Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Claes, Paul
Amsterdam: Bezige Bij, 2006
BLD 839.313 CLA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Feranindhya Agiananda
Abstrak :
Latar Belakang: Keluarga, sebagai caregiver, memiliki peran yang besar dalam penatalaksanaan penderita skizofrenia. Namun, dalam melakukannya banyak hal yang mungkin timbul dan akan berpengaruh dalam kualitas perawatan yang diberikan. Beban yang dirasakan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan sumber daya yang dimiliki, semuanya berpengaruh pada kualitas perawatan yang diberikan oleh keluarga terhadap penderita skizofrenia. Obyektif: Untuk mendapatkan gambaran yang lengkap dan mendalam mengenai beban, kebutuhan, dan sumber daya yang dimiliki keluarga dalam melakukan perawatan terhadap penderita skizofrenia. Metode: Dilakukan studi kasus pada empat keluarga yang merawat penderita skizofrenia yang berobat di RS Dr. Cipto Mangunkusumo. Sampel diambil secara purposif dengan karakteristik lamanya menderita skizofrenia (akut: kurang atau sama dengan dua tahun dan kronis: lebih dari dua tahun), posisi penderita terhadap caregiver utama, tingkat sosial ekonomi, dan jenis kelamin. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam bentuk semi terstruktur sebagai metode utama dan observasi sebagai metode penunjang sebanyak tiga kali dengan selang waktu selama satu bulan. Hasil: Semua responden dalam penelitian ini mengalami beban yang berat dalam merawat anggota keluarganya yang menderita skizofrenia. Beratnya beban yang dirasakan dipengaruhi oleh faktor perjalanan penyakit penderita skizofrenia, ekspresi emosi dan karakter caregiver, stigma, pengetahuan caregiver terhadap penyakit, kemudahan akses ke pelayanan kesehatan, sumber daya yang dimiliki oleh caregiver, baik berupa dukungan sosial maupun finansial, posisi penderita terhadap caregiver utama dalam keluarga, dan budaya. Kebutuhan yang belum terpenuhi adalah kebutuhan akan perbaikan kesehatan (perubahan atau perbaikan gejala penderita skizofrenia), kebutuhan akan pelayanan kesehatan mental (adanya pertemuan kelompok penderita dan pelatihan keterampilan kerja, sharing groups bagi caregiver, obat murah/generik, pelayanan yang kontinu, mendapat pelayanan yang ramah dan bersahabat dari petugas kesehatan di tempat berobat), dan kebutuhan akan tindakan aktif dari pekerja kesehatan (informasi seputar skizofrenia, dilibatkannya penderita dalam perencanaan pengobatan, terapis merencanakan terapi yang sesuai dengan kebutuhan penderita dan selalu mengevaluasi hasil pengobatannya, serta membantu menjembatani masalah keluarga sehubungan dengan perawatan penderita). Simpulan: Caregiver penderita skizofrenia mengalami beban yang berat dalam melakukan perawatan. Banyaknya kebutuhan yang belum terpenuhi ikut memperberat beban yang dirasakan para caregiver. Diperlukan tindakan aktif dari pekerja kesehatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut agar beban yang dirasakan dapat berkurang dan kualitas perawatan yang diberikan menjadi optimal.
Background: Family as a caregiver has an important role in faking care of patient with schizophrenia. However, a lot of problem might come into sight While carrying out those tasks which could influencing the quality of caring. The experienced burdens, unfulfilled needs, along with limited resources would shape the quality of caring which been given to patient with schizophrenia by the family. Objective: To obtains the complete and deep-rooted picture about burden, need and resource owned by the family in raking care of patient with schizophrenia. Method: The case study was performed in four families who took care of schizophrenia patient from Cipto Mangunkusumo General Hospital. The sample was taken purposively with duration of sickness (acute: from 2 years and below and chronic: more than 2 years), the patient position to the main caregiver, socioeconomic level, and gender as their characteristics. The data were obtained with semi-structured - in depth interview as its core method and observation as its complementary method which were repeated 3 times with I month interval in between. Results: All respondents in this research were experiencing serious burden in taking care their family member who suffered from schizophrenia. The burden intensity which experienced was influenced by the course of illness, emotional expression and caregiver's character, stigma, caregiver?s knowledge about the illness, accessibility of the mental health care, caregiver's resources (social and financial support), patient's position to the main caregiver, and culture. The unfulfilled needs are the needs for health improvement (alteration or reduction of schizophrenia's symptoms), the needs for mental health care (schizophrenia patient group meeting and occupational [raining, sharing groups for caregiver, low price drugs, continual treatment, friendly and cozy health provider, and the needs for dynamic treatment from the health worker (recent information about schizophrenia, involving the patient into their treatment plan, regular evaluation of the treatment result by the physician and treatment planning according to die patient 's needs) Conclusions: Caregiver of the patient with schizophrenia has a serious burden in performing their work. The unfulfilled needs also make the caregiver?s burden even heavier. Health worker should be more active in satisfying caregiver's needs in order to reduce their burden and optimizing their service quality.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Amanda Hakim
Abstrak :
ABSTRACT The focus of this study is on the importance in applying color psychology in general hospitals to support the healing methods of human psychological and physiological condition. The purpose of this study is to understand how colors have direct impacts on human beings and also to find the appropriate colors to apply into spaces in health care facilities according to the tasks being carried out in each space. Understanding this will encourage the development of better healing environmental designs for future hospitals and other health care facilities by applying the appropriate colors, since most hospitals and other health care facilities, especially in Indonesia, have not applied the color psychology principles in their architectural spaces. Two case studies of general hospitals that are recently built are analyzed and compared. The first hospital is Siloam Hospitals Simatupang in South Jakarta, Indonesia, and the other one is Middle Tennessee Medical Center in Tennessee, United States of America, where both are very different in terms of the colors applied inside the facilities. It has been proved that the general hospital in Jakarta have not applied the appropriate color psychology into its architectural spaces, while the Middle Tennessee Medical Center in the United States of America has successfully achieved the new approach of health care facility, which is more welcoming, soothing and provides human warmth, by applying the appropriate colors inside the facility and still giving variations but within reasons.
ABSTRAK Penelitian ini berfokus pada pentingnya penerapan psikologi warna di rumah sakit umum untuk mendukung metode penyembuhan kondisi psikologis dan fisiologis manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana warna mempunyai dampak langsung terhadap manusia dan juga untuk menemukan warna yang sesuai untuk diterapkan ke dalam ruangan-ruangan di fasilitas kesehatan yang bergantung pada kegiatan yang terjadi di dalamnya. Memahami hal-hal tersebut akan mendorong pengembangan desain lingkungan penyembuhan yang lebih baik untuk rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya di masa depan dengan menerapkan warna yang tepat, karena sebagian besar rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, terutama di Indonesia, belum menerapkan prinsipprinsip psikologi warna dalam ruang arsitektur mereka. Dua studi kasus rumah sakit umum yang termasuk baru dalam pembangunannya telah dianalisa dan dibandingkan. Rumah sakit umum pertama adalah Siloam Hospitals Simatupang di Jakarta Selatan, Indonesia, dan yang kedua adalah Middle Tennessee Medical Center di Tennessee, Amerika Serikat, dimana keduanya sangat berbeda dalam warna yang diterapkan di dalam fasilitasnya. Telah terbukti bahwa rumah sakit umum di Jakarta belum menerapkan psikologi warna yang tepat dalam ruang arsitekturnya, sementara Middle Tennessee Medical Center di Amerika Serikat sudah berhasil mencapai pendekatan baru untuk fasilitas kesehatan, yaitu lebih menyambut, menenangkan, dan menghangatkan, dengan menerapkan warna yang tepat serta memberikan variasi namum tetap dengan alasan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library