Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niah Maretno Sari
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas intervensi powerful tool for caregiver bagi caregiver keluarga penderita schizophrenia. Intervensi ini terdiri dari satu pra sesi dan tiga sesi yang dilaksanakan setiap minggu sekali terhadap tiga orang partisipan. Intervensi yang dilakukan berupa psikoedukasi mengenai schizophrenia, manajemen emosi, perawatan diri, mengelola stres dan komunikasi efektif. Partisipan merupakan keluarga yang menjadi perawat utama dari anggota keluarga mereka yang menderita schizophrenia dan berada di bawah naungan Unit Informasi Layanan Sosial (UILS) Ciracas. Metode pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Caregiver Inventory (CGI) untuk mengukur tingkat caregiver self efficacy, Perceived Stress Scale 14 (PSS-14) untuk mengukur tingkat stres dan alat ukur pengetahuan mengenai gangguan jiwa schizophrenia. Pengumpulan data secara kualitatif menggunakan metode observasi dan wawancara. Pengukuran dilakukan pada sebelum dan sesudah intervensi untuk mengetahui perbedaan kondisi partisipan sebagai hasil intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan caregiver self efficacy dan penurunan tingkat stres pada seluruh partisipan melalui hasil pengukuran kuantitatif dan kualitatif ......The purpose of the study was to investigate the effectiveness of powerful tool for caregiver intervention for schizophrenia family caregiver. The intervention consisted of one pre session and three session that was held once a week to three participants. The intervention is psychoeducation about schizophrenia, emotion management, reduce personal stres and effective communication. The participants were the primary caregiver for their family member who had schizophrenia and were monitored under the Unit Informasi Layanan Sosial (UILS) Ciracas. The data was collected with quantitative method with Caregiver Inventory (CGI) to evaluate caregiver self efficacy, Perceived Stress Scale?14 (PSS-14) to evaluate stress level and instrument of schizophrenia knowledge to measure participant knowledge about schizophreia. Qualitative data were collected using interview and observation. Assessment was held before and after intervention to know the differentiation of participant condition as the result of intervention. The results showed that there were increasing in caregiver self efficacy and decrease of stres level from all participant from quantitative and qualitative measurement.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46714
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Fadilah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas psikoedukasi KAMI SIAP untuk meningkatkan pengetahuan guru anak usia dini mengenai kesiapan bersekolah. Desain penelitian yang digunakan adalah within-subjects experimental design. Intervensi berupa psikoedukasi dilakukan sebanyak dua sesi dengan pengumpulan data sebelum dan sesudahnya. Melibatkan 19 orang partisipan guru anak usia dini. Untuk mengukur pengetahuan guru alat ukur dirancang sendiri oleh peneliti dan Teachers’ Belief about Child Based Dimensions of School Readiness (versi bahasa Indonesia). Hasilnya, menunjukkan bahwa psikoedukasi KAMI SIAP efektif untuk meningkatkan pengetahuan (Z = -2,749, p < 0,05, two tailed) guru anak usia dini mengenai kesiapan bersekolah. ......The aim of this study was to see the effectiveness of KAMI SIAP psychoeducation to improve preschool teachers’ knowledge on school readiness. The type of research that used in this study was within-subjects experimental design. The psychoeducation intervention was carried out in two sessions with data collection before and after. Involving 19 participants preschool teachers. Instrument was designed by researcher to measure teachers’ knowledge and Teachers' Belief about Child-Based Dimensions of School Readiness (Indonesian version) was used. The result indicate that KAMI SIAP psychoeducation was effective to improve preschool teachers’ knowledge (Z = -2.749, p < 0.05, two tailed) on school readiness.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Anisah
Abstrak :
Perilaku kekerasan merupakan respon maladaptif terhadap perasaan marah, sedangkan marah adalah perasaan yang tidak menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari. Laporan kasus ini bertujuan menunjukkan manfaat terapi asertif dan psikoedukasi keluarga terhadap peningkatan kemampuan klien dan keluarga serta penurunan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan pada lima klien laki-laki dewasa dengan pemberian terapi asertif yang dilakukan dalam tujuh pertemuan dan psikoedukasi keluarga yang dilakukan dalam tiga pertemuan. Hasil menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengendalikan risiko perilaku kekerasan yang berdampak pada penurunan tanda dan gejala perilaku kekerasan baik secara fisik maupun psikis, mampu mengungkapkan keinginan dan kebutuhan secara asertif. Keluarga mampu merawat klien dengan risiko perilaku kekerasan. Kedua terapi ini dilakukan bersamaan pada klien risiko perilaku kekerasan dengan keluarganya yang menghasilkan kemampuan klien dalam mengendalikan perilaku kekerasan, dukungan keluarga memberikan kontribusi pada kemampuan klien mengatasi masalahnya. Penelitian merupakan tindak lanjut dari case series untuk melihat efektivitas terapi asertif dan terapi psikoedukasi keluarga pada klien risiko perilaku kekerasan.
Violent behavior is a maladaptive response to feelings of anger, while anger is an unpleasant feeling in everyday life. This case report aims to demonstrate the benefits of assertive therapy and family psychoeducation on improving client and family abilities and decreasing signs and symptoms of violent behavior risk in five adult male clients with assertive therapy performed in seven meetings and family psychoeducation conducted in three meetings. The results show an increase in the ability to control the risk of violent behavior that affects the decrease of signs and symptoms of violent behavior both physically and psychologically, able to express desire and needs assertively. Families are able to care for clients at risk of violent behavior. Both of these therapies are performed simultaneously on the client's risk of violent behavior with his family that results in the client's ability to control violent behavior, family support contributes to the client's ability to resolve the problem. The study is a follow-up of the case series to see the effectiveness of assertive therapy and family psychoeducation therapy on clients' risk of violent behavior.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sumardi
Abstrak :
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Laporan kasus ini bertujuan untuk melihat manfaat terapi kognitif dan terapi psikoedukasi keluarga terhadap peningkatan kemampuan klien dan keluarga serta penurunan tanda dan gejala harga diri rendah pada enam klien laki-laki berusia dewasa melalui pendekatan case series. Pada tiga klien diberikan tindakan keperawatan ners dan terapi kognitif serta pada tiga klien lainnya diberikan tindakan keperawatan ners, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga. Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan ners dan terapi kognitif menunjukkan penurunan tanda dan gejala harga diri rendah pada aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial serta terjadi peningkatan harga diri klien dan kemampuan keluarga setelah dikombinasikan dengan terapi psikoedukasi keluarga. Kedua terapi ini direkomendasikan dilakukan bersamaan pada klien harga diri rendah, karena dukungan keluarga memberikan kontribusi pada kemampuan klien mengatasi masalahnya. Penelitian selanjutnya diperlukan untuk melihat efektivitas terapi kognitif dan terapi psikoedukasi keluarga pada harga diri rendah dengan penelitian intervensi. ...... Low self esteem is a feeling of worthless, meaningless and prolonged self esteem due to a negative evaluation of self and self ability. This case report aims to look at the benefits of cognitive therapy and family psychoeducation therapy on improving client and family abilities and decreasing signs and symptoms of low self esteem in six adult male clients through a case series approach. On three clients were given nursing actions ners and cognitive therapy as well as on three other clients were given nursing actions ners, cognitive therapy and family psychoeducation. The results of applying to the client group with nursing actions and cognitive therapy showed decreased signs and symptoms of low self esteem on cognitive, affective, physiological, behavioral and social aspects as well as increased self esteem of clients and family ability after combined with family psycho education therapy. Both of these therapies are recommended to be performed simultaneously on low self esteem clients, as family support contributes to the client 39 s ability to resolve the problem. Further research is needed to see the effectiveness of cognitive therapy and family psychoeducation therapy on low self esteem with intervention research.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Riska Amalya
Abstrak :
Halusinasi merupakan salah satu masalah yang banyak dialami oleh klien dengan skizofrenia. Tanda dan gejala yang dialami oleh klien halusinasi salah satunya adalah keluyuran yang menjadi hal mengkhawatirkan bagi keluarga. Keluarga yang merawat klien dengan halusinasi merasakan beban yang cukup berat dalam merawat klien. Adapun sumber beban pengasuh lainnya adalah tidak terpenuhi kebutuhan dan kesulitan dalam memberikan perawatan kepada klien.. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menggambarkan manajemen kasus spesialis melalui pemberian psikoedukasi keluarga dan terapi suportif berbasis kebutuhan keluarga dalam merawat klien dengan halusinasi. Metode yang digunakan adalah case series. Manajemen kasus ini dilakukan pada 7 keluarga yang mendapatkan tindakan keperawatan ners, psikoedukasi keluarga, dan terapi suportif. Pengkajian awal pada keluarga menggunakan instrumen Camberwell Assessment of Need Short Appraisal Schedule (CANSAS) untuk mengkaji kebutuhan keluarga. Hasil analisa kasus menunjukkan perubahan pada kebutuhan keluarga yang pada saat sebelum diberikan tindakan tidak terpenuhi menjadi terpenuhi dan juga terjadi perubahan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan halusinasi. Tindakan keperawatan ners direkomendasikan dilakukan oleh perawat puskesmas serta psikoedukasi keluarga dan terapi suportif dapat dilakukan oleh perawat spesialis jiwa dalam membantu memenuhi kebutuhan keluarga yang merawat klien dengan halusinasi. ......Hallucinations is one of the problems experienced by many clients with schizophrenia. Signs and symptoms experienced by hallucinations clients, one of which is wandering which is a worrying thing for the family. Families who treat clients with hallucinations feel a considerable burden in caring for clients. The source of the burden of other caregivers is unmet needs and difficulties in providing care to clients. The purpose of writing this scientific paper is to describe case management through the provision of family psychoeducation and supportive therapy based on carers need in caring for clients with hallucinations. The method used is case series. This case management was carried out in 7 families who received general nursing intervention, family psychoeducation, and supportive therapy. The initial assessment of the family used the Camberwell Assessment of Need Short Appraisal Schedule (CANSAS) instrument to assess carers need. The results of case analysis show changes in carers need which at the time before being given unfulfilled actions are fulfilled and there is also a change in the increase in family capacity in caring for clients with hallucinations. General nursing intervention are recommended performed by nurses in community and family psychoeducation and supportive therapy can be carried out by psychiatric nurses to help meet the needs of families caring for clients with hallucinations.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Fahrizal
Abstrak :
Mental disorders are predicted to increase every year. Patients with severe mental disorders, such as schizophrenia, often engage in violent behavior. The treatment of such patients can use general nursing treatments (anger management with physical therapy, taking medicines regularly, and verbal and spiritual methods) and specialist nursing interventions (assertive training and family psychoeducation). This case report involved 11 patients, with the majority aged between 26 and 60 years, unemployed, high school graduates, unmarried, and with previous inpatient history. Generalist and specialist nursing interventions (assertive training and family psychoeducation) use Roy’s adaptation theory and Stuart’s stress adaptation approach. Nursing interventions were conducted sequentially, starting with generalist nursing interventions, followed by specialist ones. The method used was a pre–posttest in which each patient received generalist and specialist nursing interventions, assertive training, and family psychoeducation, each consisting of five sessions. Results of assertive training therapy and family psychoeducation showed a decrease in the signs and symptoms of violent behavior as well as an improvement in the patient’s ability to overcome the risk of violent behavior. The application of Roy’s adaptation theory and Stuart’s stress adaptation approach is potentially appropriate for the treatment of patients with a risk of violent behavior.
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
610 UI-JKI 23:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rasmawati
Abstrak :
Heart failure and hypertension are non-communicable diseases that are responsible for 70% of deaths worldwide and cause anxiety and impaired body image. Nursing interventions (therapy in general) and acceptance and commitment therapy increase patients’ acceptance of the disease and commitment to alleviate anxiety and improve impaired body image. Meanwhile, family psychoeducation improves the family’s ability to care for the patient. This case report presents two patients with heart failure and hypertension. The two patients experienced a decrease in symptoms on the cognitive aspects (difficulty concentrating, focusing on self, and decline body changes), affective aspects (worry, shame, and despair), physiological aspects (sleep disorders and appetite), and behavioral aspects (daydreaming, decreased productivity, and social difficulties). Patients who find difficulty enjoying daily activities and increasing their ability and commitment to overcome anxiety and impaired body image should receive nursing intervention, acceptance and commitment therapy, and family psychoeducation as part of nursing services.
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
610 UI-JKI 23:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gajali Rahman
Abstrak :
ABSTRAK
Keluarga merupakan salah satu faktor pencetus timbulnya masalah kesehatan mental klien sebagai akibat sikap keluarga yang tidak terapeutik sehingga tidak mampu mendukung dalam perawatan klien. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui pengaruh Family Psychoeducation Therapy (FPE) terhadap kemampuan keluarga merawat klien skizofrenia dengan halusinasi. Penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan rancangan pre post test without control group design dengan intervensi Family Psychoeducation. Jumlah sampel 25 keluarga (total sampling) yang memiliki pasien skizofrenia dengan halusinasi. Hasil: ditemukan peningkatan kemampuan kognitif keluarga (p=0,0001 ; α=0,05) dan peningkatan kemampuan psikomotor keluarga merawat (p=0,0001 ; α=0,05) dalam merawat pasien skizofrenia. Terapi ini direkomendasikan sebagai terapi yang bisa meningkatkan kemampuan kluarga dalam merawat pasien skizofrenia dengan halusinasi
ABSTRACT
Family is one of the trigger client's mental health problem as the effect of nontherapeutic family's behaviours so unable to supporting client's care. The aim of this study is to identify the effect of family psychoeducation therapy toward famiky's ability to care schizopren's client with halusination. This is a quasi experiment study with pre and post test study without control group design, the intervention is family psychoeducation. The amount of samples on this study are 25 families (total sampling), who have schizofren with halusination. Result: there is an increase of cognitive family's ability (p=0,0001; @=0,05) and increase of pshycomotor family's ability (p=0,0001; @=0,05) to care schizofren's patient. This therapy was reccomended to increasing family's ability to care schizofren's patient with halusination
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Aan
Abstrak :
Merawat penderita stroke kerap memunculkan stres dan pengalaman emosional negatif yang menjadi beban psikologis bagi anggota keluarga yang menjadi caregiver. Pemahaman yang kurang mengenai penyakit seringkali memunculkan asumsi keliru terhadap situasi yang dihadapi oleh caregiver selama merawat yang kemudian berkontribusi dalam peningkatan stres caregiver. Jika tidak ditangani, beban caregiver dapat menurunkan kualitas hidup caregiver sekaligus mempengaruhi kualitas perawatan yang diterima penderita stroke. Psikoedukasi merupakan program yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan membangun keterampilan yang dibutuhkan caregiver dalam menjalankan tugas perawatan. Penelitian ini menggunakan one group before after pretest - posttest design, dengan memberikan psikoedukasi kepada 3 orang anggota keluarga penderita stroke yang menjadi caregiver sebagai partisipan. Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran pretest dan posttest. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa psikoedukasi berhasil membantu mengurangi beban caregiver pada 2 partisipan yang ditunjukkan oleh penurunan skor ZBI dan GHQ dan perubahan positif yang dirasakan caregiver. ......Caring for patients with stroke often has stress and negative emotional experiences as its consequences and become a psychological burden for family members who become caregivers. Knowledge deficits often contribute to false assumptions which inadvertently exacerbate stress levels in caregivers If left untreated, caregiver burden will decrease caregiver 39 s quality of life as well affects the quality of care received by stroke patients. Psychoeducation is a program aimed to improve knowledge and build the skills needed by caregiver in caregiving tasks. This study used a one group before after pretest posttest design, by providing psychoeducation to 3 family caregivers who became participants. The analysis was done by comparing the measurement results of pretest and posttest. The results showed that psychoeducation helped reducing caregiver burden of 2 participants, indicated by the decrease in ZBI and GHQ scores and perceived positive changes by the caregivers.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47386
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Ariyana Rahayu
Abstrak :
Kusta merupakan suatu penyakit yang mendatangkan stigma sehingga menimbulkan masalah psikososial bagi penderita kusta, keluarga maupun masyarakat. Keluarga sebagai support system diharapkan mampu memberikan dukungan psikososial bagi penderita kusta sehingga masalah psikososial yang muncul dapat teratasi. Psikoedukasi keluarga merupakan suatu strategi yang dapat diterapkan untuk membantu keluarga dalam memberikan dukungan psikososial kepada penderita kusta. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh psikoedukasi keluarga terhadap dukungan psikososial keluarga kepada anggota keluarga yang menderita kusta. Jenis penelitian kuasi eksperimen pre-post test dengan kelompok kontrol, menggunakan 42 sampel (intervensi dan kontrol). Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan signifikan dukungan psikososial keluarga sebelum dan setelah diberikan psikoedukasi keluarga pada kelompok intervensi. Psikoedukasi keluarga dapat dikembangkan ke arah pembentukan self help group bagi keluarga dan penderita. ......Leprosy is a disease that brings stigma that cause psychosocial problems for the clients, their families and communities. Family as a support system is expected to provide psychosocial support for people with leprosy so that psychosocial problems can be resolved. Family psychoeducation is a strategy that can be applied to assist families in providing psychosocial support to people with leprosy. This study aimed to identify the effect of family psychoeducation to family psychosocial support in family members suffering from leprosy. The study used quasi experimental, pre-post test with control group design, using 42 samples (intervention and control). Results showed that there was a significant difference between family psychosocial support before and after provision of family psychoeducation in the intervention group. Family psychoeducation can be developed toward the establishment of self help group for the families and clients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>