Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
David Abdullah
Abstrak :
Koping tidak efektif merupakan salah satu masalah psikososial yang dapat muncul di ruang rawat umum pada klien dengan stroke. Koping merupakan cara yang digunakan oleh individu untuk merespons segala stressor yang muncul. Penggunaan koping yang maladaptif dalam jangka waktu yang lama dapat mempengaruhi kondisi kesehatan individu. Karya ilmiah akhir ners ini bertujuan menganalisis intervensi masalah keperawatan psikososial koping individu tidak efektif pada klien dengan stroke di ruang rawat Gayatri Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi. Hasil intervensi menunjukkan klien mampu memilih koping yang konstruktif baik berfokus pada masalah atau emosi, meliputi kontrol diri, mencari makna positif, dukungan sosial, dan modifikasi perilaku. Penulis merekomendasikan kepada rumah sakit agar membuat standar asuhan keperawatan yang berfokus pada masalah psikososial terutama koping tidak efektif.
Ineffective coping is one of the psychosocial problems that can arise in the outpatient room of the client with a stroke. Coping is a way used by individuals to respond to any stressors that arise. The use of maladaptif coping in the long term can affect the health conditions of individuals. This paper aims to analyze the intervention of psychosocial nursing problems of ineffective coping in client with stroke in the Gayatri room, Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Hospital. The results of the intervention showed the client was able to choose a good constructive coping focused on problems or emotions, including self-control, looking for positive meaning, social support, and behavior modification. The authors recommend to hospitals to make nursing care standards that focus on psychosocial issues especially ineffective coping.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Kholisah
Abstrak :
Latar belakang. Penelitian di negara maju menunjukkan masalah ketidakpuasan citra tubuh (body image dissatisfaction/BID) pada remaja menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan makan dan masalah psikososial. Prevalens BID pada remaja di negara berkembang cukup tinggi, yaitu masing-masing 10-75% dan 24-90% pada remaja lelaki dan perempuan, tetapi di Indonesia belum diketahui. Tujuan. Mengetahui prevalens BID pada remaja di populasi urban, faktor risiko terjadinya BID, hubungan BID dengan kebiasaan makan, dan masalah psikososial pada remaja. Metode. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain potong lintang yang dilakukan di 10 sekolah di Jakarta selama Agustus-November 2020. Penilaian data demografik, status antropometri, nilai BID, umpan balik dari orangtua, teman, follower media digital mengenai citra tubuh, stres psikologis, kebiasaan makan, dan masalah psikososial menggunakan kuesioner yang divalidasi dibagikan melalui tautan elektronik. Hasil. Jumlah subyek pada penelitian ini ialah 327 remaja dengan prevalens BID sebanyak 47,1%. Faktor risiko untuk terjadinya BID pada remaja adalah umpan balik negatif orangtua (p=0,045, adjusted OR 1,766, IK 95% 1,012-3,080), status gizi (p<0,0001, adjusted OR 2,819, IK 95% 1,777-4,471), dan tingkat stres (p=0,004, adjusted OR 1,404, IK 95% 1,113-1,772). Tidak terbukti adanya hubungan antara BID dengan kebiasaan makan (p=0,893) atau masalah psikososial (p=0,053) pada remaja. Aspek emosi dalam masalah psikososial terbukti berhubungan dengan BID pada remaja (p=0,023). Kesimpulan. Prevalens BID pada remaja di Jakarta cukup tinggi. Dibutuhkan suatu program intervensi untuk faktor risiko yang dapat dimodifikasi dengan pelajaran di sekolah mengenai citra tubuh positif dan mekanisme koping yang didukung oleh orangtua. ......Background. Studies in developed countries showed that body image dissatisfaction in adolescents causes some health problems, including eating disorder and psychosocial problem. The prevalence of BID in developing countries were 10-75% and 24-90% in girl and boy teenagers respectively. Meanwhile, it is still unknown for Indonesian adolescents. Objective. To determine the prevalence of BID problems in adolescents of Indonesian urban population, the risk factors associated with BID, and the health problems potentially caused by BID in teenager, which were unhealthy eating behaviour and psychosocial problems. Methods. This study was an observational study with cross-sectional design, which involved 10 high-schools in Jakarta, during August to November 2020. The validated and reliable questionnaire on demographic data, anthropometric status, body dissatisfaction scale, feedback from parents, friends, digital media followers on body image, psychological stress, eating behaviour, and psychosocial problems was shared via electronic link. Result. This research included 327 teenagers, with the prevalence of BID among them was 47.1%. The BID risk factors in adolescent were negative feedback from parent (p=0.045, adjusted OR 1.766, CI 95% 1.012-3.080), nutritional status (p<0.001, adjusted OR 2.819, CI 95% 1.777-4.471), and stress level (p=0.004, adjusted OR 1.404, CI 95% 1.113-1.772). BID in adolescents has no association to eating habits (p=0.893) or psychosocial problems (p=0.053). Meanwhile, emotional subscale as one of psychosocial problems has an association with BID in teenagers (p=0.023). Conclusion. The prevalence of BID in adolescents in Jakarta was high. An intervention program is needed for modifiable risk factors, which can be done via lessons at school about positive body image and coping mechanism, supported by parents as well
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elnino Tunjungsari
Abstrak :
Remaja yang didiagnosis kanker rentan mengalami gangguan dalam proses perkembangannya. Berbagai gejala yang dialami akibat kanker maupun pengobatannya seringkali menimbulkan gejala yang menyebabkan distres psikososial. Namun masalah psikososial ini seringkali terabaikan. Sedikitnya alat skrining distres psikosial menjadi salah satu hambatan, oleh karena itu Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) yang dikombinasikan dengan penggunaan Pediatric Distress Thermometer Rating Scale (Peds-DTRS) diharapkan dapat membantu pengkajian dan evaluasi gejala yang dialami oleh remaja dengan kanker, yang kemudian dilanjutkan dengan penerapan algortima intervensi masalah psikososial yang disusun berdasarkan literatur. Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran proses keperawatan manajemen distres psikososial pada remaja dengan pendekatan TOUS serta gambaran penerapan algoritma intervensi masalah psikososial yang diintegrasikan dengan Peds-DTRS. Proses keperawatan digambarkan dalam lima kasus, dengan proses keperawatan sebagai berikut: keluhan (unpleasant symptom), pengkajian: faktor fisiologis, faktor psikologis, faktor situasional, dilanjutkan perumusan masalah keperawatan, pemberian intervensi dan implementasi, dan evaluasi performa. Dari lima kasus tersebut ditemukan masalah yang berhubungan dengan psikologis dan hubungan sosial, yaitu ansietas, keputusasaan, ketidakberdayaan, dan koping tidak efektif. Peds-DTRS membantu mendeteksi adanya distres, namun tidak semua masalah tersebut dapat diselesaikan pada saat evaluasi, hal ini menunjukkan bahwa skrining distres harus tetap dilakukan sepanjang continuum perawatan kanker. Algoritma intervensi masalah psikososial dapat digunakan untuk memilih intervensi sesuai dengan tingkat distres. ......Adolescents diagnosed with cancer are vulnerable to developmental disruptions. Symptoms resulting from cancer and its treatment often induce psychosocial distress. However, these psychosocial issues are frequently overlooked. The scarcity of psychosocial distress screening tools poses a barrier; hence, the Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) combined with the Pediatric Distress Thermometer Rating Scale (Peds-DTRS) is expected to aid in assessing and evaluating symptoms experienced by adolescents with cancer. This is followed by the application of a psychosocial problem intervention algorithm based on literature. The aim of this scientific paper is to illustrate the nursing management process of psychosocial distress in adolescents using the TOUS approach and to describe the application of the psychosocial problem intervention algorithm integrated with Peds-DTRS. The nursing process is depicted through five cases, with assessment steps including symptom complaint (unpleasant symptom), physiological factor assessment, psychological factor assessment, situational factor assessment, nursing problem formulation, intervention and implementation, and performance evaluation. From these cases, psychological and social relationship problems such as anxiety, hopelessness, powerlessness, and ineffective coping were identified. Peds-DTRS aids in detecting distress, yet not all issues can be resolved during evaluation, underscoring the need for continuous distress screening throughout the cancer care continuum. The psychosocial problem intervention algorithm can guide interventions according to distress levels.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library