Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Groth-Marnat, Gary
New York: Van Nostrand Reinhold Company, 1984
150.287 GRO h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Faiver, Christopher
Australia: Thomson, 2004
158.307 FAI c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Marthen Pali
"Salah satu indikator meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya faktor psikologis dalam pendidikan dan perusahaan ialah makin banyaknya permintaan akan pengukuran tes psikologi termasuk tes Matriks Progresif dan perangkat tes Bakat Diferensial. Bermacam-macam tes dan alat ukur psikologis telah diadaptasi dan bahkan telah luas digunakan oleh para profesional di bidang ini. Akan tetapi, penelitian terhadap tes Matriks Progresif dan seluruh subtes Bakat Diferensial belum banyak dilakukan.
Tujuan penelitian ini adalah mengadakan studi validitas prediktif tes Matrik Progresif dengan kriteria prestasi belajar siswa SMA dan validitas sintetik tes tersebut pada tiga jenis pekerjaan di perusahaan. Studi validitas prediktif diharapkan dapat memberikan informasi tentang tes/subtes manakah yang memiliki nilai prediksi yang bermakna terhadap prestasi belajar siswa SMA pada Jurusan Al, A2, dan A3, dan Kelas T. Selain itu, juga diharapkan dapat diperoleh informasi tentang tes/subtes yang memberikan sumbangan efektif dalam memprediksikan prestasi belajar siswa SMA baik di Kelas 1 maupun di Jurusan Al, A2, dan A3. Studi validitas sintetik diharapkan dapat memberikan informasi tentang gabungan tes/subtes yang dapat digunakan dalam penyeleksian dan penempatan karyawan di perusahaan.
Sampel penelitian ini adalah siswa SMA Negeri di tujuh propinsi sebanyak 2804 orang siswa dan 110 orang karyawan pemegang pekerjaan teknisi, wartawan, dan kasir, serta masing-masing lima orang supervisor dari tiga perusahaan yang karyawannya terpilih sebagai subjek penelitian. Instrumen pengumpul data yang digunakan dan sekaligus diteliti ialah tes Matriks Progresif dan delapan subtes Bakat Diferensial. Instrumen lainnya ialah Skala Penilaian Unjuk Kerja Karyawan dan Skala Nilai Kepentingan Aspek-aspek yang Dinilai. Data prestasi belajar siswa diperoleh dari dokumen-laporan nilai prasemester. Teknik analisis data yang digunakan ialah Product-moment Pearson, Multiple Regression, ANOVA, dan Synthetic Validity.
Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tes Matriks Progresif dan perangkat tes Bakat Diferensial memiliki nilai prediksi yang bermakna terhadap prestasi belajar siswa SMA. Berdasarkan pembuktian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa tes/subtes Matriks Progresif, Numerikal, Relasi Ruang, Mekanik, dan Berpikir Abstrak merupakan prediktor yang memiliki nilai prediksi yang bermakna terhadap prestasi belajar siswa Jurusan Al. Tes/subtes yang sama juga memiliki nilai prediksi yang bermakna pada Jurusan A2, kecuali tes Mekanik.
Untuk Jurusan A3, tes/subtes yang memiliki nilai prediksi yang bermakna ialah tes/subtes Matriks Progresif, Verbal, Kecepatan Ketelitian, Bahasa Asing, dan Bahasa Indonesia. Di kelas I tes/subtes yang memiliki nilai prediksi yang bermakna ialah tes/subtes Matriks Progresif, Verbal, Numerikal, dan Skolastik. Selain itu, juga telah ditemukan tes/subtes yang memberikan sumbangan efektif yang bermakna dalam memprediksikan prestasi belajar siswa di Jurusan Al, A2, A3, dan di kelas I.
Pembuktian hipotesis dengan uji ANOVA menunjukkan bahwa bakat verbal dan bahasa Indonesia wartawan berbeda secara bermakna dengan bakat verbal dan bahasa Indonesia teknisi dan kasir. Bakat mekanik, relasi ruang, dan berpikir abstrak teknisi tidak berbeda secara bermakna dengan bakat mekanik, relasi ruang dan berpikir abstrak wartawan. Temuan ini merupakan hasil penelitian yang menolak hipotesis yang diajukan. Berbeda dengan wartawan, bakat mekanik, relasi ruang dan berpikir abstrak berbeda secara bermakna antara teknisi dan kasir.
Bakat numerikal kasir tidak berbeda dengan teknisi. Temuan ini merupakan suatu penolakan terhadap hipotesis penelitian, sedangkan antara kasir dengan wartawan berbeda bakat numerikalnya. Suatu perbedaan yang terjadi kebalikannya ialah bahwa wartawan lebih tinggi daripada kasir.
Berdasarkan analisis validitas sintetik, telah ditemukan tes/subtes tertentu yang dapat dipergunakan untuk penyeleksian dan penempatan yang berkaitan dengan pekerjaan teknisi, wartawan, dan kasir di perusahaan. Untuk pekerjaan teknisi, empat dari sembilan tes/subtes menunjukkan validitas sintetik yang cukup tinggi. Keempat subtes tersebut adalah Mekanik, Relasi Ruang, Numerikal, dan Kecepatan dan Ketelitian Klerikal. Besarnya koefisien validitas sintetik sub-subtes tersebut berkisar antara 0.415 sampai 0.499.
Pada pekerjaan wartawan, enam tes/subtes menunjukkan validitas sintetik cukup tinggi. Keenam subtes tersebut adalah tes Matriks Progresif, Verbal, Mekanik, Kecepatan dan Ketelitian Klerikal, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Asing. Masing-masing subtes tersebut memiliki koefisien validitas sintetik 0.404, 0.418, 0.573, 0.475, 0.421, dan 0.459. Dengan demikian, gabungan keenam subtes di atas dapat digunakan untuk penyeleksian dan penempatan wartawan di perusahaan.
Pada pekerjaan kasir, terdapat tiga tes/subtes yang memliki koefisien validitas sintetik yang cukup tinggi. Tes/subtes tersebut adalah Matriks Progresif, Numerikal, dan Kecepatan dan Ketelitian Kierikal. Koefisien validitas sintetik ketiga tes/subtes masing-masing adalah 0.412, 0.396, dan 0.486. Berdasarkan besarnya koefisien validitas sintetik tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketiga tessubtes di atas dapat digunakan untuk penyeleksian dan penempatan kasir di perusahaan.
Berbagai temuan yang didiskusikan baik penolakan hipotesis maupun ketidaksesuaian hasil yang diperoleh dengan tujuan tes yang diteliti dapat ditelusuri pada faktor kriteria, keadaan sampel, dan kemungkinan berpengaruhnya faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
Sejumlah saran telah dirumuskan dan ditujukan kepada peneliti lain, Pusat-Pusat Penelitian Perguruan Tinggi dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kepada para Psikolog dan Konselor atau pihak lain yang menggunakan hasil penelitian ini, disarankan agar menggunakannya secara profesional dan selalu mendasarinya dengan etika profesi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D252
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhliyah Tania Heryanto
"Adaptabilitas menjadi karakteristik yang dibutuhkan guru untuk menghadapi perkembangan pendidikan yang dinamis seiring berkembangnya zaman. Oleh karena itu, diperlukan sebuah alat ukur untuk mengetahui tingkat kecenderungan karakteristik adaptabilitas pada guru. Penelitian bertujuan untuk mengkonstruksi alat ukur yang memiliki konsistensi, valid mengukur adaptabilitas guru, memiliki item yang mampu membedakan kemampuan individu, dan memiliki skor yang bermakna. Penelitian dilakukan kepada guru sekolah menengah di wilayah Jabodetabek n=290. Hasil pengujian menunjukkan bahwa alat ukur Adaptabilitas Guru dengan 24 item memiliki konsistensi internal yang baik ? = 0,895, mampu mengukur adaptabilitas guru melalui uji validitas konstruk dengan agreeableness r=0,217, p.

Adaptability becomes an important characteristic for teacher to face the development of dynamic education as time progress. Therefore, a test that measures teachers level of adaptability is needed. This research aims to construct a consistent and valid measure of teachers adaptability test that contains items which can discriminate individual ability and can be meaningfully interpreted. This reasearch was administered to 290 junior and senior high school teachers in Jabodetabek area. Result from this study showed that Teacher's Adaptability measurement is internally consistent 0,895 and able to measure teacher's adaptability through construct validity test r 0,217.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aulia Rahman Azri Boer
"Perusahaan startup memiliki dinamika yang sangat cepat dan tidak menentu apabila dibandingkan dengan perusahaan yang telah lama berdiri. Selain itu, perusahaan startup memiliki praktik yang mengharuskan karyawannya untuk menghadapi pembagian pekerjaan yang lebih banyak. Namun, dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil dan ketidaksanggupan karyawan untuk melakukan kerja rangkap, karyawan lebih rentan untuk menghadapi ketidakpastian dalam pekerjaannya. Berdasarkan studi, employee resilience merupakan salah satu perilaku yang penting dimiliki seorang karyawan dalam menjalankan setiap pekerjaannya. Penelitian bertujuan untuk membuat alat ukur yang reliabel, valid dalam mengukur perilaku employee resilience, memiliki item-item yang baik, dan memiliki norma yang dapat digunakan untuk menginterpretasi skor. Partisipan dalam penelitian merupakan karyawan perusahaan startup yang telah bekerja minimal 2 bulan (n = 106). Hasil menunjukkan alat ukur Startup Employee Resilience (SUER) memiliki konsistensi internal yang tinggi, valid atas korelasi dengan work engagement yang memiliki hubungan secara teoretis, dan memiliki item yang dapat membedakan antarindividu dengan baik. Norma digunakan dalam menginterpretasi skor alat ukur SUER adalah normalized standard scores (M = 10; SD = 3). Alat ukur ini diharapkan dapat menjadi acuan diagnosis tingkat resiliensi yang dimiliki karyawan perusahaan startup.

Startup companies have fast and uncertain dynamics compared to well-established companies. Moreover, startup companies have practices that require the employees to face more work division. However, by the unstable economic condition and employee’s inability to face multiple workload, employees are vulnerable to face uncertainty at work. Studies showed that employee resilience is known as one of major behavior that employee should have to get through their job. The purpose of this research are to construct a reliable psychological measurement, valid in measuring employee resilience behavior, have a good item and norms to interpret the obtained scores. Result shows that Startup Employee Resilience measure (SUER) has high internal consistency, valid that proven by the correlation with work engagement which are theoretically related, and have items that are able to differentiate high and low individual characteristics. Norm that are used in this research is normalized standard score (M = 10, SD = 3). This measurement is expected as a benchmark to diagnose level of resilience on startup employee"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aulia Rahman Azri Boer
"Perusahaan startup memiliki dinamika yang sangat cepat dan tidak menentu apabila dibandingkan dengan perusahaan yang telah lama berdiri. Selain itu, perusahaan startup memiliki praktik yang mengharuskan karyawannya untuk menghadapi pembagian pekerjaan yang lebih banyak. Namun, dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil dan ketidaksanggupan karyawan untuk melakukan kerja rangkap, karyawan lebih rentan untuk menghadapi ketidakpastian dalam pekerjaannya. Berdasarkan studi, employee resilience merupakan salah satu perilaku yang penting dimiliki seorang karyawan dalam menjalankan setiap pekerjaannya. Penelitian bertujuan untuk membuat alat ukur yang reliabel, valid dalam mengukur perilaku employee resilience, memiliki item-item yang baik, dan memiliki norma yang dapat digunakan untuk menginterpretasi skor. Partisipan dalam penelitian merupakan karyawan perusahaan startup yang telah bekerja minimal 2 bulan (n = 106). Hasil menunjukkan alat ukur Startup Employee Resilience (SUER) memiliki konsistensi internal yang tinggi, valid atas korelasi dengan work engagement yang memiliki hubungan secara teoretis, dan memiliki item yang dapat membedakan antarindividu dengan baik. Norma digunakan dalam menginterpretasi skor alat ukur SUER adalah normalized standard scores (M = 10; SD = 3). Alat ukur ini diharapkan dapat menjadi acuan diagnosis tingkat resiliensi yang dimiliki karyawan perusahaan startup.

Startup companies have fast and uncertain dynamics compared to well-established companies. Moreover, startup companies have practices that require the employees to face more work division. However, by the unstable economic condition and employee’s inability to face multiple workload, employees are vulnerable to face uncertainty at work. Studies showed that employee resilience is known as one of major behavior that employee should have to get through their job. The purpose of this research are to construct a reliable psychological measurement, valid in measuring employee resilience behavior, have a good item and norms to interpret the obtained scores. Result shows that Startup Employee Resilience measure (SUER) has high internal consistency, valid that proven by the correlation with work engagement which are theoretically related, and have items that are able to differentiate high and low individual characteristics. Norm that are used in this research is normalized standard score (M = 10, SD = 3). This measurement is expected as a benchmark to diagnose level of resilience on startup employee"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Xafera Qitana
"Sebagian besar perusahaan startup di Indonesia mengalami kegagalan pada fase awal berdirinya perusahaan. Salah satu faktor penyebab kegagalan ini adalah kurangnya inovasi yang dimunculkan oleh perusahaan. Sumber daya manusia dalam perusahaan startup berperan penting dalam mengembangkan inovasi yang hendak dimunculkan. Berdasarkan studi, perilaku kerja inovatif karyawan adalah sebuah faktor utama dalam mendorong inovasi perusahaan.
Penelitian bertujuan untuk membuat alat ukur yang reliabel, valid dalam mengukur perilaku kerja inovatif, memiliki item-item yang baik, dan memiliki norma yang dapat digunakan untuk menginterpretasi skor. Partisipan dalam penelitian merupakan karyawan perusahaan startup yang berusia di bawah 10 tahun (n=83).
Hasil menunjukkan alat ukur Perilaku Inovatif dalam Bekerja (PIB) memiliki konsistensi internal yang tinggi (α = 0,911), valid atas korelasi dengan work engagement yang memiliki hubungan secara teoretis (r = 0.403; p<0.01, N=83), dan memiliki item yang dapat membedakan kemampuan antar individu dengan baik. Norma digunakan dalam menginterpretasi skor alat ukur PIB adalah within group norms dengan metode standard score (M=10; SD=3).

The Majority of Indonesia's startup companies failed during the early phase of the company. One factor contributing to this failure is the lack of innovation brought up by the company. The human resources in a company plays an important role in fostering innovation. Studies showed employee’s innovative work behavior is the main factor that drives company innovation.
This research aims to construct a psychological measurement that is reliable, valid in measuring innovative work behavior, have a good item and norms for score interpretation purpose. Research participant is employee who works in a startup company under 10 years of age (n=83).
Result shows that Innovative Behavior at Work measure (PIB) have high internal consistency (α = 0,911), proven valid based on correlation with work engagement that theoretically are a related variable (r = 0.403; p<0.01, N=83), and have item that are able to differentiate individual capabilities. Norms that are used in this research is within group norms with standard score method (M=10, SD=3).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defy Azhari
"Manajemen SDM sangat penting dalam rumah sakit untuk membantu memenuhi kebutuhan sumber daya manusia. Pemenuhan sumber daya manusia dilakukan dengan kegiatan rekrutmen dan seleksi, hingga pengangkatan pegawai tetap. Pada proses pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia membutuhkan hasil tes psikologi, salah satunya adalah tes MMPI yang digunakan untuk mengevaluasi karakteristik kepribadian dan psikologis individu, termasuk potensi adanya konflik. Konflik dapat berupa ketidakcocokan, perselisihan, atau disharmonisasi yang dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan emosional pegawai hingga pada pelayanan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hasil tes psikologi MMPI pegawai dengan kejadian konflik dalam organisasi di Rumah Sakit X. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Sumber data berupa data sekunder yang tersedia di Rumah Sakit X dengan sampel 306 pegawai. Didapatkan dari penelitian ini bahwa ada hubungan antara hasil tes psikologi MMPI pegawai dengan kejadian konflik dalam organisasi di Rumah Sakit X (P-value = 0,006; OR = 4,624) dan ada hubungan antara variabel pendidikan dengan kejadian konflik (P-value = 0,009). Namun tidak terdapat hubungan antara variabel jenis kelamin, usia, status kawin, dan tanggungan (P-value > 0,05). Penelitian ini dapat disimpulkan jika terdapat pegawai dengan hasil tes psikologi MMPI “tidak disarankan” dan dilanjutkan proses pemenuhan kebutuhan SDM maka akan memungkinkan terjadinya konflik dalam organisasi.

HR management is very important in hospitals to help fulfill the human resource needs. Fulfillment of human resources is carried out through recruitment and selection activities, as well as recruiting permanent employees. The process of providing human resource needs requires psychological test results, one of which is the MMPI test which is used to evaluate individual personality and psychological characteristics, including the potential for conflict. Conflict can take the form of incompatibility, disagreement, or disharmony which can have a negative impact on mental and emotional well-being of the employees and on patient care. This research aims to determine the relationship between employee MMPI psychological tests result and the incidence of conflict within the organization at Hospital X. This research uses quantitative methods with a cross-sectional study design. The data source used secondary data that available at X Hospital with a sample of 306 employees. It was found from this research that there is a relationship between MMPI psychological tests result and incidents of conflict in the organization (P-value = 0,006; OR = 4,624) and there is relation between education background and conflict (P-value = 0,009). However, there was no relationship between the variables such as gender, age, marital status, and dependents (P-value > 0.05). This research can be concluded that if there are employees whose MMPI psychological test results are "not recommended" and the process of fulfilling HR needs continues, this will drive the conflict to occur within the organization."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library