il y a beaúcoup d'opérate qui apparaissent et développent son service dans toute la région de l'indonésie, ceux sont: PT. Telkomsel, PT. Satelindo et PT. Excelcomindo. En 2000, le gouvernement a émis le numéro 5212000 de pp au sujet de la déréglementation dans le secteur de télécommunication que les marques disparaissent la droite exclusive des compagnies d'etat et signale que Ja concurrence élevée dans ce secteur a se commencer.
Les actions de la PT. Satelindo étaient appartiennent des plusieurs compagnie étrangère et compagnie domestique, mais au milieu de cette année toutes actions ont lieu appartiennent de la PT. Indosat. La PT. Satelindo a commencé ses affaires en 1993 par 3 affaires principales, ceux sont : Le fournisseur cellulaire, le service par satellite et le cadran direct international, l'affair cellulair qui a être commencé de Jakarta etait plus développe que les autres affaires et c'est devenus 'le marché leader' dans la région de Jabotabelc et le deuxième plus grand en Indonésie avec le premier produit 'The Satelindo GSM' comme la carte payée-après. Après le déclin énergique du client dans le début de la crise monétaire en Indonésie, Satelindo lancait le nouveau produit 'Mentari' comme la carte pré-payée avec des plusieurs avantages qui étaient disponible pour attirer l'attention du public de Jabotabelc pour défendre son mode des concurrents.
En 2001, Le gouvernement a donné Le permis du Dcs-1800 opérationnel qui est le système de mise à niveau du Gsm90O à plusieurs nouvelles entreprises ou aux entreprises d'exister, inclue PT. Satelindo. Ce permis a crée une condition plus concurrentielle dans le secteur mobile de télécommunication. Pour renforcer sa position et pour défendre son mode dans la région de Jabotabek, elle a combiné ces technologies. Et qu'elle a lancé le nouveau produit pour la carte payée-après et la carte pré-payée qui pourraient être intensivement terminées par les dispositifs attrayants et les services attrayants au client. Mais iL y a beaucoup de chose principale qui doit être mis l'accent sur l'entreprise pour donner le service de satisfaction au client, comme : la largeur du signal d'assurance, de la qualité de réseau et de l'atteinte de service qui est encore focalisée à Jakarta. Par entièrement la commande de dessous de la gestion d'Indosat qui a l'expérience élevée et a la culture forte dans le secteur de télécommunication avec l'état économique de l'indonésie qui commence à être meilleure, Satelindo a la chance élevée pour rester comme le plus grand opérateur dans la région de Jabotabek ou d'ailleurs nationalement."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T3253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Franky Haryoko
"ABSTRAK
Komselindo aebagai salah satu operator seluler mengoperasikan dua macam teknologi
yaitu AMPS (analog) dan CDMA (digital) AMPS yang memakai teknologi analog
mempunyai banyak kekurangan dibandingkan OSM yang memakai teknIogi digital,
sehingga banyak pelanggan AMPS yang beralih ke GSM. Untuk mengimbangi GSM dan
memberi palayanan yang lebih baik pada pelanggan, Komselindo mulai tahun 1997
memasang CDMA di seluruh wilayah pelayanannya. Namun sangat disayangkan krísis
moneter yang melanda Indonesia pertengahan 1998 telah menyebabkan tertundanya
peluncuran CDMA secara besar-besaran hingga saat ini. Nilai tukar Rp. terhadap US$ yang
terus melemah menyebabkan harga handset CDMA yang harus diimpor menjadi mahal saat
dijual di Indonesia, sehingga tidak terbeli oleh sebagian besar masyarakat, terlebih pada
situasi krisis saat itu.
Kondisi perekonomian mulai membaik dan pasar telepon seluler mulai tumbuh
kembali dengan pesat, tetapi CDMA belum bisa beroperasi sepenuhnya menggantikan AMPS.
Penyebab yang membuat pelanggan AMPS maupun GSM enggan untuk memakai CDMA
antara lain harga handset yang masih sedikit lebih mahal dibandingkan handset GSM, model
handset kurang menarik dan daerah pelayanan yang tidak seluas GSM. Faktor keterbatasan ini
membuat pelanggan Komselindo yang kurang puas dengan AMPS berpindah ke GSM.
Menurunnya jumlah pelanggan membuat pendapatan Komselindo ikut menurun
sehingga struktur keuangan perusahaan tidak kuat. Struktur keuangan yang lemah membuat
Komselindo tidak mempunyal dana cukup untuk melakukan promosi besar-besaran, sehingga
CDMA kurang dikenal oleh masyarakat luas. Seperti diketahui behwa untuk memperkenalkan
sesuatu yang baru diperlukan promosi yang besar dan Intensif Ditambah lagi akan masuknya
9 pemain baru yang mengoperasi teknologj DCS 1800 (GSM 1800) pada tahun 2001 yang
didukung modal besar dan teknologi seluler baru akan menjadi ancaman berat untuk
Komselindo.
Trend teknologi seluler masa depan (3G) yang berbasis teknologi digital CDMA,
pertumbuhan pasar telepon seluler yang makin pesat dan didukung faktor-faktor internal yang
menguntungkan seperti pengaIaman sebagai operator seluler sejak tahun 1991, bangkitnya
R&D menjadi dasar bagi Komselindo untuk menerapkan strategi growth untuk jangka waktu
5 tahun ke depan. Permasalahan internal Komselindo seperti struktur keuangan yang lemah,
kondisi SDM dengan loyalitas kerja rendah, koordinasi internal kurang baik merupakan
hambatan tersendiri untuk mencapai tujuan jangka panjang growth. Untuk itu harus disusun
strategi jangka pendek untuk 2 tahun ke depan yang terdiri dari beberapa strategi fungsional
seperti pemasaran selektif keuangan mandiri, memberdayakan SDM, mengaktifkan R&D dan
mengefekifkan operasional.
Pelaksanann strategi fungsional jangka panjang dan jangka pendek di atas dituangkan
dalam program-program yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing bidang. Dengan
memperkuat kondisi internal, akan mengurangi kelemahan dan meminimkan ancaman,
Sehingga Komselindo siap mencapai pertumbuhan (growth) untuk jangka waktu 5 tahun ke
depan dan CDMA bisa menjadi alternatif berkomumkasi seluler disamping GSM.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T2887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditiawarman Karim
"ABSTRAK
Masa Orde Baru adalah masa kebangkitan dalam pembangunan
yang tak pelak lagi tentunya berkaitan langsung dengan
pelaksanaan pembangunan fisik. Pembangunan fisik membutuhkan
penanganan perencanaan dan pengawasan yang matang. Pada masa awal
pembangunan itu bangsa kita belum sempat ikut terlibat dalam hal
perencanaan pembangunan yang lebih terinci. Padahal perencanaan
adalah ?kunci? atau boleh dikatakan sebagai pemegang kendali
untuk pelaksanaan pembangunan berikutnya. ?Kunci? ini dicoba
direbut? oleh sekelompok orang muda Indonesia pada tahun 1970?an
dari tangan?tangan bangsa asing.
Yang diibaratkan sebagai ?kunci? diatas adalah kemampuan
melakukan perencanaan atas pembangunan?pembangunan fisik. Wadah
pelaksanaan perencanaan tersebut dilakukan dengan membentuk
perusahaan nasional dalam bidang jasa perencanaan teknis untuk
proyek-proyek industri. Dalam hal ini PT. QRS boleh berbangga
menjadi salah satu pelopornya.
PT. QRS yang diawali hanya dengan beberapa tenaga saja, pada
dasawarsa 1990-an telah berkernbang berkali lipat baik dari segi.
jumlah karyawan maupun kompleksitas pekerjaan, sehingga
pelaksanaan manajemen perusahaan mengalami perubahan yang
radikal. Perubahan ini tak dapat dihindari. Apalagi bila dilihat
perubahan lingkungan, baik secara teknologi dan manajemen yang
selalu berkembang dan berubah dengan cepatnya. Sudah bukan
masanya lagi manajemen hanya cukup memperhatikan keterampilan
dalam kekhususan fungsional seperti pemasaran, memahami fungsi
tradisional perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian. Tapi
diperlukan lebih dari itu yakni pendekatan sistim atas manajemen,
dikaitkan dengan kemampuan untuk berperan serta pada perancangan
serta pemanfaatan peralatan canggih komputer untuk Sistim
Informasi Manajemen.
Aplikasi Sistim Informasi Manajemen pada perusaahaan
penghasil jasa seperti PT. QRS ini adalah bukan sekadar ikut
ikutan lingkungan yang sedang berubah, tapi karena memang suatu
kebutuhan yang mutlak dan mendesak, yang bila tidak dilakukan
maka keunggulan PT. QES sebagai pelopor pembangunan akan dapat
sirna karena tidak efisien dan efektif dalam menjalankan roda-
roda perusahaannya. Apalagi bila dilihat bahwa kegiatan
perusahaan itu terdiri dari banyak fungai dimana yang satu dan
lainnya yang saling berkaitan erat dan dibutuhkan sarana yang
sedemikian rupa dapat menghasilkan sesuatu yang akurat dan cepat
Dengan menyadari bahwa perusahaan jasa ini mempunyai aset untuk
menghasilkan ?produk?nya adalah tenaga-tenaga manusia yang
terampil, maka tidak berlebihan bila dikatakan bahwa semua
keberhasilan perueahaan bertumpu pada manusia-manusia pelaksana
baik yang langsung maupun fungsi penunjang. Fungsi pelaksana
langsung adalah mereka-mereka yang melaksanakan Jasa perencanaan
teknis, termasuk didalamnya tenaga-tenaga insinyur dan juru
gambar yang membuat ?kertas kosong? menjadi dokumen teknis untuk
suatu pembangunan dengan mengandalkan ?brainware? masing-masing.
pelaksanaan teknis ini perlu dibantu oleh mereka-mereka yang
berfungsi sebagai fungsi penunjang dimana termasuk didalamnya
adalah administrasi dan keuangan. Dari mekanisme pelaksanaan
pekerjaan tersebut, Sistim Informasi Manajemen yang tepat perlu
dianalisis dan diterapkan.
Perkembangan teknologi komputer yang lebih ?compact? dan
lebih ekonomis memberikan arti tersendiri bagi Perusahaan PT. QRS
untuk memanfaatkannya selain untuk hal-hal yang bersifat teknis
misalnya untuk CADD (Computer Aided Design and Drafting) juga
untuk Sistim Inforrnasi Manajemen. Sistim ini akhirnya disimpulkan
memerlukan perangkat keras Personal Computer (PC) yang dapat
saling berhubungan dan perangkat lunak pengatur untuk
interconnection tersebut atau apa yang disebut sebagai jaringan
area lokal.
"
1990
T3418
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Purnomohadi
"ABSTRAK
Menghadapi Perkembangan dunia kearah Globalisasi,
perusahaan?perusahaan dituntut untuk mengantisipasi kondisi
tersebut, dimana dapat merupakan peluang bagi perusahaan untuk
tumbuh (growth) dan berkembang (expansion). Dalam rangka
mengantisipasinya maka perusahaan harus memperhatikan aspek?aspek
yang diperlukan untuk melakukan pemasaran global produk?
produknya.
Beberapa bagian dunja cenderung membentuk blok-blok
perdagangan seperti terbentuknya NAFTA (North American Free Trade
Area), EEC (European Economic Community) dan AFTA (Asean Free
Trade Area). Selanjutnya EEC berubah menjadi Pasar Tunggal Eropa,
yang merupakan pasar domestik tunggal masyarakat Eropa dengan
díhapuskannya hambatan?hambatan díantara kedua belas negara
anggotanya. Sehingga akan terdapat lalu lintas bebas barang dan
jasa serta keserasian standar produk yang dipasarkan.
Indonesia telah banyak melakukan ekspor ke negara?negara di
pasaran Eropa, akan tetapi untuk saat ini strategi pemasaran yang
dilakukan harus berbeda. Hal ini karena pasar tunggal tersebut
dapat merupakan suatu tantangan dimana adanya benteng
Proteksionisme untuk melindungi perusahaan-perusahan domestik.
Walaupun demikian Pasar Tunggal Eropa dapat merupakan suatu
Peluang bagi produk-produk Indonesia yang berhadapan sekaligus
dengan konsumen berjumlah lebih dari 350 juta dan kurang lebih 30
sub pasar lainnya. Selama ini dominasi ekspor produk Indonesia
adalah dan komoditi pertanian akan tetapi masih banyak produk
lain yang masih dapat. bersaing seperti : pakalan dalam, kartas
cetak, alas kaki, dan produk?produk karet yaitu ban kendaraan
bermotor.
Dalam tahun 1990/1991 ini Industri Ban Nasional mencatat
perkembangan yang cukup pesat setelah pemerintah mengambil
langkah?langkah rangkaian kebijaksanaan deregulasi, dan didorong
pula oleh investasi baru serta peningkatan dan perrnirltaafl pasaran
ban dalarn negeri yang harus dipenuhi terlebih dahuIu.
Produsen ban nasional terdiri dari beberapa perusahaan yang
tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia, sebanyak tujuh
perusahaan diantaranya telah melakukan ekspor ke mancanegara.
perkembangan permintaan ban kendaraan bermotor didalam negeri
sendiri sangat baik sejalan dengan perkembangan industri
kendaraan bermotor, sebagai original equipment maupun untuk
replacement market.
Bagi industri ban nasional meningkatkan ekspor bukan
merupakan suatu hal yang mudah. Selain biaya produksi dan mutu,
maka peluang di pasar internasional juga sangat menentukan.
Dengan semakin ketatnya persaingan maka faktor biaya produksi
menjadi lebih dominan dalam usaha peningkatan ekspor. Peluang di
pasar Internasional untuk ban saat ini masih terbuka, yaitu
semakin diterimanya mutu produk ban Indonesia di pasaran
Internasional.
Dalam mencapai peluang ekspor industri ban yang lebih baik
di pasaran Internasional dan menghadapi keberadaan Pasar Tunggal
Eropa, diperlukan suatu strategi pemasaran yang tepat. untuk itu
kami mengharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi
strategi pemasaran internasional industry ban.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Benyamin Parulian
"ABSTRAK
Dalam perkembangan perdagangan yang pesat, Direktorat Satelit yang merupakan salah satu
unit bisnis PT. Satelit Palapa Indonesia (PT. Satelindo) telah mempersiapkan diri untuk
nengantisipasi tuntutan konsumen dalam memberikan pelayanan pelanggan yang lebih
berkualitas,Yakni dengan mengadaptasi sistem manajemen berdasarkan ISO 9000. Untuk
menilai proses implementasi ISO 9000 di Direktorat Operasional, penulis memandang perlu
untuk dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan yang telah dilakukan, sehingga hasil evaluasi
ini akan menjadi landasan untuk membuat kebijakan perbaikan mutu secara keseluruhan dalam
proses bisnis. Output dan penelitian ini adalah suatu analisa dan kritik terhadap implementasi
sistem manajemen mum yang mengacu pada Standard ISO-9000, suatu rekomendasi untuk
melakukan tindakan perbaikan secara berkelanjutan, serta suatu dasar (landasan) penilaian
terhadap pelaksanaan sistem ISO-9000.
Untuk memperkuat penelitian ini, maka telah dilakukan berbagai metode pengumpulan data,
baik melalui obsevasi, wawancara, maupun instrumen kuesioner. Juga telah dilakukan
pengujian kesahihan dan keandalan data yang akan digunakan dalam kuesioner, sehingga
dapat dikumpulkan informasi mengenai pengetahuan, sikap, dan pendapat responden, yang
relevan dengan pengukuran citra umum perusahaan. Seluruh data tersebut kemudian diolah
dan dibandingkan dengan data literatur yang tersedia. Responden yang dipilih adalah lingkup
internal Direktorat Satelit, baik yang terlibat Iangsung maupun tidak dalam proses
implementasi ISO 9000.
Karya akhir ini disertai sejumlah saran untuk tindak lanjut implementasi di Direktorat Satelit.
Juga diberikan saran yang terbagi atas sejumlah tahap implementasi bagi perusahaan yang
alcan menerapkan standar manajemen ISO 9000.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Melita; Yvone Augustine S.
"Sistem Informasi Akuntansi merupakan sarana yang penting di dalam memperlancar dan mengarahkan kegiatan sehari-hari serta pengambilan keputusan. Dengan diterapkannya Sistem Informasi Akuntansi akan memberi manfaat bagi perusahaan terhadap masalah operasi, hingga pelayanan dan pengelolaan menjadi Iebih efisien, ekonomis dan efektif. Untuk memenuhi kebutuhan intormasi yang baik bagi pihak dalam dan luar perusahaan PT. Matan telah menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan. Adapun salah satu diantaranya adalah Sistem Informasi Akuntansi.
Sistem Ìnformasi Akuntansi seperti halnya struktur organisasi merupakan bagian dan sistem informasi manajemen PT. Matan. Selain ditujukan untuk pendukung pengoperasian dan pengusahaan juga untuk mendukung kebutuhan permintaan data dan sistem informaSi manajermen tingkat yang lebih atas. Sistem Informasi Akuntansi di PT. Matan pada dasarnya digunakan untuk menyajikan informasi guna mendukung operasi harian, pengambilan keputusan dan yang berkenaan dengan kepengurusan. Meskipun SIA Matan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan yang ekonomis, bukan berarti bahwa SIA dapat memecahkan seluruh permasalahan operaional.
Hasil temuan menunjukkan bahwa biaya overhead yang dibebankan per klien ditentukan berdasarkan biaya total yang dikurangi dengan biaya langsung, bukan merupakan biaya overhead yang sesungguhnya dimana nilainya mencapai 80 - 90 % total cost. Akibat besarnya biaya overhead hasil pembahasan menunjukkan timbul kerugian atas order pelanggan tertentu yang mengakibatkan terjadi penurunan laba perusahaan. Adapun masalah yang berkaitan dengan SIA pada umumnya berkaitan dengan perancangan sistem yang perlu ditingkatkan dan perlu dibuatnya beberapa aplikasi sistem tambahan. Setelah dilakukan pembahasan dipiIih alternatif usulan tambahan untuk program aplikasi komputer dengan menyertakan cara penentuan pembebanan tarif biaya overhead.
Sebagai tindak lanjut dan usulan tersebut telah diberikan Saran yang diharapkan dapat mempercepat dan mengamankan pengembangan Sistem Informasi Akuntansi. Saran-saran tersebut antara lain perlu dibuat tambahan pengendaIian baik akuntansi maupun administrasi komunikasi yang baik antar departemen agar dapat diperoleh data yang sesungguhnya untuk didistribusikan, dibutuhkan pelaksana yang mampu membuat program aplikasi dan menggunakannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Progoharbowo
"ABSTRAK
PT NSI adalah suatu perusahaan manufaktur dan marketing yang bergerak di bidang
minuman serbuk buah. Sebagai salali satu SBU PT NFl Group, NSI telah
mengimplementasi kan pengukuran kinerja Balanced Scorecard (BSC) yang
dikernbangkan oleh Kaplan dan Norton.
Walaupun didukung oleh sistem ISO, penerapan TQM, implementasí ini masih dirasakan
belum sempurna. Ada beberapa pertanyaanímasalah yang timbul dalam implementasi
ini, yaitu: efektivitas ukuran, metoda dan sistem pengukuran, serta komitment dan foku.s
organisasi.
Atas dasar masalah tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh
gambaran jelas mengenai metoda pengukuran I3SC, menganalisa efektifitas ukuran, serta
memberi masukan kepada PT NSJ dalam penentuan tolok ukur yang tepat untuk masing
masing perspektif.
Dengan menggunakan metoda riset atau observasi lapangan (pengurnpulan data sekunder
dan wawancara), tinjauan pustaka, serta kerangka analisa dan pembahasan yang
menggunakan model BSC yang dikembangkan Kaplan dan Norton didapatkan hasil
sebagai berikut.
Walaupun ada beberapa kelemahan pada setiap perspektifnya, pada dasarnya NSI telah
menerapkan prinsip-prinsip BSC yang dikembangkan oleh Kaplan clan Norton dalam
penyusunan dan implementasi strateginya.
Untuk perpektif finansial, NSI memilih tujuan strategis ProfItable Growth. Tujuan yang
terkesan ambisius ini didukung oleh tujuan strategis Broaden Revenue Mix dan Improve
Operating Performance. Pilihan kedua tujuan strategis ini dianggap cukup tepat karena
masing-masing mewakili pertumbuhan pendapatan dan peningkatan laba, sehingga bisa
mendorong tercapainya Profitable Growth.
Ukuran-ukuran yang dikembangkan dalam perspektif fmansiai secara umum cukup
efektif untuk mencapal tujuan strategis tersebut. Kinerja NSJ untuk persektif ini juga
dapat dikatakan balk karena peL-tumbuhan NSI berada di atas rata-rata industri dan laba
yang cukup tinggi juga.
Pada perspektif konsumen NSI memilih tujuan strategis Brand Equity (Ekuitas merk)
scrta Increase Product Availihiity (pen ingkatan ketersediaan produk. Tujuan strategis
ini juga dinilai tcpat mengingat produk NSJ adalali produk untuk kelas menengah atas,
sehingga ekuitas merk merupakan hal yang peting untuk dibangun. Product Availibility
menjadi tujuan lainnya karena masalah ketersediaan ini dirasakari masih banyak
kekurangan.
Ukuran yang dikembangkan untuk Ekujtas merk dirasakan tepat karena merupakan
elemen-elemen penting untuk membangun ekuitas yaitu Brand Awareness, Brand
Perceived Quality, Brand Assostation, dan Brand Loyalty. Kinerja NSI untuk setiap
elemen ini cukup baik dan tctap sebagai superior dibandingkan pesaingnya.
Sedangkan untuk Ukuran ketersediaan barang, dilakukan pendekatan dengan metoda
Customer Development Index. Data ini penuh asumsi serta bersifat sangat global,
sehingga akurasínya masih dapat dipertanyakan. Diharapkan NSI melakukan retail audit
agar data ketersediaan ini merijadi Iebih sesuai dengan kenyataan di lapang.
Untuk perspektif Proses Bisnis Internal, NSI memilih tujuan strategis Innovative Process
& Product dan Minimizing Operasional Problems. Tujuan strategis ini juga dipandang
tepat karena dapat mendorong tujuan strategis perspektifkonsumen dan finansial.
Ukuran-ukuran yang dikernbangkan, metoda serta sistem yang dibangun untuk perspektif
Proses flisnis Internat secara urnum dapat dikatakan baik. Demikian juga dengan kinerja
NSI. Sistem ISO, Penerapan program Leadership Transformation ? 2 (LT-2), serta
program TQM Iainnya, berkontribusi nyata dalam kesuksesan implementasi perspektif
ini.
Perspektif terakhir yang merupakan dasar untuk mendorong perspektif lainnya. dalani
irnplementasinya NS! masih menunjukkan banyak kelemahan. Dengan rnernilih tujuan
strategis Competency Up Grade dan Optimizing Information System, ukuran yang
direncanakan belum diimplementasikan. Walaupun program-program untuk mencapai
tujuan tersebut sudah digulirkan namun pengukurannya belum dilaksanakan.
Namun demikian secara umum dapat dikatakan bahwa NSJ sudah cukup baik dalam
menggalang komitment semua pihak untuk mengimplementasikan BSC dan BSC
dirasakan sudah menjadikan NSJ sebagai organisasi yang berfokus pada strategi. Hal ini
karena NSI telah melaksanakan prinsip-prinsip : Menterjemahkan strategi
definisi operasional, Menyelaraskan organisasi untuk menciptakan sinergi, Membatt
strategi menjadi pekerjaan sehari-hari setiap orang, Menjadikan strategi suatu proses
yang kontinyu, Mobilisasi perubahan melalui pengembangan kepemimpinan."
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danu Permana
"Outsourcing merupakan salah satu alat manajemerl dalam rangica pelaksanaafl strategi bisnis perusahaan. Outsourcing dilakukan dengan cara melepaskan aktifitas fungsi? fungSi tertentu pacla pihak luar sebagai mitra kerja baik menggunakan fasilitas mereka maupun tidak dimana fungsi tersebut dinilai tidak berkaitan dengan pengembangan kompetensi inti perusahaan sehingga penggunaan sumberdaya internal dapat dilakukan secara efektif. Hal ini akan membawa dampak strategis pada perusahaan dikarenakan terbentukya kompetensi inti agar perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) ditentukan oleli sumber daya internal yang dimiliki (resources-based model).
PTCSE merupakan perusahaan PMA yang berdiri tahun pada 1995 dengan bisnis inti adalah jasa desain dan rekayasa dan konsultansi. Bidang industri yang dilayani adalah sektor industri ekstrasi metal,metal, resin dan kimia dan perlindungan lingkungan. Dalam bisnis ini bidang kerja perusahaan meliputi desain dan rekayasa sistem atau sub sistem dari industri yang dilayani.
Dengan menerapkan strategi outsourcing dan sejak awal berdirinya, PT. CSE juga terjun dalam bisnis peralatan pabrik dengan menghasilkan beberapa produk yang berkaitan dengan bidang industri pada bisnis intl. Serangkaian produk tersebut dinamakan CSE Brand. PT.CSE secara strategis tídak menanamkan investasi pada asset peralatan produksi sebagai fungsi manufaktur guna menghindari tingkat resiko yang besar. PT.CSE Iebih berkonsentrasi pada pernilikan sumber iaya manusia dan teknologi yang mampu menjalankan fungsi engineering yang unggul.
Sebagai pihak yang melakukan outsourcing (outsourcer) PT. CSE menyerahkan fungsi manufaktur pada industri peralatan pabrik (pemesinan) nasional sebagai pihak yang mcejalankan fungsi manufaktur tersebut atau outsourcee. Untuk itu permasalahan dalam tulisan ini dirumuskan sebagai berikut:
  • Fungsi rnanufaktur dalam indusiri peralatan pabrik memegaflg peraflan penting dalam proses penciptaan produk aichir yang nantinya di serahkan pada konsumen. Dengan bersandar pada kondisi industri pemesinan nasional saat ini, apakab pola outsourcing yang dijalankan dapat mencapai basil yang diharapkan. Seiain itu untuk mendapatkan pola outsourcing yang efektif, bagaimana bentuk hubungan outsourcing ini sehanisnya dijalankan terutamanya mengingat paxla standar kualitas produk yang ingin dicapai.
  • Sebagai perusahaan yang sejak awal berdirinya rnelaksanakan pola outsourcing yang bersifat strategis maka membawa implikasi path penentuan kompetensi Intl yang mesti dikembangkafl oleh manajeflien. Dengan model outsourcing ini, perlu diidentifilcasi kompetensi hifi perusahaan agar niendapatkan keunggLilan bersaing yang berkelanjutan.
Masalah spesifik lain bagi PT. CSB adalah bagaimana arah pengembangan strategi di masa depan memanfaatkan model outsourcing dan sumber daya internal yang dimiliki. Pendekatan dalam mengidentifikasi kompetensi inti dalam studi ini melalui pengkajian terhadap operasi produksi dan atribut produk yang diunggulkan oleh perusahaan yaitu diliputi harga produk yang Iebih murah daripada produk ex-impor dan produk telah menerapkan teknologi yang modern dan teruji. Dari kajian didapat kompetensi intl PT. CSE adalah de.cai,s peraki tan pabrik dan rekayasa sistem dan fun gsi procurement. Kompetensi inti merupakan suatu kombinasi dan kapabilitas dalam organisasi berupa:
  • Kualitas desain peralatan
  • Iníegrasi kernampuan desain peralatan ke dalam rekayasa sistem
  • Manajemen Pengetahuan
  • Keefektifan outsourcing
Dengan bantuan skematik routing kemudian dibahas keunggulan bersaing dad perusahaan yang bersumberkan dan kompetensinya. Kompetensi inti yang climiliki selain memberikan keunggulan bersaing pada produk akhir berupa jasa engineering atau rekayasa peralatan pabrik juga memberikan keunggulan bersaing dalam bisnis produk akhir berupa produk peralatan pabrik dengan cara melakukan strategi outsourcing.
Kesempatan meleveraging kompetensi inti dan PT. CSE melalui pola outsourcing diwujudkan dalam bentuk kemampuan menghasílkan produk peralatan pabrik. Eksploitasi dad kompetensi inti yang dimiliki oleh PT. CSE saat ini diintegrasikan dalam strategi dfferentiatiOfl focused dimana perusahaafl mengadakan diferensiasi produk pada suatu pangsa pasar tertentu saja. Lebih jauh lagi dalam meleveraging kompetensi intinya dikemukakan pula pengembangan strategi bersaing untuk mendapatkan tingkat keberlanjutan (sustainability) keunggulan bersaing yang lebih baik. Alternatif strategi bersaing yang dapat dilakukan:
  • Strategi tingkat korporat
    Mengembangkan hubungan dengan perusahaan engineering Jepang dahain suatu aliansi strategis.
  • Strategi tingkat bisnis
    Penataan rantai fluai perusahaan untuk mendapatkan atribut produk dalam menjalankan strategi differentiation.
Tinjauan atas kefektifan pelaksanaan outsourcing dalam mencapai produk yang memuaskan konsumen diukur dengan mecari keluhan-keluhan basil proses outsourcing. Ditentukan adanya hasil fabrikasi dañ mifl kerja yang kurang memuaskan. Untuk itu penelaahan atas tahapan implementasi outsourcing menyimpulkan bahwa kontrol kuatitas terhadap keria dañ mura perlu ditingkatkan dengan memperhatikan hal - hal:
  • Manajemen Kontrol Kualitas
  • Hubungan pola outsourcing dengan mitra kerja
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T5916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Arizan Rachmatillah
"ABSTRAK
Liberalisasi perdagangan bagi setiap negara ibarat sebuah pedang bermata dua. Di satu
sisi liberalisasi menjadi peluang karena adanya penurunan hambatan tarif dan non tarif yang
akan meningkatkan volume dan nilai perdagangan internasional. Di sisi lain, liberalisasi
perdagangan internasional dalam barang dan jasa merupakan suatu ancaman, karena terbukanya
persaingan yang semakin ketat baik untuk pasar domestik maupun pasar internasional.
Sehìngga seyogyanya bahwa antusiasme dalam menyambut era globalisasi tersebut diikuti
dengan persiapan yang terencana dalam peningkatan keunggulan daya saing melalui strategi
nasional yang terintegrasi.
Sehubungan dengan isu strategi nasional yang terintegrasi, maka menjadi kewajiban bagi
Pemerintah untuk dapat menyediakan infrastruktur yang kompetitif yang merupakan salab sam
faktor bagi terciptanya daya saing produk nasional. Hal tersebut dapat dilakukan melalui
restrukturisasi organisasi perusahaan public utility serta perencanaan strategi dan perusahaan
tersebut. Walaupun secara teoritis terlihat sederhana namun perubahan yang dapat dilakukan
terhadap BUMN penyedia fasilitas publik ini pada kenyataan cukup sulit.
Bagi perusahaan-perusahaa.n yang sepenuhnya berorientasi bisnis dan dijalankan
sepenuhnya dengan azas-azas manajernen perusahaan yang independen apalagi kepemilikannya
dbniliki pihak swasta tentu tidak terlalu sukar dalam melakukan kebijakan perubahan guna
meningkatkan efisiensi dan daya saing, namun untuk perusahaan-perusahaan Badan Usaba
Milik Negara yang sarat dengan birokrasi dan prosedur serta memiliki misi sosial disamping
misi bisnis perubahan bukanlah hal yang mudah dilakukan
Dengan adanya isu eksternaL dan kendala internal organisasi, sebagai salab satu
perusahaan penyedia fasilitas umum PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang sudali
selayaknya mempersiapkan din dalarn menyongsong era globalisasi tersebut, Sifat industri
pendistribusian tenaga Iistrik yang merupakan suatu bisnis monopoli alamiah, menjadikan posisi
PLN DìsJaya menjadi unik. Karena sifat bisnis tersebut PLN DisJaya tenlindungi dañ iklim
persaingan. Sehingga perlu dikaji upaya-upaya yang clapat memotivasi peningkatan kinerja serta
penentuan tofak ukur kinerja yang lebib baik agar supaya tujuan dan misi perusahaari sebagai
suatu perusahaan penyedia fasilitas umum yang mandini, efisien, transparafl dan terukur dapat
dicapai.
Untuk mencapai hal tersebut penlu kiranya diformulasikan suatu strategi yang tepat bagi
PLN ÐisJaya sebagai suatu perusahaan penyedia fasilitas umum dalam menghadapi era
globalisasi Foninulasi ini alcan dilakukan dengan mempertimbangkan faktor lingkungan yang
menjadi tantangan dan hamb atan bagi aktifitas PLN DisJaya, serta mengoptimalkan kekuatan
organisasi dan sumberdaya yang dimiliki baik untuk saat ini maupun kemungkinan
pengembangannya dimasa yang akan datang.
Dengan keterbatasan otonomi, strategi yang dapat dijalankan sut ini adalah
mengoptimaikan potensi pasar dengan menjalankan strategi penetrasi pasar dan pengembangan
produk serta meLakukan efisiensi biaya dalam batasan kewenangannya. Sedangkan dalam
menghadapi era globalisasi terlebih dahulu PLN Dislaya hams menjadi suatu entity yang
mandiri sehingga accountable dan dapat menanggung resiko yang selayaknya dipikul oleh suatu
perusahaan. Dengan demikian PLN Ðislaya dapat melakukan iangkah-langkah strategis dengan
pertimbangan bisnis guna menopang kelangsungan usahanya agar dapat menjadi perusahaan
penyedia fasilitas publik yang efisien dan mandiri.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>