Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Areta Dewi Pramudita
Abstrak :
Latar belakang: Psikotik akut merupakan gangguan jiwa yang bercirikan gangguan perilaku yang parah seperti kegelisahan dan agitasi, mendengar suara atau melihat hal-hal yang tidak dapat didengar atau dilihat orang lain, kepercayaan aneh, ucapan dan tingkat emosional. ketakutan atau emosi berubah dengan cepat, seperti dari menangis menjadi tertawa. Halusinasi pendengaran adalah halusinasi yang dialami oleh 60% hingga 80% penderita psikotik. Kasus: Ny. IP (24 tahun) diantar oleh keluarga ke rumah sakit karena berbicara sendiri dan marah-marah di rumah. Selama di rumah sakit, pasien mengalami halusinasi pendengaran, harga diri rendah kronik, risiko perilaku kekerasan, dan isolasi sosial. Diskusi: Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi hingga evaluasi.Seluruh proses asuhan keperawatan dilakukan selama 13 hari sejak tanggal 23 September – 7 Oktober 2022 di ruangan Utari Rumah Sakit Jiwa Dr H. Marzoeki Mahdi (RSJMM) Bogor. Intervensi yang diberikan kepada Ny. E dilakukan sesuai standar asuhan keperawatan generalis untuk setiap diagnosis keperawatan yang muncul serta dikombinasikan dengan pendekatan terapi psikoreligius mengaji. Kesimpulan: Penerapan intervensi keperawatan generalis dengan pendekatan terapi psikoreligius: mengaji terhadap pasien Ny. IP dengan masalah keperawatan halusinasi pendengaran terbukti efektif dalam mengurangi tanda dan gejala halusinasi, dapat meningkatkan kemampuan dalam mengontrol halusinasi. ......Background: Acute psychosis is a mental disorder characterized by severe behavioral disorders such as restlessness and agitation, hearing sounds or seeing things that other people cannot hear or see, strange beliefs, speech and emotional levels. fear or emotion changes rapidly, such as from crying to laughing. Auditory hallucinations are hallucinations experienced by 60% to 80% of psychotic sufferers. Case: Mrs. IP (24 years old) was brought by his family to the hospital because he was talking to himself and being angry at home. While in hospital, patients experience auditory hallucinations, chronic low self-esteem, risk of violent behavior, and social isolation. Discussion: Nursing care starts from assessment, data analysis, planning, implementation to evaluation. The entire nursing care process is carried out for 13 days from 23 September to 7 October 2022 in the Utari room of the Dr H. Marzoeki Mahdi Mental Hospital (RSJMM) Bogor. The intervention given to Mrs. E is carried out according to generalist nursing care standards for each nursing diagnosis that appears and is combined with a psychoreligious therapy approach to the Koran. Conclusion: The application of generalist nursing interventions with a psychoreligious therapy approach: reciting the patient of Mrs. IP with auditory hallucinations nursing problems proved effective in reducing signs and symptoms of hallucinations, can improve the ability to control hallucinations.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Elki Putri
Abstrak :
LATAR BELAKANG: Lansia mengalami perubahan terkait usia yang tidak dapat dihindari, progresif, dan tidak dapat diubah seperti perubahan fisiologis yang bersifat degeneratif tetapi tetap dapat dioptimalkan dalam fungsi psikologis, sosial, dan spiritual. TUJUAN: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh terapi keperawatan psikoreligius: MURIMA (integrasi murottal QS Ar-Rahman & imajinasi terbimbing) terhadap peningkatan kesejahteraan spiritual, penurunan stres, dan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Desa Curug, Depok. METODE: Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pre-test-post-test one group tanpa kelompok kontrol. Jumlah partisipan adalah 36 lansia hipertensi di komunitas dan 10 keluarga dengan lansia hipertensi dengan purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Spiritual Well-Being Scale, Depression Anxiety Stress Scales (DASS), dan sphygmomanometer digital. Terapi psikoreligius keperawatan: MURIMA dilaksanakan selama 55-60 menit setiap pertemuan selama 12 minggu (12 pertemuan = 16 sesi). HASIL: Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik lansia dengan hipertensi adalah usia 60-74 tahun (100%), kelebihan berat badan (33,3%), perempuan (61,1%), menikah (77,8%), etnis Jawa (80,6%), SD (30,6%), tidak bekerja (94,4%), 6 bulan menderita hipertensi (91,7%), memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi (19,4%), perokok (27,8%), dan peminum alkohol (2,8%). Terdapat pengaruh positif terapi psikoreligius keperawatan: MURIMA terhadap peningkatan kesejahteraan spiritual, penurunan stres, dan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi (p<0,05). KESIMPULAN: Terapi psikoreligius keperawatan: MURIMA dapat digunakan dan efektif untuk meningkatkan kesejahteraan spiritual, mengurangi stres, dan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Terapi ini sebagai pilihan intervensi keperawatan bagi individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat melalui pendekatan psikoreligius. ......BACKGROUND: The older people experience unavoidable, progressive, and irreversible age-related changes such as degenerative physiological changes but can still be optimized in psychological, social, and spiritual functions. AIM: The study aimed to analyze the effect of nursing psychoreligious therapy: MURIMA (integrating murottal QS Ar-Rahman & guided imagery) to improve spiritual well-being, reduce stress, and blood pressure among older people with hypertension in Curug Village, Depok. METHODS: This research design was a quasi-experiment with pre-test-post-test one group without a control group. The total number of participants were 36 older people in community and 10 families with hypertension elderly which were taken by purposive sampling. Instruments used are Spiritual Well-Being Scale, Depression Anxiety Stress Scales (DASS), and sphygmomanometer digital. Nursing psychoreligious therapy: MURIMA was implemented for 55-60 minutes every meetings for 12 weeks (12 meetings = 16 sessions). RESULTS: The results showed that characteristics of older people with hypertension are 60-74 years old (100%), overweight (33,3%), female (61.1%), married (77.8%), ethnic Jawa (80.6%), primary school (30.6%), unemployed (94.4 %), ≥6 months have hypertension (91.7%), have a family history with hypertension (19.4%), smokers (27.8%), and drank alcohol (2.8%). There was positive effects of nursing psychoreligious therapy: MURIMA on increasing spiritual well-being, reducing stress, and blood pressure in the older people with hypertension (p<0.05). CONCLUSIONS: This study concluded that nursing psychoreligious therapy: MURIMA can be used and effective to improve spiritual well-being, reduce stress, and blood pressure among older people with hypertension. This therapy as an option for nursing interventions for individuals, groups, families, and communities through a psychoreligious approach.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library