Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hana Dodik Pramiasti
"Wanita dengan kanker serviks saat menjalani terapi umumnya tidak memikirkan masalah seksualitas dan merasa malu atau tabu membicarakannya. Mereka cenderung memusatkan perhatiannya pada kesembuhan penyakitnya, mengkhawatirkan efek samping terapi dan perjalanan terapinya. Tujuan dari penelitian ini adalah penerapan praktik keperawatan berbasis bukti melalui pemberian intervensi edukasi psikoseksual pada pasien kanker serviks yang sedang menjalani terapi kanker. Metode yang digunakan case study. Pemberian edukasi psikoseksual dengan pendekatan teori keperawatan self care Orem kepada lima partisipan kelolaan dengan diagnosa kanker serviks dan sedang menjalani terapi. Partisipan menjalani intervensi edukasi selama empat kali pertemuan yang dijadwalkan setiap minggu satu kali dengan durasi selama 30-60 menit dalam setiap pertemuan. Karakteristik partisipan adalah wanita dewasa muda, menikah, usia 26 – 45 tahun, dua orang sebagai ibu rumah tangga dan tiga orang bekerja. Hasil intervensi menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang perawatan diri dan kepercayaan diri sebesar 39%. Penurunan tingkat kekhawatiran masalah seksualitas sebesar 50% dengan instrumen HARS. Meskipun pasien kanker serviks saat menjalani terapi kanker tidak memikirkan masalah seksualitas, tetapi edukasi psikoseksual tetap penting diberikan. Kesimpulan studi kasus ini adalah intervensi keperawatan edukasi psikoseksual pada wanita dengan kanker serviks terbukti meningkatkan pengetahuan tentang perawatan diri dan masalah seksual. Pemberian edukasi masalah seksualitas penting dilakukan sejak dini kepada pasien kanker serviks.

Women with cervical cancer during therapy generally do not think about sexuality and feel ashamed or taboo to talk about it. They tend to focus on healing their disease, worrying about the side effects of therapy and the processes of therapy. The aim of this study is to apply evidence-based nursing practice through the provision of psychosexual educational interventions in cervical cancer patients who are undergoing cancer therapy. The method used is case study. Providing psychosexual education using Orem's self care nursing theory approach to five managed participants with a diagnosis of cervical cancer and currently undergoing therapy. Participants underwent educational interventions during four meetings which were scheduled once a week with a duration of 30-60 minutes in each meeting. Characteristics of the participants were young adult women, married, aged 26-45 years, two people as housewives and three people working. The results of the intervention showed an increase in knowledge about self-care and self-confidence by 39%. Reducing the level of concern about sexuality problems by 50% with the HARS instrument. Even though cervical cancer patients undergoing cancer therapy do not think about sexuality, psychosexual education is still important. The conclusion of this case study is that psychosexual educational nursing interventions for women with cervical cancer are proven to increase knowledge about self-care and sexual problems. It is important to provide education on sexuality issues from an early age to cervical cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Johannes Janto Thomarius
"ABSTRAK
Sejak dahulu kala infertilitas sudah merupakan masalah. Kisah-kisah tersebut juga bisa didapatkan dalam Al Qur'an dan Alkitab. Hippocrates (460 SM) sebagai bapak kedakteran telah menaruh minat dalam masalah infertilitas dan telah menulis "On Sterile". (IQ) Pada tahun-tahun akhir ini cukup banyak kepustakaan yang menuliskan timbulnya gangguan mental emosional dan ganngguan disfungsi psikoseksual pada pasangan infertil. Menurut Elstein (1975) pasangan infertil secara potensiil mudah mengalami abnormalitas dalam fungsi seksual mereka dan dapat digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Infertilitas sebagai penyebab masalah psikoseksual.
2. Masalah psikoseksual yang mendasari infertilitas, seperti vaginismus, impotensi, ketidak sanggupan ejakulasi, ketakutan dan kecemasan.
3. Secara kebetulan sudah mengalami abnormalitas seksual, seperti ketidak mampuan orgasme (anorgasmia) dan ejakulasi prematur. (30)
Juga oleh Berger. (I976) dikatakan bahwa cara yang paling sederhana dan mudah dimengerti adalah adanya konflik psikologik yang dapat menyebabkan infertilitas dan kemudian berakibat pada penampilan seksual (sexual performance) (5). Masalah seksual sering diklasifikasi menurut gangguan penampilan. Pada laki-laki seringkali dijumpai adanya impotensi, ejakulasi prematur atau ejakulasi retarda, serta frekuensi hubungan seks yang berubah. Kekurangan atau kelebihan hubungan seks mungkin berpengaruh terhadap terjadinya infertilitas. Sedangkan pada wanita seringkali mengalami tidak adanya libido (frigiditas), hambatan orgasme dan vaginismus. Baik pada laki-laki maupun pada wanita maka gangguan psikoseksual dapat bersifat primer atau sekunder. (5)
Seibel dan Taymor (1982) menyatakan bahwa pengobatan dan evaluasi dari infertilitas membutuhkan sejumlah besar perhatian terhadap hubungan seks. (30) : Sedangkan Sandler (1959) menyatakan bahwa bukti jelas hubungan antara stres dan infertilitas dapat ditemukan pada pasien yang mengalami dispareunia, ketidak mampuan orgasme dan lain-lain gangguan seksual. (29) Kaplan (1982) menyatakan bahwa pasangan infertil memerlukan evaluasi psikiatrik. Disharmoni perkawinan atau konflik emosional bisa mempengaruhi keintiman hubungan seks, peran suami atau isteri dan dapat secara langsung mempengaruhi fungsi endokrin dan proses fisiologik seperti ereksi, eyakulasi dan ovulasi.(11)?
"
1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryanih
"Perawat memegang peranan penting dalam pemberian asuhan keperawatan serta mendampingi pasien dengan kanker ginekologi selama 24 jam. Pada pelaksanaan, belum semua perawat melakukan pengkajian psikoseksual ketika memberikan asuhan pelayanan keperawatan untuk menggali masalah seksual akibat terapi yang dialami oleh pasien kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perawat yang bekerja diunit ongkologi dalam mendiskusikan isu seksual dengan pasien dan penyintas kanker ginekologi. Secara keseluruhan fenomena yang didapatkan dalam penelitian ini adalah suatu gambaran pengalaman perawat dalam mendiskusikan isu seksual dengan pasien kanker ginekologi. Penelitian dengan metode kualitatif dengan desain fenomenologi ini melibatkan sampel sepuluh partisipan. Analisa hasil penelitian dilakukan dengan cara analisa isi dengan menyimpulkan pernyataan partisipan menjadi tema dalam penelitian.
Penelitian ini menemukan lima tema utama yang berkaitan dengan pengalaman perawat dalam mendiskusikan isu seksual dengan pasien kanker ginekologi yaitu persepsi perawat tentang pelayanan psikoseksual, hambatan yang ditemukan perawat ketika mendiskusikan isu seksual dengan pasien kanker ginekologi, menemukan masalah yang mengganggu seksualitas pada pasien kanker ginekologi, cara/upaya perawat memperoleh dukungan dalam membantu masalah psikoseksual pada pasien kanker ginekologi, kebutuhan perawat terhadap implementasi pelayanan psikoseksual pada pasien kanker ginekologi. Pelayanan psikoseksual pada pasien kanker ginekologi dapat ditingkatkan dengan adanya diskusi isu seksual dengan pasien kanker ginekologi. Perawat diharapkan dapat melakukan pengkajian psikoseksual di dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien kanker ginekologi.

Nurses play an important role in providing nursing care as well as assisting gynecologic cancer patients for 24 hours. In fact, not all nurses do a psychosexual assessment when providing nursing care in order to explore sexual problems related to the cancer therapy experienced by the patients. This study aimed to explore the experiences of nurses who work in oncology unit in discussing sexual issues with the patients and survivors of gynecologic cancer. Overall phenomenon obtained in this study was an overview of nurses experiences in discussing sexual issues with gynecologic cancer patients. This study applied a qualitative method with phenomenological design. The samples were ten participants. The results were analyzed using content analysis by concluding the participants statements to become the research themes.
This study identified five main themes related to nurses experiences in discussing sexual issues with gynecologic cancer patients, including nurses perceptions of psychosexual services, the obstacles found by nurses when discussing sexual issues with gynecologic cancer patients, finding problems that interfere with sexuality in gynecologic cancer patients, nurses attempts to obtain supports in helping psychosexual problems of gynecologic cancer patients, nurses needs to the implementation of psychosexual services for gynecologic cancer patients. Psychosexual services for gynecologic cancer patients can be improved by the presence of sexual issues discussion with gynecologic cancer patients. Nurses are expected to do a psychosexual assessment in providing nursing care to gynecologic cancer patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library