Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dina Elita
"Latar belakang : Pandemi COVID-19 mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Pasien LES juga rentan mengalami gangguan psikosomatik yang dapat menurunkan kualitas hidup pasien LES. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan psikosomatik pada pasien LES pada masa pandemi COVID-19. Metode : Penelitian ini merupakan studi potong lintang pada pasien LES wanita dewasa di poliklinik Alergi Imunologi dan poliklinik Reumatologi RS Cipto Mangunkusumo pada bulan September hingga Oktober 2021. Data mengenai gangguan psikosomatik menggunakan kuesioner SCL-90, kemudian dilanjutkan pengumpulan data mengenai faktor demografis (usia, tingkat pendidikan, persepsi kondisi COVID-19, persepsi stres dengan PSS, dan stresor psikososial dengan skor Holmes dan Rahe) serta faktor klinis (derajat aktivitas penyakit dengan MEX-SLEDAI, terapi kortikosteroid, dan riwayat terinfeksi COVID-19 pada pasien dan keluarga). Analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. Variabel dengan nilai p < 0,25 dianalisis lebih lanjut dengan regresi logistik, dengan nilai p < 0,05 dianggap signifikan. Hasil : 200 pasien wanita dewasa dengan SLE direkrut dalam penelitian. Lebih dari separuh subjek penelitian (54%) mengalami gangguan psikosomatik. Dari analisis multivariat diperoleh tingkat pendidikan tinggi, stresor psikososial risiko sedang-tinggi, serta derajat aktivitas penyakit sedang-sangat berat berhubungan secara signifikan dengan gangguan psikosomatik pada pasien LES di masa pandemi COVID-19 Kesimpulan : Tingkat pendidikan, stresor psikososial, dan derajat aktivitas penyakit berhubungan secara signifikan dengan terjadinya gangguan psikosomatik pada pasien LES di masa pandemi COVID-19.

Background : The COVID-19 pandemic affects physical and mental health. SLE patients are also prone to psychosomatic disorders which could decrease quality of life. This study aimed to find out the factors that were associated with psychosomatic disorders among SLE patients during the COVID-19 pandemic. Method : This was a cross sectional study of adult female SLE patients from outpatient clinic of Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, from September to October 2021. Data regarding psychosomatic disorders using SCL-90 questionnaires, then demographic factors (age, education level, perception of COVID-19 conditions, perception of stress using PSS, psychosocial stressors using Holmes and Rahe scores) and clinical factors (disease activity using MEX-SLEDAI, corticosteroid, and history of being infected with COVID-19 in patients or their family) were collected. Bivariate analysis was conducted with Chi-square test. Variables with a p-value <0.25 were further analyzed with logistic regression, a p-value <0.05 was considered significant. Results : There were 200 female SLE patients recruited. More than half of the subjects (54%) experienced psychosomatic disorders. From multivariate analysis, high education level, moderate to high psychosocial stressors, and moderate to very severe disease activity level were significantly associated with the occurrence of psychosomatic disorders in SLE patients during the COVID-19 pandemic. Conclusion : Education level, psychosocial stressors, and disease activity level were significantly associated with the occurrence of psychosomatic disorders in SLE patients during the COVID-19 pandemic."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rananda Anggakara Hendarmo
"ABSTRACT
Bullying is a major problem in world and in Indonesia. It is the cause of several mental health disorders and behavioral problems. The stress of bullying experience itself may spark adolescents to start smoking as a coping mechanism for their stress. This research aims to find whether there is association between smoking and bullying in adolescent subjects. This research is a part of the research titled Adolescent Mental Health, Well Being and Bullying Behavior . The research design is a cross sectional study. 96 subjects, divided into two groups of adolescents with bullying experience n 48 and adolescents without bullying experience n 48 , were involved in this study. Bullying experience was obtained from the questionnaire of traditional bullying developed by Nansel et al 2001. Questions regarding smoking is given through a questionnaire that was developed specifically for this study. Data analysis was done with SPSS 24 with statistical tests of significance through the McNemar test significance level of p 0,05 . Group of teenagers with harassment in this study is 29.17 as victims, 41.67 as perpetrators and 29.17 for victim perpetrators. The highest frequency of smoking is of adolescents with bullying experience, consuming less than 5 cigarettes per week 16.67 . The proportion of adolescent smokers who experience harassment is higher than the group of teenagers who did not experience harassment but do not differ significantly 18.75 vs.6,25 , p 0.064 . Adolescents who experience bullying have higher proportions of smoking. Therefore, teachers and parents should pay close attention if their children are experiencing bullying. Adolescents are also advised to regularly counseled about the dangers of smoking towards their health. Also, to develop a smoking cessation program in adolescents.

ABSTRAK
Perundungan adalah masalah besar di dunia dan di Indonesia. Perundungan adalah penyebab beberapa gangguan kesehatan mental dan masalah perilaku. Stres pengalaman perundungan itu sendiri dapat memicu remaja untuk mulai merokok sebagai mekanisme coping untuk stres mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mencari apakah ada hubungan antara merokok dan intimidasi dalam mata pelajaran remaja. Merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Adolescent Mental Health, Well Being and Bullying Behavior . Design penelitian adalah potong-lintang. Sembilan puluh enam subjek penelitian yang terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok remaja dengan pengalaman perundungan n=48 dan remaja tanpa pengalaman perundungan n=48 terlibat dalam penelitian ini. Pengalaman perundungan didapatkan dari kuesioner perundungan tradisional yang dikembangkan oleh Nansel, dkk tahun 2001. Pertanyaan terkait merokok diberikan melalui kuesioner yang dikembangkan khusus untuk penelitian ini. Analisa data dilakukan dengan SPSS versi 24 melalui uji statistik McNemar tingkat kemaknaan p=0.05 .Kelompok remaja dengan perundungan dalam penelitian ini adalah 29.17 sebagai korban, 41.67 sebagai pelaku dan 29.17 keduanya. Frekuensi merokok lebih banyak di kelompok remaja yang mengalami perundungan, kurang dari 5 rokok per minggu 16.67 . Proporsi perokok remaja yang mengalami perundungan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok remaja yang tidak mengalami perundungan tetapi tidak berbeda secara signifikan 18,75 vs.6,25 , p=0.064 .Remaja yang mengalami perundungan. mempunyai proporsi lebih tinggi untuk merokok. Oleh karena itu guru guru dan orang tua harus lebih berwaspada jika anaknya mengalami perundungan. Para remaja juga disarankan untuk diberi penyuluhan tentang bahayanya merokok kepada kesehatan dan untuk mengembangkan program penghentian merokok di remaja."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library